Chaerul Hadi Widodo - UniversitasIslamIndonesia - PKMRE6
Chaerul Hadi Widodo - UniversitasIslamIndonesia - PKMRE6
Bidang Kegiatan:
PKM-RE
Diusulkan oleh :
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Riset 2
1.4 Keaslian Riset 2
1.5 Manfaat Riset 2
1.6 Keutamaan Riset 3
1.7 Temuan yang ditargetkan 3
1.8 Kontribusi Riset 3
1.9 Luaran Riset 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Tinjauan Pustaka 4
2.2 Kerangka Teori 5
2.3 Kerangka Konsep 5
2.4 Hipotesis 5
BAB III METODOLOGI RISET 6
3.1 Jenis dan Desain Riset 6
3.2 Waktu dan Tempat Riset 6
3.3 Populasi dan Subjek Riset 6
3.4 Variabel Riset 7
3.5 Definisi Operasional 7
3.6 Instrumen Riset 8
3.7 Alur Riset 8
3.8 Analisis Data 8
3.9 Etika Riset 8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL RISET 9
4.1 Anggaran Biaya 9
4.2 Jadwal Riset 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing 11
Lampiran 2. Kuesioner Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 Bahasa
Indonesia 17
Lampiran 3. Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index Bahasa Indonesia
19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3.6.1 Latar Belakang
Pada 31 Desember 2019 di Kota Wuhan, China dilaporkan tedapat kasus
pneumonia yang setelah diidentifikasi sebagai virus corona (WHO, 2020).
Penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau yang biasa disebut COVID-
19 adalah penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan. Individu
yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami gangguan pernapasan
ringan hingga sedang. Secara global hingga tanggal 9 Juli 2021, tercatat
sebanyak 185.291.530 kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan tingkat
kematian sebanyak 4.010.834 kematian dan angka ini diperkirakan akan terus
bertambah (WHO, 2021).
Sejak pertama kali terdapat kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia
yaitu pada tanggal 2 Maret 2020, penyebaran virus ini berlangsung dengan
sangat cepat. Pada laporan terbaru yang dimuat oleh WHO pada tanggal 9 Juli
2021, terdapat sebanyak 2.455.912 kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan
angka kematian sebanyak 64.631 kematian (WHO, 2021). Tingginya kasus
terkonfirmasi COVID-19 yang diikuti kematian membuat pemerintah harus
mengambil tindakan salah satunya penyelenggaraan belajar dari rumah atau
school from home untuk menekan penyebaran virus COVID-19 (Kemdikbud,
2020).
Kegiatan belajar secara daring ini ternyata menuntut para siswa untuk
belajar secara mandiri dan untuk memastikan pemahaman siswa guru akan
memberikan tugas setelahnya. Tidak hanya tugas sekolah yang harus mereka
selesaikan, tetapi juga pekerjaan rumah membuat kesibukan mereka menjadi
bertambah. Kesibukan inilah yang menyita waktu para siswa sehingga
mereka menjadi sering terjaga hingga larut malam sehingga terlambat tidur
dan harus bangun pada pagi hari untuk mengikuti kelas secara daring
sehingga pada siang hari cenderung lebih mengantuk dan mengganti waktu
tidurnya pada siang hari. Pola kegiatan ini berulang dapat mempengaruhi
kualitas tidur mereka menjadi lebih buruk dan berdampak pada suasana hati
mereka. Ini dibuktikan dengan sebuah studi yang menyatakan kualitas tidur
yang buruk mempunyai hubungan dengan depresi, ansietas, dan stres pada
mahasiswa (Nabilah et. al., 2021). Selain dari gangguan pola tidur, mereka
juga mengalami kecemasan akibat pembatasan aktivitas yang mengubah gaya
hidup dan hubungan sosial mereka.
Beberapa riset terdahulu menunjukkan bahwa ritme sirkadian yang tidak
teratur dapat berdampak negatif pada beberapa hal, salah satunya sejumlah
kesehatan mental, termasuk gangguan mood atau suasana hati (Walker et. al.,
2020). Hal ini mendorong kami untuk melakukan riset terhadap hubungan
gangguan pola tidur dengan kualitas kesehatan mental pada remaja di masa
pandemi COVID-19.
3.6.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara gangguan pola tidur dengan kualitas
kesehatan mental remaja di masa pandemi COVID-19?
2
Hasil riset dapat1digunakan sebagai sumber referensi dan menambah
wawasan pengetahuan terkait dengan hubungan antara gangguan pola tidur
dengan kualitas kesehatan mental di masa pandemi COVID-19.
