Anda di halaman 1dari 136

RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM


TAHUN 2020 – 2024

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN,


ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
21
21
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI .………………………………………………………………..……………………………………….. ii
LAMPIRAN ………………………………………..………………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL ………………………………………..…………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………..…………………………………………………….... v
BAB I. PENDAHULUAN ………………………...……………………………………………………. 1

1.1 Kondisi Umum .……………..…………………….................................. 1


1.2 Capaian Kinerja Industri Logam Tahun 2015 – 2019................. 4
1.3 Potensi dan Permasalahan ...................................................... 9
BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM ………………. 10
2.1 Visi......................................................…………............................ 11
2.2 Misi............................................................................................ 12
2.3. Tujuan ....................................................................................... 13
2.4. Sasaran Strategis....................................................................... 13
2.5. Sinkronisasi Sasaran Strategis dengan Strategi dan Aktivitas 15
Utama (Intermediate Outcome)……...........................................
BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM….. 18
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dan Sektor ILMATE........ 18
3.2 Analisa SWOT Industri Logam …................................................ 19
3.3 Arah Kebijakan dan Strategi Industri Logam ….......................... 20
3.4 Kerangka Regulasi Direktorat Industri Logam. .......................... 27
3.5 Kerangka Kelembagaan Direktorat Industri Logam................... 31
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................... 34
4.1 Target Kinerja …......................................................................... 34
4.2 Kerangka Pendanaan …............................................................. 36
BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 37

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 ii
LAMPIRAN
- Lampiran 1 Pohon Kinerja Renstra Ditjen ILMATE dan Direktorat
Industri Logam Periode 2020-2024
- Lampran 2 Matriks Keterkaitan Tujuan dengan Indikator Kinerja
Utama Direktorat Industri Logam
- Lampiran 3 Sinkronisasi Aktivitas Utama Guna Mencapai Sasaran
Strategis (Intermediate Outcome)
- Lampiran 4 Matriks Keterkaitan Sasaran RPJMN dan Renstra
Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
- Lampiran 5 Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra Direktorat
Industri Logam Periode 2020 - 2024
- Lampiran 6 Matrik Kerangka Regulasi Renstra Direktorat Industri
Logam Periode 2020 - 2024
- Lampiran 7 Pedoman Kinerja Renstra Direktorat Industri Logam
Periode 2020 - 2024
- Lampiran 8 Penjelasan Kriteria SMART Indikator Renstra
Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Logam Tahun 2015-2019................................... 4

Tabel 1.2 Ekspor Industri Logam Tahun 2015-2019............................................... 5

Tabel 1.3 Rasio Impor Bahan Baku terhadap PDB Sektor Industri Logam Tahun 6
2015-2019..............................................................................................
Tabel 1.4 Nilai Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri Logam Tahun 2015- 7
2019………………………………………………………………………………………………….
Tabel 3.1 Analisis SWOT Sektor Industri Logam………………………………………………… 20

Tabel 3.2 Tantangan Industri Logam…………………………..…………………………………….. 24

Tabel 3.3 Matriks Kerangka Regulasi Direktorat Industri Logam Tahun 2020 - 27
2024.......................................................................................................
Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Tujuan dan Sasaran Strategis 34
Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024……………………………….....
Tabel 4.2 Pendanaan Program/ Kegiatan Direktorat Industri Logam Tahun 2020 36
– 2024………………………………………………………………………………………………..

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Investasi Industri Logam Tahun 2012 – 8


2020 ……………………………………………………….....................................

Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Investasi pada SubSektor Industri Logam 8


Tahun 2012 – 2020 dan Semester I – 2020....................................

Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat 14
Transportasi dan Elektronik………………………………………………………..

Gambar 2.2 Drivers of Global Manufacturing Competitiveness……..………………. 15


Gambar 2.3 Peta Strategis – Sasaran Strategis Antara (Intermediate 16
Outcome) dan Indikatornya………………………………………………………..
Gambar 3.1 Perkembangan Industri Smelter dan Refinery…………………………….. 22
Gambar 3.2 Pengembangan Sistem Informasi Baja Nasional (SIBANA)………….. 25
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Direktorat Industri Logam…………………………… 33

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Peningkatan ketidakpastian ekonomi global sangat tinggi yang dipengaruhi oleh pergeseran
struktural yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang terus menguat, salah satunya
adalah pemicunya adalah kebijakan ekonomi berorientasi domestik pada negara dominan
yang memengaruhi dinamika perekonomian global. Keyakinan bisnis global yang menurun
tersebut pada tahun 2019 terkontraksi sebesar 0,2%, terendah berpengaruh pada volume
perdagangan dunia, dimana sejak krisis finansial global.

Kondisi global tersebut selanjutnya mengakibatkan pertumbuhan ekonomi global melambat,


baik di negara maju maupun negara berkembang. Pada tahun tahun 2019, ekonomi global
hanya tumbuh 2,9%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 2018 sebesar 3,6%,
terendah sejak krisis finansial global. Volume perdagangan dunia dan pertumbuhan ekonomi
dunia yang melambat berdampak pada menurunnya harga komoditas global.

Namun, perekonomian Indonesia tumbuh stabil pada level 4% sampai dengan 5% di tengah
ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi salah satu yang terbaik di
antara negara G20.

Arah kebijakan penumbuhan dan pengembangan sektor industri kiranya perlu ditetapkan
menjadi fokus sebagai jawaban dari tantangan Middle Income Trap dan perlambatan
transformasi struktural. Penumbuhan dan pengembangan sektor industri berperan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi (prime mover) karena kemampuannya dalam
peningkatan nilai tambah yang tinggi. Transformasi ekonomi bukan merupakan pilihan tetapi
sesuatu yang harus untuk mengakselarasi pertumbuhan ekonomi. Apabila tidak, maka target
Pemerintah untuk menjadi 4 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia sebagaimana visi
2045 hanya angan belaka.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 1
Sebagai komponen utama pembangunan ekonomi nasional, sektor Industri Logam berpotensi
memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi melalui “added value” serta akan
menjadi ”multiplier effect” bagi aktivitas sosial ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penghasil
devisa dan pada akhirnya akan menjadi faktor pendorong (push factor) bagi peningkatan daya
saing ekonomi bangsa. Sektor industri logam memiliki peranan besar dalam pembangunan
dan perkembangan perekonomian nasional. Hal ini terbukti dari hasil produksi industri logam
adalah bahan baku utama bagi kegiatan sektor industri lainnya, seperti permesinan dan
peralatan pabrik, otomotif, maritim dan elektronika. Dilain pihak kebutuhan produk logam
yang terus meningkat untuk keperluan bahan baku sektor infrastruktur, konstruksi,
transportasi, energi dan telekomunikasi. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan nilai
tambah sumberdaya alam, memperkuat struktur industri dan menghemat devisa maka
pembangunan industri berbasis mineral menjadi bahan baku industri di dalam negeri mutlak
dilakukan. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi perekonomian dalam bentuk investasi,
peningkatan kemampuan teknologi dan penyerapan lapangan kerja.

Industri logam merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) industri prioritas yang dikelompokkan
kedalam industri hulu sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035. Fokus pengembangan
Industri Prioritas Berbasis Mineral meliputi 4 (empat) jenis logam yaitu besi baja, aluminium,
tembaga dan nikel. Ada beberapa alasan sehingga 4 (empat) jenis logam tersebut dijadikan
sebagai prioritas salah satunya adalah hilirisasi bahan baku 4 (empat) jenis mineral bijih besi,
bauksit, tembaga dan nikel mempunyai dampak yang signifikan bagi perekonomian melalui
investasi dan peningkatan nilai tambah

Pada Industry 4.0 in Steel: Status, Strategy, Roadmap and Capabilities yang disusun oleh PWC
tahun 2017, menyatakan bahwa industri logam menghadapi tantangan signifikan dalam segi
biaya, peraturan, produk dan persyaratan layanan. Beberapa tantangan yang akan dihadapi
industri logam kedepannya meliputi product requirement, cost pressure, process complexity
and service requirement, dan regulatory requirement.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 3
1.2 Capaian Kinerja Industri Logam Tahun 2015 - 2019

a. Pertumbuhan Industri Logam

Industri manufaktur secara luas didefinisikan sebagai “transformasi bahan fisik atau
kimia menjadi produk baru,” terlepas dari prosesnya menggunakan mesin atau
dengan tangan, lokasi (pabrik atau rumah), atau metode penjualan (grosir atau
eceran). Data utama yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan industri
adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah total pendapatan yang diterima
oleh faktor-faktor produksi dalam kegiatan proses produksi di suatu negara selama
satu periode, umumya setiap tahun. Perhitungan indikator ini menggunakan PDB
Atas Dasar Harga Konstan.

Manfaat utama dari mengamati data pertumbuhan industri adalah untuk


mengetahui apakah terjadi kenaikan atau penurunan dari nilai tambah industri
manufaktur pada periode waktu tertentu dibandingkan dengan periode
sebelumnya, triwulanan (q-to-q) maupun tahunan (y-on-y).

Pertumbuhan subsektor Industri Logam dari tahun 2015 – 2019 tumbuh berfluktuasi
dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2015 mencapai 10,08%, dan
terendah pada tahun 2019 turun hingga -0,25%.

Tabel 1.1
Pertumbuhan Industri Logam Tahun 2015 – 2019
dalam persen (%)
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019

Ekonomi Nasional 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02

Industri Pengolahan 4,33 4,26 4,29 4,27 3,80


Industri Non Migas 5,05 4,43 4,85 4,77 4,34
ILMATE 5,46 3,91 3,75 3,34 -1,35
Industri Logam 10,08 2,35 6,33 7,52 -0,25
Sumber: BPS, diolah

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 4
b. Ekspor Industri Logam

Kegiatan ekspor penting bagi perekonomian negara karena penjualan komoditas


menambah pendapatan bruto/ kotor negara. Selain itu, dengan meningkatnya
ekspor maka dapat menambah cadangan devisa negara; mempromosikan produk/
kemampuan industri dalam negeri; menciptakan lapangan kerja; menjalin
kerjasama antarnegara; dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Nilai ekspor Industri Logam mengalami fluktuasi pada periode 2015 – 2019, dimana
nilai ekspor mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini terkait dengan faktor
kondisi ekonomi global dan domestik. Nilai ekspor produk industri logam mengalami
penurunan pada tahun 2016. Tetapi setelah itu, terus mengalami kenaikan hingga
tahun 2019, khususnya untuk ekspor logam dasar.

Tabel 1.2
Ekspor Industri Logam Tahun 2015 – 2019
US$ Miliar
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Industri Non Migas 106,9 109,1 125,0 130,0 126,4
ILMATE 28,0 28,3 31,8 35,8 36,9
Industri Logam 8,3 7,8 10,6 13,6 14,6
Sumber: BPS, diolah

c. Rasio Impor Bahan Baku terhadap PDB

Rasio impor bahan baku terhadap PDB adalah perbandingan besarnya nilai impor,
khususnya untuk bahan baku penunjang produksi yang belum bisa dipenuhi industri
dalam negeri, dengan PDB di tingkat sektor maupun nasional. Diharapkan nilai rasio
ini dapat terus turun, karena ini menandakan semakin turunnya ketergantungan
produksi industri dalam negeri terhadap impor. Hal ini dapat tercapai dengan
adanya peningkatan investasi pada industri bahan baku dan bahan penunjang,
sehingga dapat memenuhi permintaan industri pengolahan dalam negeri.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 5
Tabel 1.3
Rasio Impor Bahan Baku terhadap PDB
Sektor Industri Logam Tahun 2015 – 2019
Persen (%)
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Industri Non Migas 39,53 35,45 37,78 43,37 38,32
ILMATE 10,11 8,89 9,95 12,67 11,33
Industri Logam 8,94 7,83 8,84 11,21 10,00
Sumber: BPS, diolah

d. Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri Logam

Produktivitas tenaga kerja (labor productivity) mengacu pada hasil atau output yang
dapat dihasilkan oleh seorang pekerja. Itu berlaku untuk sebuah perusahaan,
industri atau perekonomian. Untuk menghitungnya, maka dapat membandingkan
kuantitas output dengan pekerja atau jam kerja pada periode tertentu.

Secara agregat, produktivitas mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka


panjang dan jangka pendek. Output jangka panjang (PDB potensial), tidak hanya
tergantung pada kuantitas pasokan tenaga kerja, tetapi juga kualitasnya. Jika lebih
produktif, perekonomian dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa. Dalam
jangka pendek, peningkatan produktivitas mendorong naik pasokan.

Pasokan yang lebih tinggi mendorong harga turun. Itu membuat barang dan jasa
lebih terjangkau bagi masyarakat. Harga yang lebih rendah juga membuat barang
dan jasa domestik lebih kompetitif di pasar internasional. Itu meningkatkan ekspor
dan mendorong pertumbuhan PDB riil.

Produktivitas yang tinggi memungkinkan perusahaan membayar upah yang lebih


tinggi dengan tetap menghasilkan laba yang tinggi. Ini meningkatkan pendapatan
disposabel rumah tangga, yang mengarah ke perbaikan standar hidup dan
kesejahteraan.

Pada periode 2015 – 2019, produktivitas tenaga kerja di sektor industri logam
cenderung menurun, kecuali pada tahun 2016 terjadi kenaikan dari tahun

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 6
sebelumnya. Hal ini menandakan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan tenaga
kerja menurun.

Tabel 1.4
Nilai Produktivitas Tenaga Kerja
Sektor Industri Logam Tahun 2015 - 2019
Rp. juta
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Industri Non Migas 111,0 113,3 107,6 108,5 109,1
ILMATE 255,2 306,7 256,6 259,8 249,0
Industri Logam 232,6 270,4 240,5 227,1 220.3
Sumber: BPS, diolah

e. Perkembangan Nilai Investasi Industri Logam

Peningkatan investasi ikut andil dalam mendongkrak pembangunan ekonomi suatu


bangsa. Selain itu, Investasi juga sebagai sarana dan motivasi dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya memperluas penggunaan tenaga
kerja dalam meningkatkan produksi.

Dalam ekonomi makro, investasi juga berperan sebagai salah satu komponen dari
pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP). Investasi memiliki hubungan positif dengan PDB atau pendapatan
nasional. Jika investasi naik, maka PDB akan naik. Begitu juga sebaliknya, saat
investasi turun maka PDB akan ikut turun.

Untuk menumbuhkan suatu perekonomian dibutuhkan pembentukan modal


sebagai tambahan stok modal. Pembentukan modal tersebut dipandang sebagai
pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk
menghasilkan barang-barang maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah
permintaan efektif seluruh masyarakat. Hal ini menuntut adanya investasi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa yang dibutuhkan
dalam perekonomian sebagai ”engine of growth”. Oleh karena itu, tingkat

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 7
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan pada umumnya
didukung oleh peningkatan ekspor dan investasi.

Sumber: BPS, diolah


Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Investasi Industri Logam Tahun 2012 – 2020

Dari grafik tersebut terlihat bahwa investasi di sektor industri logam cenderung naik
dari tahun ke tahun, walaupun ada beberapa penurunan seperti pada tahun 2014
dan 2018. Diperkirakan realisasi investasi di sektor industri logam, khususnya
industri logam dasar, akan terus naik bahkan pada tahun 2020 dan selanjutnya.

Sumber: BPS, diolah


Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Investasi pada SubSektor Industri Logam
Tahun 2012 – 2019 dan Semester I – 2020

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 8
Sektor industri logam menyumpang realisasi investasi yang cukup signifikan,
khususnya melalui program penumbuhan dan pengembangan industri smelter.
Hingga tahun 2019, terdapat 63 proyek industri smelter dan refinery dengan total
investasi mencapai Rp750,08 triliun. Industri smelter ini terdiri dari pengolah bijih
besi, bijih nikel, bijih bauksit, konsentrat tembaga, stainless steel, dan aluminium.
Dari 63 proyek smelter tersebut, mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 64 ribu
orang.

1.3 Potensi dan Permasalahan

Industri logam dasar nasional memiliki sejumlah potensi. Potensi yang dapat dimanfaatkan di
antaranya adalah masih tingginya kebutuhan pasar domestik khususnya untuk produk besi
baja, tersedianya sumber daya lokal yang cukup besar khususnya untuk industri bukan besi,
tersedianya teknologi yang lebih maju yang dapat mendorong efisiensi produksi lebih lanjut,
serta adanya aliansi strategis dengan sumber atau pemilik teknologi maju di dunia.

Namun, pengembangan industri logam nasional tak lepas dari permasalahan. Beberapa
permasalahan yang masih menghambat antara lain:

• Relatif tertinggalnya teknologi yang digunakan dalam proses produksi di industri logam
dalam negeri. Hal tersebut berakibat pada adanya kesulitan dalam pemenuhan standar
produk akhir serta dampak yang lebih besar terhadap lingkungan. Hal ini khususnya terjadi
pada industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar.
• Permasalahan lain yang cukup menonjol adalah mengenai sebaran dan harga energi yang
mempengaruhi kelayakan produksi. Sebagian industri nasional, seperti industri
aluminium, menghadapi persoalan dalam hal perolehan akses terhadap energi dengan
harga dan jumlah yang memadai. Dalam hal ini diperlukan koordinasi yang intensif dengan
para pemangku kepentingan. 

• Beberapa jenis industri lainnya juga menghadapi kendala dalam hal penyediaan bahan
baku yang harus memenuhi spesifikasi dan standar kualitas tertentu. Hal tersebut
menyebabkan ketergantungan yang tinggi terhadap impor.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 9
BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007, dinyatakan bahwa visi pembangunan
nasional tahun 2005–2025 itu mengarah pada pencapaian tujuan nasional, seperti tertuang
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Visi
pembangunan nasional tersebut harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat
kemandirian, kemajuan, keadilan, dan kemakmuran yang ingin dicapai.

Dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat
dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan
pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk
secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif yang
menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi
yang tangguh. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya
saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam hal penguasaan usaha, struktur industri disehatkan dengan meniadakan


praktek-praktek monopoli dan distorsi pasar lainnya.
2. Dalam hal skala usaha, struktur industri akan dikuatkan dengan menjadikan Industri
Kecil dan Menengah (IKM) sebagai basis industri nasional, yaitu terintegrasi dalam mata
rantai pertambahan nilai dengan industri berskala besar.
3. Dalam hal hulu-hilir, struktur industri akan diperdalam dengan mendorong diversifikasi ke
hulu dan ke hilir membentuk rumpun industri yang sehat dan kuat.

RPJMN 2020 – 2024 merupakan titik tolak untuk mencapai sasaran Visi Indonesia Tahun 2045
yaitu Indonesia Maju. Dalam rangka mencapai infrastruktur, kualitas sumber daya manusia,
layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik diperlukan penguatan proses
transformasi ekonomi sebagai fokus utama. Salah satu prioritas nasional pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang terkait dengan pembangunan sektor industri

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 10
nasional adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, telah disusun suatu
tahapan perencanaan jangka menengah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional, yang selanjutnya disebut RPJM Nasional yaitu perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJM Nasional I Tahun 2005–2009, RPJM Nasional II
Tahun 2010–2014, RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dan RPJM Nasional IV Tahun 2020–
2024. Dalam rangka memasuki era baru RPJMN IV dari perencanaan pembangunan jangka
panjang nasional, maka diharapkan suatu perencanaan RPJMN tahap IV yang terstruktur,
fokus, dan berkesinambungan dengan perencanaan sebelumnya.

Rencana strategis Direktorat Industri Logam mencakup beberapa hal yaitu visi, misi, tujuan,
sasaran, dan cara pencapaian tujuan/sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan
yang realistis dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi. Visi Misi Presiden 2020-2024
disusun berdasarkan arahan RPJPN 2020 – 2024. RPJMN 2020 – 2024 dilaksanakan pada
periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin dengan
Visi: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.

2.1 Visi
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau,
serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin,
industri alat transportasi dan maritim, serta industri elektronika dan telematika. Direktorat
Industri Logam sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika dan Kementerian Perindustrian yang membantu Presiden di

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 11
bidang perindustrian, maka Visi Direktorat Industri Logam ditetapkan sama dengan Visi
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024.
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong apabila dipandang dalam sudut pandang sektor industri yaitu mewujudkan
industri tangguh dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola
sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja melalui
penambahan lapangan kerja baru, serta meningkatnya investasi dan ekspor sektor industri
sehingga dapat bersaing dengan negara maju lainnya. Pemanfaatan teknologi dimaksudkan
dapat mengelola sumber daya yang ada dengan kekuatan SDM yang kompeten dan IPTEK
yang inovatif melalui implementasi Making Indonesia 4.0 untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat yang adil dan merata.

