Anda di halaman 1dari 8

TEMA :

SYUKUR NIKMAT KUNCI


KEBAHAGIAAN

OLEH :

DR. KH. SUKRING SYAMSUDDIN., M.Pd.I

Unaaha, 1 Syawal 1444 H


٣×) ُ‫( ﷲُ أَ ْﻛﺒَﺮ‬٣×) ُ‫ﷲُ أَ ْﻛﺒَﺮ‬
َ‫ﻋ ْﺒﺪَهُ وَ أَﻋَﺰﱠ ُﺟ ْﻨﺪَهُ وَ ھَﺰَ َم اﻷ َﺣْ ﺰَ اب‬ َ َ‫ﺻﺪَقَ وَ ْﻋﺪَهُ وَ ﻧَﺼَﺮ‬ َ ُ‫ ﻻَإِﻟٰ ﮫَ إِﻻﱠﷲُ وَ ﺣْ ﺪَه‬،َ‫َﺻ ْﯿﻼ‬ ِ ‫وَ أ‬
َ‫ِﺼﯿْﻦَ ﻟَﮫُ اﻟ ِﺪّﯾْﻦَ وَ ﻟَﻮْ ﻛ َِﺮهَ اﻟﻜﺎَﻓِﺮُ وْ ن‬ ِ ‫وَ ﺣْ ﺪَهُ َﻻإِﻟٰ ﮫَ إِﻻﱠﷲُ وَ ﻻَ ﻧَ ْﻌﺒُﺪُ إِﻻﱠ إِﯾّﺎَهُ ﻣُﺨْ ﻠ‬
ُ‫ أ َ ْﺷ َﮭﺪُ أَنْ ﻻَإِﻟٰ ﮫَ إِﻻﱠﷲ‬. َ‫ﺿﯿَﺎﻓَﺔً ِﻟﻌِﺒﺎ َ ِد ِه اﻟﺼﱠﺎﻟِﺤِ ﯿْﻦ‬ ِ ‫اﻟﺼّﯿﺎ َ َم أَﯾّﺎ َ َم اﻷَﻋْﯿﺎ َ ِد‬
ِ
ُ‫ﻋ ْﺒﺪُهُ وَ رَ ﺳُﻮْ ﻟُﮫ‬ َ ‫ﺳﯿِّﺪَﻧﺎ َ وَ ﻣَﻮْ ﻻَﻧَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًا‬َ ‫ﻻَﺷَﺮِ ﯾْﻚَ ﻟَﮫُ اﻟﱠﺬِيْ َﺟﻌَ َﻞ اﻟ ﱠﺠﻨﱠﺔَ ِﻟ ْﻠ ُﻤﺘ ﱠ ِﻘﯿْﻦَ وَ أ َ ْﺷ َﮭﺪُ أَنﱠ‬
‫ﻋﻠَﻰ آ ِﻟ ِﮫ‬ َ َ‫ﺳﯿِّ ِﺪﻧَﺎ ُﻣ َﺤﻤﱠـ ٍﺪ و‬ َ ‫ﻰ‬ َ ‫ﺳ ِﻠّ ْﻢ وَ ﺑﺎ َِركْ ﻋَﻠ‬
َ َ‫ﺻ ِّﻞ و‬َ ‫ اﻟﻠﱣ ُﮭ ﱠﻢ‬. ِ‫اﻟﺼّﺮَ اطِ اﻟ ُﻤ ْﺴﺘَ ِﻘﯿْﻢ‬
ِ ‫ﻰ‬ َ ‫ااﻟﺪﱠا ِﻋ ْﻲ إِﻟ‬
‫ت‬ ِ َ ‫ﻓَﯿَﺂأَﯾﱡﮭَﺎاﻟﻤُﺆْ ﻣِ ﻨُﻮْ نَ وَ اﻟﻤُﺆْ ﻣِ ﻨﺎ‬. ُ‫ أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌﺪ‬. َ‫ﻰ ﯾَﻮْ مِ اﻟ ِﺪّﯾْﻦ‬ َ ‫وَ أَﺻْﺤﺎَﺑِ ِﮫ وَ ﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَ ُﮭ ْﻢ ﺑِﺈِﺣْ ﺴَﺎنٍ إِﻟ‬
‫ وَ اﺗﱠﻘُﻮْ ا ﷲَ ﺣَﻖﱠ ﺗ ُﻘﺎَﺗِ ِﮫ وَ ﻻَﺗَﻤُﻮْ ﺗ ُﻦﱠ إ ﱠِﻻ وَ أَ ْﻧﺘ ُ ْﻢ‬. َ‫ﺻ ْﯿ ُﻜ ْﻢ وَ ﻧَ ْﻔ ِﺴ ْﻲ ﺑِﺘَﻘْﻮَ ى ﷲِ ﻓَﻘَ ْﺪ ﻓَﺎزَ اﻟ ُﻤﺘﱠﻘُﻮْ ن‬ ِ ْ‫أ ُو‬
َ‫ُﻣ ْﺴ ِﻠﻤُﻮْ ن‬
Sidang Id yang berbahagia
Bersamaan dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat sore kemarin, bulan suci
ramadhan telah berlalu, bulan yang penuh rahmat telah pergi, bulan yang sarat
dengan ampunan itu telah lewat, bulan yang bertaburan berkah itu telah
meninggalkan kita semua. Bulan ramadhan yang Agung telah meninggalkan kita
dengan sejumlah kenangan dan kesan. Kepadanya kita mengucapkan selamat jalan
ramadhan, semoga bertemu kembali pada tahun yang akan datang. amin

