Anda di halaman 1dari 21

LAPOR PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

FUNGSI SARAF DAN REFLEK

OLEH :

CINTYA MUFFI ANGGRAENI

E10022152

D.3

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya hingga saya dapat menyelesaikan
laporan mingguan mata pelajaran “ Anatomi Dan Fisiologi Ternak “ ini
tepat pada wakrunya.
Laporan ini dibuat sebagai tanggung jawab kami atas praktikum
anatomi dan fisiologi ternak yang telah dilaksanakan .Besar harapan
kami agar laporan ini bermanfaat dan menambah wawasan tentang
materi anatomi dan fisiologi ternak. Terimakasih kepada asisten dosen
dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membimbing kami dalam praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak .
Saya menyadari, bahwa laporan ptaktikum ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyususan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih
baik lagi di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Jambi, Maret 2023

Cintya MuffI Anggraeini

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan........................................................................................... 2
1.3 Manfaat......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 4
2.1 Fungsi Saraf................................................................................. 4
2.2 Reflek........................................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 8
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................ 8
3.2 Materi............................................................................................ 8
3.3 Metoda.......................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 9
4.1 Fungsi Saraf.................................................................................. 9
4.2 Reflek............................................................................................ 11
BAB V PENUTUP....................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan................................................................................... 13
5.2 Saran............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Saraf............................................................................................................ 9
2. Reflek......................................................................................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Katak Normal............................................................................................. 10
2. Katak Decereberasi..................................................................................... 10
3. Katak Spinal............................................................................................... 11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem koordinasi merupakan sistem organ yang bekerja sama secara
efisien, suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskan rangsangan tersebut untuk
melakukan gerak. Setiap rangsangan yangkita terima melalui indera kita,
akan diolah di otak.Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke
organ yang bersangkutan.
Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagihewan, karena sistem
saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh
hewanberbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan maka semakin komplek
sistem sarafnya. Sistem saraf merupakan kumpulan serabut-serabut sarafatau
neuron-neuron yang panjang dan dapatmengirimkan impuls saraf. Menurut
Martin (2012),sistem saraf mampu berubah sebagai respon terhadap
stimulasi.Perubahan permanen dimungkinkan dengan paparan jangka panjang
danberulang. Jumlah dan jenis aktivitas memainkan peranan penting dalam
pengembangan dan plastisitas pada sistem saraf. Karena unsur-unsur sistem
saraf pusat manusia (SSP) terus melakukan osilasi (Tallent, 2012).
Sistem syaraf hewan vertebrata dibagi menjadi dua bagian, yaitu
sistem syaraf pusat dansistem syaraf tepi. Sistem syaraf pusat terdiri atas otak
dan sumsul tulang belakang (Campbell, 2008).Sistem saraf disusun oleh dua
tipe sel yaitu sel neuron dan sel glia. Neuron adalah unit kerja fungsional dari
sistem saraf. Kerja sel-sel neuron berlangsung melalui konduksi potensal aksi
yang merupakan perubahan sederhana dalam halpolaritas voltase yang
tercipta antar membran neuron. Potensial aksi merepresentasikan transmisi

1
informasi melalui sistem saraf secara keseluruhan dan sekaligus menjalankan
fungsi koordinasi dankontrol (Santoso, 2009).
Gerak refleks merupakan bagian darimekanisme pertahanan pada
tubuh dan terjadi jauhlebih cepat dari gerak sadar. Gerak refleks
dapatdihambat oleh kemauan sadar; misalnya, bukansaja tidak menarik
tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan
benda panastersebut (Peace, 2010). Semua reaksi motorikmedula spinalis
bersifat otomatis dan terjadi hampirdengan segera sebagai reaksi terhadap
sinyal sensorik.
Untuk terjadinya gerak reflek, maka dibutuhkan struktur-struktur
sebagai berikut, organsensorik yang menerima impuls, serabut sensorikyang
mengantarkan impuls-impuls, sumsum tulang belakang, sel saraf motorik,
dan organ motorik. Gerak refleks terjadi apa bila rangsangan yang diterima
oleh saraf sensorilangsung disampaikan oleh neuron perantara(neuron
penghubung). Hal ini berbeda sekali dengan mekanisme gerak biasa. Gerak
biasarangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian
disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke
saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan
itu diketahui atu dikontrol oleh otak.Sehingga oleh sebab itu gerak biasa
adalah gerak yang disadari.

1.2 Tujuan
Tujuan dari dia dakannya praktikum mengenai fungsi sarah dan reflek
adalah untuk mengetahui bagiab-bagian otak katak dengan menghilangkan
bagiannya, mengamati reaksi yang timbul dan mengamati sifat asli refleks
pada katak.