2.2 Misi
Mengacu pada visi Presiden dan Wakil Presiden di atas berusaha untuk pencapaiannya adalah
melalui 9 (sembilan) misi yang telah dimandatkan melalui Peraturan Presiden nomor 18 tahun
2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, maka 9
(sembilan) Misi Presiden dan Wakil Presiden yang juga merupakan Misi Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sebagai bagian dari Kementerian
Perindustrian yaitu:
1) Peningkatan kualitas manusia indonesia; 

2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing; 

3) Pembangunan yang merata dan berkeadilan; 

4) Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan; 

5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6) Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 

7) Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga; 

8) Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan 

9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan. 


RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 12
Direktorat Industri Logam senantiasa memberikan perhatian terhadap seluruh stakeholders
industri, yakni pemerintah baik pusat/daerah, investor, pengusaha, asosiasi,
pegawai/karyawan, dan masyarakat industri lainnya. Kesembilan misi-misi di atas dilakukan
secara bertanggungjawab berlandaskan gotong royong bagi semua kementerian/lembaga.
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika fokus pada
pembangunan dan pengembangan sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan
elektronika sehingga dapat memperkuat, memberi manfaat dan menghasilkan nilai tambah
ekonomi bagi kepentingan bangsa Indonesia.

2.3 Tujuan
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi pembangunan industri, Direktorat Industri
Logam menetapkan tujuan pembangunan industri 5 (lima) tahun ke depan yaitu
Meningkatnya Peran Sektor Industri Logam dalam Perekonomian Nasional, dengan
melaksanakan Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri Logam.
Pencapaian tujuan secara khusus akan dipantau melalui pengukuran indikator kinerja tujuan
yang juga menjadi indikator kinerja utama, yaitu:
1) Pertumbuhan PDB Industri Logam
2) Kontribusi PDB Industri Logam
3) Tenaga kerja di sektor Industri Logam
4) Nilai ekspor produk industri Logam.

2.4 Sasaran Strategis


Sasaran strategis pembangunan sektor Industri Logam merupakan kondisi yang ingin dicapai
oleh Direktorat Industri Logam sebagai suatu outcome dari program yang dilaksanakan.
Dalam penyusunannya, Direktorat Industri Logam menjabarkan ke dalam misi dan
menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam dua
perspektif, yakni stakeholders prespective dan customer perspective.
Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika maka Direktorat Industri Logam merujuk sasaran strategis yang ingin dicapai

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 13
selama 5 tahun ke depan sesuai dengan penjacaran peta strategis direkotrat jenderal. Sasaran
strategis tersebut dicapai melalui indikator kinerja program (indikator kinerja pada unit
organisasi setingkat Eselon I) dan indikator kinerja kegiatan (indikator kinerja pada unit
organisasi setingkat Eselon II). Peta strategi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika dapat di lihat pada gambar berikut.

PETA STRATEGI
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
2020-2024
OUTCOME

Stakeholder
Perspective

Dampak dan
Harapan Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam, Mesin, Alat
Stakeholder SS1 Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya Penguasaan
OUTPUT

Penguatan Implementasi
Perspective

Pasar Industri Logam, Mesin,


Customer

Apa yang Meningkatnya Kemampuan


Making Indonesia 4.0 di Alat Transportasi, dan
diinginkan oleh Industri Dalam Negeri
SS2 Sektor Industri Logam, SS3 SS4 Elektronika
Customer Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika
Internal Process
PROCESS

Perspective

Proses kerja yang Tersedianya Regulasi Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dilakukan SS5 dan Elektronika yang Efektif.

Terwujudnya ASN Terwujudnya Tersusunnya Meningkatnya


Learn and Growth

Direktorat Birokrasi Direktorat Perencanaan Kualitas


Perspective
INPUT

Jenderal Industri Jenderal Industri Program, Pelayanan Data


Input modal yang Logam, Mesin, Logam, Mesin, Alat Pengelolaan dan Informasi
harus dimiliki SS6 Alat Transportasi
dan Elektronika SS7 Transportasi,
Elektronika
dan
yang SS8 Keuangan serta
Pengendalian
SS9 Sektor
Logam,
Industri
Mesin,
yang Profesional Efektif, Efisien, dan yang Berkualitas Alat Transportasi
dan Berorientasi Pada dan Akuntabel. dan Elektronika.
Berkepribadian. Layanan Prima .

Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronik

1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholders Prespective)


Sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai yaitu “Meningkatnya Daya Saing
dan Kemandirian Industri Logam”, dengan indikator kinerja:
a. persentase tenaga kerja di sektor industri logam;
b. produktivitas tenaga kerja sektor industri logam;
c. produktivitas sektor industri logam;
d. nilai investasi sektor industri logam.
2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Sasaran strategis ketiga (SS-2) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya Kemampuan
Industri Logam Dalam Negeri”, dengan indikator kinerja:
a. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang)

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 14
Sasaran strategis keempat (SS-3) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya Penguasaan
Pasar sektor Industri Logam”, dengan indikator kinerja:
a. pertumbuhan ekspor sektor industri logam;
b. kontribusi ekspor produk sektor industri logam;
c. rasio impor bahan baku industri logam.

2.5 Sinkronisasi Sasaran Strategis dengan Strategi dan Aktivitas Utama (Intermediate
Outcome)
Global Manufacturing Competitiveness Index yang disusun oleh Deloitte Touche Tohmatsu
Limited and US Council on Competitiveness tahun 2016, berdasarkan survei terhadap Global
CEO menyatakan beberapa faktor pendorong daya saing industri dilihat dari pendekatan
market force dan government force, yaitu talent; cost competitiveness; work productivity;
supplier network; legal and regulatory; education infrastructure; physical infrastVructure;
economic, trade, financial and tax system; innovation policy and infrastructure; energy policy;
local market attractiveness, dan healthcare system.

Gambar 2.2 Drivers of global manufacturing competitiveness

Hal ini menunjukan bahwa Sasaran Strategis yang telah ditetapkan Direktorat Industri Logam
tersebut bukan hanya dipengaruhi usaha pemerintah dalam merumuskan dan

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 15
mengimplementasikan kebijakan, dimana faktor eksternal juga berperan penting dalam
capaian target indikator masing-masing Sasaran Strategis.
Daya saing industri dipengaruhi oleh faktor eksternal baik systematic factor (MILES: Macro
Economy; Investment Climate, Labor, Education, Social Protection) dan Country Context
(level of development, political economy, etc). Untuk itu, diperlukan upaya perbaikan iklim
investasi yang berkelanjutan agar menjadikan Indonesia menjadi pasar yang prospektif
dimata investor. Selain itu, berdasarkan Industry Competitiveness and Jobs An Evaluation of
World Bank Group Industry-Specific Support to Promote Industry Competitiveness and Its
Implications for Jobs menyatakan bahwa beberapa intervensi yang dapat dilakukan melalui
kebijakan pemerintah.
Menindaklanjuti hal tersebut, Direktorat Industri Logam sebagai bagian dari Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Tranportasi berpedoman pada konsep Sasaran Strategis
Antara (Intermediate Outcome) beserta dengan strategi dan aktivitas utama dengan tujuan
Sasaran Strategi dapat tercapai dengan aktivitas utama yang fokus pada pencapaian target
yang ditetapkan. Berikut Peta Strategis - Sasaran Strategis Antara (Intermediate Outcome)
beserta dengan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut.

Sasaran Strategis Antara (Intermediate Outcome)


DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
OUTCOME

Stakeholder
Perspective

Dampak dan Terwujudnya Industri Logam,


Harapan Mesin, Alat Transportasi dan
Stakeholder SS1 Elektronika yang Berdaya saing
dan Berwawasan lingkungan

Meningkatnya
OUTPUT

Perspective

produtivitas SDM sektor


Customer

Apa yang Terbangunnya Struktur Terwujudnya inovasi pada


diinginkan oleh Industri Logam, Mesin, Industri Logam, Mesin, Industri Logam, Mesin,
SS2 SS3 SS4 Alat Transportasi dan
Customer Alat Transportasi, dan Alat Transportasi dan
Elektronika yang kuat Elektronika Elektronika yang
berkualitas
Internal Process
PROCESS

Tersedianya Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan


Perspective

Proses kerja yang Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan


SS5 Pengembangan Daya Saing Industri yang efektif dan
dilakukan
efesien
Learn and Growth
Perspective
INPUT

Terwujudnya Birokrasi
Input modal yang
ILMATE yang efektif,
harus dimiliki SS6 efisien dan berorientasi
pada layanan prima

Gambar 2.3 Peta Strategis – Sasaran Startegis Antara (Intermediate Outcome) dan
Indikatornya

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 16
Peta Strategis di atas diharapkan akan memudahkan sinkronisasi output (keluaran) beserta
dengan detail target (volume), serta aktivitas utama dengan pencapaian indikator Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Rencana Strategis
Direktorat ILMATE Tahun 2020-2024.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 17
BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dan Sektor ILMATE

Dalam rangka mewujudkan fokus pengembangan industri pada periode tahun 2020 – 2024,
Kementerian Perindustrian dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan Industri
Nasional 2020- 2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program yang telah dan
akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika selama periode tahun 2020 – 2024 adalah Program Nilai Tambah dan Daya Saing
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri



2. Perbaikan Rantai Pasok Industri
3. Pemanfaatan Teknologi Industri
4. Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri
5. Pengembangan Sistem Informasi Industri
6. Pengembangan Industri Hijau
7. Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal
8. Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0
9. Pengembangan Standar Industri
10. Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri

11. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

Program dan kegiatan tersebut di atas merupakan penjabaran dari Prioritas Nasional, Sasaran
Strategis, dan indikator pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015- 2035, Kebijakan Industri
Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0 serta Perjanjian Kinerja
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika. Untuk mengukur

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 18
tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, Renstra Direktorat Jenderal
ILMATE juga telah menetapkan sasaran strategis beserta ukuran keberhasilan dari suatu
tujuan dan sasaran strategis operasional yang biasa disebut sebagai indikator kinerja utama
(IKU) disertai target dari masing-masing sasaran strategis.

Pembangunan ekonomi dilaksanakan melalui dua pendekatan, yaitu: (1) pengelolaan sumber
daya ekonomi; dan (2) peningkatan nilai tambah ekonomi. Kedua pendekatan ini menjadi
landasan bagi sinergi dan keterpaduan kebijakan lintas sektor yang mencakup beberapa
sektor, khususnya sektor industri pengolahan nonmigas. Pelaksanaan kedua fokus tersebut
didukung dengan perbaikan data untuk menjadi rujukan pemantauan dan evaluasi capaian
pembangunan, serta perbaikan kualitas kebijakan.

Pengembangan industri nasional tahun 2020- 2024 diarahkan kepada pembangunan 10


industri prioritas, dimana 5 industri diantaranya menjadi binaaan Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sebagaimana tugas dan fungsi Kementerian
Perindustrian telah dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perindustrian, sebagai berikut:

• industri alat transportasi; 



• industri elektronika dan telematika/ICT; 

• industri pembangkit energi; 

• industri barang modal, komponen, bahan penolong 
dan jasa industri; 

• industri logam dasar 


3.2 Analisis SWOT Industri Logam

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis ini didasarkan pada logika untuk
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), serta secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 19
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi atau tujuan, strategi dan
kebijakan suatu organisasi. SWOT melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung maupun yang tidak
mendukung dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam kondisi yang ada saat ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor- faktor internal kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses). Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya. Analisis
SWOT untuk melihat keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi suatu organisasi
diawali dengan melakukan identifikasi butir-butir SWOT. Berdasarkan analisis tersebut, dapat
diidentifikasi sejumlah faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
akan mempengaruhi kinerja Direktorat Industri Logam pada periode 2020-2024.

Tabel 3.1 Analisis SWOT Sektor Industri Logam

3.3 Arah Kebijakan dan Strategi Industri Logam

Pengembangan industri nasional tahun 2020 – 2024 diarahkan kepada pembangunan 10


industri prioritas, dimana industri logam dasar adalah salah satunya sesuai dengan tugas dan
fungsi Kementerian Perindustrian telah dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah dengan Peraturan

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 20
Presiden Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2015 tentang Kementerian Perindustrian.

Pengembangan industri logam tahun 2020-2024 diarahkan pada prioritas sebagai berikut:

a. Industri Pengolahan dan Pemurnian Besi dan Baja Dasar yang terdiri dari: Paduan besi
(ferro alloy); Baja tahan karat (stainless steel long and flat products); Baja untuk keperluan
khusus/ baja engineering (antara lain untuk kesehatan, pertahanan, alat
transportasi,elektronika, permesinan); Slab, Billet, Bloom; Hot Rolled Coils (HRC), Hot
Rolled Plate (HRP), Cold Rolled Coils (CRC), Wire rod & bar; dan Profile, wire, pipe, dan baja
Pratekan (PC Bar, PC Strand, PC Wire).
b. Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Dasar Bukan Besi yang terdiri dari: Smelter
Grade Alumina; Alumunium ingot dan alumunium alloy; Mixed Hydroxide Precipitate
(MHP), Mixed Sulfide Precipitate (MSP), Nickel Alloy (Nickel Pig Iron (NPI), Ferro Nickel
(FeNi), Nickel Matte); Copper Cathode; Copper/Brass Sheet; dan Paduan tembaga (copper
alloy).
c. Industri Logam Mulia, Tanah Jarang (Rare earth), dan Bahan Bakar Nuklir yang terdiri dari:
Hasil Pemurnian Anode Slime (Dore); dan Logam tanah jarang.

Arah kebijakan Kementerian Perindustrian tahun 2020-2024 disusun berdasarkan visi dan
dijabarkan ke dalam 6 (enam) misi pembangunan industri yang menjadi acuan Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, melalui 6 (enam) kebijakan
pembangunan sektor industri, yaitu:

1. Pembangunan sumber daya manusia industri


2. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri
3. Kebijakan pemberdayaan industri
4. Kebijakan pengembangan perwilayahan industri
5. Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal
6. Kebijakan reformasi birokrasI

Selain itu, Direktorat Industri Logam juga fokus pada program penumbuhan dan
pengembangan kapasitas industri pengolahan berbasis mineral logam (smelter) yang berhasil

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 21
mendorong investasi pada sektor stainless steel, tembaga, nikel dan aluminium. Direktorat
Industri Logam terus memacu masuknya investasi sektor industri smelter di dalam negeri.
Langkah ini merupakan implementasi dari kebijakan hilirisasi industri yang membawa efek
berantai pada perekonomian nasional, mulai peningkatan nilai tambah bahan baku dan
penyerapan tenaga kerja lokal hingga penerimaan devisa hasil ekspor. Berikut progres
perkembangan industri smelter dan refinery sampai tahun 2019 sebagaimana gambar berikut.

Gambar 3.1 Perkembangan Industri Smelter dan Refinery

Hingga tahun 2019 terdapat 63 proyek industri smelter dan refinery dengan total investasi
mencapai Rp750,08 triliun. Industri smelter ini terdiri dari pengolah bijih besi, bijih nikel, bijih
bauksit, konsentrat tembaga, stainless steel, dan aluminium. Dari 63 proyek smelter tersebut,
mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 64 ribu orang. Dalam rangka mendorong investasi
di sektor industri smelter, perlu dukungan dalam ketersediaan bahan baku. Hal ini sesuai
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya
Industri.

Sebagai komponen utama pembangunan ekonomi nasional, sektor Industri Logam berpotensi
memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi melalui “added value” serta akan
menjadi ”multiplier effect” bagi aktivitas sosial ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penghasil
devisa dan pada akhirnya akan menjadi faktor pendorong (push factor) bagi peningkatan daya

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 22
saing ekonomi bangsa. Sektor industri logam memiliki peranan besar dalam pembangunan
dan perkembangan perekonomian nasional. Hal ini terbukti dari hasil produksi industri logam
adalah bahan baku utama bagi kegiatan sektor industri lainnya, seperti permesinan dan
peralatan pabrik, otomotif, maritim dan elektronika. Dilain pihak kebutuhan produk logam
yang terus meningkat untuk keperluan bahan baku sektor infrastruktur, konstruksi,
transportasi, energi dan telekomunikasi. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan nilai
tambah sumberdaya alam, memperkuat struktur industri dan menghemat devisa maka
pembangunan industri berbasis mineral menjadi bahan baku industri di dalam negeri mutlak
dilakukan. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi perekonomian dalam bentuk investasi,
peningkatan kemampuan teknologi dan penyerapan lapangan kerja.

Industri logam merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) industri prioritas yang dikelompokkan
kedalam industri hulu sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035. Fokus pengembangan
Industri Prioritas Berbasis Mineral meliputi 4 (empat) jenis logam yaitu besi baja, aluminium,
tembaga dan nikel. Ada beberapa alasan sehingga 4 (empat) jenis logam tersebut dijadikan
sebagai prioritas salah satunya adalah hilirisasi bahan baku 4 (empat) jenis mineral bijih besi,
bauksit, tembaga dan nikel mempunyai dampak yang signifikan bagi perekonomian melalui
investasi dan peningkatan nilai tambah

Pada Industry 4.0 in Steel: Status, Strategy, Roadmap and Capabilities yang disusun oleh PWC
tahun 2017, menyatakan bahwa industri logam menghadapi tantangan signifikan dalam segi
biaya, peraturan, produk dan persyaratan layanan. Beberapa tantangan yang akan dihadapi
industri logam kedepannya meliputi product requirement, cost pressure, process complexity
and service requirement, dan regulatory requirement.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 23
Tabel 3.2 Tantangan Industri Logam

Sumber: SEAISI dan IISIA

Terkait dengan pengembangan sarana dan prasarana industri, Direktorat Industri Logam telah
merancang 
dan mengimplementasikan Sistem Baja Nasional (Sibana) untuk ciptakan
transparansi pada jalur supply - demand industri baja nasional. Sibana sebagai sebuah sistem
yang ada di dalam SIINAS (Sistem Infomasi Industri Nasional), akan melakukan integrasi
terhadap basis data spesifikasi dari produk-produk besi - baja. Fungsi Sibana tersebut sebagai
sebuah clearing house, filtering, updating data dan sebagainya. Sibana akan memberikan
informasi kepada para pihak yang membutuhkan baja dengan jenis tertentu tidak mengetahui
bahwa produk tersebut sudah diproduksi di dalam negeri. Untuk itu, Sibana hadir sebagai
pusat data supply - demand besi - baja dalam negeri dan diharapkan mampu menciptakan
iklim industri besi - baja yang lebih sehat.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 24
Gambar 3.2 Pengembangan Sistem Informasi Baja Nasional (SIBANA)

Terkait dengan kebijakan pemberdayaan industri, Program P3DN dilaksanakan menggunakan


dua pendekatan yakni melalui kampanye 
penggunaan produk dalam negeri serta melalui
optimalisasi pengadaan barang dan jasa Pemerintah. Dari dua pendekatan tersebut, porsi
alokasi sumberdaya lebih dititikberatkan pada strategi kedua mengingat adanya potensi nilai
belanja barang dan modal Pemerintah yang cukup besar aspek efektivitas dalam
implementasinya, kemampuan Pemerintah untuk melakukan kontrol, serta cakupan jenis
produk dan rentang waktu pelaksanaan. Secara teknis, strategi kedua tersebut dilaksanakan
melalui penetapan serta pembaharuan berbagai regulasi yang terkait. 


Direktorat Industri Logam juga fokus mengembangkan Program Peningkatan Penggunaan


Produk Dalam Negeri (P3DN) khususnya mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan
Dalam Negeri (TKDN) terhadap proyek strategis yang didanai oleh negara. Kebijakan local
content ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri di tengah
persaingan gobal yang semakin ketat. Proyek infrastruktur yang merupakan program prioritas
pemerintah saat ini merupakan captive market yang dapat dioptimalkan industri logam dalam
negeri.

Terkait dengan kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal diarahkan pada sasaran utama
mempercepat pembangunan industri logam, melalui tiga fokus kegiatan utama, yaitu:

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 25
a. upaya mengakselerasi pertumbuhan sektor industri melalui pemberian fasilitas fiskal dan
nonfiskal bagi perusahaan industri existing dalam meningkatkan daya saing dan
produktivitas (peningkatan kinerja ekspor dan kemampuan subtitusi impor, penyiapan
SDM Industri yang kompeten);

b. upaya penguatan struktur industri nasional melalui pemberian fasilitas fiskal dan nonfiskal
bagi investasi baru sektor industri (khususnya industri pioner) atau perusahaan industri
existing yang melakukan perluasan komoditi baru; dan

c. upaya mendorong industri melakukan inovasi, invensi, dan penguasaan teknologi baru.

