Akuntansi Perpajakan Investasi Jangka Pendek
Akuntansi Perpajakan Investasi Jangka Pendek
Dosen Pengampu :
CHASAN ABRORI, SE. M.Si. BPK. Ak
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Investasi Jangka
Pendek” dengan baik dan tepat waktu.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
kelompok mata kuliah akuntansi perpajakan dengan merangkum materi dari berbagai sumber
sehingga dapat melengkapi materi yang disampaikan oleh dosen.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik
dari segi materi maupun penyusunan makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran untuk memperbaiki sehingga kedepannya menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat dijadikan referensi dan memberikan bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.4 Sekuritas................................................................................................................ 9
2.4.1 Saham............................................................................................................ 9
2.4.2 Obligasi....................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Dana kas menganggur (idle cash) adalah kelebihan kas yang tidak diperlukan dalam
waktu dekat. Biasanya kelebihan dana ini kelebihan dana ini dimanfaatkan untuk
membeli atau menanamkannya dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat segera
dijual. Investasi jangka pendek atau surat-surat efek harus memenuhi syarat-syarat aman,
likuid, dan menghasilkan.
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan atau didanai dari
kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh perusahaan yang
dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan atau kurang. Kelebihan uang kas
dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan karena itu kelebihan kas
sebaiknya diinvestasikan selam masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka watu
tidak dipakainya kas itu relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam bentuk
atau dalam jangka pendek. Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk
deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham ( efek ekuitas) dan
obligasi (efek Utang).
Menurut PSAK 13 (1994) tentang akuntansi untuk Investasi, ada tiga syarat yang harus
dipenuhi, yaitu :
1. Mempunyai pasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera.
2. Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila dibutuhkan dana untuk
kegiatan umum perusahaan.
3. Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.
Syarat-syarat tentang investasi jangka panjang tidak diatur secara khusus dalam
ketentuan perpajakan. Oleh sebab itu, cara klasifikasi menurut PSAK 13 tersebut juga
dapat diberlakukan untuk kepentingan perpajakan.
Menurut IAI (2009:43) Dalam SAK-ETAP efeka dalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligassi, tanda bukti utang, unit
Apabila entitas memiliki investasi utang HTM dan berniat memiliki hingga jatuh
tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam
kelompok investasi dala utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan
setelah amortisasi prem/diskonto.
Surat berharga dalam bentuk apapun saham yang dibeli dan dimiliki untuk dijual
kembali dalamperiode singkat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam
hitungan hari). Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009:46-47) investasi utang yang
dikelompokkan dalam kelompok “trading” diukur sebesar nilai wajarnya dalam
neraca. Efek yang dibei dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, harus
diklasifikasikan dalam kelompok “trading”. Pengelompokkan ini biasanya
ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering dilakukan. Tujuan
dari investasi utang ini dimiliki adalah untuk menhasilkan laba dari perbedaan harga
jangka pendek. Laba/rugi yang belum direalisasi atas investasi utang “trading” harus
diakui sebagai penghasilan.
Investasi jangka pendek (marketable) adalah asset yang tingkat likuiditasnya sangat
Penilaian ini mengakibatkan penurunan nilai aset. Selisih harga tersebut diakui
sebagai kerugian. Metode penilaian ini tidak diperkenankan untuk keperluan perpajakan,
sebab bertentangan dengan prinsip nilai historis yang dianut dalam perpajakan. Penilaian
investasi jangka pendek menurut perpajakan didasarkan pada nilai perolehannya.
Surat berharga dalam valuta asing, sesuai dengan ketentuan perpajakan, harus
dijabarkan ke dalam mata uang rupiah. Penjabarannya dilakukan menggunakan kurs
tanggal neraca atau kurs tetap yang dilakukan secara taat asas.
Capital gain adalah keuntungan transaksi saham yang dikenakan Pajak Penghasilan.
Pengenaan ini didasarkan pada UU Nomor 7 Tahun 1983 Jo. UU Nomor 10 Tahun
1994 Pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan : “Yang menjadi objek Pajak adalah penghasilan,
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak,
baik yang berasal dari Indonesia, yang dapat dipakai atau menambah kekayaan wajib
pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.” Hal ini juga mencakup
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari transaksi penjualan saham.
Besarnya PPh yang dipungut dari transaksi penjualan saham di bursa efek di tentukan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi
Jurnal akuntansi perpajakan untuk penjualan bukan saham pendiri atau penjualan saham
pendiri adalah :
PT…
2.4 Sekuritas
2.4.1 Saham
Sekuritas saham dapat berbentuk saham biasa dan saham preferen. Sebagaimana terjadi
pada akuntansi komersial, nilai saham dicatat sebesar harga perolehannya pada saat
pembelian.Penghasilan dari saham dapat berupa dividen (tunai, saham atau harta), saham
dan dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan atau berkedudukan di
Indonesia tidak dikenakan pajak dengan syarat : dividen tersebut berasal dari cadangan
modal yang ditahan dan bagi PT, BUMN, dan BUMD yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari
jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham
tersebut.
Praktik akuntansi komersial menyajikan dua pilihan penilaian sekuritas saham dalam
neraca, yaitu : harga perolehan (cost method) dan harga terendah antara harga perolehan
dan harga pasar (cost or market price whichever is lower).
Dalam praktik, terutama untuk saham yang mobilitasnya di pasar cukup tinggi,
pembukuan saham kebanyakan didasarkan atas nilai perolehan dengan alasan harga pasar
bersifat sementara. Berdasarkan alasan tersebut, metode penilaian dengan harga terendah
antara harga pasar dengan harga perolehan sering tidak dipakai.
Untuk keperluan akuntansi perpajakan, penjelasan Pasal 10 ayat 6 UU PPh
menyatakan ketentuan tentang penilaian persediaan berlaku juga untuk sekuritas. Untuk
keperluan pajak, persediaan hanya diperbolehkan untuk dinilai berdasarkan harga
perolehan. Oleh karena itu, alternatif penilaian sekuritas menurut harga terendah antara
harga harga perolehan dan harga pasar tidak diperkenankan. Dengan berlakunya metode
penilaian berdasarkan harga perolehan, penghasilan saham yang berupa dividen hanya
diakui pada saat secara nyata terdapat pembagian dividen.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1997, penghasilan (positif dan negatif)
dari transaksi penjualan saham di bursa efek dikenakan PPh 0,1% untuk saham pada
umumnya atau 0,5% untuk saham pendiri. Karena pungutan pajak diperlakukan sebagai
pungutan final, maka untuk akuntansi pajak, penghasilan dari penjualan saham tidak
perlu dilaporkan dalam SPT Tahunan dan dikonsodilasikan dengan penghasilan lainnya
yang tidak dikenakan pajak final. Sebagai akibat pengenaan pajak final tersebut, semua
pengeluaran dan biaya tidak dapat dikurangkan pada penghasilan, baik yang berasal dari
1.100.000,00).
Demikian juga bila sebaliknya terjadi kerugian. Misalnya saham dijual dengan harga
Rp 950.000,00 dan jasa pialang sebesar Rp 10.000,00 oleh administrasi pajak, kerugian
tersebut di kesampingkan dan perusahaan tetap harus membayar PPh Rp
950,00 (0,1% x Rp 950.000,00)tanpa mempertimbangkan adanya fakta kerugian. Hal ini
semata-mata karena alasan kesederhanaan administrasi pemajakan dan pemberian
kepastian kepada pembayar pajak.
Mars
Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka waktu
tertentu, Umumnya obligasi memberika penghasilan bunga dengan jumlah tetap kepada
investor. Ada kalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan.
Penjelasan Pasal 4 ayat (1) bagian (g) UU PPh menganggap bagian keuntungan
tersebut sebagai penghasilan. Perlakuan akuntansi pajak atas sekuritas obligasi hampir
sama dengan saham.
Jika dalam pembelian obligasi termasuk dalam unsur bunga berjalan, bunga tersebut
harus diperhitungkan sebagai penghasilan. PPh yang dipungut atas bunga obligasi yang
tidak dijual di bursa efek tidak boleh dikapitalisasi, tetapi harus dicatat sebagai pajak
yang dibayar di muka (PPh 23 dengan tariff 15% x penghasilan bruto). Sedangkan bunga
obligasi di bursa efek dikenakan PPh final (PPh 4 ayat 2) sebesar 20% dari penghasilan
bruto.
Selain bunga tetap, penghasilan obligasi bunga berupa capital gain dan realisasi
diskonto (selisih antara nilai nominal dengan nilai perolehan) pada saat pelunasan
obligasi. Hanya bunga obligasi dan dividen dari saham yang diperdagangkan di bursa
yang diterima WP perseorangan yang tidak melebihi jumlah Penghasilan Tidak Kena
Pajak (setahun) dibebaskan dari pajak. Prinsip penilaian sekuritas saham berlaku juga
atas obligasi. Demikian juga dengan pencatatan pelaporan obligasi melalui bursa efek
diperlakukan sama dengan saham.
CONTOH SOAL
Pada 1 Juli 2011 PT Budi membeli 10 lembar obligasi PT Noni dengan harga nominal
Rp 10.000,00 dan kurs sebesar 110%. Bunga obligasi 12% pertahun dibayar setiap
tanggal 1 April dan 1 Oktober. Komisi pialang sebesar Rp 8.000,00. Obligasi akan
dilunasi pada 31 Desember 2015 (4,5 tahun lagi).
Kas/Bank - Rp 111.500,00
Kas/Bank - Rp 7.600,00
Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi harus menyetorkan PPh 21 yang
Premi obligasi diamortisasi sebesar Rp 1.111,00 untuk 6 bulan selama tahun 2011
yang dimasukkan dalam pos pengurangan penghasilan bunga.
Prinsip yang berlaku dala akuntansi komersial diikuti juga dalam akuntansi pajak.
Memang Undang-undang pajak tidk mengatur tersendiri secara rinci yang berkaita denga
investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Investasi jangka pendek dapat
berbentuk surat berharga atau disebut sekuritas. Sekuritas ini mudah untuk diperjual
belikan semata-mata bertujuan untuk keuntunga dari fluktuasi harga, tetapi lebih pada
tujuan untuk memanfaatkan dana yang tidak digunakan.
Terkait dengan sekuritas saha ini, dari sisi capital gain perlu dipahami pasal-pasal
yang mengatur seperti halnya pasal 4 ayat 3 huruf (f). Undang-undag pajak penghasilan
yang menyatakan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
perseroan terbatas sebagai WP dalam negeri, koperasi, BUMN atau BUMD dari
penyertaan modal
pada bada usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak
dikategorikan sebagai objek untuk dikenakan pajak penghasilan denga syarat :
penghasilan.
Pajak penghasilan atas bunga obligasi yang dipungut tidak dapat dikapitalisasi, tetapi
pencataannya dilakukan sebagai pajak yang dibayar dimuka yaitu pajak penghasilan
pasal 23. Penghasilan yang diperoleh atas investasi obligasi ini berupa bunga atau
capital gain (keuntungan karena pelepasan) atau realisasi disagio (selisih antara nilai
nominal dengan nilai perolehan). Aturan prpaakan atas penghasilan dari bunga obligasi
dan dividn dari saham yang diperdagangkan di bursa mengacu pada unang-undang tidak
termasuk kategori objek pajak penghasilan. Namun demikian, apabila penerimanya
adalah WP orang pribadi yang melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, maka dividen
yang diterimanya itu dikennakan Pajak Penghasilan.
3.1 Kesimpulan
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan
penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang
terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan
sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa
yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa
keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat
dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur
yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh
perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
1. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2006). Pelatihan Pajak Terapan Brevet A & B. Jakarta.
2. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2004 ). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta Salemba
Empat.
Empat.