Marilah kita renungkan apa yang kita lakukan pada hari raya Idul Fitri. Kita penuhi
langit dengan gemuruh takbir, tahmid, dan tahlil. Kita sampaikan rasa syukur kita
kepada Pencipta langit dan bumi dengan memperbanyak takbir, tahmid dan tahlil.

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu


mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur. (Q.S. 2: 185).

Allahu Akbar Wa lillahil hamd


Allah swt mengingatkan agar banyak bersyukur atas kenikmatan yang kita rasakan
selama berpuasa dan hari-hari selanjutnya adalah kanuria Allah yang wajib
disyukuri, berterima kasih kepada yang telah memberikan segalanya dalam hidup ini.
Kenikmatan yang diberikan yang tak terhitung dan tak terhingga jumlahnya.
 Setiap tetes udara yang Kita hirup adalah nikmat Allah
 Setiap denyut dan detak jantung adalah nikmat Allah
 Setiap tarikan nafas oksigen adalah nikmat Allah
 Setiap mata memandang adalah nikmat Allah
 Setiap telinga yang mampu mendengar adalah nikmat Allah
 Setiap langkah kaki, ayunan tangan, gerakan tubuh adalah nikmat Allah
 Setiap penciuman yang kita rasakan adalah nikmat Allah
 Setiap anak, isteri/suami adalah nikmat adalah nikmat Allah
 Setiap pangkat, jabatan, kekuasaan, dan kedudukan adalah kanrunia dan
nikmat Allah
 Setiap harta, bentuk rupa yang cantik dan tampan adalah nikmat Allah
Waktu dan kesehatan adalah nikmat yang tak bisa di nilai dengan uang berarpun
jumlahnya, dan itulah yang sering dilupakan , Nabi bersabda:

ُ‫ﺼ ﱠﺤﺔُ وَ ا ْﻟﻔَﺮَ اغ‬


ّ ِ ‫ اﻟ‬، ‫ﱠﺎس‬
ِ ‫ﻧِ ْﻌ َﻤﺘَﺎنِ َﻣ ْﻐﺒُﻮنٌ ﻓِﯿ ِﮭﻤَﺎ َﻛﺜِﯿﺮٌ ﻣِ ﻦَ اﻟﻨ‬
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu
senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Setiap kali bersujud, ruku, taat beribadah, adalah nikmat dan anugrah Allah yang
tak dapat kita menghitungnya.
Setiap iman, Islam, ilmu, akhlak itulah nikmat terbesar yang tak bisa di ukur dengan
apapun termasuk seluruh dunia dan seisinya. Firman Allah. Q.S.16;18.

Terjemahnya: Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha
Penyayang.

