Anda di halaman 1dari 18

 

AKUNTANSI PERPAJAKAN
“ INVESTASI JANGKA PENDEK    ”

Dosen Pengampu :
CHASAN ABRORI, SE. M.Si. BPK. Ak

Disusun Oleh : Kelompok 4


6 Akuntansi B5
1.  Fitria Erawati (142010300267)
(142010300267)
2.  Dwitha Faradhani S. M. (142010300278)
(142010300278)
3.  Reny Kistinal (142010300279)
(142010300279)
4.  Ramadani (142010300282)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2017-2018

Investasi Jangka Pendek Page 1


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Investasi
“ Investasi Jangka Pendek ”
dengan baik dan tepat waktu.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
kelompok mata kuliah akuntansi perpajakan dengan merangkum materi dari berbagai sumber
sehingga dapat melengkapi materi yang disampaikan oleh dosen.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik
dari segi materi maupun penyusunan makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran untuk memperbaiki sehingga kedepannya menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat dijadikan referensi dan memberikan bermanfaat bagi para pembaca.

Sidoarjo, 06 April 2017

Penyusun

Investasi Jangka Pendek Page 2


 

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang. ...........................................


.................................................................
............................................
.............................
....... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................


......................................................................
...........................................
..................... 5

1.3 Tujuan ...........................................


..................................................................
.............................................
...........................................
..................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Investasi jangka Pendek ..........................................


.................................................................
.........................
.. 6

2.2 Nilai Investasi Jangka


J angka Pendek Dalam Neraca
Ner aca ...........................................
.................................................
...... 7

2.3 Pajak Penghasilan Atas Keuntungan Transaksi Saham ...........................


..................................
....... 8

2.4 Sekuritas ................................................


......................................................................
............................................
....................................
.............. 9

2.4.1 Saham ..............................................................


....................................................................................
........................................
.................. 9
2.4.2 Obligasi ............................................
...................................................................
.............................................
..............................
........ 12

2.4.3 Sekuritas Yang Lain .....................................


...........................................................
.........................................
................... 15

2.5 Akuntansi Pajak Investasi Jangka


J angka Pendek ............................................
....................................................
........ 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................


.................................................................
............................................
..................................
............ 17

DAFTAR PUSTAKA

Investasi Jangka Pendek Page 3


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan


kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas
 perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu
 bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni
terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi
keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam
 perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai
dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari
 penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk
menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan
sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan
 perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap
merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.
Jumlah dana di kas dan bank yang berlebihan dan tidak dimanfaatkan secara umum
tidak dibenarkan, sehingga umumnya dana tersebut dimanfaatkan dengan ditanamkan
dalam bentuk surat-surat berharga, atau sebagai investasi sekuritas. Bentuk investasi
dalam surat berharga sangat bermanfaat karena dapat segera dijual. Hal yang sangat
mendorong investasi
investasi sehingga menjadi suatu alternatif yang menarik
menarik antara lain adalah
semakin berkembangnya pasar modal seperti Bursa Efek Indonesia (BEI- hasil
 penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Indonesia). Pasar modal mempunyai
 peranan penting di suatu negara dimana bertujuan menciptakan fasilitas bagi kepentingan
industri dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal.

Investasi Jangka Pendek Page 4


 

1.2 Rumusan Masalah


1.  Apa pengertian investasi jangka pendek ?
2.  Bagaimana nilai investasi jangka pendek dalam neraca ?
3.  Bagaimana pajak penghasilan atas keuntungan transaksi saham ?
4.  Apa saja macam-macam sekuritas dalam investasi jangka pendek ?

1.3 Tujuan
1.  Untuk mengetahui
mengetahui pengertian investasi jangka pendek
2.  Untuk mengetahui
mengetahui nilai investasi jangka pendek dalam neraca
3.  Untuk mengetahui
mengetahui pajak penghasilan atas keuntungan transaksi saham
4.  Untuk mengetahui macam-macam sekuritas dalam investasi jangka pendek

Investasi Jangka Pendek Page 5


 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Investasi Jangka Pendek

Dana kas menganggur (idle cash) adalah kelebihan kas yang tidak diperlukan dalam
waktu dekat. Biasanya kelebihan dana ini kelebihan dana ini dimanfaatkan untuk
membeli atau menanamkannya dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat segera
dijual. Investasi jangka pendek atau surat-surat efek harus memenuhi syarat-syarat aman,
likuid, dan menghasilkan.

Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan atau didanai dari
kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh perusahaan yang
dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan atau kurang. Kelebihan uang kas

dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan karena itu kelebihan kas
sebaiknya diinvestasikan selam masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka watu
tidak dipakainya kas itu relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam bentuk
atau dalam jangka pendek. Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk
deposito, sertifikat
se rtifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham ( efek ekuitas) dan
obligasi (efek Utang).

Menurut PSAK 13 (1994) tentang akuntansi untuk Investasi, ada tiga syarat yang harus
dipenuhi, yaitu :

 
1. Mempunyai pasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera.
2.  Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila dibutuhkan dana untuk
kegiatan umum perusahaan.
3.  Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.

Syarat-syarat tentang investasi jangka panjang tidak diatur secara khusus dalam
ketentuan perpajakan. Oleh sebab itu, cara klasifikasi menurut PSAK 13 tersebut juga
dapat diberlakukan untuk kepentingan perpajakan.

Menurut IAI (2009:43) Dalam SAK-ETAP efeka dalah surat berharga, yaitu surat
 pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligassi, tanda bukti utang, unit

Investasi Jangka Pendek Page 6


 

 penyertaan kontrak investasi, kolektif, kontrak berjangka atas efek. Pengakuan dan
 pengukuran investasi pada efek utang dapat
dapat diklasifkasikan ke dalam 3 kelompok yaitu:

1.  Efek Dimliki Hingga Jatuh Tempo (Held to Martuty - HTM)

Apabila entitas memiliki investasi utang HTM dan berniat memiliki hingga jatuh

tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam
kelompok investasi dala utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan
setelah amortisasi prem/diskonto.

2.  Efek “Diperdagangkan” (Trading) 


(Trading) 

Surat berharga dalam bentuk apapun saham yang dibeli dan dimiliki untuk dijual
kembali dalamperiode singkat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam
hitungan hari). Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009:46-47) investasi utang yang
dikelompokkan dalam kelompok “trading” diukur sebesar nilai wajarnya dalam
neraca. Efek yang dibei dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, harus
diklasifikasikan dalam kelompok “trading”. Pengelompokkan ini biasanya
ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering dilakukan. Tujuan
dari investasi utang ini dimiliki adalah untuk menhasilkan laba dari perbedaan harga
 jangka pendek. Laba/rugi yang belum direalisasi atas investasi utang “trading”
“t rading” harus
diakui sebagai penghasilan.

3.  Efek “Tersedia Untuk Dijual” (Avaible for Sale –  AFS)


 AFS)

Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007:842-845, 848-850) investasi dalam


 bentuk utang maupun ekuitas yang termasuk dalam kategori AFS dilaporkan
sebesar fair valuedalam neraca. Keuntungan/ kerugian yang belum terealisasi terkait
dengan perubahan fair value akan dicatat dalam akun unrealized gain or loses (bagia
dari laporan laba/rugi yang dilaporkan dalam ekuitas). Perubahan fair valuetidak akan
dilaporkan sebagai bagian dari net incomesampai investasi tersebut dijual.

2.2 Nilai Investasi Jangka Pendek Dalam Neraca

Investasi jangka pendek (marketable) adalah asset yang tingkat likuiditasnya sangat

tinggi. Dengan demikian, besarnya investasi jangka pendek menunjukkan kemampuan

Investasi Jangka Pendek Page 7


 

 perusahaan untuk membayar utang jangka pendek. Nilai investasi ini dalam neraca
menurut Akuntansi komersial dapat disajikan menggunakan dua cara, yaitu:

1.   Nilai perolehan, tetap diberi keterangan tambahan mengenai harga pasar.
2.   Nilai terendah antara nilai perolehan dan harga pasar.

Penilaian ini mengakibatkan penurunan nilai aset. Selisih harga tersebut diakui
sebagai kerugian. Metode penilaian ini tidak diperkenankan untuk keperluan perpajakan,
sebab bertentangan dengan prinsip nilai historis yang dianut dalam perpajakan. Penilaian
investasi jangka pendek menurut perpajakan didasarkan pada nilai perolehannya.

Sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-01/PJ.313/1992,


ditentukan bahwa penilaian surat-surat efek berpegang pada Pasal 10 ayat 3 Undang-
undang PPh 1984, yaitu penilaian persediaan hanya diperbolehkan menggunakan harga
 perolehan. Sedangkan keuntungan
keuntungan atau kerugian karena penjualan atau pengalihan saham
hendaknya berpedoman pada ketentuan Pasal 4 ayat 1 PPh 1984, yaitu sebesar selisih
antara harga jual dengan perolehan.

Surat berharga dalam valuta asing, sesuai dengan ketentuan perpajakan, harus
dijabarkan ke dalam mata uang rupiah. Penjabarannya dilakukan menggunakan kurs
tanggal neraca atau kurs tetap yang dilakukan secara taat asas.

2.3 Pajak Penghasilan Atas Keuntungan Transaksi Saham

Capital gain adalah keuntungan transaksi saham yang dikenakan Pajak Penghasilan.
Pengenaan ini didasarkan pada UU Nomor 7 Tahun 1983 Jo. UU Nomor 10 Tahun 1994
Pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan : “Yang menjadi objek Pajak adalah penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik
yang berasal dari Indonesia, yang dapat dipakai atau menambah kekayaan wajib pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.” 
apapun.”   Hal ini juga mencakup
 penghasilan yang diterima atau diperoleh dari transaksi penjualan saham.

Besarnya PPh yang dipungut dari transaksi penjualan saham di bursa efek di tentukan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi
 penjualan saham di bursa efek dipungut biaya
bia ya PPh yang bersifat final seb
sebesar
esar 0,1% (satu

Investasi Jangka Pendek Page 8


 

 per seribu) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan. Sedangkan untuk saham
 pendiri pemilik saham pendiri dikenakan tambahan PPh sebesar 0,5% (setengah Persen)
Pers en)
dari nilai saham perusahaan pada saat penutupan bursa di akhir tahun 1996. Dalam hal
saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek setelah 1 Januari 1997, nilai saham
ditetapkan sebesar harga saham pada saat penawaran umum perdana.

Jurnal akuntansi perpajakan untuk penjualan bukan saham pendiri atau penjualan saham
 pendiri adalah :

Jurnal Penjualan Bukan Saham Pendiri Jurnal Penjualan Saham Pendiri

Kas xxxx Kas xxxx

PPh 4 (2) xxxx PPh 4 (2) xxxx

Investasi dalam saham- Xxxx Saham Biasa xxxx


PT…  
PT…

Penghasilan atas transaksi penjualan saham di potong langsung oleh penyelenggara


 bursa efek pada saat transaksi jual beli saham. Pihak penyelenggara bursa efek yang akan
membayar atau menyetor PPh Pasal 4 ayat 2 tersebut ke kas Negara menggunakan surat
setoran pajak dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan pajak menggunakan Surat
Pemberitahuan (SPT) masa PPh 4 ayat 2.

2.4 Sekuritas

Sekurtitas (Surat Berharga) yang mudah diperjualbelikan merupakan bentuk investasi


sementara untuk memanfaatkan dan yang tidak dipergunakan (secondary cash reserves).
Dengan motivasi penyisihan dana sementara tersebut, keuntungan karena flutuasi harga
 bukan merupakan tujuan utama dari pembelian sekuritas. Sekuritas dapat berbentuk
saham (sekuritas ekuitas), obligasi dan sekuritas yang lain.

2.4.1 Saham

Sekuritas saham dapat berbentuk saham biasa dan saham preferen. Sebagaimana terjadi

 pada akuntansi komersial, nilai saham dicatat sebesar harga perolehannya pada saat
 pembelian.Penghasilan dari saham dapat berupa dividen (tunai, saham atau harta), saham

Investasi Jangka Pendek Page 9


 

 bonus (dari revaluasi aset atau kapitalisasi agio), dari hak membeli emisi saham
 perusahaan (stock warrants, preeptive rights, dan right issues), dan capital gain.
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat 3 UU PPh, dividen atau bagian laba yang
diterima atau diperoleh perseroan terbatas (PT) sebagai Wajib Pajak (WP) Dalam Negeri,
Koperasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),

dan dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan atau berkedudukan di
Indonesia tidak dikenakan pajak dengan syarat : dividen tersebut berasal dari cadangan
modal yang ditahan dan bagi PT, BUMN, dan BUMD yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari
 jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham
tersebut.
Praktik akuntansi komersial menyajikan dua pilihan penilaian sekuritas saham dalam
neraca, yaitu : harga perolehan (cost method) dan harga terendah antara harga perolehan
dan harga pasar (cost or market price whichever is lower).