Terkait dengan implementasi Kebijakan Reformasi Birokrasi (RB), Direktorat Industri Logam
fokus pada pengawasan dan pembinaan industri terkait Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional khususnya untuk Proyek Pembangunan Smelter. Proyek Pembangunan
Smelter meliputi beberapa lokasi pembangunan:

1) Pembangunan Smelter Kuala Tanjung - Provinsi Sumatera Utara 



2) Pembangunan Smelter Ketapang - Provinsi Kalimantan Barat 

3) Pembangunan Smelter Morowali - Provinsi Sulawesi Tengah 

4) Pembangunan Smelter Konawe - Provinsi Sulawesi Tenggara 

5) Pembangunan Smelter Bantaeng - Provinsi Sulawesi Selatan 

6) Pembangunan Smelter Buli - Provinsi Maluku Utara 


RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 26
3.4 Kerangka Regulasi Direktorat Industri Logam

Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan dan strategi pembangunan tahun 2020-2024,
diperlukan kerangka regulasi yang merupakan perencanaan pembentukan regulasi dalam
rangka memfasilitasi, dan mendorong dalam rangka mencapai tujuan berbangsa dan
bernegara.

Kerangka regulasi merupakan produk hukum yang dibutuhkan dalam menunjang pencapaian
sasaran strategis, indikator, serta target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis
Direktorat Industri Logam Tahun 2020-2024.

Tabel 3.3 Matriks Kerangka Regulasi Direktorat Industri Industri Logam Tahun 2020 – 2024

Arah Kerangka Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi


No Unit Terkait
dan/atau Kebutuhan Regulasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
1 Rancangan Peraturan Menteri a. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Direktorat Industri
Perindustrian tentang Tahun 2017 tentang Ketentuan Ekspor Produk Logam
Ketentuan Ekspor Sektor Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian
Industri Logam b. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36
Tahun 2019 tentang Ketentuan Ekspor Sisa dan
Skrap Logam
c. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44
Tahun 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk
Timah dan perubahannya

2 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
pemberlakuan SNI Baja b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Lembaran dan Gulungan Canai tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Dingin Secara Wajib Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

3 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
Pemberlakuan SNI Baja Canai b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Panas Struktur dan tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Pemberlakuan SNI Baja Canai Industri
Panas Lunak secara Wajib c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 27
4 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Revisi Perindustrian Logam
Peraturan Menteri b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Perindustrian Nomor 14 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Tahun 2018 tentang Industri
Pemberlakuan Baja Tulangan c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
Beton Secara Wajib 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

5 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Logam
Pemberlakuan SNI Batang Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan
Kawat Baja Karbon Rendah Prasarana Industric. Peraturan Menteri
Secara Wajib Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang
Industri

6 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Batang Perindustrian Logam
Kawat Baja Karbon Tinggi b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Secara Wajib tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

7 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
Pemberlakuan SNI Baja Lapis b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Timah Elektrolisa Secara Wajib tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

8 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
Pemberlakuan Standar b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Nasional Indonesia Baja Lapis tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Seng (BjLS) secara Wajib Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 28
9 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
Pemberlakuan SNI Baja Lapis b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Seng Warna (BjLS Warna) tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
secara wajib Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

10 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Logam
pemberlakuan Standar Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan
Nasional Indonesia Baja Prasarana Industric. Peraturan Menteri
lembaran dan Gulungan Lapis Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
Paduan Aluminium-Seng tentang Standar Nasional Indonesia Bidang
dengan atau Tanpa Industri
Magnesium Lapis Cat (Bj LAS
Warna/Bj LAM Warna) secara
Wajib

11 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
pemberlakuan SNI Baja b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
lembaran dan gulungan lapis tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
paduan aluminium-seng (Bj Industri
LAS) secara wajib c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

12 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
pemberlakuan SNI Rangka b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Atap Baja Ringan tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

13 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
pemberlakuan Standar b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Nasional Indonesia Kawat Ban tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
(Bead Wire/KB) secara Wajib Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 29
14 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
pemberlakuan Standar b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Nasional Indonesia Kompor tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Gas LPG dan LNG/NG Tekanan Industri
Rendah untuk Rumah Tangga c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
secara Wajib 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

15 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang revisi Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Logam
Peraturan Menteri Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan
Perindustrian Nomor 28/M- Prasarana Industric. Peraturan Menteri
IND/PER/7/2017 tentang Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
Pemberlakuan SNI Kawat Baja tentang Standar Nasional Indonesia Bidang
Beton Pratekan Untuk Industri
Keperluan Konstruksi Beton
Secara Wajib

16 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
pemberlakuan SNI Galvanisasi b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
secara wajib tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

17 Rancangan Peraturan Menteri Permendag 84 Tahun 2019 tentang Ketentuan Direktorat Industri
Perindustrian tentang Tata Impor Limbah Non B3 untuk bahan Baku Industri Logam
Cara Pengajuan Masterlist dan
Rekomendasi dalam rangka
Penerbitan Surat Persetujuan
Impor Limbah Non B3

18 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
Pemberlakuan SNI Batang b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
Konduktor dari Tembaga tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
(Copper Busbar) Secara Wajib Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 30
19 Rancangan Peraturan Menteri a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Direktorat Industri
Perindustrian tentang Perindustrian Logam
Pemberlakuan SNI Cook Ware b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017
dan Flat Ware Secara Wajib tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional
Indonesia Bidang Industri

3.5 Kerangka Kelembagaan Direktorat Industri Logam

Kerangka kelembagaan Direktorat Industri Logam yang meliputi struktur organisasi,


ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil negara digunakan untuk mencapai visi, misi,
tujuan, strategi, indikator dan target yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 3
tahun 2014 tentang Perindustrian, dilanjutkan dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2015 tentang Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015
tentang Kementerian Perindustrian yang selanjutnya ditindaklanjuti melalui Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian, dimana di dalamnya telah ditetapkan kebutuhan unit eselon I dan eselon II dan
satker daerah di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Direktorat Industri Logam merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi, dan Elektronika. Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Bagian Keempat Pasal 329
Direktorat Industri Logam mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman
modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pembangunan industri di bidang industri
logam. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Industri Logam menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan industri


logam;

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 31
2. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri logam;

3. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional,


kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri logam;

4. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang


perencanaan, perizinan, data dan informasi industri logam;

5. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan, perizinan,


data dan informasi industri logam;

6. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar


Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri logam; dan

7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Struktur Organisasi Direktorat Industri Logam dijelaskan pada Gambar 3.3. Untuk
melaksanakan tugas dan fungsi di atas, maka Direktorat Industri Logam memliki 4 (empat)
unit kerja Eselon III dan 1 (satu) Subbagian, yaitu Subdirektorat Program Pengembangan
Industri Logam; Subdirektorat Industri Logam Besi; Subdirektorat Industri Logam Bukan Besi;
Subdirektorat Industri Logam Hilir; dan Subbagian Tata Usaha di mana masing-masing
mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Subdirektorat Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan
pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang
industri logam;

2. Subdirektorat Industri Logam Besi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 32
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri logam besi;

3. Subdirektorat Industri Logam Bukan Besi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri logam bukan besi;

4. Subdirektorat Industri Logam Lainnya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri logam hilir;

5. Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja mempunyai tugas melakukan urusan tata
usaha dan rumah tangga direktorat.

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Direktorat Industri Logam

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 33
BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk tahun 2020-2024, Direktorat
Industri Logam akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan dan
strategi Kementerian Perindustrian dan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika yang telah dijabarkan pada Bab III serta struktur organisasi
Direktorat Industri Logam.

Sasaran strategis yang telah ditetapkan merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata
dan mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome/ impact) dari satu
program. Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Industri Logam beserta targetnya
pada periode 2020 – 2024 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikatornya


Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024

Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam


Perekonomian Nasional
1 Pertumbuhan PDB industri Persen -0,67 3,54 3,92 5,13 6,50
logam
2 Kontribusi PDB industri Persen 1,52 1,53 1,54 1,54 1,53
logam terhadap PDB
nasional

3 Jumlah tenaga kerja di Ribu Orang 862,08 891,37 923,49 957,73 994,25
sektor industri logam

4 Nilai ekspor produk US$ Miliar 15,54 16,58 17,73 19,07 20,55
industri logam

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 34
SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian
Industri Logam
1 Persentase tenaga kerja di Persen 0,68 0,69 0,68 0,69 0,69
sektor industri logam
terhadap total pekerja
2 Produktivitas tenaga kerja Rp Juta 222,87 229,69 230,08 237,55 244,95
sektor industri logam /orang/tahun

3 Nilai realisasi investasi Rp. Triliun 94,92 101,23 114,11 140,38 192,00
industri logam

SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam

1 TKDN industri logam Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40


(rerata tertimbang)

SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri


Logam
1 Pertumbuhan ekspor Persen 6,53 6,71 6,90 7,56 7,75
produk industri logam

2 Kontribusi ekspor produk Persen 9,90 9,25 9,19 9,02 8,65


industri logam terhadap
total ekspor
3 Rasio impor bahan baku Persen 10,54 10,11 9,70 9,31 8,91
industri logam terhadap
PDB sektor industri logam

Indikator Kinerja Program

Indikator kinerja program merupakan alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan


pencapaian hasil dari suatu program. Indikator kinerja program telah ditetapkan secara
spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan sasaran strategis yang
mendukung pencapaian tujuan. Indikator kinerja program juga merupakan kerangka
akuntabilitas dalam mengukur pencapaian kinerja unit organisasi dalam mendukung kinerja
Direktorat Industri Logam.

Pada Renstra Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024 telah ditetapkan tujuan, sasaran
strategis, indikator kinerja serta target dalam struktur manajemen kinerja yang merupakan
sasaran kinerja program yang secara akuntabilitas. Keterkaitan antara RPJMN 2020-2024
dengan Renstra Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024 merupakan bagian tidak
terpisahkan.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 35
Indikator kinerja kegiatan

Indikator kinerja kegiatan merupakan alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan


pencapaian keluaran dari suatu kegiatan. Indikator Kinerja Kegiatan telah ditetapkan secara
spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja kegiatan berkaitan dengan sasaran kegiatan.
Indikator kinerja kegiatan dalam struktur manajemen kinerja di lingkungan Direktorat Industri
Logam merupakan sasaran kinerja kegiatan yang secara akuntabilitas berkaitan dengan
subdirektorat dan subbagian di lingkup Direktorat Industri Logam.

4.2 Kerangka Pendanaan

Dalam rangka mencapai visi dan misi tahun 2020 – 2024, dibutuhkan pendanaan bagi
pelakasanaan program dan kegiatan Direktorat Industri Logam sebagaimana direncanakan
pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Pendanaan Program/ Kegiatan Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024

ALOKASI PENDANAAN
PROGRAM/ KEGIATAN Rp. Milyar
2020 2021 2022 2023 2024

Penumbuhan dan Pengembangan 7.80 14.55 108.49 108.49 108.49


Industri Logam

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 36
BAB V

PENUTUP

Renstra Direktorat industri Logam Tahun 2020 – 2024 disusun dengan mengacu pada RPJPN
2005- 2025, RPJMN IV (2020-2024), Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian, Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 – 2035, dan
Kebijakan Industri Nasional 2020-2024, dan Renstra Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2020
– 2024. Renstra Direktorat industri Logam Tahun 2020 – 2024 merupakan pedoman
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Industri Logam dalam mewujudkan Visi dan Misi
Presiden.

Selanjutnya berdasarkan visi dan misi tersebut maka ditetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh
Direktorat Industri Logam dalam membangun industri logam yaitu Meningkatnya peran
sektor industri logam dalam perekonomian nasional.

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan industri logam tersebut, Direktorat Industri
Logam telah menetapkan sasaran-sasaran strategis yang melibatkan Stakeholders Perspective
dan Customer Perspective.

Direktorat Industri Logam juga telah menetapkan indikator-indikator dari masing-masing


sasaran strategis tersebut sehingga pencapaian dari masing- masing sasaran strategis dapat
terukur dan terpantau. Untuk mencapai sasaran strategis tersebut Direktorat Industri
Logam,melaksanakan 1 (satu) program yang merupakan penjabaran dari arah kebijakan dan
strategi Pembangunan Nasional.

Arah kebijakan Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024 disusun berdasarkan Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 – 2035 yang dilaksanakan melalui 6 (enam)
kebijakan pembangunan sektor industri, yaitu:

1. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Industri;


2. Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana Industri
3. Kebijakan Pemberdayaan Industri;
4. kebijakan pengembangan perwilayahan industri

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 37
5. Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal; dan
6. Kebijakan Reformasi Birokrasi.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan industri logam nasional tidak hanya bergantung


pada keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Industri Logam saja, akan
tetapi juga keberhasilan Kementerian Perindustrian dan Kementerian/ Lembaga maupun
instansi lain yang mendukung dan menjadi aspek penting lainnya. Hal ini karena sektor
industri logam bukan sektor yang dapat berdiri sendiri melainkan berkaitan dengan sektor
lain. Kesuksesan pembangunan industri logam nasional membutuhkan dukungan dari seluruh
pemangku kepentingan, baik dari pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, media, dan
masyarakat luas.

RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024 38
LAMPIRAN

Lampiran 1 Pohon Kinerja Renstra Ditjen ILMATE dan Direktorat Industri


Logam Periode 2020-2024
Lampran 2 Matriks Keterkaitan Tujuan dengan Indikator Kinerja Utama
Direktorat Industri Logam
Lampiran 3 Sinkronisasi Aktivitas Utama Guna Mencapai Sasaran
Strategis (Intermediate Outcome)
Lampiran 4 Matriks Keterkaitan Sasaran RPJMN dan Renstra Direktorat
Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 5 Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra Direktorat Industri
Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 6 Matrik Kerangka Regulasi Renstra Direktorat Industri Logam
Periode 2020 - 2024
Lampiran 7 Pedoman Kinerja Renstra Direktorat Industri Logam Periode
2020 - 2024
Lampiran 8 Penjelasan Kriteria SMART Indikator Renstra Direktorat
Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 1 Pohon Kinerja Renstra Ditjen ILMATE dan
Direktorat Industri Logam Periode 2020-2024
LAMPIRAN 1 POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-
2024
Tujuan Direktorat Jenderal Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional
ILMATE 1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Direktorat Jenderal ILMATE
(Ultimate Outcome)
Meningkatnya daya saing dan kemandirian Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 Meningkatnya penguasaan pasar industri Meningkatnya penguasaan pasar industri
industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan di sektor industri Logam, Mesin, Alat Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika Transportasi, dan Elektronika Elektronika Elektronika
1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE
1. Persentase tenaga kerja di sektor ILMATE 1. Perusahaan dengan nilai Indonesia
2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
terhadap total pekerja Industry 4.0 Readiness Index (INDI 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri
terhadap total ekspor
2. Produktivitas tenaga kerja sektor ILMATE 4.0) > 3.0 di sektor ILMATE (TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -
3. Rasio impor bahan baku ILMATE
3. Produktivitas sektor ILMATE 2. Kontribusi ekspor produk ILMATE (Persen)
4. Nilai investasi sektor ILMATE
terhadap PDB sektor industri non
berteknologi tinggi
migas

ALIGNED
Direktorat Jenderal ILMATE Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Berdaya saing dan
(Intermediate Outcome) Berwawasan lingkungan
(1) Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika
(2) Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika
(Otomotif, Elektronika, Peralatan Listrik dan Logam)
(3) Industri yang melakukan transformasi IR 4.0 (pilot project dan pendampingan terhadap perusahaan)
(4) Industri sektor ILMATE dengan Nilai INDI 3 (Kumulatif)
(5) Investasi Kendaraan Ramah Lingkungan (Kumulatif)

Terbangunnya Struktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Terwujudnya inovasi pada Industri Logam, Mesin, Alat Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam, Mesin,
dan Elektronika yang kuat Transportasi dan Elektronika Alat Transportasi dan Elektronika yang berkualitas

(1) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik yang


(1) Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, (1) Fasilitasi pada industri dalam pengajuan insentif riset dalam melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja,
peningkatan ekspor dan subtitusi impor peningkatan penguasaan teknologi pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan
(2) Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek (2) Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam, mesin, alat dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi
Pemerintah transportasi dan elektronika tertentu)
(2) Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi
POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Tujuan Direktorat Jenderal Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional


ILMATE 1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Direktorat Jenderal ILMATE
(Ultimate Outcome)
Meningkatnya daya saing dan kemandirian Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 Meningkatnya penguasaan pasar industri Meningkatnya penguasaan pasar industri
industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan di sektor industri Logam, Mesin, Alat Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika Transportasi, dan Elektronika Elektronika Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor 1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE


1. Perusahaan dengan nilai Indonesia
ILMATE terhadap total pekerja 2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
Industry 4.0 Readiness Index (INDI 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri
2. Produktivitas tenaga kerja sektor terhadap total ekspor
4.0) > 3.0 di sektor ILMATE (TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -
ILMATE 3. Rasio impor bahan baku ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATE (Persen)
3. Produktivitas sektor ILMATE terhadap PDB sektor industri non
berteknologi tinggi
4. Nilai investasi sektor ILMATE migas

3 4 1
1
2
Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Berdaya saing dan
Berwawasan lingkungan

1 Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika 1

Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika (Otomotif,
2 Elektronika, Peralatan Listrik dan Logam) 2

3 Industri yang melakukan transformasi IR 4.0 (pilot project dan pendampingan terhadap perusahaan) 3

4 Industri sektor ILMATE dengan Nilai INDI 3 (Kumulatif) 4

5 Investasi Kendaraan Ramah Lingkungan (Kumulatif) 5


Direktorat Jenderal ILMATE
(Intermediate Outcome)
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Program/ Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN
Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) PRIORITAS (KP)
Pohon Kinerja Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam 21,97 - 108,49 108,49 108,49 108,49
SS1 Terwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
1 Peningkatan Utilisasi Industri Logam % 55,00 55,00 60,00 65,00 70,00 Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton 1,50 70-% 8,75 85-% 8,75 87,5-% 8,75 90-% 8,75 90-% - Pemetaan kondisi supply-demand besi dan baja hulu-hilir Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Baja Nasional - Fasilitasi Kerjasama Investasi dalam rangka Peningkatan Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Kapasitas Baja 17 Juta ton Nasional Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
- Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal maupun Non Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Fiskal) Terhadap Investasi dalam rangka Peningkatan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
Kapasitas Baja 17 Juta ton Nasional agro yang terintegrasi
- Steel Dialogue dengan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan hulu-hilir

Pengembangan Industri dalam rangka 0,95 3-Pendampingan 5,00 5-Pendampingan 5,00 5-Pendampingan 5,00 5-Pendampingan 5,00 5-Pendampingan - Fasilitasi Bussiness Matching Industri Logam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
peningkatan daya saing dan produktivitas Industri Industri Industri Industri Industri - Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal maupun Non Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Industri Logam Fiskal) Terhadap Investasi Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Identifikasi Supply- Demand produk logam 3,00 3-Industri 3,00 3-Industri Terfasilitasi 3,00 3-Industri Terfasilitasi 3,00 3-Industri - Penguatan data base industri hulu logam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
dalam rangka penguatan Industri Hulu Logam Terfasilitasi Terfasilitasi - Verifikasi kemampuan industri hulu logam dalam negeri Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
untuk memenuhi kebutuhan Industri Logam Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Promosi Kemampuan Industri Logam 4,00 10-Industri 4,00 10-Industri 4,00 10-Industri 4,00 10-Industri - Pameran kemampuan industri logam dalam negeri Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi - Temu Bisnis Industri logam Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Menyusun Roadmap Industri Intermediate 4,00 1-Roadmap 4,00 1-Roadmap 4,00 1-Roadmap 4,00 1-Roadmap - Idenfikasi industri intermediate logam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan - penyusunan roadmap industri intermadiate logam Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Industri Intermediate Industri Intermediate Industri Intermediate Industri Intermediate Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Peta Jalan (Roadmap) Industri Logam Hilir s.d 2,00 1-Rencana Aksi dan 2,00 1-Rencana Aksi dan 2,00 1-Rencana Aksi dan 2,00 1-Rencana Aksi dan - Idenfikasi industri hilir logam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Tahun 2030 Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi - penyusunan roadmap industri hilir logam Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Industri Logam Hilir Industri Logam Hilir Industri Logam Hilir Industri Logam Hilir Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Peta Jalan (Roadmap) Industri Logam Hulu s.d 2,00 1-Rencana Aksi dan 2,00 1-Rencana Aksi dan 2,00 1-Rencana Aksi dan 2,00 1-Rencana Aksi dan - Idenfikasi industri hulu logam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Tahun 2030 Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi - penyusunan roadmap industri hulu logam Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Industri Logam Hulu Industri Logam Hulu Industri Logam Hulu Industri Logam Hulu Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

2 Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Milliar USD 9,20 9,70 10,20 10,70 11,20 Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton 1,90 70-% 8,00 85-% 8,00 87,5-% 8,00 90-% 8,00 90-% - Penyusunan Database Kemampuan Industri Baja Nasional Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Sektor Industri Logam Baja Nasional - Identifikasi Demand Produk Baja Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
- Promosi Investasi Produk Logam Industri Logam Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
- Bimtek 4.0 Industri Baja Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
- Bussines Matching Industri dan User dalam rangka Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri agro yang terintegrasi
- Steel Dialogue dengan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan hulu-hilir

Promosi Kemampuan Industri Logam 2,00 10-Industri 2,00 10-Industri 2,00 10-Industri 2,00 10-Industri - Pameran kemampuan industri logam dalam negeri Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi - Temu Bisnis Industri logam Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

3 Industri Logam yang melakukan Industri - - - - -


transformasi IR 4.0 (pilot project dan
pendampingan terhadap perusahaan)
4 Industri Logam dengan Nilai INDI 3 Industri - - - - -
(Kumulatif)
5 Investasi Kendaraan Ramah Lingkungan Juta USD - - - - -
(Kumulatif)
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN
Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) PRIORITAS (KP)
Pohon Kinerja Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan 44,90 60,40 60,40 60,40 60,40
SS1 Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
1 Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Milliar USD 6.606 7.326 8.139 9.047 10.223 Quick Wins Peningkatan Ekspor Produk 2,00 2-Pendampingan 4,00 2-Pendampingan 4,00 2-Pendampingan 4,00 2-Pendampingan 4,00 2-Pendampingan (1) Peningkatan Ekspor Produk Ditjen ILMATE Penguatan Ketahanan Peningkatan Ekspor Peningkatan
Sektor Industri Logam (Komoditas) Prioritas Sektor ILMATE Industri Industri Industri Industri Industri - Updating Data Industri Ekonomi untuk Bernilai Tambah diversifikasi, nilai
- Penetapan industri yang memiliki potensi ekspor dan Pertumbuhan yang Tinggi dan Penguatan tambah, dan daya saing
menetapkan komoditi dan sektor unggulan yang Berkualitas dan Tingkat Kandungan produk ekspor dan jasa
diharapkan dapat mendorong ekspor Berkeadilan Dalam Negeri (TKDN)
- Bimbingan Teknis / Pendampingan Ekspor
(2) Perumusan Rekomendasi Kebijakan Peningkatan
Ekspor Sektor ILMATE
- Identifikasi Hambatan (Mengidentifikasikan hambatan
dan mencari solusi bagi pengembangan industri, baik dari
sisi regulasi maupun daya saingnya)
- Rekomendasi Penyederhanaan prosedur ekspor untuk
mengurangi ekonomi biaya tinggi

2 Industri Logam yang melakukan Industri 11 13 15 18 21 Kerja Sama Akselerasi Penerapan Industri 4.0 2,00 1-Rencana Aksi 4,00 1-Rencana Aksi 4,00 1-Rencana Aksi 4,00 1-Rencana Aksi 4,00 1-Rencana Aksi (1) National Research Council South Korea Penguatan Ketahanan Penguatan Pilar Optimalisasi
transformasi IR 4.0 (pilot project dan Dengan National Research Council (NRC) Korea - Tim Sekretariat Ekonomi untuk Pertumbuhan dan pemanfaatan teknologi
pendampingan terhadap perusahaan) - Perumusan Permasalahan Implementasi Industri 4.0 dan Pertumbuhan yang Daya Saing Ekonomi digital dan industri 4.0
Networking (Expertise) Berkualitas dan
Capacity Building dalam rangka Industri 4.0 Berkeadilan

(2) National Research Council South Korea


- Kerjasama Riset dalam rangka Industri 4.0
- Bimbingan Teknis dalam Rangka Implementasi Industri
4.0
POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Tujuan Direktorat Jenderal Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional


ILMATE 1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Direktorat Jenderal ILMATE
(Ultimate Outcome)
Meningkatnya daya saing dan kemandirian Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 Meningkatnya penguasaan pasar industri Meningkatnya penguasaan pasar industri
industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan di sektor industri Logam, Mesin, Alat Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika Transportasi, dan Elektronika Elektronika Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor 1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE


1. Perusahaan dengan nilai Indonesia
ILMATE terhadap total pekerja 2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
Industry 4.0 Readiness Index (INDI 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri
2. Produktivitas tenaga kerja sektor terhadap total ekspor
4.0) > 3.0 di sektor ILMATE (TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -
ILMATE 3. Rasio impor bahan baku ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATE (Persen)
3. Produktivitas sektor ILMATE terhadap PDB sektor industri non
berteknologi tinggi
4. Nilai investasi sektor ILMATE migas

4 2 1 1 2 3

Terbangunnya Struktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang kuat

1 Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan subtitusi impor 1

2 Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah 2

Direktorat Jenderal ILMATE


(Intermediate Outcome)
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Program/ Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN
Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) PRIORITAS (KP)
Pohon Kinerja Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam 21,97 - 108,49 108,49 108,49 108,49
SS2 Terbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat
1 Industri Logam yang berkontribusi pada Industri yang 1 1 1 1 1 Penyusunan Profil Investasi Industri Logam 3,90 3-Profil Investasi 4,29 3-Profil Investasi 4,29 3-Profil Investasi 4,29 3-Profil Investasi 4,29 3-Profil Investasi - Memfasilitasi perluasan dan investasi baru industri 9 Kawasan Industri di Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
peningkatan nilai tambah, peningkatan Terbangun Dasar Non-Besi smelter tembaga, aluminium ingot Luar Jawa dan 31 Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
ekspor dan subtitusi impor - Memfasilitasi perluasan dan investasi baru industri Smelter Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
pengolahan Copper Cathode Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru Industri Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
Intermediate : (1) Slab/Billet Alumunium dan (2) Sheet/ agro yang terintegrasi
Rod Copper hulu-hilir

Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton 3,00 75% 10,00 85-% 10,00 87,5-% 10,00 90-% 10,00 90-% - Identfikasi Kebutuhan Besi Baja Khusus dalam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Baja Nasional Mendukung Industri Otomotif dan Perkapalan Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
- Identifikasi Kemampuan Industri Besi Baja DN dalam Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
fabrikasi Besi Baja Khusus Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
- Link n Match Industri Besi Baja Khusus DN dengan Industri Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
Pengguna Material berbasis Besi Baja Khusus (Otomotif agro yang terintegrasi
dan Perkapalan) hulu-hilir
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru Industri
Intermediate (Slab dan Billet stainless steel);
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru Industri
Intermediate :
(1) Slab/Billet dan HR/CR baja karbon dan baja paduan
(2) Pipa, profil, wire dan plat baja karbon dan baja paduan

Perusahaan Yang Difasilitasi Dalam Rangka 10,00 5-Pendampingan 10,00 5-Pendampingan 10,00 5-Pendampingan 10,00 5-Pendampingan - Pameran produksi unggulan ekspor industri logam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Ekspor Produk Industri Logam Industri Industri Industri Industri - Temu Bisnis Industri logam Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Regulasi dalam rangka Pengelolaan Impor dan 2,00 2-Rancangan 2,00 2-Rancangan 2,00 2-Rancangan 2,00 2-Rancangan - Identifikasi Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Penggunaan Kandungan Dalam Negeri Produk Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan -Penyusunan regulasi pengelolaan impor dan penggunaan Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Logam kandungan dalam negeri produk logam Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Pengembangan Industri dalam rangka 0,50 3-Pendampingan 10,00 10-Pendampingan 10,00 10-Pendampingan 10,00 10-Pendampingan 10,00 10-Pendampingan - Fasilitasi Bussiness Matching Industri Logam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
peningkatan daya saing dan produktivitas Industri Industri Industri Industri Industri - Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal maupun Non Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Industri Logam Fiskal) Terhadap Investasi Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
- Mendorong penggunaan teknologi EAF untuk Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
menggantikan teknologi yang lama Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Pengembangan Hilirisasi Industri Logam 4,00 2-Industri 4,00 2-Industri 4,00 2-Industri 4,00 2-Industri - Hilirisasi Pengembangan Industri Logam Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Berbasis Pengolahan Sumber Daya Mineral Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Logam Bukan Besi Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Rekomendasi Kebijakan Industri Berbasis 3,00 1-Rancangan 3,00 1-Rancangan 3,00 1-Rancangan 3,00 1-Rancangan - Identifikasi Potensi Sumber Bahan Baku Logam Tanah Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Logam Tanah Jarang Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Jarang Dalam Negeri - Fasilitasi Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
Pengembangan Industri Berbasis Logam Tanah jarang Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
- FGD Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal maupun Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
Non Fiskal) Terhadap Investasi Pengembangan Industri Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
Berbasis Logam Tanah jarang agro yang terintegrasi
- Menyusun konsep regulasi dan deregulasi untuk hulu-hilir
mendukung Pengembangan Industri Berbasis Logam Tanah
jarang
- Pembangunan industri pengolahan logam tanah jarang
(rare earth) berbasis monasite timah.

2 Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Persentase 40 45 50 55 60 Pengembangan Industri dalam rangka 1,20 3-Pendampingan 1,32 5-Pendampingan 1,32 5-Pendampingan 1,32 5-Pendampingan 1,32 5-Pendampingan - Mendorong P3Dn pada kegiatan pengadaan dengan APBN Penguatan Ketahanan Peningkatan Ekspor Peningkatan kandungan
Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah peningkatan daya saing dan produktivitas Industri Industri Industri Industri Industri Ekonomi untuk Bernilai Tambah dan penggunaan produk
Industri Logam Pertumbuhan yang Tinggi dan Penguatan dalam negeri termasuk
Berkualitas dan Tingkat Kandungan melalui pengadaan
Berkeadilan Dalam Negeri (TKDN) pemerintah yang efektif

Regulasi dalam rangka Penggunaan Kandungan 2,00 1-Rancangan 2,00 1-Rancangan 2,00 1-Rancangan 2,00 1-Rancangan -Menyusun regulasi kebijakan dalam rangka peningkatan Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Dalam Negeri Produk Logam Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan penggunaan produk dalam negeri Ekonomi untuk tambah, lapangan pengolahan berbasis
- Verifikasi Kemampuan Industri Logam Dalam Negeri Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di pertanian, kehutanan,
Dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur Nasional Berkualitas dan sektor riil, dan perikanan,
- Identifikasi Kebutuhan Supply Logam Dalam Mendukung Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
Proyek Strategis Nasional (Infrastruktur dan Migas) agro yang terintegrasi
- Sosialisasi hasil verifikasi Kemampuan Industri Logam hulu-hilir
Dalam Negeri Dalam Mendukung Pembangunan
Infrastruktur
POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Tujuan Direktorat Jenderal Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional


ILMATE 1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Direktorat Jenderal ILMATE
(Ultimate Outcome)
Meningkatnya daya saing dan kemandirian Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 Meningkatnya penguasaan pasar industri Meningkatnya penguasaan pasar industri
industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan di sektor industri Logam, Mesin, Alat Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika Transportasi, dan Elektronika Elektronika Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor 1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE


1. Perusahaan dengan nilai Indonesia
ILMATE terhadap total pekerja 2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
Industry 4.0 Readiness Index (INDI 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri
2. Produktivitas tenaga kerja sektor terhadap total ekspor
4.0) > 3.0 di sektor ILMATE (TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -
ILMATE 3. Rasio impor bahan baku ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATE (Persen)
3. Produktivitas sektor ILMATE terhadap PDB sektor industri non
berteknologi tinggi
4. Nilai investasi sektor ILMATE migas

Terwujudnya inovasi pada Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

1 Fasilitasi pada industri dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatan penguasaan teknologi

2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika

Direktorat Jenderal ILMATE


(Intermediate Outcome)
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN
Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) PRIORITAS (KP)
Pohon Kinerja Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam 21,97 - 108,49 108,49 108,49 108,49
SS3 Terwujudnya inovasi pada Industri Logam
1 Fasilitasi pada Industri Logam dalam Industri 1 1 1 1 1 Pengembangan Industri dalam rangka 0,50 3-Pendampingan 0,55 5-Pendampingan 0,55 5-Pendampingan 0,55 5-Pendampingan 0,55 5-Pendampingan - Fasilitasi Pemanfaatan Teknologi Ramah Lingkungan dan Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Perbaikan iklim usaha
pengajuan insentif riset dalam peningkatan daya saing dan produktivitas Industri Industri Industri Industri Industri Efiseien Ekonomi untuk tambah, lapangan dan peningkatan
peningkatan penguasaan teknologi Industri Logam Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di investasi, termasuk
Berkualitas dan sektor riil, dan reformasi
Berkeadilan industrialisasi ketenagakerjaan

2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh Industri Jumlah Inovasi 2 2 2 2 2 Produk Industri Logam Tanah jarang - 5,00 1-Produk Berbasis 5,00 1-Produk Berbasis 5,00 1-Produk Berbasis 5,00 1-Produk Berbasis Penguatan Ketahanan Peningkatan nilai Perbaikan iklim usaha
Logam Logam Tanah Jarang Logam Tanah Jarang Logam Tanah Jarang Logam Tanah Jarang Ekonomi untuk tambah, lapangan dan peningkatan
Pertumbuhan yang kerja, dan investasi di investasi, termasuk
Berkualitas dan sektor riil, dan reformasi
Berkeadilan industrialisasi ketenagakerjaan
POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Tujuan Direktorat Jenderal Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional


ILMATE 1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Direktorat Jenderal ILMATE
(Ultimate Outcome)
Meningkatnya daya saing dan kemandirian Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 Meningkatnya penguasaan pasar industri Meningkatnya penguasaan pasar industri
industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan di sektor industri Logam, Mesin, Alat Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika Transportasi, dan Elektronika Elektronika Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor 1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE


1. Perusahaan dengan nilai Indonesia
ILMATE terhadap total pekerja 2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
Industry 4.0 Readiness Index (INDI 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri
2. Produktivitas tenaga kerja sektor terhadap total ekspor
4.0) > 3.0 di sektor ILMATE (TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -
ILMATE 3. Rasio impor bahan baku ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATE (Persen)
3. Produktivitas sektor ILMATE terhadap PDB sektor industri non
berteknologi tinggi
4. Nilai investasi sektor ILMATE migas

1 2

Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
yang berkualitas

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis
1 Vokasi (praktik kerja, pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu)

2 Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi


SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN
Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) PRIORITAS (KP)
Pohon Kinerja Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan 20,12 - 105,96 105,96 105,96 105,96
SS4 Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang berkualitas
1 Industri Maritim, Alat Transportasi dan Industri 5 5 5 5 5 Peningkatan kemampuan SDM Industri 5,00 5-Industri 5,00 5-Industri 5,00 5-Industri 5,00 5-Industri - Mempromosikan skema vokasi SDM bagi industri KBM Meningkatkan Meningkatkan Pendidikan dan
Alat Pertahanan yang melakukan Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan - Mempromosikan skema dan vokasi SDM bagi industri Sumber Daya produktivitas dan pelatihan vokasi
Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi Maritim Manusia Berkualitas daya saing berbasis kerjasama
(praktik kerja, pemagangan, danl atau - Mempromosikan skema dan vokasi SDM bagi industri dan Berdaya saing industri
pembelajaran dalam rangka pembinaan Kereta Api
dan pengembangan sumber daya manusia - Peningkatan kemampuan dan sertifikasi SDM industri
berbasis kompetensi tertentu) perkapalan termasuk penempatan kerja baik dalam negeri
maupun luar negeri
2 Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang orang - - - - -
tersertifikasi kompetensi
Lampiran 2 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sasaran Strategis,
dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Logam
Lampiran 2 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama
Direktorat Industri Logam

INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA


SASARAN STRATEGIS SATUAN TARGET KEGIATAN
KINERJA KEGIATAN KEGIATAN

I Meningkatnya Peran 1 Pertumbuhan PDB Persen -0.67 Dokumen Program, Evaluasi, 2 dokumen Tersusunnya dokumen
Industri Logam dalam industri logam Pelaporan Dan Tata Usaha (perencanaan perencanaan dan evaluasi
Perekonomian Nasional dan evaluasi) (DIPA dan LAKIP)
2 Kontribusi PDB Persen 1.52 Penciptaan Iklim Usaha dan Iklim 60 persen Meningkatnya kapasitas
industry logam Investasi yang Kondusif dalam produksi besi baja nasional
terhadap PDB rangka Peningkatan Kapasitas (target 17 juta ton per tahun)
nasional Produksi 17 Juta Ton Baja
Nasional
3 Nilai ekspor produk US$ milyar 15.54 Implementasi Kerjasama 60 persen Meningkatnya kapasitas
industri logam Internasional dalam rangka produksi besi baja nasional
Peningkatan Kapasitas Produksi 17 (target 17 juta ton per tahun)
Juta Ton Baja Nasional
4 Jumlah tenaga kerja Orang 862,080 Promosi Investasi dalam rangka 60 persen Meningkatnya kapasitas
di sektor industri Peningkatan Kapasitas Produksi 17 produksi besi baja nasional
logam Juta Ton Baja Nasional (target 17 juta ton per tahun)

II Meningkatnya daya 1 Persentase tenaga Persen 0.68 Pengembangan Industri Dalam 1 pendampingan Meningkatnya daya saing dan
saing dan kemandirian kerja di sektor Rangka Peningkatan Daya Saing industri logam produktivitas industri logam besi
industri logam industri logam Dan Produktivitas Industri Logam besi
terhadap total Besi
pekerja
2 Produktivitas tenaga Rp Juta/ 222.87 Pengembangan Industri Dalam 1 pendampingan Meningkatnya daya saing dan
kerja sektor industri orang/ Rangka Peningkatan Daya Saing industri logam produktivitas industri logam
logam tahun Dan Produktivitas Industri Logam bukan besi bukan besi
Bukan Besi
3 Nilai realisasi Rp Trilyun 94.92 Penyusunan Profil Investasi 1 profil investasi Tersusunnyan profil investasi
investasi industri Industri Logam Berbasis Besi industri logam industri logam besi
logam besi
Penyusunan Profil Investasi 1 profil investasi Tersusunnyan profil investasi
Industri Logam Berbasis Tembaga industri logam industri logam tembaga
tembaga
Penyusunan Profil Investasi 1 profil investasi Tersusunnyan profil investasi
Industri Logam Berbasis Nikel industri logam industri logam nikel
nikel
Penyusunan Profil Investasi 1 profil investasi Tersusunnyan profil investasi
Industri Logam Berbasis industri logam industri logam aluminium
Alumunium aluminium
IV Meningkatnya 1 Tingkat Komponen Persen 61.34 Pengembangan Industri Dalam 1 pendampingan Meningkatnya daya saing dan
kemampuan industri Dalam Negeri Rangka Peningkatan Daya Saing industri logam produktivitas industri logam hilir
dalam negeri (TKDN) rerata Dan Produktivitas Industri Logam hilir
tertimbang industri Hilir
logam
V Meningkatnya 1 Pertumbuhan Persen 6.53 Penyusunan RSNI Produk Industri 1 SNI produk Tersusunnya standar nasioal
penguasaan pasar ekspor produk Logam Besi industri logam produk industri logam besi
industri logam industri logam besi

Penyusunan RSNI Produk Industri 1 SNI produk Tersusunnya standar nasioal


Logam Bukan Besi industri logam produk industri logam bukan
bukan besi besi

Penyusunan RSNI Produk Industri 1 SNI produk Tersusunnya standar nasioal


Logam Hilir industri logam produk industri logam hilir
hilir

2 Kontribusi ekspor Persen 9.90 Penyusunan dan Penerapan SNI 1 SNI wajib Tersusunnya peraturan menteri
produk industri Wajib Produk Industri Logam Besi produk industri untuk penerapan SNI wajib
logam terhadap logam besi produk industri logam besi
total ekspor
Penyusunan dan Penerapan SNI 1 SNI wajib Tersusunnya peraturan menteri
Wajib Produk Industri Logam produk industri untuk penerapan SNI wajib
Bukan Besi logam bukan produk industri logam bukan
besi besi
Penyusunan dan Penerapan SNI 1 SNI wajib Tersusunnya peraturan menteri
Wajib Produk Industri Logam Hilir produk industri untuk penerapan SNI wajib
logam hilir produk industri logam hilir
3 Rasio impor bahan Persen 10.54 Pengawasan Pemberlakuan SNI Pengawasan Terlaksananya pengawasan
baku industri logam Wajib Produk Industri Logam Besi penerapan SNI penerapan SNI wajib industri
terhadap PDB wajib produk logam besi
sektor industri non- industri logam
migas besi
Pengawasan Pemberlakuan SNI Pengawasan Terlaksananya pengawasan
Wajib Produk Industri Logam penerapan SNI penerapan SNI wajib industri
Bukan Besi wajib produk logam bukan besi
industri logam
bukan besi