Allahu Akbar Walillahilhamd


Semua kenikmatan dan kaunia Allah akan menjadi cobaan, fitnah dan ujian, jika
kita tidak pandai mensyukurinya. Jangan resah terhadap reski yang belum kau
mliki, tapi resahlah terhadap reski yang belum engkau syukuri.
Nikmat anak bisa bisa jadi fitnah dan ujian jika orang tua tidak mampu mendidik
dan membimbing ke arah ketaatan kepada Allah SWT. Nikmat isteri, bisa menjadi
ujian jika tidak berbakti kepada suami dan taat kepada Allah SWT. Harta adalah
nikmat, bisa jadi ujian dunia dan ahirat, jika tidak disalurkan berdasarkan ketetapan
Allah.
Jika semua nikmat, karunia dan reski yang telah kita rasakan bersyukur atas
semuanya, maka karunia dan nikmat tersebut berubah menjadi kebahagiaan,
kesejahtraan dan kedamaian.
Artinya orang yang sudah memiliki anak, isteri/sumai, badan sehat, kecukupan
harta, maka seseorang telah mendapatkan keindahan hidup, karena itu harus
bersyukur kepada Allah, dan merasa puas di atas semua itu.
Orang yang paling bahagia adalah hamba yang paling bersyukur, yang paling banyak
melakukan kebaikan dengan tanganya sendiri. Dan yang paling banyak memberikan
kebaikan kepada saudara-saudaranya.
Kebahagian hakiki adalah ketika kita berbagi kebahagiaan dengan banyak membantu
kaum muslimin dengan mengeluarkan zakat, infaq dan sedeqah. Dan siapapun yang
enggan berzakat Allah akan mengazab di dunia dan di akhirat. Firman Q.S. 9:34,35.

‫ﱠﺎس ﺑِﺎ ْﻟﺒَﺎطِ ِﻞ‬


ِ ‫ﯾٰ ٓﺎَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ٰا َﻣﻨ ُْٓﻮا اِنﱠ َﻛﺜِﯿْﺮً ا ِﻣّﻦَ ْاﻻَﺣْ ﺒَﺎرِ وَ اﻟﺮﱡ ْھﺒَﺎنِ ﻟَﯿَﺄ ْ ُﻛﻠُﻮْ نَ ا َﻣْ ﻮَ ا َل اﻟﻨ‬
‫ﺳﺒِ ْﯿ ِﻞ‬
َ ‫ﯾُ ْﻨ ِﻔﻘُﻮْ ﻧَﮭَﺎ ﻓِ ْﻲ‬
‫ﯿ ٍْۙﻢ‬
Terjemahnya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-
orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan
yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-
orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah,
maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)
azab yang pedih.

‫ظﮭُﻮْ رُ ُھ ۗ ْﻢ ھٰ ﺬَا َﻣﺎ َﻛﻨَﺰْ ﺗ ُ ْﻢ‬


ُ َ‫َﺎر َﺟ َﮭﻨﱠ َﻢ ﻓَﺘُﻜ ْٰﻮى ﺑِﮭَﺎ ﺟِ ﺒَﺎ ُھ ُﮭ ْﻢ وَ ُﺟﻨُﻮْ ﺑُ ُﮭ ْﻢ و‬
ِ ‫ﻋﻠَ ْﯿﮭَﺎ ﻓِ ْﻲ ﻧ‬
َ ‫ﯾﱠﻮْ َم ﯾُﺤْ ﻤٰ ﻰ‬
َ‫ِﻻَ ْﻧﻔُ ِﺴ ُﻜ ْﻢ ﻓَﺬُوْ ﻗُﻮْ ا ﻣَﺎ ُﻛ ْﻨﺘ ُ ْﻢ ﺗَ ْﻜﻨِﺰُ وْ ن‬
Terjamahnya :(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka
Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya
dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”