2
1.3 Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum adalah praktikan dapat mengetahui


atau mengidentifikasi bagian otak katak dan dapat mengetahui reaksi yang
ditimbulkan oleh katak saat dilakukan berbagai metode.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fungsi Saraf

Menurut Chairin ( 2019 ) Sistem saraf berfungsi menjamin kepekaan hewan


terhadap pengaruh lingkungannya. Dengan demikian, sistem saraf mampu
menanggapi pengaruh yang terjadi dari lingkungannya. Di samping itu, system
saraf mampu mengendalikan gerakan otot, sekresi kelenjar, dan berperan besar pada
tingkah laku naluri. Jaringan saraf ini terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Sel saraf atau neuron merupakan unit fungsional pada sistem saraf. Neuron yang
terdapat dalam tubuh bentuknya bermacam-macam bergantung pada tempat
beradanya dan fungsinya. Sitoplasma sel neuron mengandung organel-organel antara
lain badan golgi, mitokondria, dan retikulum endoplasma. Untuk kelangsungan
hidupnya, neuron mendapatkan suplai makanan melalui neuroglia yang terdapat di
sekitarnya. Neuron memiliki badan sel, dendrit, dan neurit (akson).

Menurut Chambell ( 2020 ) Saraf adalah bagia dari sistem saraf periferal. 


Saraf aferen membawa sinyal sensorikke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen
membawa sinyal dari system saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal
tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau disebut potensial akson. Sistem saraf
pada dasarnya terdiri dari saraf.

Menurut Eroschenko ( 2013 ) Sistem saraf perifer merupakan sistem saraf


yang menghubungkan semua bagiantubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem initerdiri
dari jaringan saraf yang berada di bagianluar otak dan medulla spinalis (sumsum
tulangbelakang) seperti daerah kulit, dan indralainnya. Sistem ini juga mencakup
saraf kranialyang berasal dari otak, saraf spinal yang berasaldari medulla spinalis,
ganglia, reseptor sensorikyang berhubungan, dan sistem saraf otonomyang

4
mempunyai dua divisi utama : sistem sarafsimpatis (torakolumnar) dan
parasimpatis(kraniosakral).

Menurut Mescher ( 2016 ) Sistem saraf tepi terdiri dari sistem sadar(somatik)
dan sistem saraf tidak sadar (sistemsaraf otonom). Sistem saraf sadar
mengontrolaktivitas yang kerjanya diatur oleh otak,sedangkan saraf otonom
mengontrol aktivitasyang tidak dapat diatur otak antara laindenyutjantung, gerak
saluran pencernaan, dan sereskeringat. Sistem saraf sadar (somatik) disusunoleh saraf
otak (saraf kranial), yaitu saraf -sarafyang keluar dari otak, dan saraf sumsum
tulangbelakang, yaitu saraf-saraf yang kelar darisumsum tulang belakang.

Menurut Mrdiayah ( 2019 )sistem saraf mengoordinasikan semua aktivitas


tubuh dengan menggunakan neuron, sel-sel yang bertindak sebagai unit fungsional
dan struktural dari system saraf.Berbeda dengan sistem endokrin, respons saraf sangat
Menurut Rimbun ( 2012 ) Sistem saraf pusat meliputi otak dansumsum tulang
belakang. Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam
tulang tengkorak dan diselubungi olehjaringan yang disebut selaput meninges.
Selaput meninges dibedakan menjadi tiga, yaitu lapisan keluar yang melekat pada
tulang (duramater),lapisan tengah yang berbentuk saraf laba-laba(arachnoid), dan
lapisan dalam yang melekatpada permukaan otak (piamater). Terdiri dariotak besar
(serebrum), Kotak kecil (serebelum)dan medula spinalis, yang terletak di
dalamrongga kranium dan kanalis vertebralis. Sumsum tulang belakang merupakan
bagiandari sistem saraf pusat yang berada di dalamruas-ruas tulang belakang.
Menurut Ron ( 2013 ) Sistem saraf merupakan suatu sistem organ yang
berfungsi sebagai alat reseptor pada hewan. Sistem saraf pada vertebrata terbagi
menjadi 2 bagian, yakni saraf pusat dan saraf tepi. Selain itu sistem saraf
berhubungan dengan kontraki otot.