Dalam praktik, terutama untuk saham yang mobilitasnya di pasar cukup tinggi,
 pembukuan saham kebanyakan
kebanyakan didasarkan atas nilai perolehan dengan alasan harga pasar
 bersifat sementara. Berdasarkan alasan tersebut, metode penilaian dengan harga terendah
antara harga pasar dengan harga perolehan sering tidak dipakai.
Untuk keperluan akuntansi perpajakan, penjelasan Pasal 10 ayat 6 UU PPh
menyatakan ketentuan tentang penilaian persediaan berlaku juga untuk sekuritas. Untuk
keperluan pajak, persediaan hanya diperbolehkan untuk dinilai berdasarkan harga
 perolehan. Oleh karena itu, alternatif penilaian sekuritas menurut harga terendah antara
harga harga perolehan dan harga pasar tidak diperkenankan. Dengan berlakunya metode

 penilaian berdasarkan harga perolehan, penghasilan saham yang berupa dividen hanya
diakui pada saat secara nyata terdapat pembagian dividen.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1997, penghasilan (positif dan negatif)
dari transaksi penjualan saham di bursa efek dikenakan PPh 0,1% untuk saham pada
umumnya atau 0,5% untuk saham pendiri. Karena pungutan pajak diperlakukan sebagai
 pungutan final, maka untuk akuntansi pajak, penghasilan dari penjualan saham tidak
 perlu dilaporkan dalam SPT Tahunan dan dikonsodilasikan dengan penghasilan lainnya
yang tidak dikenakan pajak final. Sebagai akibat pengenaan pajak final tersebut, semua
 pengeluaran dan biaya
bia ya tidak dapat dikurangkan pada penghasilan, baik yang berasal
beras al dari

saham itu maupun penghasilan yang lain.

Investasi Jangka Pendek Page 10


 

CONTOH SOAL
Misalnya, PT Buana pada tanggal 1 Maret 2007 menjual saham PT Mars, yang dibelinya
Rp 1.000.000,00
1.000.000,00 dengan Rp 1.100.000,00 dan biaya penjualan (jasa pialang dan
sebagainya) Rp 20.000,00. Keuntungan bersih PT Buana dari penjualan saham tersebut
adalah Rp 80.000,00. Namun untuk tujuan perpajakan, jumlah Rp 1.100,00(0,1
1.100,00(0,1%
% x Rp

1.100.000,00).
Demikian juga bila sebaliknya terjadi kerugian. Misalnya saham dijual dengan harga
Rp 950.000,00 dan jasa pialang sebesar Rp 10.000,00 oleh administrasi pajak, kerugian
tersebut di kesampingkan dan perusahaan tetap harus membayar PPh Rp
950,00 (0,1%
(0,1% x Rp 950.000,00)tanpa
950.000,00)tanpa mempertimbangkan
mempertimbangkan adanya fakta kerugian. Hal ini
semata-mata karena alasan kesederhanaan administrasi pemajakan dan pemberian
kepastian kepada pembayar pajak.

Jurnal akuntansi perpajakan untuk transaksi tersebut adalah :

1.  Jika saham terjual dengan harga Rp1.100.000,00

Tanggal Keterangan Debet Kredit

1-Mar- Kas Rp 1.078.900,00 -


2007
PPh 4 ayat (2) Rp 1.100,00 -

Laba penjualan saham - Rp 80.000,00

Investasi dalam saham PT Mars - Rp 1.000.000,00

2.  Jika saham terjual dengan harga Rp. 950.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit

1-Mar- Kas Rp 939.050,00 -


2007
PPh 4 ayat (2) Rp 950,00 -

Rugi penjualan saham Rp 60.000,00 -

Investasi dalam saham PT Rp 1.000.000,00

Mars

Investasi Jangka Pendek Page 11


 

2.4.2 Obligasi

Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka waktu
tertentu, Umumnya obligasi memberika penghasilan bunga dengan jumlah tetap kepada

investor. Ada kalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan.
Penjelasan Pasal 4 ayat (1) bagian (g) UU PPh menganggap bagian keuntungan
tersebut sebagai penghasilan. Perlakuan akuntansi pajak atas sekuritas obligasi hampir
sama dengan saham.
Jika dalam pembelian obligasi termasuk dalam unsur bunga berjalan, bunga tersebut
harus diperhitungkan sebagai penghasilan. PPh yang dipungut atas bunga obligasi yang
tidak dijual di bursa efek tidak boleh dikapitalisasi, tetapi harus dicatat sebagai pajak
yang dibayar di muka (PPh 23 dengan tariff 15% x penghasilan bruto). Sedangkan bunga
obligasi di bursa efek dikenakan PPh final (PPh 4 ayat 2) sebesar 20% dari penghasilan

 bruto.
Selain bunga tetap,
tet ap, penghasilan
p enghasilan obligasi bunga berupa capital gain dan realisasi
diskonto (selisih antara nilai nominal dengan nilai perolehan) pada saat pelunasan
obligasi. Hanya bunga obligasi dan dividen dari saham yang diperdagangkan di bursa
yang diterima WP perseorangan yang tidak melebihi jumlah Penghasilan Tidak Kena
Pajak (setahun) dibebaskan dari pajak. Prinsip penilaian sekuritas saham berlaku juga
atas obligasi. Demikian juga dengan pencatatan pelaporan obligasi melalui bursa efek
diperlakukan sama dengan saham.

CONTOH SOAL
Pada 1 Juli 2011 PT Budi membeli 10 lembar obligasi PT Noni dengan harga nominal
Rp 10.000,00 dan kurs sebesar 110%. Bunga obligasi 12% pertahun dibayar setiap
tanggal 1 April dan 1 Oktober. Komisi pialang sebesar Rp 8.000,00. Obligasi akan
dilunasi pada 31 Desember 2015 (4,5 tahun lagi).

Investasi Jangka Pendek Page 12


 

Pencatatan investasi obligasi oleh PT Budi tahun 2011 adalah:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

1 Juli Investasi pada efek tertentu Rp 110.000,00 -


2011
Pendapatan bunga Rp 3.000,00 -

Utang PPh Pasal 4 ayat (2) - Rp 1.500,00

Kas/Bank - Rp 111.500,00

Sesuai PP 16 Tahun 2009, PT Budi berkewajiban


berkewaji ban melakukan pemotongan PPh Pasal 4
ayat (2) atas diskonto yang merupakan penghasilan bagi yang menerbitkan obligasi
sebesar 15% x Rp 10.000,00 = Rp 1.500,00. Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya,
PT Budi harus menyetor PPh Pasal 4 ayat (2) yang telah dipotongnya ke kas Negara.

Tanggal Keterangan Debet Kredit

10 Agst Utang PPh Pasal 4 ayat (2) Rp 1.500,00 -


2011
Kas/Bank - Rp 1.500,00

Sesuai Pasal 21 UU PPh, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh 21 atas


 pembayaran komisi yang merupakan penghasilan bagi yang menerima sebesar 5% x Rp
8.000,00 = Rp 400,00.

Tanggal Keterangan Debet Kredit

1 Beban komisi Rp 8.000,00 -


Juli 2011
Utang PPh 21 - Rp 400,00

Kas/Bank - Rp 7.600,00

Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi harus menyetorkan PPh 21 yang
telah dipotongnya ke kas Negara.

Investasi Jangka Pendek Page 13


 

Tanggal Keterangan Debet Kredit

10 Agst Utang PPh 21 Rp 400,00 -


2011
Kas/Bank - Rp 400,00

Sesuai PP 16 Tahun 2009, pendapatan bunga yang diterima PT Budi berkewajiban


melalkukan pemotongan PPh pasal 4 ayat (2) oleh PT Noni sebagai pemberi penghasilan
sebesar 15% x Rp 6.000,00 = Rp 900,00. PPh ini bersifat final sehingga tidak dapat
diperhitungkan oleh PT Budi pada SPT Tahunan PT Budi.

Tanggal Keterangan Debet Kredit

1 Okt 2011 Kas/Bank Rp 5.100,00 -

PPh 23 dibayar di muka Rp 900,00 -

Pendapatan bunga - Rp 6.000,00

Penyesuaian pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

31 Des Piutang bunga Rp 3.000,00 -


2011
Pendapatan bunga - Rp 3.000,00

Premi obligasi diamortisasi sebesar Rp 1.111,00 untuk 6 bulan selama tahun 2011
yang dimasukkan dalam pos pengurangan penghasilan bunga.

Tanggal Keterangan Debet Kredit

31 Des Pendapatan bunga Rp 1.111,00 -


2011
Investasi pada efek tertentu - Rp 1.111,00

Investasi Jangka Pendek Page 14


 

Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit

31 Des Pendapatan bunga Rp 4.889,00 -


2011
Rugi-laba - Rp 4.889,00

2.4.3 Sekuritas Yang Lain

WP dapat mempunyai sekuritas yang lain, di antaranya warkat komersial (commercial


 paper), surat promes (promissory notes), bill of exchange (trade acceptance), banker’s
acceptance, sertifikat deposito, dan repurchase agreement. Sekuritas-sekuritas tersebut
merupakan instrument pasar uang yang dapat diperjualbelikan setiap saat. Selisih antara
nilai yang dibayar pada saat pembelian dan nilai yang diterima pada saat penjualan atau
 pelunasan merupakan penghasilan bagi pemegang sekuritas. Sebagaimana terjadi dengan
 penghasilan yang dikenakan pajak pada pemegang sekuritas, biaya dan kerugian dapat
dikurangkan dari penghasilan oleh penerbit sekuritas. Metode penilaian pada saham dan
obligasi dapat diterapkan terhadap jenis sekuritas yang lain.

2.5 Akuntansi Pajak Investasi Jangka Pendek

Prinsip yang berlaku dala akuntansi komersial diikuti juga dalam akuntansi pajak.
Memang Undang-undang pajak tidk mengatur tersendiri secara rinci yang berkaita denga
investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Investasi jangka pendek dapat
 berbentuk surat berharga atau disebut sekuritas. Sekuritas ini mudah untuk diperjual
 belikan semata-mata bertujuan untuk keuntunga dari fluktuasi harga, tetapi lebih pada
tujuan untuk memanfaatkan dana yang tidak digunakan.

Terkait dengan sekuritas saha ini, dari sisi capital gain  perlu dipahami pasal-pasal
yang mengatur seperti halnya pasal 4 ayat 3 huruf (f). Undang-undag pajak penghasilan
yang menyatakan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima
diteri ma atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai WP dalam negeri, koperasi, BUMN atau BUMD dari penyertaan modal
 pada bada usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak
dikategorikan sebagai objek untuk dikenakan pajak penghasilan denga syarat :

Investasi Jangka Pendek Page 15


 

1.  Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan


2.  Bagi perseroa terbatas, BUMN, BUMD yang menerima dividen, kepemilikan saham
 pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yag
disetor da harus mempunyai usaha aktif diluar kepemilikan bunga beralan. Dalam
hal pembelian obligasi, maka unsur bunga berjalan diperhitungkan sebaga

 penghasilan.

Pajak penghasilan atas bunga obligasi yang dipungut tidak dapat dikapitalisasi, tetapi
 pencataannya dilakukan sebagai pajak yang dibayar dimuka yaitu pajak penghasilan
 pasal 23. Penghasilan yang diperoleh atas investasi obligasi ini berupa bunga atau
capital gain (keuntungan karena pelepasan) atau realisasi disagio (selisih antara nilai
nominal dengan nilai perolehan). Aturan prpaakan atas penghasilan dari bunga obligasi
dan dividn dari saham yang diperdagangkan di bursa mengacu pada unang-undang tidak
termasuk kategori objek pajak penghasilan. Namun demikian, apabila penerimanya

adalah WP orang pribadi yang melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, maka dividen
yang diterimanya itu dikennakan Pajak Penghasilan.

Investasi Jangka Pendek Page 16


 

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan

 penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang
terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan
sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa
yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa
keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat
dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur
yang sangat penting dalam perusahaan.
perusahaan. Aktivitas investasi yang
yang dilakukan oleh
 perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.

Investasi Jangka Pendek Page 17


 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Ikatan Akuntansi Indonesia. (2006). Pelatihan


(2006). Pelatihan Pajak Terapan Brevet A & B.
B. Jakarta.

2.  Ikatan Akuntansi Indonesia. (2004 ). Standar Akuntansi Keuangan.


Keuangan. Jakarta Salemba

Empat.

3.  Gunadi. 1997. Akuntansi


1997. Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Gramedia.

4.  Waluyp. 2008.  Perpajakan Indonesia. Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

5.   _______.200
 _______.2009.
9.  Perpajakan Indonesia. Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

Investasi Jangka Pendek Page 18

Anda mungkin juga menyukai