Allahu Akbar 3x Walilillahilhamd


Orang yang sudah merasakan kehadiran nikmat-nikmat Allah pada dirinya
berkewajiban untukm mengikat dengan syukur, menjaganya dengan ketaatan,
memeliharannya dengan dengan sifat tawaddu, agar nikmta-nikmat itu bisa lestari.
Bersyukur berarti menggunakan semua nikmat sebagaimana mestinya.
Sesungguhnya sesorang yang bersyukur kepada Allah dengan hati, lisan dan
perbuatannya adalah termasuk golongan orang-orang beruntung.
Bersyukur dengan 3 cara :
1. Bersyukur dengan lisan; yaitu dengan menyanjung, memuji, mengingat kepada
yang telah memberikan nikmat
2. Bersyukur dengan hati, yaitu menggambarkan kenikmatan bahwa semua
datang dari Allah swt
3. Bersyukur dengan anggota badan, yaitu dengan menambah ketaatan,
pengabdian dan ketundukan kepada yang memberi nikmat Allah swt.
Ibnu Qayyim Rahimahullah dalam kitabnya Madarijus salihin, mengatakan syukur
itu berlandaskan pada lima kaidah, syukur belum sempurna tanpa 5 hal tersebut;
1. Orang yang bersyukur harus tunduk kepada yang disyukuri
2. Orang bersyukur harius mencinta yang disyukuri
3. Orang yang bersyukur harus memuji yang disyukuri atas nikmat tersebut
4. Orang yang bersyukur harus mengakui pemberi nikmat
5. Orang yang bersyukur harus menggunakan nikmat sesuai dengan ketentusn
syariat.
Mu’min yang puasanya benar dengan prestasi ibadah memiliki prespektif positif
setiap situasi dan keadaan. Dalam hadis disebutkan;

‫ْﺲ ذَاكَ ﻷَ َﺣ ٍﺪ إِﻻﱠ ِﻟ ْﻠﻤُﺆْ ﻣِ ﻦِ إِنْ أَﺻَﺎﺑَﺘْﮫُ ﺳَﺮﱠ ا ُء‬


َ ‫ﻋ َﺠﺒًﺎ ﻷَﻣْ ِﺮ ا ْﻟﻤُﺆْ ﻣِ ﻦِ إِنﱠ أَﻣْ ﺮَ هُ ُﻛﻠﱠﮫُ َﺧﯿْﺮٌ وَ ﻟَﯿ‬
َ
ُ‫ﺻﺒَﺮَ ﻓَﻜَﺎنَ َﺧﯿْﺮً ا ﻟَﮫ‬
َ ‫ﺷﻜَﺮَ ﻓَﻜَﺎنَ َﺧﯿْﺮً ا ﻟَﮫُ وَ إِنْ أَﺻَﺎﺑَﺘْﮫُ ﺿَﺮﱠ ا ُء‬
َ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini
tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka
ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu
pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Syukur serperdua dari iman, sedangkan sabar seperdua dari keimanan. Siapa saja
bersabar dari segala musibah, bersyukur dari segala kenikmatan, maka ia seorang
muslim yang sempurna imannya.
Siapapun yang tdiak tahu mensyukuri nikmat dengan benar maka tipislah harapan
baginya dapat menikmatan kebahagiaan dalam hidup. Bahkan orang yang lalai dan
kufur nikmat akan mendapat azab baik di dunia dan akhirat.
Sukses bukalah kunci kebahagiaan, tapi kebahagiaan adalah kunci kesuksesan.
Bukanlah harta membuatmu bahagia, tapi rasa bersyukurlah yang membuatmu
menjadi orang yang merasakan kebahagiaan. Kita akan banyak mendapatkan
kebahagiaan, jika kita bisa mensyukuri segala yang kita dapatkan.
Perhatikan dan renungkan bagaimana akibat dan hukuman banyak kaum terdahulu
diluluhlantahkan oleh Allah karena kufur nikmat. Kaum Saba’, kaum Tsamud,
qarun. Termasuk manusia modern abad ini, yang Allah telah berikan dan
anugrahkan berbagai sumber daya alam yang melimpah ruah, tetapi mereka lalai
bersyukur. Firman Allah dalam Q.S. 16; 112.

