Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL KREATIVITAS MAHASISWA

“GIMBAB NUSANTARA (BaRollINA)”

OLEH : KELOMPOK 1

1. I PUTU ASMARA PUTRA (223213426)


2. NI KADEK YUNIARI (223213431)
3. I NYOMAN SUDARMA YASA (223213432)
4. NI PUTU INTAN DARMAYANTI (223213433)
5. WAYAN OKTA STYASA PUTRA (223213448)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………….…….. 1
1. BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 2
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………... 2
1.2. Luaran kegiatan…………………………………………………………….. 3
1.3. Manfaat Kegiatan…………………………………………………………... 4
2. BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA………………………….. 4
2.1. Kondisi Umum Lingkungan………………………………………………... 4
2.2. Analisis Strategi Pemasaran………………………………………………... 5
2.3. Analisis SWOT…………………………………………………………….. 6
2.4. Gambaan Umum Produk…………………………………………………… 7
2.5. Analisis Ekonomi Usaha……………………………………………………. 8
3. BAB III METODE PELAKSANAAN…………………………………………... 9
3.1. Produksi BaRolllNa…………………………………………………………. 9
3.2. Pemasaran …………………………………………………………………... 9
3.3. Tahapan Kerja……………………………………………………………….. 10
4. Lampiran Gambar………………………………………………………………... 11
5. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korean wave adalah sebuah istilah yang diberikan pada budaya korea pop atau
gelombang korea. Gelombang korea ini sudah mempengaruhi berbagai belahan dunia tak
terkecuali di Indonesia. Di Indonesia fenomena gelombang korea sangat berpengaruhi
terutama bagi anak muda atau remaja. Pada umumnya remaja tersebut sangat menyenangi
tayangan drama korea atau yang disebut drakor. Disamping tayangan drama yang
berhasil membuat remaja menyukainnya ada juga beberapa faktor lain seperti musik
dimana yang merajalela saat ini dengan ketampanan dari anggota boyband dan girlband
serta musik yang membuat semangat untuk memulai hari-hari bagi beberapa orang.
Faktor lainnya yang membuat remaja menyukai kpop dari fashion yang seperti baju,
kosmetik, dan apa yang dipakai oleh idol mereka hingga apa yang dimakan oleh idol
mereka (Lupitasari E, 2022).
Remaja Indonesia adalah aset Negara sebagai penerus bangsa untuk melanjutkan
para pejuang yang telah memerdekakan bangsa indonesia dari para penjajah, maka dari
itu sudah tugas penerus bangsa yaitu generasi muda harus dipersiapkan secara matang
agar nantinya dapat menjadi pewaris bangsa untuk melanjutkan kemajuan sebuah negara.
Remaja Indonesia yang sekarang ini berlomba lomba dalam dunia pendidikan untuk
mempersiapkan masa depannya. Namun kini para generasi muda indonesia kurang
menyadari akan tugasnya tersebut kurangnya kesadaran akan hal itu tentunya ada faktor
yang melatarbelakangi. Salah satu contohnya yaitu kemajuan teknologi yang semakin
pesat di era globalisasai saat ini. Semakin pesatnya media elektronik yang dengan mudah
diakses memberi peluang kebudayaan barat dapat dengan gampangnya masuk ke
Indonesia, sehingga mulai mengubah perilaku para muda mudi Indonesia.
Kuliner merupakan elemen budaya dari suatu bangsa yang sangat mudah dikenali
sebagai identitas suatu masyarakat. Kuliner merupakan salah satu unsur dari budaya dan
menunjukkan adanya hubungan sosial. Apa yang kita makan, dengan siapa kita makan,
dan bagaimana penyajian makanan menunjukkan peranan yang penting dalam memaknai
relasi sosial. Makan adalah bentuk dasar dari semua transaksi dengan pihak lain dan
setiap pertukaran obyek (Veronica et al., 2021).
Di Indonesia sendiri, Industri kuliner sedang berkembang pesat. Terbukti dengan
subsektor kuliner berkontribusi sebesar 41 % dari total pendapatan sektor pariwisata dan
ekonomi kreatif pada tahun 2017 serta menyerap 8,8 juta orang tenaga kerja dan 5,5 juta
pelaku industri kuliner sampai 2019. Namun ternyata minat masakan lokal di Indonesia
masih kalah dengan minat masakan internasional. Hal tersebut dapat terlihat dari data
hasil survey mengenai sepuluh restoran yang paling dicari selama tahun 2016
menunjukan restoran masakan Korea berada pada urutan pertama, diikuti oleh restoran
Thailand, restoran Jepang, restoran Chinese dan di urutan kelima barulah restoran
Indonesia.
Makanan tradisional Indonesia sangat beragam, seiring dengan beragamnya etnik
dan wilayah multikulturalnya. Makanan tradisional Indonesia mengandung beragam
rempah-rempah, memiliki aneka teknik memasak dan berbahan-bahan lokal yang
sebagian terpengaruh dari India, China, Timur Tengah, dan Eropa (Kedutaan Besar
Indonesia). Keberagaman makanan tradisional juga dipengaruhi oleh beragamnya bahan
baku lokal yang tersedia di tiap-tiap daerah. Makanan tradisinonal memiliki peluang
besar untuk ditawarkan seiring meningkatnya jumlah wisatawan yang peduli terhadap
budaya dan warisan lokal, makanan tradisional bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk
mengetahui tentang budaya dan warisan local (Nisrina & Najicha, 2022).
Gambaran produk yang telah dijelaskan diatas menjadikan Gimbab Nusantara,
dimana produk tersebut akan disukai oleh konsumen khususnya anak muda yang akan
tetap mengingatkan mereka pada rasa nusantara tetapi dengan gaya korea. Selain itu pada
tren makanan yang ada pada tahun 2023 ada kembali ke masakan nusantara dimana itu
sekaligus media untuk memperkenalkan kepada anak muda cita rasa nusantara, sehingga
diharapkan usaha ini dapat berkembang pesat melalui manajemen yang handal.
1.2 Luaran Kegiatan
1. Laporan Kemajuan
2. Laporan Akhir
3. Terciptanya artikel-artikel menganai modifikasi makanan yang tetap bisa
melestarikan budaya Indonesia.
4. Terciptanya calon-calon wirusaha melalui usaha melakukan pemasaran produk baik
secara digital dan non digital.
1.3 Manfaat Kegiatan
1. Membuat dan menciptakan produk inovasi Gimbab Nusantara dimana ditujukan
khususnya pada anak muda, agar anak muda tetap mengingat citarasa Indonesia
namun dengan gaya yang berbeda. Produk baru ini diharapkan dapat bersaing dengan
produk kuliner laiannya yang sudah banyak dipsaran dan dapat menjadi produk yang
memiliki nilai jual tinggi.
2. Memberikanwawasan baru tentang inovasi pengolahan dan penyajian makanan
Indonesia untuk memodifikasi rasa makanan Indonesia. Hal ini diharapkan akan
meningkatkan minat anak muda dalam melestarikan cita rasa makanan Indonesia.
3. Adanya produk ini yang memungkinkan untuk dikembangkan dan di produksi secara
lebih besar sehingga diharapkan dapat memberikan peluang usaha dan membuka
lapangan kerja.
4. Meningkatkan perekonomian masyarakat dimulai sejak masa kuliah.
BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan


Pada dasarnya di kalangan masyarakat baik anak muda maupun orang dewasa
terlebih dahulu mengenal makanan tradisional Indonesia yang dimakan dengan nasi
putih, lauk yang bisa beragam di setiap daerahnyayang disajikan dengan piring dan
dimakan dengan tangan. Pada zaman sekarang anak muda/remaja menjadi penerus
bangsa yang diharapkan dapat terus melestarikan budaya-budaya Indonesia baik dari seni
hingga makanan. Pada saat ini di Indonesia sedang tren dengan budaya Korea Selatan,
budaya Korea Selatan tersebut mempengaruhi anak muda baik dari budaya hingga
makanan. Tren makanan pada tahun 2023 sendiri dikalangan anak muda salah satunya
kembali ke makanan Nusantara. Maka dari itu menurut kami melakukan modifikasi
terhadap makanan Korea Selatan dengan cita rasa Nusantara akan menjadikan salah satu
peluang untuk meningkatkan minat anak muda dalam mengenal cita rasa Nusantara yang
khas.

2.2 Analisis Staregi Pemasaran (7P)


1. Product (Produk atau Jasa)
BaRollINA merupakan jenis usaha yang bergerak di bidang kuliner/f&b. BaRollINA
sendiri singkatan dari Bab Roll Indonesia, yang menyajikan hidangan atau jenis
makanan berupa nasi yang digulung menggunakan rumput laut dengan isian makanan
khas nusantara seperti rendang, ayam suwir dan sejenisnya.
2. Price (Harga)
Dengan menargetkan remaja, harga untuk satu porsi yaitu Rp. 15.000,00. Harga
tersebut juga menyesuaikan dengan harga bahan baku dan apa yang akan didapat
pembeli.
3. Place (Tempat)
Untuk mendistribusikan produk akan dilakukan secara online (media sosial seperti
Instagram, Whatsapp, Twitter dan lain sebagainya) dengan sistem pembeliannya
dilakukan secara PO (PreOrder).
4. Promotion (Promosi)
Promosi yang akan digunakan menggunakan berbagai jenis media sosial Instagram,
Whatsapp, Twitter dan lain sebagainya) dan dikarenakan kami masih berada di
lingkungan kampus maka kami juga akan melakukan promosi secara langsung kepada
teman-teman.
5. People (Orang atau SDM)
Saat ini sumber daya manusia yang kami ikut sertakan hanya teman-teman kelompok
saja dikarenakan dari beberapa anggota kelompok kami ada yang bisa memasak,
mengerti terkait konsep usaha yang sedang dijalankan serta ada yang memiliki relasi
atau teman yang banyak selain lingkungan kampus.
6. Physical Evidence (Tampilan Fisik)
Dikrenakan produk yang akan kami jual akan dijual secara online terlebih dahulu dan
secara PO, maka kami akan membuat logo, packaging serta tampilan dibuat secara
menarik dan diusahakan tampilan asli dan foto sama.
7. Process (Proses)
Dimulai dari konsumen melihat dan tertarik terhadap produk kami konsumen bisa
memesan melalui kontak WA atau link yang kami sediakan lalu konsumen bisa
mendata pesanannya dan akan direcap setelah itu akan disiapkan pesanannya sesuai
waktu PO selanjutnya saat waktu pengiriman kami akan mengantarkannya jika masih
berada disekitar lingkungan kampus dan jika tidak bisa melalui aplikasi online atau
membuat janji. Untuk menu isian setiap PO akan dibuat menu yang berbeda agar
pembeli tidak bosan dengan menu yang monoton.

2.3 Analisis SWOT

Faktor Gimbab Nusantara


Strenght a. Membawakan rasa khas makanan dari
nusantara yang sangat khas dan medok
seperti ayam suwir, rendang, bumbu woku
dll.
b. Menghadirkan kesan dari korea selatan
namuntetap ada cita rasa nusantara
dimana itu akan menarik minat pembeli
khususnya dikalangan anak muda.
c. Produk disajikan dengan gaya yang
berbeda dan simple.
d. Merupakan inovasi baru dalam
pengolahan dan modifikasi rasa.
e. Ketersediaan bahan baku yang mudah
dicari.
Weakness a. Tidak semua masyarakat/anak muda
mengetahui tentang makanan dengan gaya
korea selatan.
b. Kurangnya publikasi tentang modifikasi
terkait makanan Indonesia dengan
makanan luar negeri.
c. Sistempembelian preorder.
Opportunity a. Harga yang terjangkau.
b. Rasa antusias yang tinggi terhadap produk
baru dan terkini terlebih lagi banyak anak
muda yang memiliki rasa pensran dan
memanfaatkan kepopuleran korea selatan.
Threat a. Persaingan yang ketat dengan produk
yang telah lama dikenal masyarakat.
b. Masyarakat merasa asing dengan cara
penyajian makanan Indonesia yang
biasanya dipiring namun sekarang
dimodifikasi dalam bentuk gulungan nasi
dan nori (rumput laut).

2.4 Gambaran Umum Produk


Kami mengolah gimbab nusantara ini yang kami beri nama BaRollINA (Gimbab
Roll Indonesia) yang terbut dari nasi yang sudah diberi bumbu lalu diratakan di atas
selembar nori/rumput laut kemudian diisi dengan olahan lauk atau menu khas Indonesia
seperti ayam suwir kemangi, rendang, ayam woku dll, lalu disajikan dengan cara
digulung. Olahan produk kami tidak menggunakan pengawet atau bahan pewarna buatan
yang dapat membahayan tubuh. Kami memastikan bahwa bahan bakuyng digunakan
merupakan bahan baku yang berkualitas baik. Proses pengolahan dan pengemasan
produk dilakukan secara higenis, menggunakan kemasan yang baru, aman untuk
makanan dan ramah lingkungan. Kami juga memperhatikan protokol kesehatan terkait
pelaksanaan pembuatan produk seperti pemakaian masker, penggunaan apron, penutup
kepala dan sarung tangan.

2.5 Analisis Ekonomi Usaha


Perkiraan rincian total harga bahan baku untuk 20 porsi

No Nama Barang Jumlah Harga


1 Beras 2 Kg Rp. 30.000,00
2 Nori (Rumput laut) 2 bungkus Rp. 40.000,00
3 Ayam ½ Kg Rp. 30.000,00
4 Bumbu lengkap untuk ayam suwir - Rp. 30.000,00
5 Packaging - Rp. 40.000,00
6 Alat dan bahan pendukung - Rp. 30.000,00
Total Rp. 200.000,00
Jadi untuk perkiraan modal adalah Rp.200.000,00 per 20 porsi.

 Analisa Break Even Point (BEP)


BEP atau Break Even Point adalah titik di mana pendapatan dan pengeluaran pada
suatu perusahaan berada di posisi yang sama. Manfaat Break Even Point ini dapat
mengetahui nilai berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Selanjutnya manfaat Break Even Point dalam sebuah perusahaan ialah dapat
mengetahui dampak perubahan harga jual produk, biaya, dan volume penjualan. BEP
(jumlah unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)
Jadi BEP = Rp. 200.000 / (Rp. 15.000-Rp. 10.000)
= Rp. 200.000 / Rp. 5.000
= 40 porsi
Jadi, pada penjualan “BaRollINA” Gimbab Nusantara ke 40 porsi per bulan dalam
keadaan Break Even Point akan mendapatkan laba/untung.

 Analisis Cashflow

No Rincian Uraian
1 Total modal per 20 porsi Rp. 200.000,00
2 Harga pokok produksi (HPP) per Rp. 10.000,00
porsi
3 Target laba per porsi Rp. 5.000,00
4 Harga jual per porsi Rp. 15.000,00
5 Target penjualan rata-rata per hari 20 porsi
Rata-rata pendapatan per bulan
6 Penjualan rata-rata/bulan 30 hari x 20 porsi = 600 porsi
7 Total penjualan /bulan 600 porsi x Rp. 15.000 = Rp.
9.000.000,00
8 Laba bruto/bulan 600 porsi x Rp. 5.000 = Rp.
3.000.000,00
9 Laba neto/bulan Rp. 3.000.000 – Rp. 200.000 = Rp.
2.800.000,00
Rata-rata pendapatan per tahun
10 Penjualan rata-rata/tahun 12 bulan x 600 porsi = 7.200 porsi
11 Total penjualan/tahun Rp. 15.000 x 7.200 porsi = Rp.
108.000.000,00
12 Laba bruto/tahun Rp. 3.000.000 x 12 bulan = Rp.
36.000.000,00
13 Laba neto/tahun Rp. 2.800.000 x 12 bulan = Rp.
33.600.000,00
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Produksi “BaRollINa”


Proses pembuatan BaRollINA terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan, masker, apron dan tutup kepala sebelum melakukan proses
produksi.
3. Menyiapkan dan menyediakan bahan baku. Bahan baku yang diperlukan adalah dada
ayam, daun jeruk, daun salam, serai, lengkuas, garam, gula, lada, kemangi, bawang
putih, bawang merah, cawai rawit, cabai besar, jahe, nori/rumput laut, beras.
4. Kemudian, masak nasi hingga matang. Selagi menunggu nasi matang bisa dilanjutkan
pada pembuatan isiiannya yaitu ayam suwir.
5. Selanjutnya rebus ayam dengan garam, lada sampai matang, dinginkan lalu suwir-
suwir.
6. Setelah itu tumis bumbu halus (bawang putih, bawang merah, cabai rawit, cabai
merah dan jahe), serai, daun salam, daun jeruk. Aduk sampai wangi dan bumbu
matang.
7. Setelah bumbu matang, masukkan ayam suwir, lalu aduk rata. Kemudian, bumbui
dengan garam, gula dan lada.
8. Jika semua bahan sudah masuk tunggu sampai bumbu meresap, beri kemangi, lalu tes
rasa.
9. Isiian BaRollINA sudah selesai dan nasi juga sudah matang. Lalu selanjutnya siapkan
nasi lalu tuang minyak wijen ke dalam nasi dan aduk hingga rata.
10. Siapkan rollan lalu diatasnya letakkan nori, lalu nasi dan diatas nasi beri isiian ayam
suwir.
11. Jika semua bahan sudah disusun rapi lalu gulung hingga rapi.
12. Semua sudah tergulung oleskan minyak wijen diatasnya dan taburi biji wijen
diatasnya.

3.2 Pemasaran
Produk ini akan kami promosikan melalui media sosial (Instagram, Whatsapp, Twitter
dan lain sebagainya)

3.3 Tahapan Pekerjaan


Tahapan pekerjan akan dimulai dengan pembelian alat dan bahan di pasar maupun e-
commerce. Dipastikan bahan baku yang dibeli masih dalam kondisi yang segar dan baik.
Saat bahan dan alat sudah terkumpul kita akan melakukan proses produksi seperti yang
dijelaskan diatas. Setelah produk selesai diproduksi dan siap dilakukan pengemasan maka
kita akan lanjut ke tahap pengemasan dan kemudian siap untuk dipasarkan. Evaluasi
kegiatan akan dilakukan diakhir kegiatan setiap harinya untuk mengetahui kemudahan
dan kendala yang ditemukan pada setiap tahapan yang dilakukan untuk perbaikan proses
hingga dapat menjamin kepuasan pelanggan.
1. Proses Pengemasan
a. Cuci tangan
b. Pakai sarung tangan, masker, apron, dan tutup kepala sebelum melakukan proses
pengemasan
c. Setelah BaRollINA sudah selesai di produksi selanjutnya dilakukan pengecekan
kembali pada setiap produk, sehingga tidak ada produk yang cacat atau tidak
layak jual
d. Potong-potong BaRollINA menjadi beberpa bagian, lalu masukkan ke dalam
paper lunch box ukuran medium
e. Tutup kemasan dengan rapat agar tidak terkontaminasi
f. Tempelkan stiker produk pada tutup kemasan
g. Terakhir tempelkan stiker berisi kandungan/ ingredients, saran penyajian/anjuran
konsumsi di samping kemasan
h. Batas waktu penyimpanan dalam kulkas selama 2 hari karena tidak menggunakan
bahan pengawet dan pewarna makanan, diusahakan setelah produk sudah sampai
di tangan pembeli segera dikonsumsi
i. Lakukan pengecekan kembali pada setiap produk sebelum produk didistribusikan.
2. Proses pembuatan stiker logo (bagian atas/tutup dan disamping kemasan)
 Stiker logo “BaRollINA”

 Stiker saran penyajian dan komposisi


DAFTAR PUSTAKA
Faradina, Nadia Firza. (2022). Gelombang Korea dan Dampaknya Pada Industri Makanan Korea
Halal di Indonesia. Mahasiswa Universitas Islam Indonesia.
Lupitasari E, S. (2022). Pengaruh Korean Wave dan Makanan Korea terhadap Minat Makan
Hidangan Korea (Jurnal Tata Boga). Jurnal Tata Boga, X(x), 4.
Nisrina, R. N., & Najicha, F. U. (2022). Pengaruh Korean Wave Terhadap Ketahanan
Nasionalisme Warga Negara Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 6(2), 2384–2392.
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/3015
Veronica, E., Kusdibyo, L., & Senalasari, W. (2021). Persepsi Generasi Milenial terhadap
Masakan Lokal Indonesia. Industrial Research Workshop and National Seminar
(IRWNS), 12, 1442–1448.

Anda mungkin juga menyukai