Pengawasan Pemberlakuan SNI Pengawasan Terlaksananya pengawasan


Wajib Produk Industri Logam Hilir penerapan SNI penerapan SNI wajib industri
wajib produk logam hilir
industri logam
hilir

Page 1 of 1
Lampiran 3 Sinkronisasi Aktivitas Utama Guna Mencapai
Sasaran Strategis (Intermediate Outcome)
Lampiran 3 Sinkronisasi Aktivitas Utama Guna Mencapai Sasaran Strategis (Intermediate Outcome)
Program/ Sasaran Program Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS
Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) (KP)
(Output)/Indikator Peta Strategi dan Pohon Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam 21.97 - 108.49 108.49 108.49 108.49
SS1 Terwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
1 Peningkatan Utilisasi Industri % 55.00 55.00 60.00 65.00 70.00 Peningkatan Kapasitas 1.50 70-% 8.75 85-% 8.75 87,5-% 8.75 90-% 8.75 90-% - Pemetaan kondisi supply-demand besi dan Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Logam Produksi 17 Juta Ton Baja baja hulu-hilir Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Nasional - Fasilitasi Kerjasama Investasi dalam rangka untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
[Industri Logam Dasar, Industri Peningkatan Kapasitas Baja 17 Juta ton yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
Barang Logam, Bukan Mesin dan Nasional dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
Peralatannya] - Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal agro yang terintegrasi
maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi dalam hulu-hilir
rangka Peningkatan Kapasitas Baja 17 Juta ton
Nasional
- Steel Dialogue dengan Jepang, Korea Selatan
dan Taiwan
Pengembangan Industri 0.95 3-Pendampingan 5.00 5-Pendampingan 5.00 5-Pendampingan 5.00 5-Pendampingan 5.00 5-Pendampingan - Fasilitasi Bussiness Matching Industri Logam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
dalam rangka Industri Industri Industri Industri Industri - Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
peningkatan daya saing maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
dan produktivitas Industri yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
Logam dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Identifikasi Supply- 3.00 3-Industri 3.00 3-Industri 3.00 3-Industri 3.00 3-Industri - Penguatan data base industri hulu logam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Demand produk logam Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi - Verifikasi kemampuan industri hulu logam Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
dalam rangka penguatan dalam negeri untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Industri Hulu Logam yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
untuk memenuhi dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
kebutuhan Industri agro yang terintegrasi
Logam hulu-hilir

Promosi Kemampuan 4.00 10-Industri 4.00 10-Industri 4.00 10-Industri 4.00 10-Industri - Pameran kemampuan industri logam dalam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Industri Logam Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi negeri Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
- Temu Bisnis Industri logam untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Menyusun Roadmap 4.00 1-Roadmap 4.00 1-Roadmap 4.00 1-Roadmap 4.00 1-Roadmap - Idenfikasi industri intermediate logam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Industri Intermediate Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan - penyusunan roadmap industri intermadiate Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Industri Industri Industri Industri logam untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Intermediate Intermediate Intermediate Intermediate yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Peta Jalan (Roadmap) 2.00 1-Rencana Aksi dan 2.00 1-Rencana Aksi dan 2.00 1-Rencana Aksi dan 2.00 1-Rencana Aksi dan - Idenfikasi industri hilir logam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Industri Logam Hilir s.d Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi - penyusunan roadmap industri hilir logam Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Tahun 2030 Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Industri Logam Hilir Industri Logam Hilir Industri Logam Hilir Industri Logam Hilir yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Peta Jalan (Roadmap) 2.00 1-Rencana Aksi dan 2.00 1-Rencana Aksi dan 2.00 1-Rencana Aksi dan 2.00 1-Rencana Aksi dan - Idenfikasi industri hulu logam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Industri Logam Hulu s.d Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi - penyusunan roadmap industri hulu logam Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Tahun 2030 Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Industri Logam Industri Logam Hulu Industri Logam Hulu Industri Logam yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
Hulu Hulu dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

2 Peningkatan Nilai Ekspor Industri Milliar USD 0.90 0.91 0.92 0.93 0.94 Peningkatan Kapasitas 1.90 70-% 8.00 85-% 8.00 87,5-% 8.00 90-% 8.00 90-% - Penyusunan Database Kemampuan Industri Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Prioritas Sektor Industri Logam Produksi 17 Juta Ton Baja Baja Nasional Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Nasional - Identifikasi Demand Produk Baja untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
[Besi-Baja, Timah, Nikel, Tembaga - Promosi Investasi Produk Logam Industri yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
dan Aluminium] Logam dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
- Bimtek 4.0 Industri Baja agro yang terintegrasi
- Bussines Matching Industri dan User dalam hulu-hilir
rangka Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri
- Steel Dialogue dengan Jepang, Korea Selatan
dan Taiwan

1
Program/ Sasaran Program Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS
Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) (KP)
(Output)/Indikator Peta Strategi dan Pohon Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Promosi Kemampuan 2.00 10-Industri 2.00 10-Industri 2.00 10-Industri 2.00 10-Industri - Pameran kemampuan industri logam dalam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Industri Logam Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi negeri Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
- Temu Bisnis Industri logam untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

3 Industri Logam yang melakukan Industri - - - - -


transformasi IR 4.0 (pilot project
dan pendampingan terhadap
perusahaan)

4 Industri Logam dengan Nilai INDI Industri - - - - -


3 (Kumulatif)
5 Investasi Kendaraan Ramah Juta USD - - - - -
Lingkungan (Kumulatif)
SS2 Terbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat
1 Industri Logam yang Industri yang 1 1 1 1 1 Penyusunan Profil 3.90 3-Profil Investasi 4.29 3-Profil Investasi 4.29 3-Profil Investasi 4.29 3-Profil Investasi 4.29 3-Profil Investasi - Memfasilitasi perluasan dan investasi baru 9 Kawasan Industri Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
berkontribusi pada peningkatan Terbangun Investasi Industri Logam industri smelter tembaga, aluminium ingot di Luar Jawa dan 31 Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
nilai tambah, peningkatan ekspor Dasar Non-Besi - Memfasilitasi perluasan dan investasi baru Smelter untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
dan subtitusi impor industri pengolahan Copper Cathode yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
[Besi-Baja, Timah, Nikel, Tembaga Industri Intermediate : (1) Slab/Billet agro yang terintegrasi
dan Aluminium] Alumunium dan (2) Sheet/ Rod Copper hulu-hilir

Peningkatan Kapasitas 3.00 75% 10.00 85-% 10.00 87,5-% 10.00 90-% 10.00 90-% - Identfikasi Kebutuhan Besi Baja Khusus dalam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Produksi 17 Juta Ton Baja Mendukung Industri Otomotif dan Perkapalan Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Nasional - Identifikasi Kemampuan Industri Besi Baja DN untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
dalam fabrikasi Besi Baja Khusus yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
- Link n Match Industri Besi Baja Khusus DN dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
dengan Industri Pengguna Material berbasis agro yang terintegrasi
Besi Baja Khusus (Otomotif dan Perkapalan) hulu-hilir
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru
Industri Intermediate (Slab dan Billet stainless
steel);
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru
Industri Intermediate :
(1) Slab/Billet dan HR/CR baja karbon dan baja
paduan
(2) Pipa, profil, wire dan plat baja karbon dan
baja paduan

Perusahaan Yang 10.00 5-Pendampingan 10.00 5-Pendampingan 10.00 5-Pendampingan 10.00 5-Pendampingan - Pameran produksi unggulan ekspor industri Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Difasilitasi Dalam Rangka Industri Industri Industri Industri logam Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Ekspor Produk Industri - Temu Bisnis Industri logam untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Logam yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Regulasi dalam rangka 2.00 2-Rancangan 2.00 2-Rancangan 2.00 2-Rancangan 2.00 2-Rancangan - Identifikasi Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Pengelolaan Impor dan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan -Penyusunan regulasi pengelolaan impor dan Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Penggunaan Kandungan penggunaan kandungan dalam negeri produk untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Dalam Negeri Produk logam yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
Logam dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Pengembangan Industri 0.50 3-Pendampingan 10.00 10-Pendampingan 10.00 10-Pendampingan 10.00 10-Pendampingan 10.00 10-Pendampingan - Fasilitasi Bussiness Matching Industri Logam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
dalam rangka Industri Industri Industri Industri Industri - Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
peningkatan daya saing maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
dan produktivitas Industri - Mendorong penggunaan teknologi EAF untuk yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
Logam menggantikan teknologi yang lama dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

Pengembangan Hilirisasi 4.00 2-Industri 4.00 2-Industri 4.00 2-Industri 4.00 2-Industri - Hilirisasi Pengembangan Industri Logam Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Industri Logam Berbasis Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Terfasilitasi Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Pengolahan Sumber Daya untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Mineral Logam Bukan yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
Besi dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

2
Program/ Sasaran Program Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS
Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) (KP)
(Output)/Indikator Peta Strategi dan Pohon Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Rekomendasi Kebijakan 3.00 1-Rancangan 3.00 1-Rancangan 3.00 1-Rancangan 3.00 1-Rancangan - Identifikasi Potensi Sumber Bahan Baku Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Industri Berbasis Logam Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Logam Tanah Jarang Dalam Negeri Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Tanah Jarang - Fasilitasi Pengembangan Industri Berbasis untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Logam Tanah jarang yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
- FGD Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi agro yang terintegrasi
Pengembangan Industri Berbasis Logam Tanah hulu-hilir
jarang
- Menyusun konsep regulasi dan deregulasi
untuk mendukung Pengembangan Industri
Berbasis Logam Tanah jarang
- Pembangunan industri pengolahan logam
tanah jarang (rare earth) berbasis monasite
timah.

2 Tingkat Kandungan/ Komponen Persentase 40 45 50 55 60 Pengembangan Industri 1.20 3-Pendampingan 1.32 5-Pendampingan 1.32 5-Pendampingan 1.32 5-Pendampingan 1.32 5-Pendampingan - Mendorong P3Dn pada kegiatan pengadaan Penguatan Peningkatan Ekspor Peningkatan
Lokal Dalam Negeri Pada Proyek dalam rangka Industri Industri Industri Industri Industri dengan APBN Ketahanan Ekonomi Bernilai Tambah kandungan dan
Pemerintah peningkatan daya saing untuk Pertumbuhan Tinggi dan penggunaan produk
dan produktivitas Industri yang Berkualitas Penguatan Tingkat dalam negeri
[Kelistrikan dan Migas] Logam dan Berkeadilan Kandungan Dalam termasuk melalui
Negeri (TKDN) pengadaan
pemerintah yang
efektif

Regulasi dalam rangka 2.00 1-Rancangan 2.00 1-Rancangan 2.00 1-Rancangan 2.00 1-Rancangan -Menyusun regulasi kebijakan dalam rangka Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Penggunaan Kandungan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Dalam Negeri Produk - Verifikasi Kemampuan Industri Logam Dalam untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Logam Negeri Dalam Mendukung Pembangunan yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
Infrastruktur Nasional - dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
Identifikasi Kebutuhan Supply Logam Dalam agro yang terintegrasi
Mendukung Proyek Strategis Nasional hulu-hilir
(Infrastruktur dan Migas)
- Sosialisasi hasil verifikasi Kemampuan
Industri Logam Dalam Negeri Dalam
Mendukung Pembangunan Infrastruktur

SS3 Terwujudnya inovasi pada Industri Logam


1 Fasilitasi pada Industri Logam Industri 1 1 1 1 1 Pengembangan Industri 0.50 3-Pendampingan 0.55 5-Pendampingan 0.55 5-Pendampingan 0.55 5-Pendampingan 0.55 5-Pendampingan - Fasilitasi Pemanfaatan Teknologi Ramah Penguatan Peningkatan nilai Perbaikan iklim usaha
dalam pengajuan insentif riset dalam rangka Industri Industri Industri Industri Industri Lingkungan dan Efiseien Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan dan peningkatan
dalam peningkatan penguasaan peningkatan daya saing untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi investasi, termasuk
teknologi dan produktivitas Industri yang Berkualitas di sektor riil, dan reformasi
Logam dan Berkeadilan industrialisasi ketenagakerjaan

2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh Jumlah 2 2 2 2 2 Produk Industri Logam - 5.00 1-Produk Berbasis 5.00 1-Produk Berbasis 5.00 1-Produk Berbasis 5.00 1-Produk Berbasis Penguatan Peningkatan nilai Perbaikan iklim usaha
Industri Logam Inovasi Tanah jarang Logam Tanah Logam Tanah Jarang Logam Tanah Jarang Logam Tanah Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan dan peningkatan
Jarang Jarang untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi investasi, termasuk
(Logam Tanah Jarang} yang Berkualitas di sektor riil, dan reformasi
dan Berkeadilan industrialisasi ketenagakerjaan

SS4 Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam yang berkualitas


1 Industri Logam yang melakukan Industri 5 5 5 5 5 Pengembangan Industri 1.00 3-Pendampingan 1.10 5-Pendampingan 1.10 5-Pendampingan 1.10 5-Pendampingan 1.10 5-Pendampingan - Memfasilitasi kerjasama Meningkatkan Meningkatkan Pendidikan dan
Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka Industri Industri Industri Industri Industri investasi/teknologi/pengembangan produk Sumber Daya produktivitas dan pelatihan vokasi
berbasis Vokasi (praktik kerja, peningkatan daya saing dengan luar negeri Manusia Berkualitas daya saing berbasis kerjasama
pemagangan, danl atau dan produktivitas Industri - Bimtek ISO dan Berdaya saing industri
pembelajaran dalam rangka Logam - Bimtek Pemenuhan Standar Kriteria
pembinaan dan pengembangan Teknologi Industri Peleburan Baja
sumber daya manusia berbasis
kompetensi tertentu)

2 Tenaga kerja dan calon tenaga orang 240 240 240 240 240 Pengembangan Industri 1.80 3-Pendampingan 1.98 5-Pendampingan 1.98 5-Pendampingan 1.98 5-Pendampingan 1.98 5-Pendampingan - Memfasilitasi bimbingan teknis untuk Meningkatkan Meningkatkan Pendidikan dan
kerja yang tersertifikasi dalam rangka Industri Industri Industri Industri Industri penyediaan dan peningkatan kemampuan Sumber Daya produktivitas dan pelatihan vokasi
kompetensi peningkatan daya saing SDM Manusia Berkualitas daya saing berbasis kerjasama
dan produktivitas Industri dan Berdaya saing industri
[Besi-Baja, Timah, Nikel, Tembaga Logam
dan Aluminium]
T1 Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan
1 Tersusunnya Kebijakan dan Tata PP - - - - -
Kelola Pemanfaatan Kebijakan
Dalam Mendukung Penciptaan
dan Pengembangan Daya Saing
Industri yang efektif dan efesien

2 Tersusunnya Regulasi Teknis SNI/ ST/ 3 3 3 3 3 Rancangan Standar 1.50 1-RSNI 5.00 6-RSNI 5.00 6-RSNI 5.00 6-RSNI 5.00 6-RSNI -Menyusun regulasi pemberlakuan SNI Wajib Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Standard Sektor Industri Logam, PTC/ RSNI Nasional Indonesia (RSNI) -Mendorong penerapan SNI oleh industri Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Mesin, Alat Transportasi dan Produk Industri Logam untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
Elektronika yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
[RSNI sesuai PNPS dan SNI Wajib agro yang terintegrasi
sesuai PNRT] hulu-hilir

3
Program/ Sasaran Program Satuan TARGET OUTPUT Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA MAJOR PROJECT PRIORITAS PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS
Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi 2020 2021 2022 2023 2024 (SESUAI KIN) NASIONAL (PN) PRIORITAS (PP) (KP)
(Output)/Indikator Peta Strategi dan Pohon Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
Standar Nasional 1.95 2-SNI Wajib 5.00 5-SNI Wajib 5.00 5-SNI Wajib 5.00 5-SNI Wajib 5.00 5-SNI Wajib - Menyusun konsep/draft Penguatan Peningkatan nilai Peningkatan industri
Indonesia (SNI) Wajib - Rapat Teknis Ketahanan Ekonomi tambah, lapangan pengolahan berbasis
Industri Logam - Pra Konsensus untuk Pertumbuhan kerja, dan investasi pertanian, kehutanan,
yang Berkualitas di sektor riil, dan perikanan,
dan Berkeadilan industrialisasi kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir

3 Tersusunnya Standard RSKKNI 1 1 1 1 1 Rancangan Standar 0.70 1-RSKKNI 2.00 3-RSKKNI 2.00 3-RSKKNI 2.00 3-RSKKNI 2.00 3-RSKKNI - Pembentukan tim RSKKNI Meningkatkan Meningkatkan Pendidikan dan
Kompetensi SDM Industri Industri Kompetensi Kerja - Perumusan RSKKNI Sumber Daya produktivitas dan pelatihan vokasi
Logam, Mesin, Alat Transportasi Nasional Industri - Verifikasi Internal Manusia Berkualitas daya saing berbasis kerjasama
dan Elektronika (RSKKNI) - Pra Konvensi dan Berdaya saing industri
dalam Mendukung - Verifikasi Eksternal
[RSKKNI sesuai RIP] Produktivitas SDM - Konvensi
Industri Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi Direktorat Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada
1 Tingkat kesesuaian dokumen Persen 95 96 96 96 96 Dokumen Program, 1.57 2-Dokumen 2.50 2-Dokumen 2.50 2-Dokumen 2.50 2-Dokumen 2.50 2-Dokumen
perencanaan Program Nilai Evaluasi, Pelaporan dan
Tambah dan Daya Saing Industri Tata Usaha
Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika dengan rencana
program dan kegiatan prioritas
nasional
2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Nilai 78 78,5 79 79,5 80
Instansi Pemerintah (SAKIP)
Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika
3 Nilai maturitas SPIP Direktorat Nilai 3.26 3.265 3.27 3.275 3.28
Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi, dan Elektronika

4
Lampiran 4 Matriks Keterkaitan Sasaran RPJMN dan
Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 – 2024
Lampiran 4 - Matriks Pembangunan RPJMN Tahun 2020-2024

INSTANSI
PROGRAM PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN INDIKASI PELAKSANA
INDIKASI TARGET
NO PRIORITAS (KP)/ PROYEK PRIORITAS INDIKATOR PENDANAAN LOKASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS (MAJOR PROJECT) PROGRAM
(PROP)/ PROYEK (Rp. Miliar) PRIORITAS (PP)/
KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024
PP : Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja,
dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
1 KP : Peningkatan industri pengolahan
berbasis pertanian, kemaritiman, dan
non agro yang terintegrasi hulu-hilir
ProP : Pengembangan industri Kimia, Farmasi
dan Logam
Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton
Tingkat utilisasi kapasitas produk (Persen) 75 80 85 90 95 25,3 Pusat 9 Kawasan industri di luar Jawa dan 31 smelter Kemenperin
Baja Nasional (2020 - 2024)

2 KP : Peningkatan akses dan pendalaman pasar


ekspor
ProP : Peningkatan Daya Saing Industri Guna
Mendorong Peningkatan Ekspor
Quick Wins Peningkatan Ekspor Produk Jumlah industri yang mendapatkan
2 2 Pusat Kemenperin
(Komoditas) Prioritas Sektor ILMATE pendampingan (Industri)
Pengembangan Industri dalam rangka
Jumlah industri yang mendapatkan
Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas 3 10 10 10 10 3,9 Pusat 9 Kawasan industri di luar Jawa dan 31 smelter Kemenperin
pendampingan (Industri)
Industri Logam

3 KP : Pengelolaan Impor
ProP : Penguatan Kebijakan Perlindungan
Akses Pasar Dalam Negeri
Pengembangan Produk Logam, Mesin, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
37,7 38,5 39,2 40 40,8 15,1 Pusat Kemenperin
Elektronika, dan Alat Angkut Dalam Negeri (Rerata Tertimbang) (Persen)
INSTANSI
PROGRAM PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN INDIKASI PELAKSANA
INDIKASI TARGET
NO PRIORITAS (KP)/ PROYEK PRIORITAS INDIKATOR PENDANAAN LOKASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS (MAJOR PROJECT) PROGRAM
(PROP)/ PROYEK (Rp. Miliar) PRIORITAS (PP)/
KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024

4 KP : Peningkatan Partisipasi dalam


Jaringan Produksi Global
ProP : Peningkatan Investasi
(inbound & outbound) Industri GPN
berbasis Hilirisasi SDA, Teknologi
Tinggi

Penguatan Struktur Industri Industri Komponen yang difasilitasi Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
5,0 7,0 7,0 8,0 8,0 27,4 Pusat Kemenperin
Elektronika dan Telematika (Industri Komponen) Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi

5 KP : Peningkatan Partisipasi dalam


Jaringan Produksi Global
ProP : Peningkatan Investasi
(inbound & outbound) Industri GPN
berbasis Hilirisasi SDA, Teknologi
Tinggi
Penyusunan Kebijakan
Jumlah Rekomendasi Kebijakan
Pengembangan Industri Permesinan 2,0 3,0 Pusat
(Dokumen Kebijakan)
dan Alat Mesin Pertanian
Penyusunan Peta Jalan
Pengembangan Industri Permesinan Jumlah Dokumen Peta Jalan (Peta Jalan) 2,0 6,0 Pusat
dan Alat Mesin Pertanian
Industri Logam yang berkontribusi pada
Penyusunan Profil Investasi Industri peningkatan nilai tambah, peningkatan
1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 19,3 Pusat 9 Kawasan Industri di Luar Jawa dan 31 Smelter Kemenperin
Logam Dasar Non-Besi ekspor dan subtitusi impor (Industri yang
Terbangun)
Penyusunan Profil Investasi Sektor
Tersedianya Profil Investasi (Profile Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Industri Maritim, Alat Transportasi 3,0 12,0 Pusat Kemenperin
Investasi Project ) Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi
dan Alat Pertahanan
Implementasi Pilot Project Jumlah Pilot Project yang dikembangkan Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
1,0 6,0 Pusat Kemenperin
Pengembangan AMMDES (Pilot Project) Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi
INSTANSI
PROGRAM PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN INDIKASI PELAKSANA
INDIKASI TARGET
NO PRIORITAS (KP)/ PROYEK PRIORITAS INDIKATOR PENDANAAN LOKASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS (MAJOR PROJECT) PROGRAM
(PROP)/ PROYEK (Rp. Miliar) PRIORITAS (PP)/
KEGIATAN
2020 2021 2022 2023 2024

6 KP : Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Digital dan Industry 4.0
ProP : Modernisasi Industri Hingga
4.0 Sesuai Karakteristik Industri
Tersusunnya dokumen perencanaan
Rencana Implementasi Making Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
implementasi Making Indonesia 4.0 6,0 7,0 7,0 7,0 6,0 89,7 Pusat Kemenperin
Indonesia 4.0 Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi
(Dokumen )
Implementasi Rencana Aksi Dalam Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Rangka Penerapan Industri 4.0 Alat Pertahanan yang melakukan
Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Sektor Otomotif Melalui transformasi IR 4.0 (pilot project dan 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 23,6 Pusat Kemenperin
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi
Pendampingan dan Center of pendampingan terhadap perusahaan)
Excellence (Industri)
Implementasi Rencana Aksi Dalam Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Rangka Penerapan Industri 4.0 Alat Pertahanan dengan Nilai INDI 3 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0 11,8 Pusat Kemenperin
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi
Sektor Otomotif Melalui Pilot Project (Kumulatif) (Industri)
Industri Elektronika dan Telematika yang
Implementasi Rencana Aksi Dalam
melakukan transformasi IR 4.0 (pilot Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Rangka Penerapan Industri 4.0 5,0 8,0 9,0 9,0 10,0 26,7 Pusat Kemenperin
project dan pendampingan terhadap Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi
Sektor Elektronika
perusahaan) (Industri
Perluasan Akses Technopark ke Jumlah Tenant yang terfasilitasi (Tenant Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
3,0 2,4 Pusat Kemenperin
Industri Elektronika yang terfasilitasi) Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi

Kerja Sama Akselerasi Penerapan


Tersedianya rencana aksi dan kerjasama Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Industri 4.0 Dengan National 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 12,0 Pusat Kemenperin
dengan NRC Korea (rencana aksi) Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi
Research Council (NRC) Korea
Fasilitasi Inovasi Produk Tanah
produk inovasi (Produk tanah jarang) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 15,0 Pusat Kemenperin
Jarang
Lampiran 5 Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra
Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra Direktorat Industri Logam
Periode 2020 – 2024

Matrik Kinerja Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 – 2024


Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam


Perekonomian Nasional
1 Pertumbuhan PDB industri Persen -0,67 3,54 3,92 5,13 6,50
logam
2 Kontribusi PDB industri Persen 1,52 1,53 1,54 1,54 1,53
logam terhadap PDB
nasional

3 Jumlah tenaga kerja di Ribu Orang 862,08 891,37 923,49 957,73 994,25
sektor industri logam

4 Nilai ekspor produk industri US$ Miliar 15,54 16,58 17,73 19,07 20,55
logam

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian


Industri Logam
1 Persentase tenaga kerja di Persen 0,68 0,69 0,68 0,69 0,69
sektor industri logam
terhadap total pekerja
2 Produktivitas tenaga kerja Rp Juta 222,87 229,69 230,08 237,55 244,95
sektor industri logam /orang/tahun

3 Nilai realisasi investasi Rp. Triliun 94,92 101,23 114,11 140,38 192,00
industri logam

SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam

1 TKDN industri logam (rerata Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40
tertimbang)

SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Logam

1 Pertumbuhan ekspor produk Persen 6,53 6,71 6,90 7,56 7,75


industri logam

2 Kontribusi ekspor produk Persen 9,90 9,25 9,19 9,02 8,65


industri logam terhadap
total ekspor
3 Rasio impor bahan baku Persen 10,54 10,11 9,70 9,31 8,91
industri logam terhadap PDB
sektor industri logam
Matrik Anggaran Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 – 2024

ALOKASI PENDANAAN
PROGRAM/ KEGIATAN Rp. Milyar
2020 2021 2022 2023 2024

Penumbuhan dan Pengembangan 7.80 14.55 108.49 108.49 108.49


Industri Logam
Lampiran 6 Matrik Kerangka Regulasi Renstra Direktorat
Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 6 Matrik Kerangka Regulasi Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024

No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Unit Penanggung Unit Terkait Target
Kebutuhan Regulasi dan Penelitian Jawab Penyelesaian

1 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Ketentuan Ekspor Sektor Industri Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Logam
Logam Pemurnian
b. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Ketentuan Ekspor Sisa dan Skrap Logam
c. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2014 tentang
Ketentuan Ekspor Produk Timah dan perubahannya
2 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang pemberlakuan SNI Baja Lembaran b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
dan Gulungan Canai Dingin Secara Wajib Sarana dan Prasarana Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

3 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Pemberlakuan SNI Baja Canai Panas b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Struktur dan Pemberlakuan SNI Baja Canai Sarana dan Prasarana Industri
Panas Lunak secara Wajib c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

4 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Revisi Peraturan Menteri b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Perindustrian Nomor 14 Tahun 2018 tentang Sarana dan Prasarana Industri
Pemberlakuan Baja Tulangan Beton Secara c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
Wajib tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

5 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Pemberlakuan SNI Batang Kawat b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Baja Karbon Rendah Secara Wajib Sarana dan Prasarana Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

Page 1 of 4
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Unit Penanggung Unit Terkait Target
Kebutuhan Regulasi dan Penelitian Jawab Penyelesaian

6 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Batang Kawat Baja Karbon Tinggi b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Secara Wajib Sarana dan Prasarana Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

7 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Pemberlakuan SNI Baja Lapis Timah b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Elektrolisa Secara Wajib Sarana dan Prasarana Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

8 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Pemberlakuan Standar Nasional b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Indonesia Baja Lapis Seng (BjLS) secara Sarana dan Prasarana Industri
Wajib c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

9 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Pemberlakuan SNI Baja Lapis Seng b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Warna (BjLS Warna) secara wajib Sarana dan Prasarana Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

10 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang pemberlakuan Standar Nasional b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Indonesia Baja lembaran dan Gulungan Sarana dan Prasarana Industri
Lapis Paduan Aluminium-Seng dengan atau c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
Tanpa Magnesium Lapis Cat (Bj LAS tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Warna/Bj LAM Warna) secara Wajib

Page 2 of 4
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Unit Penanggung Unit Terkait Target
Kebutuhan Regulasi dan Penelitian Jawab Penyelesaian

11 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang pemberlakuan SNI Baja lembaran b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
dan gulungan lapis paduan aluminium-seng Sarana dan Prasarana Industri
(Bj LAS) secara wajib c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

12 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang pemberlakuan SNI Rangka Atap Baja b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Ringan Sarana dan Prasarana Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

13 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang pemberlakuan Standar Nasional b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Indonesia Kawat Ban (Bead Wire/KB) secara Sarana dan Prasarana Industri
Wajib c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

14 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang pemberlakuan Standar Nasional b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Indonesia Kompor Gas LPG dan LNG/NG Sarana dan Prasarana Industri
Tekanan Rendah untuk Rumah Tangga c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
secara Wajib tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

15 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang revisi Peraturan Menteri b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Perindustrian Nomor 28/M-IND/PER/7/2017 Sarana dan Prasarana Industri
tentang Pemberlakuan SNI Kawat Baja Beton c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
Pratekan Untuk Keperluan Konstruksi Beton tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Secara Wajib

Page 3 of 4
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Unit Penanggung Unit Terkait Target
Kebutuhan Regulasi dan Penelitian Jawab Penyelesaian

16 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang pemberlakuan SNI Galvanisasi b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
secara wajib Sarana dan Prasarana Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

17 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian Permendag 84 Tahun 2019 tentang Ketentuan Impor Limbah Non B3 Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Tata Cara Pengajuan Masterlist dan untuk bahan Baku Industri Logam
Rekomendasi dalam rangka Penerbitan Surat
Persetujuan Impor Limbah Non B3

18 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Pemberlakuan SNI Batang b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Konduktor dari Tembaga (Copper Busbar) Sarana dan Prasarana Industri
Secara Wajib c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

19 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Ditjen ILMATE Direktorat Industri 2021
tentang Pemberlakuan SNI Cook Ware dan b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Logam
Flat Ware Secara Wajib Sarana dan Prasarana Industri
c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009
tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri

Page 4 of 4
Lampiran 7 Pedoman Kinerja Renstra Direktorat Industri
Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 7.1 – Pedoman Kinerja Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024

Target
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri logam Persen -0,67 3,54 3,92 5,13 6,50

Deskripsi
PDB industri pengolahan merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan sektor industri
pengolahan dalam jangka waktu tertentu. PDB industri pengolahan terdiri dari sektor
industri batubara dan pengilangan migas yang dikelola oleh Kementerian ESDM dan sektor
industri pengolahan nonmigas yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian. Sehingga
Kementerian Perindustrian mengupayakan peningkatan nilai PDB industri pengolahan
nonmigas setiap tahunnya.
Data pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas menggunakan data yang
dipublikasikan oleh BPS pada awal tahun anggaran berikutnya.
Sumber Data
Data pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang dipublikasikan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS).
Cara Menghitung
Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas = (PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri
Pengolahan Nonmigas Periode (t) - PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri Pengolahan
Nonmigas Periode (t-1))/PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri Pengolahan Nonmigas
Periode (t-1) dikali 100%.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Target
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional

2 Kontribusi PDB industri logam Persen 1,52 1,53 1,54 1,54 1,53
terhadap PDB nasional

Deskripsi
Menurut tren pertumbuhan PDB tahun 2015-2019, sektor industri pengolahan nonmigas
salah satunya sektor industri logam yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam
perkembangan PDB nasional sehingga diharapkan pertumbuhan PDB sektor industri
pengolahan nonmigas terus didorong agar dapat tumbuh pesat.
Sumber Data
Data pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang dipublikasikan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS).
Cara Menghitung
Kontribusi industri logam terhadap PDB dihitung dengan membagi nilai PDB Atas Dasar
Harga Berlaku Industri Logam dengan total PDB Atas Dasar Harga Berlaku dikali 100%.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Target
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor Ribu Orang 862,08 891,37 923,49 957,73 994,25
industri logam

Deskripsi
Sehubungan dengan sektor industri merupakan kontributor terbesar dalam PDB, sektor
industri utama nya pada sektor Industri Logam diharapkan mampu mengungkit sektor
lainnya serta membuka lapangan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor
industri dihitung menggunakan data Sakernas.
Sumber Data
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri logam dari Sakernas
Satuan: Juta Orang
Klasifikasi: Maksimasi
Target
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional

4 Nilai ekspor produk industri logam US$ Miliar 15,54 16,58 17,73 19,07 20,55

Deskripsi
Nilai ekspor mengindikasikan daya saing di pasar internasional. Nilai ekspor produk Industri
Logam berdasarkan data yang dirilis BPS setiap bulan dan tahun.
Sumber Data
Data ekspor produk Industri Logam yang dipublikasikan oleh BPS secara berkala.
Cara Menghitung
Berdasarkan nilai ekspor produk Industri Logam sesuai kode HS dan KBLI binaan dari BPS.
Satuan: US$ Milyar
Klasifikasi: Maksimasi
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian


Industri Logam

1 Persentase tenaga kerja di Persen 0,68 0,69 0,68 0,69 0,69


sektor industri logam
terhadap total pekerja

Deskripsi
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Logam dibagi Total Tenaga Kerja dikali 100% dari
sumber Data Sakernas yang dipublikasikan oleh BPS.
Dengan semakin tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor Industri Logam, merupakan
salah satu indikasi bahwa industri nasional semakin mandiri, maju, dan berdaya saing.
Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap total pekerja didapatkan dari
hasil Survei Sakernas.
Sumber Data
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri logam dibagi jumlah
tenaga kerja industri nasional keseluruhan, kemudian dikalikan 100%.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian


Industri Logam

2 Produktivitas tenaga kerja Rp Juta 222,87 229,69 230,08 237,55 244,95


sektor industri logam /orang/tahun

Deskripsi
Nilai produktivitas tenaga kerja sektor industri sektor industri logam merupakan
pembagian antara nilai tambah sektor industri logam dan jumlah tenaga kerja di sektor
industri logam. Semakin tinggi tingkat produktivitas tenaga kerja sektor industri, maka
semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memproduksi barang/jasa. Untuk itu, maka
penyediaan SDM industri yang terampil menjadi salah satu yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional.
Sumber Data
Data PDB dan Sakernas yang dipublikasikan oleh BPS dan diolah oleh Pusdatin.
Cara Menghitung
Nilai produktivitas tenaga kerja sektor industri sektor industri logam merupakan
pembagian antara nilai tambah sektor industri logam dan jumlah tenaga kerja di sektor
industri logam.
Satuan: Rp. Juta/ orang/ tahun
Klasifikasi: Maksimasi
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian


Industri Logam

3 Nilai realisasi investasi Rp. Triliun 94,92 101,23 114,11 140,38 192,00
industri logam

Deskripsi
Nilai Investasi sektor industri logam merupakan gabungan dari realisasi investasi PMA dan
PMDN dimana nilai investasi PMA dikonversi dari US dolar menjadi rupiah. Nilai realisasi
investasi di sektor industri logam berdasarkan data yang diirilis oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM).
Sumber Data
Data realisasi investasi PMA dan PMDN yang dirilis oleh BKPM untuk sektor industri logam
(KBLI 24 dan 25).
Cara Menghitung
Nilai Investasi sektor industri logam merupakan gabungan dari realisasi investasi PMA dan
PMDN dimana nilai investasi PMA dikonversi dari US dolar menjadi rupiah.
Satuan: Rp. Trilyun
Klasifikasi: Maksimasi
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam

1 TKDN industri logam Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40


(rerata tertimbang)

Deskripsi
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) merupakan suatu kebijakan
pemberdayaan industri yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk dalam
negeri oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat serta memberdayakan industri
dalam negeri melalui pengamanan pasar domestik, mengurangi ketergantungan kepada
produk impor, dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat
struktur industri dengan meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku,
komponen, teknologi dan SDM dari dalam negeri.
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan oleh Pusat P3DN
Kementerian Perindustrian. Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dapat
dilihat pada link (http://tkdn.kemenperin.go.id).
Sumber Data
Rekapitulasi untuk sertifikasi TKDN sektor industri logam dapat dipantau pada rekapitulasi
untuk Logam dan Barang dari Logam melalui tautan
http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifikat_idx.php?kd=8.
Cara Menghitung
Rerata dari Data Rekapitulasi untuk sertifikasi TKDN produk industri logam (logam dasar
dan barang dari logam) pada tahun berjalan.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri


Logam

1 Pertumbuhan ekspor Persen 6,53 6,71 6,90 7,56 7,75


produk industri logam

Deskripsi
Pertumbuhan Ekspor Industri Logam merupakan perbandingan dari selisih nilai ekspor
antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya (dalam persen). Data ekspor tahunan dirilis
oleh BPS. Direktorat Industri Logam memantau pertumbuhan nilai dan volume ekspor
triwulanan dan tahunan sesuai dengan kode HS atau KBLI binaan sektor industri logam.
Sumber Data
Data ekspor yang dirilis oleh BPS sesuai kode HS atau KBLI binaan sektor industri logam
secara berkala.
Cara Menghitung
Pertumbuhan Ekspor Industri Logam merupakan perbandingan dari selisih nilai ekspor
antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya, kemudian dikalikan 100% dalam persen).
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri


Logam

2 Kontribusi ekspor produk Persen 9,90 9,25 9,19 9,02 8,65


industri logam terhadap
total ekspor

Deskripsi
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor adalah Ekspor
Industri Logam dibagi total Ekspor Nasional dikali 100% dengan sumber Data ekspor sektor
industri logam dan nasional yang dipublikasikan oleh BPS.
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor nasional, merupakan
perbandingan nilai ekspor produk industri logam terhadap nilai ekspor nasional setiap
tahunnya. Meningkatnya ekspor produk industri diindikasikan sebagai bentuk
meningkatnya pangsa pasar industri di dunia internasional.
Sumber Data
Data ekspor yang dirilis oleh BPS sesuai kode HS atau KBLI binaan sektor industri logam
secara berkala.
Cara Menghitung
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor nasional, merupakan
perbandingan nilai ekspor produk industri logam terhadap nilai ekspor nasional setiap
tahunnya, kemudian dikalikan 100% dalam persen).
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri


Logam

3 Rasio impor bahan baku Persen 10,54 10,11 9,70 9,31 8,91
industri logam terhadap
PDB sektor industri logam

Deskripsi
Nilai impor Bahan Baku Sektor Industri dibagi PDB Harga Berlaku Sektor Industri Nonmigas
dikali 100% dari sumber data impor bahan baku sektor industri dan PDB sektor industri
Logam terhadap PDB sektor industri nonmigas yang dipublikasikan oleh BPS.
Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap PDB sektor industri Logam, terhadap PDB
sektor industri nonmigas diharapkan semakin menurun setiap tahunnya agar produk yang
diimpor lebih memiliki nilai tambah.
Sumber Data
Data impor bahan baku dan impor sektor industri logam yang dirilis oleh BPS sesuai kode
HS atau KBLI binaan sektor industri logam secara berkala.
Cara Menghitung
Nilai impor Bahan Baku Sektor Industri dibagi PDB Harga Berlaku Sektor Industri Nonmigas
dikali 100% dari sumber data impor bahan baku sektor industri dan PDB sektor industri
Logam terhadap PDB sektor industri nonmigas yang dipublikasikan oleh BPS.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Minimasi
Lampiran 7.2 – Pedoman Kinerja Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024
(Intermediate Outcome)

Program/ Sasaran Program Satuan Target


Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
SS1 Terwujudnya Industri Logam
yang Berdaya saing dan
Berwawasan lingkungan
1 Peningkatan Utilisasi Industri % 55,00 55,00 60,00 65,00 70,00
Logam

Deskripsi
Peningkatan utilitas merupakan upaya meningkatkan peran industri logam dalam
perekonomian nasional. Peningkatan utilisasi industri prioritas sektor logam dapat diperoleh
dengan perumusan rekomendasi kebijakan, sinkronisasi regulasi antar K/L, business climate
dan promosi investasi.
Sumber Data
Data kapasitas yang di ambil dari SIINAS
Cara Menghitung
Data diperoleh dengan membagi output aktual dengan output potensial guna mendapatkan
angka tingkat pemanfaatan kapasitas
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
SS1 Terwujudnya Industri Logam
yang Berdaya saing dan
Berwawasan lingkungan
2 Peningkatan Nilai Ekspor Milliar 0,90 0,91 0,92 0,93 0,94
Industri Prioritas Sektor Industri USD
Logam

Deskripsi
Peningkatan nilai ekspor industri prioritas sektor logam merupakan upaya dalam
meningkatkan perekonomian nasional. Peningkatan nilai ekspor prioritas sektor logam dapat
dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam
khususnya program peningkatan dan perluasan akses pasar dan kerjasam internasional
Sumber Data
Data ekspor industri logam sesuai KBLI dan kode HS binaan yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung
Pertumbuhan Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas = (Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas
periode (t) – Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas periode (t-1))/Ekspor Industri Pengolahan
Nonmigas periode (t-1) dikali 100%.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
SS2 Terbangunnya Struktur Industri
Logam yang kuat
1 Industri Logam yang Industri 1 1 1 1 1
berkontribusi pada peningkatan yang
nilai tambah, peningkatan ekspor Terbangun
dan subtitusi impor

Deskripsi
Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan
substitusi impor merupakan upaya dalam meningkatkan daya saing dan kemandirian industri
logam.
Untuk meningkatkan industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan
ekspor dan subtitusi impor dapat dicapai dengan melalui program program peningkatan nilai
tambah dan daya saing sektor industri logam melalui:
1. peningkatan investasi (promosi investasi) dan penyusunan profil investasi
2. kebijakan terkait iklim usaha
Sumber Data
Nilai investasi yang bersumber dari data BKPM
Cara Menghitung
Tumbuhnya industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor
dan subtitusi impor dilihat dari peningkatan investasi baik investasi baru maupun investasi
perluasan.
Satuan: Jumlah industri yang terbangun
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
SS2 Terbangunnya Struktur Industri
Logam yang kuat
2 Tingkat Kandungan/ Komponen Persentase 40 45 50 55 60
Lokal Dalam Negeri Pada
Proyek Pemerintah

Deskripsi
Tingkat kandungan / komponen lokal dalam negeri pada proyek pemerintah merupakan
langkah pemerintah dalam mengurangi ketergantungan kepada produk impor dan
meningkatkan nilai tambah di dalam nergi serta memperkuat struktur industri dengan
meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM dari
dalam negeri. Peningkatan implementasi TKDN dapat dicapai melalui program peningkatan
nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya program kerja peningkatan
TKDN sektor industri logam melalui:
● Kebijakan Local Content - Govt Procurement
● Kebijakan Local Content – Non Govt Procurement
Sumber Data
Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dan rekapitulasi sertifikasi TKDN
dapat dilihat pada website (http://tkdn.kemenperin.go.id)
Cara Menghitung
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
SS3 Terwujudnya inovasi pada
Industri Logam
1 Fasilitasi pada Industri Logam Industri 1 1 1 1 1
dalam pengajuan insentif riset
dalam peningkatan penguasaan
teknologi

Deskripsi
Tingkat kandungan / komponen lokal dalam negeri pada proyek pemerintah merupakan
langkah pemerintah dalam mengurangi ketergantungan kepada produk impor dan
meningkatkan nilai tambah di dalam nergi serta memperkuat struktur industri dengan
meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM dari
dalam negeri. Peningkatan implementasi TKDN dapat dicapai melalui program peningkatan
nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya program kerja peningkatan
TKDN sektor industri logam melalui:
● Kebijakan Local Content - Govt Procurement
● Kebijakan Local Content – Non Govt Procurement
Sumber Data
Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dan rekapitulasi sertifikasi TKDN
dapat dilihat pada website (http://tkdn.kemenperin.go.id)
Cara Menghitung
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
SS3 Terwujudnya inovasi pada
Industri Logam
2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh Jumlah 2 2 2 2 2
Industri Logam Inovasi

Deskripsi
Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam terkait dengan upaya mewujudkan inovasi di
sektor industri logam dalam rangka peningkatan daya saing.
Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam dapat dicapai mendorong hasil R&D
terimplementasikan pada skala industri melalui sinergi bersama-sama antara industri, badan
penelitian dan pegembangan (litbang), dan universitas
Sumber Data
Data perusahaan yang melakukan inovasi dalam bentuk pilot project, penerapan teknologi
produksi baru, atau product development pada sektor industri logam.
Cara Menghitung
Jumlah inovasi dalam bentuk pilot project atau product development yang dilakukan industri
logam.
Satuan: Jumlah inovasi/ terobosan
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
SS4 Meningkatnya produtivitas SDM
sektor Industri Logam yang
berkualitas
1 Industri Logam yang melakukan Industri 5 5 5 5 5
Pendidikan dan Pelatihan
berbasis Vokasi (praktik kerja,
pemagangan, danl atau
pembelajaran dalam rangka
pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia berbasis
kompetensi tertentu)

Deskripsi
Industri Logam yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja,
pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia berbasis kompetensi tertentu) merupakan upaya meningkatnya kompetensi
dan daya saing sumberdaya industri sektor industri logam.
Industri Logam yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja,
pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia berbasis kompetensi dapat dicapai melalui program Link and Match antara
Industri dengan SMK dengan program pemagangan, praktik kerja, pembelajaran dalam
rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu.
Sumber Data
Data industri yang mendapatkan mendapatkan pengajuan insentif riset dalam peningkatan
penguasaan teknologi sebagaimana Pasal 29 C ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2019 pada Ditjen Pajak Kementerian Keuangan.
Cara Menghitung
Jumlah industri logam yang difasilitasi mendapatkan pengajuan insentif riset dalam
peningkatan penguasaan teknologi sebagaimana Pasal 29B ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2019 berbunyi: Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri yang
menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam
rangka pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi
tertentu dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200% (dua ratus
persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan,
dan/atau pembelajaran
Satuan: Industri
Klasifikasi: Minimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
SS4 Meningkatnya produtivitas SDM
sektor Industri Logam yang
berkualitas
2 Tenaga kerja dan calon tenaga orang 240 240 240 240 240
kerja yang tersertifikasi
kompetensi

Deskripsi
Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi. Merupakan upaya
meningkatnya kompetensi dan daya saing sumberdaya industri sektor industri logam.
Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi Dapat dicapai melalui
program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya kegiatan
terkait peningkatan investasi.
Sumber Data
Data diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang lulus uji kompetensi dan
mendapatkan sertifikat dari LSPro
Cara Menghitung
Jumlah tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang lulus uji kompetensi dan mendapatkan
sertifikat dari LSPro
Satuan: Orang
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
T1 Kebijakan dan Tata Kelola
Pemanfaatan Kebijakan Dalam
Mendukung Penciptaan dan
Pengembangan Daya Saing
Industri Logam yang efektif dan
efesien
1 Tersusunnya Regulasi Teknis SNI/ ST/ 3 3 3 3 3
Standard Sektor Industri Logam PTC/
RSNI

Deskripsi
Tersusunnya Regulasi Teknis Standard Sektor Industri Logam terkait dengan upaya
meningkatnya peningkatan daya saing penerapan standar.
Tersusunnya Regulasi Teknis Standard Sektor Industri Logam dapat dicapai melalui kegiatan
perumusan RSNI dan pemberlakuan SNI Wajib sektor Industri Logam untuk mendukung
penciptaan dan pengembangan daya saing.
Sumber Data
Data diperoleh dari Regulasi Teknis Standard yang telah disusun RSNI dan telah menjadi SNI
serta pemeberlakuan SNI Wajib Sektor Industri Logam.
Cara Menghitung
Jumlah Regulasi Teknis Standard yang telah disusun RSNI dan telah menjadi SNI serta
pemeberlakuan SNI Wajib Sektor Industri Logam.
Satuan: SNI/ST/PTC/RSNI
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
T1 Kebijakan dan Tata Kelola
Pemanfaatan Kebijakan Dalam
Mendukung Penciptaan dan
Pengembangan Daya Saing
Industri Logam yang efektif dan
efesien
2 Tersusunnya Standard RSKKNI 1 1 1 1 1
Kompetensi SDM Industri
Industri Logam

Deskripsi
Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam terkait dengan upaya
peningkatan kompetensi SDM dan peningkatan nilai produktivitas tenaga kerja Industri
Logam.
Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam dicapai melalui program
peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya program kerja
terkait peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor Industri Logam melalui Sertifikasi
Kompetensi (Pengembangan SKKNI).
Sumber Data
Dapat dicapai melalui tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam.
Perumusan standar kompetensi akan mempengaruhi peningkatan nilai produktivitas tenaga
kerja sektor industri sektor industri logam
Cara Menghitung
Jumlah Standard Kompetensi SDM Industri Industri.
Satuan: RSKKNI
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi Industri
Logam yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
1 Tingkat kesesuaian dokumen Indeks 95 96 96 96 96
perencanaan Program Nilai
Tambah dan Daya Saing Industri
Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian dengan rencana
program dan kegiatan prioritas
nasional

Deskripsi
Dokumen perencanaan merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan yang diharapkan dapat
mendukung tercapainya tujuan dan visi misi suatu organisasi. Dokumen perencanaan
DIrektorat Industri Logam yaitu Rencana Strategis Direktorat Industri Logam Tahun 2020 -
2024 berpedoman pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan Industri Nasional
2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0.
Sumber Data
Hasil penilaian indeks kesesuaian dokumen perencanaan program yang dilaksanakan oleh
Inspektorat Jenderal dan Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian.
Cara Menghitung
Hasil penilaian indeks kesesuaian dokumen perencanaan program yang dilaksanakan oleh
Inspektorat Jenderal dan Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian.
Satuan: Indeks
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi Industri
Logam yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
2 Nilai Sistem Akuntabilitas Poin 78 78,5 79 79,5 80
Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) Direktorat Industri
Logam

Deskripsi
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting
dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Sistem
manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas serta
sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah
menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas dan teratur
dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau disingkat dengan SAKIP tertuang
dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah yang mana didalamnya menyebutkan SAKIP merupakan rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan
dan pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan
kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan
kinerja instansi pemerintah.
Untuk melaksanakan evaluasi sistem AKIP tersebut maka Kementerian PAN & RB
menerbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden
Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sumber Data
Setiap tahun dilaksanakan evaluasi SAKIP oleh satuan kerja Inspektorat Jenderal.
Cara Menghitung
Cakupan/ruang lingkup Implementasi SAKIP yang dievaluasi adalah :
● Penilaian terhadap perencanaan strategis, termasuk di dalamnya perjanjian kinerja, dan
sistem pengukuran kinerja;
● Penilaian terhadap penyajian dan pengungkapan informasi kinerja;
● Evaluasi terhadap program dan kegiatan; dan
● Evaluasi terhadap kebijakan instansi/unit kerja yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan evaluasi atas implementasi SAKIP dilaksanakan melalui tahapan Survei
Pendahuluan dan Evaluasi atas Implementasi SAKIP. Survei pendahuluan dilaksanakan untuk
memahami dan mendapatkan gambaran umum mengenai kegiatan/unit kerja yang akan
dievaluasi. Sedangkan evaluasi implementasi terdiri atas evaluasi penerapan komponen
manajemen kinerja yang meliputi: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan
kinerja, evaluasi internal, dan capaian kinerja.
Evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi harus menyimpulkan hasil penilaian atas fakta
obyektif Instansi pemerintah dalam mengimplementasikan perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja sesuai dengan kriteria masing-
masing komponen yang ada dalam LKE.
Setelah melaksanakan tahapan-tahapan dalam evaluasi atas implementasi SAKIP harus
menghasilkan Kertas Kerja Evaluasi (KKE) dan Laporan Hasil Evaluasi (LHE). LHE ini disusun
berdasarkan berbagai hasil pengumpulan data dan fakta serta analisis yang
didokumentasikan dalam KKE.
LHE disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan mengungkapkan hal-hal penting bagi
perbaikan manajemen kinerja instansi pemerintah yang dievaluasi. Permasalahan atau
temuan sementara hasil evaluasi (tentative finding) dan saran perbaikannya harus
diungkapkan secara jelas dan dikomunikasikan kepada pihak instansi pemerintah yang
dievaluasi untuk mendapatkan konfirmasi ataupun tanggapan secukupnya.
Satuan: Poin
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Sasaran Program Satuan Target
Kegiatan (Outcome)/Sasaran Kegiatan
2020 2021 2022 2023 2024
(Output)/Indikator
Penumbuhan dan Pengembangan Industri
Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi Industri
Logam yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
3 Nilai maturitas SPIP Direktorat Indeks 3,26 3,265 3,27 3,275 3,28
Industri Logam

Deskripsi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap 4 (empat)
hal yaitu:
• tercapainya efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara;
• kehandalan pelaporan keuangan;
• pengamanan aset negara; dan
• ketaatan terhadap Paraturan Perundang undangan.
Sumber Data
1. Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
a. Survey Persepsi Maturitas SPIP
Langkah-langkah utama survai persepsi maturitas SPIP baik dilakukan secara panel
(bersama-sama) maupun secara tersendiri (individual)
b. Validasi Awal Survey Maturitas SPIP
Survey persepsi merupakan diagnosa awal tingkat maturitas SPIP Direktorat Industri
Logam. Jawaban (persepsi) responden kemungkinan terkelompokkan ke dalam dua
kategori yaitu “konsisten” dan “tidak konsisten”. Konsisten, artinya jawaban
(persepsi) responden telah memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam petunjuk
pengisian kuesioner. Tidak konsisten, artinya jawaban (persepsi) responden tidak
memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam petunjuk pengisian kuesioner.
c. Perhitungan Skor Awal Maturitas SPIP
Survey persepsi Maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian di atas merupakan
diagnose awal tingkat maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian. Berdasarkan
jawaban responden atas kuesioner maturitas tersebut, tingkat maturitas SPIP Badan
Karantina Pertanian telah dapat dihitung dan ditetapkan sementara dalam enam
tingkatan atau setara masing-masing dengan level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5.
2. Pengujian Bukti Maturitas SPIP
a. Penyiapan Pengumpulan Data
Validasi data hasil persepsi dapat dilakukan dengan melanjutkan kuesioner atau
mengumpulkan bukti pendukung lainnya seperti wawancara, reviu dokumen, atau
observasi. Tidak harus semua teknik pengumpulan data digunakan untuk menguji
jawaban hasil survey.
b. Kuesioner Lanjutan Maturitas SPIP
c. Wawancara Maturitas SPIP
d. Review Dokumen Maturitas SPIP
e. Observasi Maturitas SPIP
Penyimpulan Tingkat Maturitas Indikator
Cara Menghitung
Perhitungan Skor Awal Maturitas SPIP
Survey persepsi Maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian di atas merupakan diagnose awal
tingkat maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian. Berdasarkan jawaban responden atas
kuesioner maturitas tersebut, tingkat maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian telah dapat
dihitung dan ditetapkan sementara dalam enam tingkatan atau setara masing-masing dengan
level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Dalam perhitungan ini, hanya satu jawaban akhir yang di-entry atau
diproses untuk menetapkan maturitas Badan Karantina Pertanian. Langkah utama
perhitungan skor adalah sebagai berikut:
Pemrosesan Jawaban Kuesioner
Untuk mendapatkan satu jawaban dari beberapa responden kuesioner individu (dan jawaban
sudah divalidasi) masih diperlukan proses data tambahan berupa tabulasi dan pemilihan satu
jawaban sebagai berikut:
1) Siapkan worksheet (baik elektronik maupun lembaran kertas) Formulir Tabulasi Survai
Maturitas SPIP (Form 2A), sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2
2) Untuk jawaban Form PM-1 yang sudah valid lakukan entri ke dalam masing-masing kolom
responden (R) pada Form 2A;
3) Simpulkan jawaban per indikator sesuai dengan jawaban yang paling banyak (modus). Jika
jumlah kuesioner yang diterima ternyata genap, maka untuk mendapatkan modus,
jawaban terakhir tidak perlu diproses.
4) Lakukan entry atas simpulan jawaban per indikator dari Form 2A ke dalam Form 2B;
5) Pastikan bahwa semua jawaban terhadap 25 subunsur maturitas dalam Form 2B dimaksud
sudah terisi;
6) Lakukan perhitungan skor sesuai jawaban dan bobot yang telah ditentukan sebelumnya,
gunakan Jumlah Skor Maturitas SPIP di Baris B Form tersebut sebagai nilai atau skor
maturitas dengan sebutan tingkat maturitas dalam Baris C;
7) Siapkan rencana pengumpulan bukti untuk menguji simpulan hasil survai tersebut dalam
menjamin kebenaran substansi indikator maturitas SPIP.
Satuan: Level SPIP
Klasifikasi: Maksimasi
Lampiran 8 Penjelasan Kriteria SMART Indikator Renstra
Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
LAMPIRAN 8.1 TABEL PENJELASAN KRITERIA SMART INDIKATOR
RENSTRA DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM PERIODE 2020 – 2024

A. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA TUJUAN


Target
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional


1 Pertumbuhan PDB industri logam Persen -0,67 3,54 3,92 5,13 6,50

2 Kontribusi PDB industri logam Persen 1,52 1,53 1,54 1,54 1,53
terhadap PDB nasional

3 Jumlah tenaga kerja di sektor Ribu Orang 862,08 891,37 923,49 957,73 994,25
industri logam

4 Nilai ekspor produk industri logam US$ Miliar 15,54 16,58 17,73 19,07 20,55

1. SMART - Pertumbuhan PDB Industri Logam:


Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Cara Pengukuran menggunakan data PDB Harga Konstan tahun berjalan yang
bersumber dari data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS). BPS merilis data PDB
Harga Konstan berdasarkan KBLI 2 digit dalam satuan Rp juta. Berdasarkan data BPS
tersebut Direktorat Industri Logam memilih data pada KBLI binaannya yaitu KBLI 24 –
Industri Logam Dasar dan KBLI 25 – Industri Barang dari Logam, Bukan Mesin dan
Peralatannya. Kemudian, data PDB Harga Konstan pada KBLI binaan dijumlahkan untuk
mendapatkan data PDB Harga Konstan untuk sektor industri logam dan untuk
menghitung laju pertumbuhan industri sektor industri logam menggunakan rumus :

keterangan :
R : laju pertumbuhan (%)
: PDB harga konstan sektor industri logam tahun berjalan (Rp. Juta)
: PDB harga konstan sektor industri logam tahun sebelumnya (Rp. Juta)
Achievable
Direktorat Industri Logam akan melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Industri Logam selama periode tahun 2020-
2024 dalam rangka mendukung Pertumbuhan PDB Industri Logam adalah Kegiatan
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam yang dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Logam
Perbaikan Rantai Pasok Industri Logam (Supply-Demand)
Pemanfaatan Teknologi Industri Logam
Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri Logam
Pengembangan Sistem Informasi Industri Logam
Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Sektor Industri Logam
Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0 Sektor Industri Logam
Pengembangan Standar Industri Logam
Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri Logam
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam dalam perekonomian
nasional
Timebound
Periode satu tahun

2. SMART - Kontribusi PDB Industri Logam:


Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Cara Pengukuran menggunakan data PDB Harga Berlaku tahun berjalan yang
bersumber dari yang dipantau dan dirilis BPS. BPS merilis data PDB Harga Berlaku
berdasarkan KBLI 2 digit dalam satuan Rp juta. Berdasarkan data BPS tersebut
Direktorat Industri Logam menghimpun data sesuai KBLI binaannya yaitu KBLI 24 dan
25. Kemudian, data PDB Harga Konstan per KBLI dijumlahkan untuk mendapatkan data
PDB Harga Konstan sektor industri logam dan untuk menghitung kontribusi industri
logam terhadap PDB nasional menggunakan persamaan berikut:

keterangan:
: kontribusi sektor industri logam terhadap PDB nasional (%)
: PDB harga berlaku sektor industri logam pada tahun berjalan (Rp. Juta)
PDB Nasional : PDB harga berlaku nasional (Rp. Juta)

Achievable
Direktorat Industri Logam akan melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Industri Logam selama periode tahun 2020-
2024 dalam rangka mendukung Kontribusi PDB Industri Logam adalah Kegiatan
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam yang dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Logam
Perbaikan Rantai Pasok Industri Logam (Supply-Demand)
Pemanfaatan Teknologi Industri Logam
Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri Logam
Pengembangan Sistem Informasi Industri Logam
Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Sektor Industri Logam
Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0 Sektor Industri Logam
Pengembangan Standar Industri Logam
Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri Logam
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam dalam perekonomian
nasional
Timebound
Periode satu tahun

3. SMART - Tenaga kerja di sektor Industri Logam


Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang diterbitkan
oleh BPS. Data tenaga kerja berdasarkan KBLI 2 digit dalam satuan orang. Direktorat
INdustri Logam kemudian menghimpun data sesuai KBLI binaannya yaitu KBLI 24,25.
Kemudian, data tenaga kerja per KBLI dijumlahkan untuk mendapatkan data tenaga
kerja sektor industri logam dan mengkonversi satuan tenaga kerja menjadi juta orang.
Untuk menghitung penyerapan tenaga kerja sektor ILMATE menggunakan formula :

keterangan :
: Penyerapan tenaga kerja (juta orang)
: data tenaga kerja tahun berjalan (juta orang)
: data tenaga kerja tahun sebelumnya (juta orang)