5
2.2 Reflek

Menurut Feriyati ( 2016 ) Refleks merupakan sebuah gerakan spontan dari


tiap-tiap organ atau jugabagian tubuh yang telah atau sudah menerima rangsangan.
Hal ini akan terjadidengan secara langsung serta tanpa kesadaran kita. Refleks adalah
respons otomatisterhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang disebut
lengkung refleks.Sebagian besar proses tubuh involunter (misalnya, denyut jantung,
pernapasan,aktivitas pencernaan, dan pengaturan suhu) dan respons somatis
(misalnya,sentakan akibat suatu stimulus nyeri atau sentakan pada lutut) merupakan
kerjare fleks.

Menurut Hill (2012) Refleks spinal merupakan sirkuit sarafvertebrata yang


paling terkenal. Pada refleks spinal,masukan sensoris (dari reseptor kulit, otot,
tendon,dan sendi) memasuki sumsum tulang belakangmelalui akar dorsal. Masukan
sensoris ini, melaluisinapsis intervening di sumsum tulang belakang,merangsang
beberapa neuron motorik danmenghambat yang lainnya yang menyebabkangerakan
dengan mengaktifkan kontraksi otot secaraselektif. Masukan sensoris dari populasi
reseptoryang berbeda memiliki hubungan yang berbeda disumsum tulang belakang
dan dengan demikianmemulai refleks yang berbeda.
Menurut Maknun (2021) Refleks dikendalikan oleh sistem sarafpusat yaitu
otak (disebut refleks kranial) atau medulla spinalis (disebut refleks spinal)lewat saraf
motorik kranial dan spinal. Saraf kranial dan saraf spinal dapat berupa sarafsomatik
yang mengendalikan refleks otot kerangka atau saraf otonom yangmengendalikan
refleks otot polos, jantung dan kelenjar. Meskipun refleks spinal dapatterjadi tanpa
keterlibatan otak, tetapi otak seringkali ikut memberikan pertimbangandalam refleks
spinal.Refleks terjadi lewat suatu lintasan tertentu, disebut lengkung refleks,
dengankomponen: reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung (di dalam otak dan
medullaspinalis), neuron motorik dan efektor.
Menurut Permadi (2015) Loncat katak dapat didefinisikan sebagai gerakan
Meloncat kedepan dengan munggunakan kudea kaki atau keempat kaki katak secara
bersamaan.
Menurut Riko ( 2015 ) Gerak reflek merupakan gerak yang dihasilkan oleh
jalur syaraf yang paling sederhanadan terjadi jika mendapat stimulus. Gerak refleks
merupakan bagian darimekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauhlebih cepat
dari gerak sadar. Gerak refleks dapatdihambat oleh kemauan sadar; misalnya,
bukansaja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkandengan sengaja menyentuh
permukaan benda panas tersebut.

6
Menurut Saladin (2017) Refleks somatikmenggunakan busur refleks, di mana
sinyalbergerak mengikuti jalur berikut:1. Reseptor otomatis di kulit, otot, atau
tendon; 2. Serabut saraf yang berbeda, yang membawa informasi dari reseptor ini ke
dalam tanduk dorsal sumsum tulang belakang;3. Interneuron, yang mengintegrasikan
informasi;ini kurang dari beberapa busur refleks.4.efferent serabut saraf, yang
membawa motorimpuls ke otot rangka; dan5. otot rangka, somatik efektor yang
melakukan respon.
Menurut Sina (2020) Gerak reflek merupakan gerakan yang tidak disengaja
atau tidak disadari. Implus yang menyebabkan gerakan ini disamping melalui
jalanyang sangat singkat dan tidak melewati otak.

7
BAB III

MATERI DAN METODA

3.1 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan praktikum dilakukan dalam Gedung C Laboratorium Fakultas


Peternakan Universitas Jambi, pada hari Senin, 3 April 2023 pukul 10.00 WIB
sampai dengan selesai .

3.2 Materi

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini berupa pisau carter tajam,
jarum pentul, papan, paku, tali nilon, tisu, sabun cuci tangan,bak ,dan yang terakhir
ada katak.

3.3 Metoda

Metoda yang dilakukan pada praktikum fungsi saraf dan reflek adalah pada fungsi
saraf katak kita mengamati sikap badan, gerakan-gerakan spontan keseimbangan
(reflek bangkit) dan kemampuan berenang pada katak normal. Kemudian pada katak
deserebrasi bagian otak katak (bagian belakang mata) potong secara melintang
menurut suatu garis dari tepi-tepi dua gendang telinga dengan menggunakan pisau
carter yang tajam. Tunggu 10-15 menit kemudian amati dan catat reaksi seperti yang
awal. Dan juga pada katak spinal masukkan jarum pentul kira-kira 1cm ke belakang
dari tempat decerebrasi lalu utaskan atau rusakkan cerebellum dan medulla dengan
jarum tersebut kemudian biarkan katak untuk kembali tenang dan bisa cata hasil
reaksinya. Pada reflek katak normal kita sama saja mengamati bagai mana sikap
badan, gerakan spontan, caraberenang, dan keseimbangan, dan yang terakhir ikatkan
katak normal menggunakan tali nilon diatas papan yang sudah dsediakan kemudian
catat hasil reaksinya dan bisa kita lepaskan tali agar katak tenang dan catat hasil
akhirnya juga.

8
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Fungsi Saraf


Fungsi sistem saraf adalah untuk menerima, mengolah, dan menyampaikan
ransangan dari seluruh organ. Sistem saraf adalah suatu sistem penyampaian impuls
yang diterima oleh reseptor dan dikirim ke pusat saraf untuk ditanggapi. Sistem saraf
terdiri dari sistem saraf pusat dan saraf perifer. Semua fungsi di dalam tubuh suatu
organisme diatur dan dikoordinasikan dengan fungsi-fungsi organ lain serta
diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan di seluruh tubuh.

TABEL.1 FUNGSI SARAF

NO Parameter Katak Katak Katak spinal


Normal Decerebrasi

1 Sikap Badan Tengkurap/ Tengkurap Tengkurap


condong ke
atas

2 Gerak gerakan spontan Lompat- Tidak ada Meloncat-


Lompat reaksi loncat

3 Keseimbangan Masih bisa Tidak ada Bereaksi


berbalik reaksi tetapi tidak
badan/ terlalu agresif
bangkit

4 Kemampuan Berenang Lincah Terapung di Tidak ada


atas reaksi
permukaan air

5 Frekuensi Nafas Lancar Melambat Makin lambat

6 Frekuensi Denyut Kencang Melambat Makin


Jantung melambat

9
Gambar.1 KATAK NORMAL

Pada gambar diatas adalah bentuk dari katak normal yang mana pada sikap badan
pada katak normal adalah tengkurap dan apabila ada gerakan –gerakan secara tiba-
tiba reaks katak akan melompat-lompat dan pada saat berenang keseimbangan masi
terjaga dan lincah. Sistem saraf sangat penting pada hewan tingkat tinggi yaitu
sebagai sistem komunikasi intrasel yang kompleks dan cepat. Komunikasi intrasel
ditengahi oleh impuls saraf, impuls tersebut dapat berupa gelembung-gelembung
berjalan yang berbentuk arus ion. Transmisi sinyal antara neuron-neuron dan antara
neuron otot (juga neuron kelenjar) seringkali di mediasi secara kimiawi oleh
neurotransmitter (penghantar impuls).

Gambar.2 KATAK Decerebrasi

Pada gambar diatas adalah bentuk dari katak decerebrasi yang mana sikap
badan pada katak ini masi tengkurap, tetapi karena bagian belakang mata yang sudah
dipotong secara melintang katak tidak menimbulkan reaksi apapun. Dan setelah
didiamkan selama 10 menit tetap saja tidak ada reaksi yang sangat

10
Gambar.3 KATAK
Spinal

Pada gambar diatas adalah gambar dari katak


spinal yang mana dengan memasukkan jarum kedalam otak katak, atau perusakan
cerebellum dan medulla oblongata. Yang mana pada saat penusukan reaksi katak
adalah meloncat-loncat dan setelah didiamkan setelah 10 menit katak tidak
menimbulkan reaksi apapun. Adanya gerakan refleks karena masih adanya hubungan
antara interneuron dalam sumsum tulang belakang.
Refleks spinal pada katak secara sederhana hanya meliputi dua bagian, yaitu neuron
sensorik dan neuron motorik yang terdapat pada bagian ventral yang kedua-duanya
dihubungkan secara langsung oleh spinal cord . Neural merupakan bagian dari suatu
saraf spinal dan menjulur ke dalam sumsum tulang belakang. Tempat neuron
bersinapsis dengan interneuron dan meneruskan impuls eteren yang menjulur dari
sumsum tulang belakang dan membuat impuls kembali ke sekelompok otot
ekstensor. Jadi, pada tabel diatas pada katak normal reaksinya masih sangat baik atau
agresif, sedangkan pada katak decerebrasi dan spinal sistem kerjanya makin melemah
atau lambat. Dan efek dari rusaknya otak pada katak maka kinerja katak tidak ada lagi
atau tidak berfungsi lagi.

4.2 Refleks
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Gerak refleks adalah suatu respon organ efektor
yang bersifat otomatis dan tanpa sadar terhadap stimulus tertentu. Aksi refleks dalam
kenyataannya tidak memerlukan kontrol, hal ini dapat dibuktikan dengan
menggunakan katak yang otaknya telah dirusak.

TABEL.2 REFLEKS

11
N Parameter Katak Katak Katak spinal
O Normal Decerebrasi

1 Sikap Badan Tengkurap - -

2 Gerak gerakan spontan Lompat- - -


Lompat

3 Frekuensi Nafas Lancar -

4 Frekuensi Denyut Kencang - -


Jantung

5 Kondisi Kelopak mata Cepat - -


menutup

6 Keseimbangan Masih bisa - -


berbalik

7 Kemampuan berenang Lincah - -

Mekanisme gerak refleks adalah sebagai rseptor-reseptor dalam kulit drangsang dan
merupakan bagian dari saraf spinal dan menjalur ke sum sum tulang belakang.
Mekanisme terjadinya gerak refleks membutuhkan struktur – struktur sebagai berikut
organ sensoris, serabut saraf sensoris, sumsum tulang belakang, sel saraf motoris,
organ motoris. Organ sensoris akan menerima impuls saraf bila ada rangsangan
kemudian diantarkan oleh serabut saraf sensoris selanjutnya diteruskan menuju
medulla spinalis. Sel saraf motoris dalam medulla spinalis menerima dan
mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motoris. Organ motoris akan
melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motoris.

BAB V
PENUTUP

12
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum yaitu sistem saraf merupakan sistem
yang khas bagihewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem
saraf yang dimiliki oleh hewanberbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan maka
semakin komplek sistem sarafnya. Sistem saraf merupakan kumpulan serabut-serabut
sarafatau neuron-neuron yang panjang dan dapatmengirimkan impuls saraf. Sistem
saraf mampu berubah sebagai responterhadapstimulasi.Perubahan permanen
dimungkinkan dengan paparan jangka panjang danberulang.
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan
sadar misalnya, bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan
sengaja menyentuh permukaan benda panastersebut (Peace, 2010). Semua reaksi
motorik medula spinalis bersifat otomatis dan terjadi hampir dengan segera sebagai
reaksi terhadap sinyal sensorik

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kedepannya adalah alangkah baiknya praktikan
memperhatikan dan memahami penjelasan yang diberikan asdos agar tidak
melakukan kesalahan dalam melakukan atau melaksanakan praktikum kedepannya.
Dan praktikan diharapkan bisa lebih teliti saat melakukan praktikum agar
mendapatkan hasil yang maksimal

13
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., J. B. Reece, dan L. G. Mitchell. (2020). Biology twelve edition.

California: Person Education Inc.

CHAIRIN, M. R. ( 2019 ) PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM.

Eroschenko, V.P. & Difiore, M.S. Difiore’satlas of histology with


functionalcorrelations. Lippincott Williams & Wilkins (2013)

Feriyawati, LIta. 2016. Anatomi Sistem Saraf Dan Peranannya Dalam Regulasi
Kontraksi OtotRangka. USU: Repository.

Hill, Richard W., et al. 2012. Animal PhysiologyThird Edition. U.S.A:Sinauer


Associates.

Maknun, D., & Umami, M. (2021). Modul Praktikum Fisiologi Hewan.

Mardiyah, F. H., Muzakki, N. A., Pratiwi, P., & Darmawati, W. T.( 2019 )
TINJAUAN FILSAFATI (ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN
AKSIOLOGI) TENTANG SARAF DAN HORMON.

Mescher, A.L., Junqueira’s Basic HistologyText and Atlas. Edisi ke-14. EGC. 2016

Permadi, J. 2015. ‘Pengaruh Peningkatan Latihan Loncat Katak Dan Naik Turun
Bangku TerhadapKemampuan Lompat Jauh’. Jurnal Ilmiah Penjas: 1–12.

Riko Andrias Julianto.2015. KATAK, R. P. UJI PENGARUH ASAM CUKA DAN


VARIASI VOLTASE TERHADAP GERAK.

Rimbun, V.P.K. Tehnik Pewarnaan Neurondan Neuroglia Pada Sistem Saraf


Pusat.Volume 25 No. 2. 2012

Ron M. G. Menorca, BS, Theron S. Fussell, BA, Peripheral Nerve Traumar


Mechanisms of Injury and Recovery 2013. Hand Clin: 29633 317-330.
Saladin, Kenneth. 2017. Anatomi and Physiology..Content Technologies.

Sina, I., & Pelariyanto, E. (2020). Pengaruh Latihan Skipping Terhadap Hasil Loncat
Katak Pada Siswa Sekolah Dasar. Physical Activity Journal (PAJU), 1(2),
176-187.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai