Gaya desain Art Deco mulai lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir
sebelum Perang Dunia II. Gaya ini banyak diterapkan di berbagai macam bidang,
seperti eksterior, interior, mebel, fashion, lukisan, poster, seni grafis, perfilman,
hingga perhiasan. Gaya ini mengalami puncak popularitas pada tahun 1920
hingga 1939.
Para ahli dari Art Deco menganggap bahwa Art Deco merupakan
gabungan dari beberapa jenis gaya yang populer di abad 20. Art Deco dipercaya
terpengaruh oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Modernisme,
Kubisme, Futurisme, Bauhaus, Konstruktivisme dan Art Nouveau, serta juga
mengambil ide-ide desain kuno seperti Mesir, Siria, dan Persia.
Kelebihan gaya Art Deco adalah dapat memberikan kesan anggun dan
mewah ke dalam ruangan, serta gaya ini dianggap fungsional dan ultra modern.
Gaya Art Deco benar-benar murni bersifat dekoratif yang sangat kental.
mengkilap, gambar bergaya pesawat terbang, mobil, kapal pesiar dan gedung
pencakar langit. Motif alam seperti kerang, matahari terbit, dan bunga juga
dipakai untuk mewakili keanggunan, kemewahan, dan fungsionalitas.
Desainer paling berpengaruh pada periode Art Deco adalah A.M
Cassandre. Poster yang dia buat membantu orang-orang menentukan tampilan Art
Deco dan ilustrasi secara keseluruhannya juga sangat geometris. Cassandre
percaya pada integrasi kata dan gambar dan proses ini merupakan kontribusi
penting untuk desain grafis.
Sayangnya gaya Art Deco perlahan mulai kehilangan dukungannya di
Barat ketika mulai diproduksi secara massal. Hal itu terjadi karena gaya tersebut
dianggap mencolok dan memberikan kesan kemewahan yang palsu. Gaya tersebut
akhirnya diakhiri dengan langkah-langkah penghematan pada masa Perang Dunia
II. Lalu, ada kebangkitan kembali minat pada gaya Art Deco selama tahun 1960-
an dan selama tahun 1980-an. Sampai saat ini pun masih ada desainer maupun
arsitek yang memilih gaya Art Deco untuk membuat karyanya.