Anda di halaman 1dari 1

Bagi masyarakat Jawa, keris memiliki nilai tertentu.

Bukan sebagai klenik, melainkan sebagai filosofi


dalam kehidupan. Makna filosofis yang terkandung dalam sebuah keris bisa dilihat mulai dari proses
pembuatan hingga menjadi sebuah pusaka bagi pemiliknya.

Empu menciptakan keris bukan untuk membunuh tetapi mempunyai tujuan lain yakni sebagai
piyandel atau pegangan yang diyakini menambah kewibawaan dan rasa percaya diri, ini dapat dilihat
dari proses pembuatannya pada zaman dahulu.

Dalam adat Jawa, keris adalah satu dari lima hal yang harus dimiliki oleh laki-laki Jawa dewasa. Ketua
Rumah Budaya Naranta Tuban, Ita Hariyanti mengatakan, keris pada dasarnya menunjukkan
kemapanan seorang laki-laki Jawa. Sekaligus simbol diri dari pemiliknya serta simbol garis keturunan.
“Keris bisa menjadi simbol status atau strata mulai dari petani, prajurit, kemudian petinggi sampai
raja. Keris yang mereka miliki pasti berbeda,” ujarnya, Rabu (5/8/2020).

Ita menjelaskan, jumlah luk keris juga memiliki arti tersendiri. Misalnya, keris ber luk satu, sebagai
simbol kesederhanaan. Luk tiga, sebagai simbol bahwa pemiliknya bersikap semeleh, berserah pada
pemilik kehidupan.

Keris biasanya disesuaikan dengan wuku kelahiran dan kebutuhan pemiliknya. “Misalnya ingin
kesejahteraan rumah tangga, kita bisa memilih keris dengan dapur tilam sari. Kalau jaman dulu, kalau
kita memesan dari empu, kita tidak bisa memesan sesuai keinginan kita, tapi sang empu yang
menentukan keris apa yang cocok untuk kita,” terang Ita.

Bagi masyarakat yang tidak memahami keris, dikatakan Ita, pasti akan mengaitkan pusaka ini dengan
klenik. Misalnya dengan menganggap keris itu sakti, kemudian membakar dupa dan diberi bunga-
bunga. “Mereka beranggapan bahwa memberi makan penunggunya. Padahal itu bertujuan untuk
merawat dan menghormati pusaka tersebut, benda warisan leluhur dan juga empu yang telah
membuatnya,” ujar perempuan yang akrab disapa Ita Gayatri ini.

Keris atau dalam bahasa Jawa disebut Tosan Aji, merupakan penggalan dari kata tosan yang berarti
besi dan aji berarti dihormati. Jadi keris merupakan perwujudan yang berupa besi dan diyakini
memiliki kandungan yang mempunyai makna harus dihormati, karena merupakan warisan budaya
nenek moyang yang bernilai tinggi.

Ita berharap pada generasi penerus bangsa bisa lebih mencintai budaya sendiri dan tidak mudah
percaya isu negatif terkait keris yang dinilai identik dengan klenik, kemudian untuk pemilik keris, Ita
meminta mereka untuk tidak merasa malu, gengsi, takut dianggap kuno.

Anda mungkin juga menyukai