Anda di halaman 1dari 12

Teori Arsitektur Terkait Elemen-elemen Interior

yang Mempengaruhi Kualitas Pemandangan (View)


Ruangan

JURUSAN ARSITEKTUR

Mata kuliah

Azaz desain arsitektur 1

Anggota:

1. Michael Sepdimanuel Setijo 185060500111020


2. Farah Athaya Salsabilani 185060500111021
3. Eka Putri Ajeng Maulidah 185060500111049
4. Muhammad Izzulhaq Al Ghifari 185060501111010
5. Sherly Dwi Nur Rahmat Putri 185060501111014
6. Lintang Lathiefah Putri 185060501111025
7. Medita Dwi Apriliana 1850605071110005
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PEMANDANGAN/VIEW

a. TEORI DK. CHING


 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PEMANDANGAN
1. FOKUS DAN ORIENTASI BUKAAN
Kualitas ruang lainnya yang harus dipertimbangkan dalam menghasilkan
bukaan-bukaan di dalam lingkungan sebuah ruang adalah fokus dan orientasinya.
Beberapa ruang mungkin memiliki sebuah fokus internal, seperti perapian,
sementara ruang lainnya memiliki orientasi kea rah luar yang dihasilkan oleh
pemandangan ke area luar atau ruang yang berdekatan. Bukaan jendela dan
skylight menyediakan pemandangan ini serta menciptakan suatu hubungan visual
antara ruang dan lingkungan sekitarnya.

2. UKURAN BUKAAN
Ukuran dan lokasi bukaan-bukaan ini dengan sendirinya akan menentukan sifat
titik pandangnya serta tingkat privasi visual bagi sebuah ruang interior.
 Bukaan Kecil

Sebuah bukaan yang kecil dapat mengungkap suatu detail jarak dekat atau
membingkai suatu pemandangan sehingga kita melihatnya seperti halnya
sebuah lukisan di dinding
 Bukaan Sempit dan Panjang
Sebuah bukaan yang sempit dan panjang
entah itu vertikal maupun horizontal, tidak
hanya dapat memisahkan dua buah bidang,
tapi juga mengungkapkan apa yang ada di
luarnya.

 Bukaan Berkelompok
Sekelompok jendela dapat
disusun untuk memecah sebuah
pemandangan dan memancing
terjadinya pergerakan di dalam
ruang.

3. BAGAIMANA PEMANDANGAN DIBINGKAI


Ketika bukaan tersebut berkembang, ia akan memberi sebuah ruang
pemandangan yang lebih luas lagi Pemandangan yang besar ini dapat
mendominasi sebuah ruang atau berfungsi sebagai latar belakang bagi aktivitas di
dalamnya.

Pemandangan pun tidak harus terbatas hanya


ke ruang luar atau ruang yang berdekatan saja.
Elemen-elemen desain interior pun dapat
menyajikan elemen-elemen penarik perhatian
visual.

4. LOKASI BUKAAN
 Sebuah jendela dapat ditempatkan sedemikian
rupa sehingga suatu pemandangna khusus dapat
dilihat hanya dari satu posisi di dalam sebelah
ruang.
 Bukaan-Bukaan interior menawarkan pemandangan dari satu ruang ke ruang
yang lainnya. Sebuah bukaan dapat diorientasikan ke atas untuk memberikan
pemandangan ke puncak pohon dan langit.

 Sebuah jendela anjungan dapat memproyeksikan seseorang ke dalam suatu


pemandangan. Jika jendela itu cukup besar, ruang yang diproyeksikan dapat
menjadi sebuah bilik yang dapat dihuni.

PEMANDANGAN/VIEW

RAGAM VIEW
1. VIEW ALAMI
View alami adalah view/pemandangan yang sebenarnya sudah ada atau sudah bisa
dirasakan keberadaannya sejak sebelum tapak tersebut di desain oleh sang
arsitek/desainer. View alami juga lebih terasa natural dikarenakan memang hanya sedikit
tersentuh oleh arsitek atau bahkan tidak tersentuh sama sekali. Kebanyakan view alami ini
ditemukan pada tapak-tapak yang cenderung memiliki area yang cukup luas dan kepadatan
bangunan disekitar yang kurang. Contoh dari view alami di antaranya seperti pantai,
danau, dan daerah pegunungan.

Sumber 1 : https://indonesia.tripcanvas.co/id/semarang/hotel-murah-dengan-kolam-renang/

2. VIEW BUATAN
View buatan adalah view/pemandangan yang sebelumnya tidak ada atau kurang menarik
keberadaannya pada tapak. Hilangnya view pada tapak dapat disebabkan oleh beberapa
faktor seperti padatnya penduduk atau bangunan di sekitar tapak, pernah terjadi suatu
bencana di daerah tapak, atau bahkan memang yang sejak awal kondisi view tidak
memungkinkan/kurang menarik. Dari beberapa faktor tersebut kebanyakan disebabkan
oleh padatnya bangunan di sekitar tapak. Dengan keadaan tersebut sang arsitek dituntut
untuk menciptakan suatu view buatan agar kualitas ruang tetap seimbang. Contoh view
buatan seperti kolam renang/ikan, air terjun buatan, taman buatan, dan lain-lain.

Sumber 2: https://www.surabaya.singgasanahotels.com/id/inspired/news/1123/5-swimming-pools-worth-to-visit-in-surabaya

CARA MENGHADAPI PEMANDANGAN YANG TIDAK SEDAP

“pemandangan harus tidak terbatas hanya ke ruang luar atau ruang yang berdekatan saja.
Elemen-elemen desain interior pun dapat menyajikan elemen-elemen penarik perhatian visual.”
– Francis D. K. Ching
Tidak semua sisi bangunan memiliki view atau pemandangan yang bagus untuk di beri
bukaan. Namun terkadang bukaan itu harus ada untuk sirkulasi udara dan akses masuk cahaya
alami. Untuk menghindari view yang tidak / kurang bagus untuk di pandang dari dalam ruangan
melalui bukaan-bukaan, kita dapat menggunakan elemen elemen interior untuk memperbaiki
view.menurut Francis D.K. Ching, Elemen-elemen desain interior pun dapat menyajikan elemen-
elemen penarik perhatian visual.

Berikut beberapa cara dan contoh untuk menghadapi pemandangan yang tidak sedap

1. Menggunakan pengelompokan jendela jendela kecil.


-Pengelompokan jendela dengan meng cluster kan bukaan yang memiliki nilai estetika
visual. Bagian luar yang tidak memiliki nilai estetika visual pun tidak perlu di beri
bukaan.
2. Menyaring pemandangan dengan menaruh benda display.
-pemandangan yangkurang baik juga dapat ditutupi dengan benda benda display yang
memilki daya tarik visual untuk mengalihkan fokus dari pengguna ruangan dan
memperindah ruangan.

3. Mengalih kan perhhatian menjauhi pemandangan.


-pemandangan yang kurang baik juga dapat dihindari dengan membelokan jendela
menjahui akses visual pengguna ruangan. Dengan demikian pengguna tidak dapat
melihat pemandangan itu dan akses cahaya / sirkulasi penghawaan tetap ada.
4. Pemandangan buatan.
-jika memang tidak ada bukaan yang memiliki nilai estetika visual maka kita juga dapat
membuat pemandaangan itu sendiri. Biasa nya dengan mebuat taman atau kolam buatan.

SUMBER:

D.K.Ching, Francis. (1999) Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Edisi ke-3.
Jakarta: Erlangga
Pemandangan atau view menurut grande dan patil
a. Teori grande dan patil
Beberapa faktor seperti cahaya, suara, warna, aroma, dan pemandangan ternyata dapat
mempengaruhi proses penyembuhan seorang pasien. Kondisi ini dapat dimanfaatkan
untuk mempercepat prosesnya, tentu dengan menata ruangannya hingga sedemikian
rupa sehingga tercapai keadaan ruang yang mendukung penyembuhan tersebut. Dalam
teori tersebut disebutkan bahwa pandangan termasuk salah satu hal yang ikut
mempengaruhi. Pandangan ini bisa tertuju pada pemandangan yang ada di sekitar
bangunan.
Dari teori tersebut penerapannya dilakukan dengan healthcare building seperti rumah
sakit, klinik, maupun pusat rehabilitasi. Seperti sebuah penelitian oleh Roger Ulrich yang
menyimpulkan bagaimana seorang pasien yang sedang dalam proses pemulihan setelah
operasi hanya mengambil sedikit obat dan menunjukkan hasil negative terhadap
komplikasi saat diperiksa perawat hal itu dikarenakan kamar yang dipakai pasien
memiliki jendela kamar yang menghadap langsung kea lam hijau, hal tersebut
berbanding dengan proses penyembuhan pasien yang memiliki ruang kamar tanpa
pemandangan langsung ke arah alam atau hanya terdapat dinding bata didepan jendela.

b. Ragam pemandangan (view)


1. Pemandangan alami
2. Pemandangan buatan
3. Pemandangan bangunan
4. Pemandangan antar ruang
Sumber :

Anda mungkin juga menyukai