َ َ‫ﯾﱠﺄْﺗِ ْﯿﮭَﺎ ِرزْ ﻗُﮭَﺎ ر‬


ْ‫ﻏﺪًا ِ ّﻣﻦْ ُﻛ ِ ّﻞ َﻣﻜَﺎنٍ ﻓَ َﻜﻔَﺮَ ت‬ ً‫َﻣﺜ ًَﻼ ﻗَﺮْ ﯾَﺔً ﻛَﺎﻧَﺖْ اٰﻣِ ﻨَﺔ‬ َ‫وَ ﺿَﺮَ ب‬
َ‫ﺼﻨَﻌُﻮْ ن‬
ْ َ‫َﺎس ا ْﻟﺠُﻮْ عِ وَ ا ْﻟﺨَﻮْ فِ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮْ ا ﯾ‬
َ ‫ِﻟﺒ‬ ‫ﻓَﺎَذَاﻗَﮭَﺎ‬ ِ‫ﺑِﺎ َ ْﻧﻌُﻢ‬
Terjemahnya; Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri
yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (pen-duduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu
Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan
apa yang mereka perbuat.
Renungkan firman Allah dalam hadis qudzi;
“ wahai manusia! Barangsiapa bersedih karena persoalan dunia , maka ia akan
semakin jauh dari Allah, semakin sengsara di dunia dan semakin menderita di
akhirat. Allah akan menjadikan hati orang tersebut dirundung duka selamnya.
Kebingunan yang tiada berakhir, kepapaan yang berlarut-larut, dan angan-angan
yang selalu mengusik ketenagan hidupnya.
“ wahai manusia! Hari demi hari usiamu semakin berkurang, sementara engkau tidak
menyadarinya. Setiap hari aku datngkan rezeki kepadamu, namun engkau tidak
pernah memuji-Ku, dengan pemberian yang sedikit engkau tidak pernah mau lapang
dada. Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak pernah merasa puas.
“ wahai manusia! Setiap hari aku datangkan rezeki untukmu, namun setiap malam
malaikat datang kepada-Ku dengan membawa catatan perbuatan jelekmu. Engkau
makan dengan lahapnya rezeki-Ku, namun engkau tak segan-segan pula berbuat
durjana kepada-Ku. Aku kabulkan jika engkau bermohon kepada-Ku. Kebaikan-Ku
tak putus-putus mengalir untukmu, namun sebaliknya catatan kejekanmu sampai
kepada-Ku tiada henti. Akulah pelindung terbaik untukmu. Sedangkan engkau
hamba terjelek bagi-Ku. Kau rauf segala yang kuberikan kepadamu. Kututupi
keburukan demi keburukan yang kau perbuat secara terang-terangan. Aku sungguh
malu kepadamu, sedangkan engkau sedikitpun tidak pernah merasa kepada-Ku.
Engkau melupakan diri-Ku dan mengingat yang lain. Kepada manusia engkau
merasa takut, sedangkan kepada-Ku engkau merasa aman-aman saja. Pada manusia
engkau takut dimarahi, tetapi pada murka-Ku engkau tak peduli”.
Sidang Id yang berbahagia.
Mulai hari ini kita semua memikul beban berat untuk mempertahankan ketaqwaan
dan kesucian 11 bulan ke depan. Kebatilan merupakan ancaman permanen siap
meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang hanif dan suci.
Semakin tinggi keimanan dan ketaqwaan seseorang, semakin banyak cobaan dan
ujian yang datang, semakin ketengah bahtera berlayar, semakin besar pula badai dan
gelombang yang menerpa. Semakin tinggi gunung yang kita daki, semakin banyak
onak dan duri yang dihadapi.
Tantangan demi tantangan boleh datang bergelombang, tetapi umat tempaan
ramadhan siap menghadapi dengan jiwa besar tanpa mengenal frustasi apalagi
menyerah pada keadaan yang ditawarkannya.
Bunga semerbak boleh layu dan gugur, tetapi umat Islam tempaan ramadhan tidak
pernah mengalami kelenturan pesona dan keteladanan. Batu gunung boleh terbang
dan jatuh berkeping-keping tetapi umat tauhid rakitan ramadhan, persaudaraan
sejati akan senantiasa utuh sebagai benteng kokoh.
Tali boleh putus bercerai- berai teriris pisau, tetapi kesatuan umat tetap terjalin
utuh. Orang boleh haus dan lapar karena menempuh jalan yang panjang, tetapi umat
tauhid tempaan ramadhan tak akan pernah berkeluh kesah karena kahabisan
tenaga, energi dan kekuatan.
Umat tauhid tempaan ramadhan boleh miskin harta, tetapi mereka tidak akan
pernah mengalami krisis iman dan amal shaleh. Malam boleh gelap gulita, tetapu
umat tauhid rakitan ramadhan tidak pernah tersesat dijalan. Karena imannya
senantiasa bercahaya dan menerangi perjalanan hidupnya.
Zaman boleh berubah menjadi ganas seperti harimau yang lapar, tetapi umat tauhid
tempaan ramadhan tidak akan penah ragu menghadapi kenyataan. Dan bimbang
dalam pikirannya. Itulah jati diri pribadi muslim produk ramadhan yang agung dan
mulai.
Akhirnya, seraya memohon ridho dan ampunan Allah, marilah kita berharap semoga
selepas Ramadhan, perjalanan ibadah haji dan Umrah tahun ini bisa dilaksanakan.
Semoga hati kita menjadi hati yang penuh ketenangan, dan kebahagiaan.. Pada hari
yang penuh ridho Allah ini,. Kita saling memaafkan untuk bersama-sama
membangun hari esok yang lebih baik.
‫ﻣﻦ اﻟﺸﺒﻄﺎن اﻟﺮﺟﯿﻢ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﻓﻠﻨﻔﺴﮫ وﻣﻦ اﺳﺎء ﻓﻌﻠﯿﮭﺎ وﻣﺎ رﺑﻚ ﺑﻈﻼ‬
‫ﻟﻠﻌﺒﯿﺪ‬
‫‪Khutbah ke 2‬‬

‫ﷲُ وَ ﷲُ‬
‫اﻟﺮﱠ ﺣْ ﻤﻦُ اﻟﺮﱠ ﺣِ ْﯿﻢُ‪،‬‬
‫ﺳ َﻞ رَ ﺳُﻮْ ﻟَﮫُ رَ ﺣْ َﻤﺔً ِﻟ ْﻠﻌَﺎﻟَﻤِ ﯿْﻦَ ‪ .‬أ َ ْﺷ َﮭﺪُ أ َنْ ﻵإِﻟَﮫَ إِﻻﱠ ﷲُ‪ ،‬وَ أَ ْﺷ َﮭﺪُ أَنﱠ ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًا رَ ﺳُﻮْ ُل ﷲِ‪.‬‬ ‫أَرْ َ‬
‫ﺻﺤَﺎﺑِ ِﮫ أَﺟْ َﻤ ِﻌﯿْﻦَ أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌﺪُ ‪ .‬ﻓَﯿَﺎ ِﻋﺒَﺎدَ‬ ‫ﻋﻠَﻰ أ ِﻟ ِﮫ وَ أَ ْ‬ ‫ﺳ ِﯿّ ِﺪﻧَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ وَ َ‬
‫ﻋﻠَﻰ َ‬ ‫ﺳ ِﻠّ ْﻢ َ‬‫ﺻ ِّﻞ وَ َ‬ ‫اﻟﻠّ ُﮭ ﱠﻢ َ‬
‫ﻄ ْﻌﺘ ُ ْﻢ‬‫ﺻ ْﯿ ُﻜ ْﻢ وَ ﻧَ ْﻔ ِﺴ ْﻲ ﺑِﺘَﻘْﻮَ ى ﷲِ ﻓَﻘَ ْﺪ ﻓَﺎزَ ا ْﻟ ُﻤﺘﱠﻘُﻮْ نَ ‪ .‬وَ اﺗﱠﻘُﻮا ﷲَ ﻣَﺎا ْﺳﺘَ َ‬ ‫ﷲِ‪ ،‬اِﺗﱠﻘُﻮا ﷲَ‪ .‬أ ُوْ ِ‬
‫اﻟﺮﱠ ﺟِ ﯿْﻢِ ‪.‬‬
‫‪.‬‬
‫ُﻣ ْﺴ ِﻠﻤُﻮن‪.‬‬
‫ﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ‬‫ﺻﻠﱡﻮا َ‬ ‫ﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا َ‬
‫ﻋﻠَﻰ أَ ِﻟ ِﮫ وَ ﺻَﺤْ ﺒِ ِﮫ أَﺟْ َﻤ ِﻌﯿْﻦَ ‪ .‬اﻟﻠّ ُﮭ ﱠﻢ ارْ ضَ‬ ‫ﺳ ِﯿّ ِﺪﻧَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ وَ َ‬ ‫ﻋﻠَﻰ َ‬ ‫ﺻ ِّﻞ َ‬ ‫ﺳ ِﻠّﻤُﻮا ﺗ َ ْﺴﻠِﯿﻤًﺎ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠﻢ َ‬ ‫وَ َ‬
‫ﺼﺤَﺎﺑَ ِﺔ وَ اﻟﺘ ﱠﺎﺑِ ِﻌﯿْﻦَ وَ ﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَ ُﮭ ْﻢ ﺑِﺈِﺣْ ﺴَﺎنٍ إِﻟَﻰ ﯾَﻮْ مِ‬ ‫ﻋَﻦِ ا ْﻟ ُﺨﻠَﻔَﺎءِ اﻟﺮﱠ ا ِﺷ ِﺪﯾْﻦَ وَ ﻋَﻦْ ﺟَﻤِ ْﯿﻊِ اﻟ ﱠ‬
‫اﻟ ِﺪّﯾْﻦ‪.‬‬
‫ت إِﻧﱠﻚَ‬ ‫ت اْﻷ َﺣْ ﯿﺎ َءِ ﻣِ ْﻨ ُﮭ ْﻢ وَ اْﻷ َﻣْﻮَ ا ِ‬
‫ت وَ ا ْﻟﻤُﺆْ ﻣِ ﻨِﯿْﻦَ وَ ا ْﻟﻤُﺆْ ﻣِ ﻨَﺎ ِ‬‫اَﻟﻠّ ُﮭ ﱠﻢ ا ْﻏﻔِﺮْ ِﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺴﻠِﻤِ ﯿْﻦَ وَ ا ْﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠﻤَﺎ ِ‬
‫ﺳَﻤِ ْﯿ ٌﻊ ﻗ َِﺮﯾْﺐٌ ﻣُﺠِ ﯿْﺐُ اﻟﺪﱠﻋَﻮَ اتِ‪ ،‬اﻟﻠّ ُﮭ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُﻚَ إِ ْﯾﻤَﺎﻧًﺎ ﻛَﺎﻣِ ﻼً وَ ﯾَ ِﻘ ْﯿﻨًﺎ ﺻَﺎ ِدﻗًﺎ وَ ﻗَ ْﻠﺒًﺎ ﺧَﺎ ِﺷﻌًﺎ‬
‫وَ ِﻟﺴَﺎﻧًﺎ ذَاﻛِﺮً ا وَ ﺗَﻮْ ﺑَﺔً ﻧَﺼُﻮْ ﺣًﺎ ‪.‬‬
‫ﺻ ِﻠﺢِ اﻟﺮﱠ ِﻋﯿﱠﺔَ وَ اﺟْ ﻌَﻞْ إِ ْﻧﺪُوْ ﻧِ ْﯿ ِﺴﯿﱠﺎ وَ ِدﯾَﺎرَ ا ْﻟ ُﻤ ْﺴﻠِﻤِ ﯿْﻦَ آﻣِ ﻨَﺔً رَ ﺧِ ﯿﱠﺔً‪ .‬رَ ﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟﺪﱡ ْﻧﯿَﺎ‬ ‫اﻟﻠّ ُﮭ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ﺴﻨَﺔً وَ ﻗِ‬‫ﺴﻨَﺔً وَ ﻓِﻲ ْاﻵﺧِ ﺮَ ةِ َﺣ َ‬ ‫َﺣ َ‬

‫ﻈ ُﻜ ْﻢ ﻟَﻌَﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَﺬَﻛﱠﺮُ ونَ ‪ ،‬وَ ﻟَ ِﺬﻛْﺮُ‬


‫وَ ا ْﻟ ُﻤ ْﻨﻜَﺮِ وَ ا ْﻟﺒَ ْﻐﻲ ِ ﯾَ ِﻌ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai