Anda di halaman 1dari 18

DRAFT SINGKAT KARYA TUGAS AKHIR MPM

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam pembuatan karya tugas akhir
Manajemen Produksi Media Pada Semester VIII Tahun Akademik 2022/2023

Disusun oleh:

Fariq Mahardhika

210104190052

M Fauzan Abdillah

210104190055

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PRODUKSI MEDIA

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2023
A. LATAR BELAKANG

Kemampuan dalam penerapan ilmu dan teknologi secara komprehensif untuk

menyelesaikan masalah dalam bidangnya melalui pendekatan ilmiah merupakan salah satu

karakteristik sarjana. Penulisan karya ilmiah menjadi salah satu tolak ukur penilaian

kemampuan mahasiswa yang kemudian dikenal sebagai Tugas Akhir. Pelaksanaan Tugas

Akhir di Program Studi Manajemen Produksi Media sesuai dengan Peraturan Rektor

Universitas Padjadjaran Nomor 23 Tahun 2016 tentang Penulisan Tugas Akhir pada Jenjang

Sarjana dan Sarjana Terapan di Lingkungan Universitas Padjadjaran. Program Studi

Manajemen Produksi Media, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran telah

mengembangkan kebijakan penyusunan Tugas Akhir yang merupakan kewajiban bagi

mahasiswa untuk menyelesaikan studinya pada jenjang Sarjana Terapan. Tugas Akhir

merupakan karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa berdasarkan hasil pengamatan dan

temuan permasalahan sosial yang kemudian diangkat menjadi topik dalam penciptaan karya

produksi. Penulisan Tugas Akhir bertujuan agar mahasiswa membuktikan kemampuannya

dalam menghasilkan suatu sumbangan pemikiran mandiri maupun kelompok dengan

menerapkan ilmu yang telah dimilikinya melalui perkuliahan teori, praktik, praktikum,

praktik kerja lapangan (PKL), dan kegiatan lainnya. Selain itu, penulisan Tugas Akhir juga

sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik mahasiswa terhadap ilmu yang telah

dipelajarinya.

B. TUJUAN

Secara khusus, penulisan Tugas Akhir juga ditujukan untuk memberikan bekal dasar

kepada mahasiswa dalam menyusun karya ilmiah tertulis untuk menuangkan daya kritis,

analisis, dan sintesis mahasiswa terhadap suatu fenomena atau masalah dengan

memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni, dari perspektif

lingkup bidang keilmuan Manajemen Produksi Media.


Bentuk Tugas Akhir Pada akhir studi mahasiswa Program Studi Manajemen Produksi

Media diwajibkan untuk menyusun Tugas Akhir berupa Penciptaan Karya Produksi Konten

Media yang terdiri atas dua macam tugas yang harus dipertanggungjawabkan dalam Ujian

Tugas Akhir. Kedua tugas akhir tersebut meliputi:

a. Mahasiswa diwajibkan menciptakan sebuah karya produksi konten media yang merupakan

penerapan konsep dan ide berdasarkan materi perkuliahan yang telah diterima mahasiswa.

Penciptaan karya produksi konten media berupa tayangan audio, visual dan audio visual.

Penciptaan karya produksi konten media tersebut sesuai dengan kompetensi program studi

dengan karakteristik aktual, terapan, dan bukan hasil tiruan atau plagiasi. Bentuk karya

produksi konten media dibuat secara mandiri atau kelompok.

b. Mahasiswa wajib menyusun karya tulis ilmiah yang merupakan pemaparan konsep dari

karya produksi konten media yang telah dibuat tersebut. Penulisan karya ilmiah mengikuti

kaidah-kaidah penulisan Tugas Akhir. Bentuk karya tulis ilmiah dibuat secara perorangan

sesuai peran masing-masing dalam karya produksi. Peran yang dapat dipilih meliputi

sutradara, penulis naskah, director of photography, editor, videographer, art director, sound

director, dsb
C. JUDUL KONTEN

Lentera Rasa : Misi Seroja

D. ALASAN MEMBUAT KONTEN

Komoditas barang konsumsi impor merujuk pada barang-barang yang diimpor dari

negara lain dan digunakan sebagai barang konsumsi di negara penerima impor. Contoh

komoditas barang konsumsi impor yang sering diimpor antara lain adalah pakaian, makanan,

minuman, kosmetik, perhiasan, dan barang-barang elektronik seperti ponsel, laptop, dan

televisi. Negara-negara sering mengimpor barang konsumsi impor untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi dalam negeri yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri atau

untuk memperoleh barang dengan kualitas atau harga yang lebih baik. Namun, impor barang

konsumsi juga dapat memiliki beberapa kelemahan, seperti menimbulkan defisit neraca

perdagangan jika impor melebihi ekspor dan berdampak negatif pada industri dalam negeri

yang sejenis.

Di Indonesia salah satu komoditas barang konsumsi impor makanan yaitu gandum

yang tiap tahunnya mengalami peningkatan kuantitas impor. Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS) mencatat sepanjang Januari-November 2022, Indonesia telah mengimpor sebanyak

8,43 juta ton gandum. Dibandingkan volume impor komoditas pangan strategis lainnya,

volume impor gandum Indonesia menjadi yang terbesar. Hal ini memberikan pertanda

bahwa konsumsi gandum di Indonesia cukup tinggi. Dalam jangka panjang dapat

menimbulkan dampak negatif, baik yang berkaitan dengan kestabilan harga karena

bergantung dengan negara lain serta industri sejenis atau komoditas karbohidrat lain yang

melimpah di Indonesia dapat terancam keberadaannya seperti jagung, singkong, beras dan

lain sejenisnya.

Kesadaran masyarakat Indonesia akan tingginya impor gandum ini masih tergolong

rendah padahal banyak makanan yang menggunakan tepung terigu dari gandum dalam

olahannya. Seroja Bake sebagai salah satu pelaku UMKM mengambil langkah inisiatif dalam

penggunaan komoditas lokal sebagai bahan utama pada setiap olahan makanannya. Langkah
dari Seroja Bake ini merupakan implementasi dari misinya yang peduli dengan keberadaan

komoditas lokal beserta para produsennya. Pembuatan konten ini merupakan gambaran jelas

dari misi yang dilakukan Seroja Bake agar meningkatkan kepedulian pelaku UMKM atau

masyarakat mengenai keberadaan komoditas lokal.

a. Komoditas lokal

Komoditas lokal adalah produk-produk yang dihasilkan oleh petani atau produsen

dalam negeri yang memiliki nilai ekonomi dan kultural bagi masyarakat setempat.

Komoditas lokal biasanya diproduksi dengan menggunakan bahan baku dan teknologi

yang tersedia di daerah setempat. Husain (2004) menyatakan, pangan lokal adalah pangan

yang diproduksi setempat (suatu wilayah/ daerah tertentu) untuk tujuan ekonomi dan atau

konsumsi. Contoh dari komoditas lokal di Indonesia adalah seperti padi, jagung, kedelai,

kopi, teh, rempah-rempah, dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga produk olahan dari

hasil pertanian seperti kerajinan tangan, tekstil, dan produk makanan seperti dodol,

kerupuk, dan lain sebagainya.

Komoditas lokal memiliki keunikan tersendiri karena dihasilkan dengan bahan baku

yang ada di daerah setempat sehingga memiliki cita rasa yang berbeda dengan

produk-produk sejenis yang dihasilkan di daerah lain. Selain itu, komoditas lokal juga

memiliki nilai kultural dan historis yang erat dengan masyarakat setempat sehingga dapat

memperkaya budaya lokal. Pengembangan komoditas lokal juga penting untuk

meningkatkan perekonomian daerah dan memperkecil kesenjangan antar daerah. Dengan

memperkuat sektor pertanian dan industri kecil skala, diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat setempat dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Pada point ini Seroja Bake menggunakan komoditas lokal yang dikelola secara end

to end pada pengolahan tepung singkong di daerah Cirendeu Jawa Barat. Pengolahan dari

raw material di kebun dan diolah sampai berbentuk tepung di Cirendeu yang selanjut

diolah sampai jadi produk di Seroja Bake Cihapit.


b. Gastronomi Molekuler (molecular gastronomy)

Gastronomi Molekuler adalah studi ilmiah mengenai gastronomi yang mempelajari

transformasi fisiokimiawi dari bahan pangan selama proses memasak dan fenomena

sensori saat mereka dikonsumsi. Ilmu ini dicirikan dengan penggunaan metode ilmiah

untuk memahami dan mengendalikan perubahan molekuler, fisiokimiawi, dan struktural

yang terjadi pada makanan pada tahap pembuatan dan konsumsi. Metode ilmiah yang

digunakan meliputi pengamatan mendalam, pembuatan dan pengujian hipotesis,

ekperimen terkontrol, objektivitas sains, dan reprodusibilitas eksperimen. Gastronomi

molekuler tidak sama dengan tipe atau gaya memasak. Adapun seni memasak yang

didasarkan atas ilmu gastronomi molekuler disebut dengan seni memasak molekuler

(molecular cooking).

Lalu mengapa gastronomi memiliki kaitan erat dengan budaya kuliner? Kuliner

merupakan salah satu produk dari budaya khususnya makanan. Makanan berasal dari

perkembangan dalam suatu masyarakat sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat,

kebiasaan dan tingkat pendidikan. Sebagai salah satu produk budaya, gastronomi tidak

hanya menelusuri sekedar menikmati hidangan makanan atau minuman saja, tetapi

Gastronomi juga mempelajari tentang makanan secara menyeluruh untuk setiap proses

pembuatannya, mulai dari persiapan, pemilihan bahan makanan, proses memasak, hingga

seni presentasi dan estetika serta mutu makanan tersebut. Setelah mengetahui pengertian

dan jenis-jenis gastronomi, tentunya sudah tahu perbedaan antara culinary tourism, food

tourism, gastronomy tourism yang memiliki hubungan dengan makanan.

c. Aspek Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang lebih banyak mengedepankan

ide kreatif yang dihasilkan dari sumberdaya manusia dengan cara menciptakan atau

menemukan hal yang belum ada dari hal yang sudah ada atau dengan singkatnya adalah

menemukan suatu kebaharuan (Septiyana et al., 2020).


Ekonomi kreatif di Indonesia terbagi ke dalam 15 sektor industri(Ananda &

Susilowati, 2019) dan diketahui salah satu sektor yang memberikan penghasilan terbesar

terhadap Negara adalah sektor makanan. Tidak heran jika banyak orang yang berkreasi

untuk menciptakan makanan yang unik dan enak begitupun dengan makanan tradisional

sunda ada beberapa inovasi yang diciptakan oleh manusia kreatif.

d. Kebermanfaatan bagi Masyarakat

Sehubungan dengan dampak dari aspek ekonomi kreatif yang kami angkat, kami

ingin mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap penggunaan

komoditas lokal khususnya dalam produk konsumsi. Nilai dari kepedulian akan

penggunaan komoditas lokal ini kami harapkan akan meningkatkan penggunaannya

sehingga para produsen komoditas lokal seperti pembuat tepung singkong yang kami

angkat akan bertumbuh dari segi bisnis serta secara jangka panjang ketergantungan

terhadap produk impor dapat berkurang.

E. JENIS KONTEN

Jenis konten yang akan diproduksi merupakan Commercial Documentary Video atau
disebut Branded Documentary, konten ini membawa kisah nyata yang menggambarkan
value atau visi dan misi perusahaan. Dari konten yang berfokuskan dengan isu ekonomi
kreatif pada bidang kuliner, bukan yang berorientasi kepada brand dapat menghasilkan
“Human Connection to Your Business” atau menyebarkan awareness tentang bisnis dengan
pendekatan human connection.

Dengan konten yang kami buat diharapkan selain dapat menyebarkan awareness
terhadap produk/komoditas lokal, konten ini juga dapat menyadarkan masyarakat terhadap
kelestarian makanan lokal yang kini semakin terpinggirkan atau kurang diminati khususnya
oleh kalangan remaja atau anak muda yang kini lebih banyak tertarik dengan makanan dari
luar negeri.
F. RANCANGAN TEKNIS PRODUKSI

Pada teknis produksi yang kami lakukan, konsep visual maupun teknis diharapkan

dapat direalisasikan ke dalam project yang kami buat. Untuk mencapai hasil yang maksimal

dan sesuai harapan, dibutuhkan beberapa tahapan yang harus dilaksanakan, yaitu:

● Pra Produksi

Tahapan awal yang harus dijalani sebelum dilakukan proses produksi yaitu tahap pra

produksi. Tahap ini merupakan tahap penentu konsep keseluruhan dari project yang akan

dikerjakan di tahap produksi dan pasca produksi. Dari mulai menentukan ide gagasan

hingga referensi visual dilakukan dalam tahap ini agar mendapat hasil yang optimal.

● Produksi

Setelah melaksanakan proses pra produksi, dilanjut ke tahap produksi untuk

mendapatkan visual yang sesuai dengan yang natural berdasarkan keadaan real di lapangan.

Pada tahap ini kami melakukan shoot dengan pihak Seroja Bake dan produsen bahan baku

lokal untuk kebutuhan video dokumentasi dan shoot dengan model untuk kebutuhan video

dokumenter, kemudian hasilnya akan diolah pada tahap pasca produksi.

● Pasca Produksi

Pada tahap ini editor menggunakan bahan video yang didapat pada tahap produksi

untuk diolah. Tahap editing terbagi menjadi dua yaitu tahap editing offline (video cut-to-cut)

dan editing online (menghias video seperti VFX, Transisi, SFX dan lain-lain). Video yang

dihasilkan berupa video utama (durasi panjang) dan video teaser (durasi pendek).

G. DURASI

a. Video Utama

Video utama yang akan kami buat akan berdurasi 5 - 15 menit. Durasi

tersebut menurut kami sangat sesuai untuk video berkonsepkan short documentary
dengan maksud dapat menyampaikan detail dari serangkaian kegiatan “Lentera Rasa

: Misi Seroja” sehingga penonton mengetahui detail dari kegiatan tersebut. Video

utama ini akan dipublikasikan pada platform instagram dan youtube Seroja Bake.

b. Video Teaser

Video teaser akan berdurasi 60 detik di mana durasi tersebut sesuai dengan

durasi Instagram Reels. Durasi ini dapat digunakan untuk beberapa media yang

memiliki fitur video-video pendek di dalamnya seperti TikTok, Reels Instagram, dan

Shorts Youtube.

H. PEMBAGIAN JOBDESK

Producer : Fauzan

Director : Fariq

a. Pra Produksi:

Fauzan : Location Manager, Logistic,

Fariq : DOP, Talent Coordinator, Write

b. Produksi:

Fauzan : Production Assistant,Camera Operator

Fariq : Director, Camera Operator, Photographer

c. Pasca Produksi

Fauzan : Editor Video Teaser, DIT

Fariq : Editor Video Utama (Offline dan online)

Pembagian tugas diatas berdasarkan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki oleh

masing-masing individu.
I. TIMELINE

Minggu-ke
Bulan
1 2 3 4

Maret Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian


konsep dan konsep dan konsep dan konsep dan
Bimbingan Bimbingan Bimbingan Bimbingan
(Pra Produksi) (Pra Produksi) (Pra Produksi) (Pra Produksi)

April Perkiraan Perkiraan Editing offline Editing offline


Shooting Shooting dan Editing dan Editing
(Produksi) (Produksi) Online (Pasca Online (Pasca
Produksi) Produksi)

Mei Editing offline Format Format Format


dan Editing Laporan TA Laporan TA Laporan TA
Online (Pasca dan Bimbingan dan Bimbingan dan Bimbingan
Produksi)

J. STORYLINE

STORYLINE NEW PLAN : BLEND : LENTERA RASA

Ada dua plot -> Wawancara & Proses atau story behind perjalanan “Misi Seroja”

Scene Narasi Gambar Audio Tempat Deskripsi

1 PROLOG Di guide oleh INT. & EXT. Gabungan A - Roll


Kak Faza dan dan B - Roll yang
narasumber berisikan bahan dan
lain makanan (produsen
bahan lokal, jajanan
pasar), orang-orang
memasak, suasana
di pasar, beberapa
narasumber yang
muncul, sedikit
cuplikan kegiatan
dan data-data terkait
rumusan masalah

Opening Backsound & INT. & EXT. di Shot B-Roll morning


Natural Sound Seroja Cihapit ambience di Seroja
Persiapan buka toko

Kak Faza memakai apron Backsound & INT


Natural Sound
Seroja Cihapit

Duduk di kursi Natural Sound INT

Seroja Cihapit

2 INTRODUCTION VO Kak Faza INT. Seroja Memeperkenalkan


Cihapit secara singkat
Kak Faza di mengenai Seroja
Station/Kitchen dengan Bake. Pada part ini
dua angel kamera Seroja Bake
menekankan value
dari misinya.

Seroja staff Natural Sound Memperlihatkan


seroja staff yang
sedang beraktivitas

Motion Artikel Sound Effect Menghighlight


perkataan Faza
mengenai
“Indonesian Bakery”

3 EXPLAIN VO Kak Faza INT. Seroja Pendetailan rumusan


Cihapit masalah yang
Kak Faza di berkaitan dengan
Station/Kitchen dengan popularitas
dua angel kamera komoditas lokal yang
menjadi landasan
Seroja Bake peduli
terhadap keberadaan
komoditas lokal
terutama
penggunaan tepung
singkong

Motion Artikel Sound Effect Menyajikan data hasil


riset yang ditemukan
oleh tim seroja
(mengenai konsumsi
gandum)

Jajanan pasar dan Natural Sound


suasana di pasar

4 PENYELESAIAN VO Kak Faza INT. Seroja Penjelasan mengenai


MASALAH Cihapit mengenai tindakan
atau action yang
Kak Faza di dilakukan seroja
Station/Kitchen dengan sampai dampak
dua angel kamera terhadap produsen
bahan & pangan
lokal.

Dokumentasi riset Natural Sound Foto dan Video


dokumentasi Seroja
dalam melakukan
riset

Produsen tepung Natural Sound B Roll dan alur


singkong pembuatan tepung
singkong

Proses memasak menu di Detail Sound INT. Seroja B-Roll masak di


kitchen Cihapit kitchen dan station
5 OUTPUT VO Kak Faza INT. Seroja Hasil dari misi yang
Cihapit dilakukan Seroja
Kak Faza di yaitu menu-menu
Station/Kitchen dengan dengan konsep
dua angel kamera inovasi.

Menu di Seroja Natural Sound INT. Seroja Menjelaskan


Cihapit beberapa menu
Seroja dan
menjelaskan
mengenai konsep
menu

Feedback Customer Natural Sound Menceritakan


pengalaman
mengenai menu dari
Seroja

Narasi Faza VO Kak Faza INT. Seroja Final Statement dari


Cihapit Faza terkait
penyelesaian
masalah yang
dilakukan Seroja

6 FINAL STATEMENT Dosen STPB STPB NHI Penjelasan atau


NHI Bandung Bandung validasi mengenai
metode yang
dilakukan oleh Seroja
Bake serta opini dari
pakar atau akademisi
gastronomi.

7 Footage mendukung Backsound & Sebagai pendukung


SFX pada saat Dosen
memberikan
statement

8
K. GUIDELINE PROJECT

MAIN FONT

Font : Holyfat

SECONDS FONT

Font : Inter
Color palette

L. FLOW

Lentera Rasa: Misi Seroja

PROLOG

Langsung membahas rumusan masalah dimana kurang populernya komoditas lokal


di kalangan pelaku umkm. Membuka data tingginya persentase penggunaan
komoditas impor.

Focus Point : Rumusan Masalah

INTRODUCTION

Memeperkenalkan secara singkat mengenai Seroja Bake. Pada part ini Seroja Bake
menekankan value dari misinya.

Focus Point : Perkenalan Mengenai Seroja Bake

EXPLAIN

Pendetailan rumusan masalah yang berkaitan dengan popularitas komoditas lokal yang
menjadi landasan Seroja Bake peduli terhadap keberadaan komoditas lokal.

Focus Point : Pendetailan rumusan masalah


PENYELESAIAN MASALAH

Penjelasan mengenai mengenai tindakan atau action yang dilakukan seroja sampai dampak
terhadap produsen bahan & pangan lokal.

Focus Point : Metode dari Seroja

OUTPUT

Hasil dari misi yang dilakukan Seroja yaitu menu-menu yang terkonsep unik.

Focus Point : Penjelasan mengenai konsep menu Seroja

FINAL STATEMENT

Penjelasan atau validasi mengenai metode yang dilakukan oleh Seroja Bake serta opini dari
pakar atau akademisi gastronomi.

Focus Point : Validasi Konsep

M. DAFTAR PERTANYAAN NARASUMBER

INTRODUCTION

1. Perkenalkan secara singkat tentang Seroja Bake dengan menekankan value pada
misinya.

EXPLAIN

1. Paparkan data terkait komoditas lokal dan impor khususnya pada komoditas tepung
dan gandum
2. Makanan yang umum dimakan masyarakat menggunakan tepung gandum (mie, roti,
etc)
3. Kenapa mayoritas umkm menggunakan komoditas impor (Tepung gandum)
dibandingkan komoditas lokal
4. Dampak penggunaan komoditas impor oleh umkm
5. Kelebihan dari penggunaan komoditas lokal.
6. Alasan penggunaan komoditas lokal oleh Seroja Bake

PENYELESAIAN MASALAH

1. Proses riset yang dilakukan oleh tim Seroja Bake sampai menemukan tepung
singkong.
2. Perbedaan karakter gandum dan tepung singkong
3. bagaimana proses penyempurnaan racikan resep dalam setiap menu dengan tepung
singkong.

OUTPUT

1. Menjelaskan konsep menu dari Seroja Bake


2. Mengarah ke beberapa menu yang akan di highlight
3. Menceritakan asal usul dari menunya (Stories) - riset, racikan, trial n error, dan
lainnya
4. Bagaimana menu tersebut menjadi sajian andalan di seroja
5. Feedback customer (by Customer)

FINAL STATEMENT

1. Menanggapi penggunaan komoditas lokal yang diinovasikan. (by Ibu Sandra)


2. Dampak penggunaan komoditas lokal secara Multiplayer Effect. (by Ibu Sandra)

N. DRAFT FORMAT LAINNYA

Miro Board :

https://miro.com/welcomeonboard/eEVRSFNYWnJVZEVpUXY5RE9RSnZFSnB
PTUJpYkNRVHlrTGN4d25WZGNYZWhFdmtwb1JxUjBZd0RxenN5bkJFbHwzMDc0
NDU3MzY0Mzc1OTAyODY1fDI=?share_link_id=312405302123
Sumber Refrensi:

https://panturanews.com/index.php/panturanews/baca/254074#:~:text=Faktor%20peruba
han%20zaman%20salah%20satu,semakin%20cepat%20masuk%20ke%20Indonesia

https://heyzine.com/flip-book/4eedb827b5.html#page/5

https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/ekonomi-bisnis/pr-1483848507/pasar-buhun-di-k
abupaten-tasikmalaya-bangkitkan-kreativitas-warga-desa-selawangi

https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIWAYANG/article/view/159

http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana/article/view/511

Anda mungkin juga menyukai