Achievable
Direktorat Industri Logam akan melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika selama periode tahun 2020-2024 dalam rangka
mendukung tenaga kerja di sektor Industri Logam, adalah Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Logam yang dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan
sebagai berikut:
Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Logam
Perbaikan Rantai Pasok Industri Logam (Supply-Demand)
Pemanfaatan Teknologi Industri Logam
Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri Logam
Pengembangan Sistem Informasi Industri Logam
Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Sektor Industri Logam
Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0 Sektor Industri Logam
Pengembangan Standar Industri Logam
Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri Logam
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam dalam perekonomian
nasional
Timebound
Periode satu tahun

4. SMART - Nilai ekspor produk Industri Logam


Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS dimana data utamanya berdasarkan dokumen
ekspor dan impor yang kemudian diolah oleh Direktorat Industri Logam berdasarkan
kode HS atau KBLI binaannya. Perhitungan dilakukan dengan perbandingan nilai ekspor
produk industri pengolahan non-migas terhadap nilai ekspor nasional setiap tahunnya.
Achievable
Direktorat Industri Logam akan melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Industri Logam selama periode tahun 2020-
2024 dalam rangka mendukung ekspor produk Industri Logam adalah Kegiatan
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam yang dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Logam
Perbaikan Rantai Pasok Industri Logam (Supply-Demand)
Pemanfaatan Teknologi Industri Logam
Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri Logam
Pengembangan Sistem Informasi Industri Logam
Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Sektor Industri Logam
Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0 Sektor Industri Logam
Pengembangan Standar Industri Logam
Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri Logam
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam dalam perekonomian
nasional
Timebound
Periode satu tahun
B. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA SASARAN PROGRAM
1. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA SASARAN PROGRAM: Meningkatnya Daya
Saing dan Kemandirian Industri Logam
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian


Industri Logam
1 Persentase tenaga kerja di Persen 0,68 0,69 0,68 0,69 0,69
sektor industri logam
terhadap total pekerja

2 Produktivitas tenaga kerja Rp Juta 222,87 229,69 230,08 237,55 244,95


sektor industri logam /orang/tahun

3 Nilai realisasi investasi Rp. Triliun 94,92 101,23 114,11 140,38 192,00
industri logam

a. SMART - Persentase tenaga kerja di sektor Industri Logam terhadap total pekerja
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Logam dibagi Total Tenaga Kerja dikali 100%
dari sumber Data Sakernas yang dipublikasikan oleh BPS.
Dengan semakin tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor Industri Logam,
merupakan salah satu indikasi bahwa industri nasional semakin mandiri, maju,
dan berdaya saing. Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap
total pekerja didapatkan dari hasil Survei Sakernas.
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam melalui:
Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Besi
Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Bukan Besi
Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Hilir
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya daya saing dan kemandirian industri
Logam.
Timebound
Periode satu tahun

b. SMART - Produktivitas tenaga kerja sektor Industri Logam


Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Nilai produktivitas tenaga kerja sektor industri sektor industri logam merupakan
pembagian antara nilai tambah sektor industri logam dan jumlah tenaga kerja di
sektor industri logam. Semakin tinggi tingkat produktivitas tenaga kerja sektor
industri, maka semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memproduksi
barang/jasa. Untuk itu, maka penyediaan SDM industri yang terampil menjadi
salah satu yang menjadi prioritas untuk dikembangkan dalam rangka
meningkatkan daya saing industri nasional.
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam khususnya melalui program kerja peningkatan produktivitas
tenaga kerja sektor Industri Logam melalui:
Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Besi
Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Bukan Besi
Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Hilir
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya daya saing dan kemandirian industri logam.
Timebound
Periode satu tahun

c. SMART - Nilai investasi sektor Industri Logam


Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Nilai Investasi sektor industri logam merupakan gabungan dari realisasi investasi
PMA dan PMDN dimana nilai investasi PMA dikonversi dari US dolar menjadi
rupiah. Nilai realisasi investasi di sektor industri logam berdasarkan data yang
diirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Achievable
Indikator ini dapat didukung ketercapaiannya melalui program peningkatan nilai
tambah dan daya saing sektor industri logam melalui:
Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Berbasis Besi
Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Berbasis Bukan Besi
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya daya saing dan kemandirian industri logam.
Timebound
Periode satu tahun
2. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA: Meningkatnya Kemampuan Industri Logam
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam

1 TKDN industri logam Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40


(rerata tertimbang)

SMART - Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang) sektor Industri
Logam
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) merupakan suatu
kebijakan pemberdayaan industri yang bertujuan untuk meningkatkan
penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat
serta memberdayakan industri dalam negeri melalui pengamanan pasar
domestik, mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan meningkatkan
nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat struktur industri dengan
meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan
SDM dari dalam negeri.
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan oleh Pusat
P3DN Kementerian Perindustrian. Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam
negeri dapat dilihat pada link (http://tkdn.kemenperin.go.id).
Rekapitulasi untuk sertifikasi TKDN sektor industri logam dapat dipantau pada
rekapitulasi untuk Logam dan Barang dari Logam melalui tautan
http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifikat_idx.php?kd=8.
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam khususnya melalui kegatan Pengembangan Industri Dalam Rangka
Peningkatan Daya Saing Dan Produktivitas Industri Logam Hilir.
Relevance
Dapat dicapai dengan mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan
meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat struktur industri
dengan meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen,
teknologi dan SDM dari dalam negeri.
Terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri
logam.
Timebound
Periode satu tahun
3. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA: Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri
Logam
Tahun Anggaran
Sasaran Strategis /
Program/
Sasaran Program / Satuan
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Kegiatan / IKU / IK

Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam

SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri


Logam
1 Pertumbuhan ekspor Persen 6,53 6,71 6,90 7,56 7,75
produk industri logam

2 Kontribusi ekspor produk Persen 9,90 9,25 9,19 9,02 8,65


industri logam terhadap
total ekspor

3 Rasio impor bahan baku Persen 10,54 10,11 9,70 9,31 8,91
industri logam terhadap
PDB sektor industri logam

a. SMART - Pertumbuhan ekspor sektor Industri Logam


Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Pertumbuhan Ekspor Industri Logam merupakan perbandingan dari selisih nilai
ekspor antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya (dalam persen). Data ekspor
tahunan dirilis oleh BPS. Direktorat Industri Logam memantau pertumbuhan nilai
dan volume ekspor triwulanan dan tahunan sesuai dengan kode HS atau KBLI
binaan sektor industri logam.
Achievable
Dapat dicapai dengan didukung kegiatan Penciptaan Iklim Usaha dan Iklim
Investasi yang Kondusif dalam rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton
Baja Nasional dan Penyusunan Standar Produk (RSNI) industri logam besi, logam
bukan besi, dan logam hilir.
Relevance
Dapat dicapai melalui program peningkatan dan perluasan akses pasar dan
kerjasama internasional (FTA). Dengan meningkatnya penguasaan pasar industri,
maka diharapkan dapat meningkatkan peran sektor industri dalam perekonomian
nasional. Untuk mencapai peningkatan penguasaan pasar industri sektor industri,
salah satunya diukur melalui pencapaian indikator kinerja pertumbuhan ekspor
industri pengolahan nonmigas.
Terkait dengan upaya program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam.
Timebound
Periode satu tahun

b. SMART - Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam


Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor adalah
Ekspor Industri Logam dibagi total Ekspor Nasional dikali 100% dengan sumber
Data ekspor sektor industri logam dan nasional yang dipublikasikan oleh BPS.
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor nasional,
merupakan perbandingan nilai ekspor produk industri logam terhadap nilai ekspor
nasional setiap tahunnya. Meningkatnya ekspor produk industri diindikasikan
sebagai bentuk meningkatnya pangsa pasar industri di dunia internasional.
Achievable
Dapat dicapai melalui kegiatan Implementasi Kerjasama Internasional dalam
rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional; Promosi
Investasi dalam rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional ;
dan Penyusunan dan Penerapan SNI Wajib Produk Industri Logam.
Relevance
Terkait dengan upaya program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam.
Timebound
Periode satu tahun
c. SMART - Rasio impor bahan baku industri logam terhadap PDB sektor industri
nonmigas
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Nilai impor Bahan Baku Sektor Industri dibagi PDB Harga Berlaku Sektor Industri
Nonmigas dikali 100% dari sumber data impor bahan baku sektor industri dan PDB
sektor industri Logam terhadap PDB sektor industri nonmigas yang dipublikasikan
oleh BPS.
Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap PDB sektor industri Logam,
terhadap PDB sektor industri nonmigas diharapkan semakin menurun setiap
tahunnya agar produk yang diimpor lebih memiliki nilai tambah.
Achievable
Dapat dicapai melalui kegiatan Penyusunan dan Penerapan SNI Wajib Produk
Industri Logam dan Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Logam.
Relevance
Rasio impor semakin menurun setiap tahunnya agar produk yang diimpor lebih
memiliki nilai tambah dalam rangka upaya meningkatkan pangsa pasar produk
dalam negeri.
Terkait dengan upaya program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam
Timebound
Periode satu tahun
Lampiran 8.2 – PENJELASAN KRITERIA SMART INDIKATOR RENSTRA (INTERMEDIATE)
DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM TAHUN 2020 – 2024

Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan Target


Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS1 Terwujudnya Industri Logam
yang Berdaya saing dan
Berwawasan lingkungan
1 Peningkatan Utilisasi Industri % 55,00 55,00 60,00 65,00 70,00
Logam
2 Peningkatan Nilai Ekspor Milliar 0,90 0,91 0,92 0,93 0,94
Industri Prioritas Sektor Industri USD
Logam

SS1. Terwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
1. SMART – Peningkatan Utilisasi Industri Logam
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dengan membagi output aktual dengan output potensial guna
mendapatkan angka tingkat pemanfaatan kapasitas. Konsep pemanfaatan kapasitas ini
paling banyak merujuk pada produksi barang fisik, yang mana lebih mudah diukur.
Achievable
Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Industri Logam dapat diperoleh dengan
perumusan rekomendasi kebijakan, sinkronisasi regulasi antar K/L, business climate dan
promosi investasi.
Relevance
Terkait dengan upaya mewujudkan Industri Logam yang berdaya saing dan berwawasan
lingkungan.
Timebound
satu tahun periode
2. SMART - Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Industri Logam (produk stainless
steel)
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS di mana data utamanya berdasarkan dokumen
ekspor impor yang kemudian di olah oleh Direktorat Industri Logam berdasarkan kode HS
atau KBLI binaan sektor industri logam.
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor ILMATE
khususnya sub program peningkatan dan perluasan akses pasar dan kerjasama
internasional
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam, mesin, alat transportasi, dan
elektronika dalam perekonomian nasional
Timebound
satu tahun periode

Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan Target


Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS2 Terbangunnya Struktur Industri
Logam yang kuat
1 Industri Logam yang Industri 1 1 1 1 1
berkontribusi pada peningkatan yang
nilai tambah, peningkatan Terbangun
ekspor dan subtitusi impor
2 Tingkat Kandungan/ Komponen Persentase 40 45 50 55 60
Lokal Dalam Negeri Pada Proyek
Pemerintah

SS2. Terbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat


1. SMART – Industri logam yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan
ekspor dan subtitusi impor
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Tumbuhnya industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan
ekspor dan subtitusi impor dilihat dari peningkatan investasi baik investasi baru maupun
investasi perluasan. Adapun sektor prioritas tersebut diatas meliputi beberapa industri
binaan sektor logam sebagaimana yang dicantumkan pada Sasaran dan Indikator Kinerja
Intermediate Outcome
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor ILMATE
khususnya kendaraan ramah lingkungan melalui:
1. peningkatan investasi (promosi investasi)
2. perbaikan dan penyusunan kebijakan iklim usaha
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya daya saing dan kemandirian industri Logam,
Timebound
satu tahun periode

2. SMART - Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan. Daftar inventarisasi
barang/jasa produksi dalam negeri dapat dilihat pada website
(http://tkdn.kemenperin.go.id).
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) merupakan suatu kebijakan
pemberdayaan industri yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk
dalam negeri oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat serta memberdayakan
industri dalam negeri melalui pengamanan pasar domestik, mengurangi
ketergantungan kepada produk impor, dan meningkatkan nilai tambah di dalam
negeri; dan memperkuat struktur industri dengan meningkatkan penggunaan barang
modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM dari dalam negeri.
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor ILMATE
khususnya sub program kerja peningkatan TKDN sektor ILMATE melalui:
● Kebijakan Local Content - Govt Procurement
● Kebijakan Local Content – Non Govt Procurement
Relevance
Dapat dicapai dengan mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan
meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat struktur industri dengan
meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM
dari dalam negeri.
Terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam
khususnya sub program kerja peningkatan TKDN sektor ILMATE di sektor industri logam,
Timebound
satu tahun periode
Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan Target
Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS3 Terwujudnya inovasi pada
Industri Logam
1 Fasilitasi pada Industri Logam Industri 1 1 1 1 1
dalam pengajuan insentif riset
dalam peningkatan penguasaan
teknologi
2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh Jumlah 2 2 2 2 2
Industri Logam Inovasi

SS3. Terwujudnya inovasi pada Industri Logam


1. SMART – Fasilitasi pada industri dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatan
penguasaan teknologi
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah industri logam yang difasilitasi mendapatkan pengajuan insentif riset dalam
peningkatan penguasaan teknologi sebagaimana Pasal 29 C ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019 yang berbunyi: Kepada Wajib Pajak badan dalam
negeri yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia, dapat
diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300% (tiga ratus persen) dari
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan tertentu di
Indonesia yang dibebankan dalam jangka waktu tertentu
Achievable
Dapat dicapai dengan kegiatan desiminasi kebijakan insentif super tax deduction dan
mendorong industri logam melakukan inovasi dalam rangka peningkatan daya saing
Relevance
Terkait dengan upaya mewujudkan inovasi di sektor industri logam dalam rangka
peningkatan daya saing
Timebound
satu tahun periode
2. SMART - Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah inovasi dalam bentuk pilot project atau product development yang dilakukan
industri logam.
Achievable
Dapat dicapai mendorong hasil R&D terimplementasikan pada skala industri melalui
sinergi bersama-sama antara industri, badan penelitian dan pegembangan (litbang), dan
universitas
Relevance
Terkait dengan upaya mewujudkan inovasi di sektor industri logam dalam rangka
peningkatan daya saing
Timebound
satu tahun periode

Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan Target


Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS4 Meningkatnya produtivitas SDM
sektor Industri Logam yang
berkualitas
1 Industri Logam yang melakukan Industri 5 5 5 5 5
Pendidikan dan Pelatihan
berbasis Vokasi (praktik kerja,
pemagangan, danl atau
pembelajaran dalam rangka
pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia berbasis
kompetensi tertentu)
2 Tenaga kerja dan calon tenaga orang 240 240 240 240 240
kerja yang tersertifikasi
kompetensi

SS4. Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam yang berkualitas


1. SMART – Industri Logam yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik
kerja, pemagangan, dan atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu)
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Jumlah industri logam yang difasilitasi mendapatkan pengajuan insentif riset dalam
peningkatan penguasaan teknologi sebagaimana Pasal 29B ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2019 berbunyi: Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri yang
menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam
rangka pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi
tertentu dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200% (dua ratus
persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan,
dan/atau pembelajaran
Achievable
Dapat dicapai melalui program Link and Match antara Industri dengan SMK dengan
program pemagangan, praktik kerja, pembelajaran dalam rangka pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu.
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya kompetensi dan daya saing sumber daya industri
sektor industri Logam.
Timebound
satu tahun periode

2. SMART – Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi:
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan calon tenaga kerja di sektor industri logam
yang lulus uji kompetensi dan mendapatkan sertifikat dari LSPro
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor ILMATE
khususnya sub program kerja penciptaan lapangan kerja melalui peningkatan investasi.
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya kompetensi dan daya saing sumber daya industri
sektor industri Logam.
Timebound
satu tahun periode
Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan Target
Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
T1 Kebijakan dan Tata Kelola
Pemanfaatan Kebijakan Dalam
Mendukung Penciptaan dan
Pengembangan Daya Saing
Industri Logamyang efektif dan
efesien
1 Tersusunnya Regulasi Teknis SNI/ ST/ 3 3 3 3 3
Standard Sektor Industri Logam PTC/ RSNI

2 Tersusunnya Standard RSKKNI 1 1 1 1 1


Kompetensi SDM Industri
Industri Logam

T1. Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan
Pengembangan Daya Saing Industri Logam yang efektif dan efisien
1. Tersusunnya Regulasi Teknis Standard Sektor Industri Logam
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari Regulasi Teknis Standard yang telah disusun RSNI dan telah menjadi
SNI serta pemeberlakuan SNI Wajib Sektor Industri Logam.
Achievable
Dapat dicapai melalui kegiatan perumusan RSNI dan pemberlakuan SNI Wajib sektor
Industri Logam untuk mendukung penciptaan dan pengembangan daya saing.
Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peningkatan daya saing penerapan standar
Timebound
satu tahun periode
2. Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Dapat dicapai melalui tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam.
Perumusan standar kompetensi akan mempengaruhi peningkatan nilai produktivitas
tenaga kerja sektor industri sektor industri logam merupakan pembagian antara nilai
tambah sektor industri sektor industri logam dan jumlah tenaga kerja di sektor industri
nonmigas. Semakin tinggi tingkat produktivitas tenaga kerja sektor industri, maka
semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memproduksi barang/ jasa. Untuk itu, maka
penyediaan SDM industri yang terampil menjadi salah satu yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional.
Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri
logam khususnya sub program kerja peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor
Industri Logam melalui penyusunan Sertifikasi Kompetensi (Pengembangan SKKNI)
Relevance
Terkait dengan upaya peningkatan kompetensi SDM dan peningkatan nilai produktivitas
tenaga kerja Industri Logam.
Timebound
satu tahun periode

Program/ Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Satuan Target


Kegiatan Kegiatan (Output)/Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi ILMATE
yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
1 Tingkat kesesuaian dokumen Indeks 95 96 96 96 96
perencanaan Program Nilai
Tambah dan Daya Saing Industri
Permesinan dan Alat Mesin
Pertanian dengan rencana
program dan kegiatan prioritas
nasional
2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Level SPIP 78 78,5 79 79,5 80
Instansi Pemerintah (SAKIP)
Direktorat Industri Logam
3 Nilai maturitas SPIP Direktorat Indeks 3,26 3,265 3,27 3,275 3,28
Industri Logam

L1. Terwujudnya Birokrasi Direktorat Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada
layanan prima
1. Indeks Profesionalitas ASN Direktorat Industri Logam
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Pengukuran dilakukan melalui agregat dari beberapa variabel antara lain presentase
pemenuhan standar kompetensi yang diukur dengan asesmen; presentase nilai kinerja
pegawai minimal baik; presentase tingkat kehadiran pegawai; persentase tingkat
kepatuhan LHKASN/LHKPN; serta variabel-variabel lain sesuai dengan kebutuhan
(penetapan variabel yang digunakan untuk penghitungan indikator kinerja dapat berubah
yaitu bisa bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang
terjadi).
Achievable
Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kementerian Perindustrian
adalah tingkat kompetensi SDM Kementerian Perindustrian yang diukur dari kemampuan
dan karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya,
sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan efisien.
Hal ini dicapai dengan kegiatan layanan manajemen SDM Direktorat Industri Logam.
Relevance
Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan birokrasi Direktorat Industri Logam yang efektif,
efisien dan berorientasi pada layanan prima.
Timebound
satu tahun periode
2. Level maturitas SPIP
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Achievable
Dapat dicapai melalui Penyiapan Sistem Pengendalian Intern menurut PP Nomor 60
Tahun 2008 tentang SPIP. Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima
unsur, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian risiko
3. Kegiatan pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan pengendalian intern
Relevance
Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan birokrasi Direktorat Industri Logam yang efektif,
efisien dan berorientasi pada layanan prima.
Timebound
satu tahun periode
3. Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian
Specific
Tidak Dwimakna
Measurable
Data diperoleh dari penilaian indeks Reformasi Birokrasi oleh TIM RB dari Kementerian
Reformasi Birokasi.
Achievable
Dapat dicapai melalui penilaian sesuai dengan Peraturan Menpan-RB (Permenpan-RB) No
30/2018 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi.
Relevance
Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan birokrasi ILMATE yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
Timebound
satu tahun periode

Anda mungkin juga menyukai