3. Bagi Universitas
Hasil riset ini didokumentasikan oleh pihak universitas dalam bentuk teks
dokumen dan publikasi hasil riset ini dapat meningkatkan akreditasi
universitas.
4. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat terkait hubungan gangguan pola tidur
dengan kesehatan mental sehingga diharapkan masyarakat menjadi lebih
memperhatikan pola tidur mereka.
5. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menjadikan riset ini sebagai sumber referensi riset dan menambah
wawasan pengetahuan riset selanjutnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.6.10 Tinjauan Pustaka
3.6.11 Pola Tidur
Manusia tidur di malam hari dan bangun pada pagi hari. Ritme
tidur diatur oleh sistem sirkadian yang terletak di nucleus
suprachiasmatic (SCN) hipotalamus anterior (Walker et. al., 2020).
Paparan cahaya pada malam hari mengganggu ritme sirkadian karena
cahaya adalah syarat yang digunakan tubuh untuk membedakan siang
dan malam. Ketika paparan cahaya tidak tepat waktu dan berlangsung
konstan, ritme biologis dan perilaku dapat menjadi tidak sinkron.
Paparan cahaya di malam hari dapat secara langsung
mempengaruhi suasana hati melalui proyeksi ipRGC ke daerah otak
(Walker et. al., 2020). Ketika terpapar cahaya, ipRGC akan
mengirimkan impuls melalui traktus retinohypothalmic langsung ke
SCN hipotalamus dan menyampaikan informasi photic melalui
pelepasan neurotransmiter glutamat. Pengaktivan SCN oleh cahaya
akan menghasilkan ion Ca2+ yang kemudian mengaktivasi pensinyalan
intraseluler (Walker et. al., 2020). ipRGC juga memiliki sejumlah target
di otak, termasuk struktur amigdala yang berhubungan dengan suasana
hati (Walker et. al., 2020).
Dalam ritme sirkadian terdapat peran dari hormon melatonin dan
glukokortikoid. Melatonin merupakan hormon yang disekresikan oleh
kelenjar pineal pada malam hari dan dikontrol dengan ketat oleh
paparan cahaya. Paparan cahaya yang minim akan diterima SCN
kemudian diteruskan ke kelenjar pineal sehingga menstimulasi sekresi
melatonin (Sherwood). Melatonin berperan dalam dorongan untuk tidur
sehingga organ perifer akan merespons dalam mode malam.
Sekresi glukokortikoid diatur oleh aksis hipotalamus-hipofisis-
adrenal (HPA). Paparan cahaya pada malam hari dapat mendisregulasi
aksis HPA yang berdampak pada gangguan mood. (Walker et. al.,
2020).
Selain itu, kurang tidur juga akan mempengaruhi aksis HPA
menjadi hiperaktivasi. Hiperaktivasi pada aksis HPA menginduksi
fragmentasi tidur, dan akan meningkatkan kadar kortisol. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan glukokortikoid dalam tubuh (Hirotsu et. al.,
2015).
4
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pengembangan
gangguan mental adalah genetik, trauma otak, trauma (misalnya,
pengabaian orang tua, pelecehan fisik, emosional, dan seksual, dan
penyalahgunaan narkoba. (Arango et al., 2018). Serotonin adalah faktor
neuromodulator penting yang mengatur neuroplastisitas pada otak.
Disbalance serotonergik adalah mekanisme patofisiologis utama pada
major depressive disorder (MDD).(Christoph et al., 2017). Gangguan
mood sering dikaitkan dengan terganggunya respons jam sirkadian,
seperti tidur dan sekresi hormone kortisol, sedangkan gangguan ritme
sirkadian akibat paparan cahaya buatan di malam hari dapat memicu
atau memperburuk gejala aktif pada orang yang rentan.
3.6.13 COVID-19
Sars-Cov-2 adalah RNA beta-coronavirus yang menyerang saluran
pernafasan. Virus ini dapat ditularkan melalui droplet yang dihasilkan
bersama batuk dan bersin pada orang yang terinfeksi. Droplet ini dapat
menyebar satu hingga dua meter dan dapat tetap hidup di permukaan
yang menguntungkan selama beberapa jam hingga hari. Hal ini yang
mendasari penyebaran virus corona berlangsung sangat cepat.
(Kemenkes, 2020)
Kondisi pandemi COVID-19 yang dihadapi oleh seluruh negara
menjadi pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat di berbagai
bidang, salah satunya di bidang pendidikan, termasuk Universitas Islam
Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk membatasi perkumpulan masa
sehingga dapat memutus rantai penyebaran COVID-19 (WHO, 2020).
5
3.6.16 Hipotesis
Terdapat hubungan antara gangguan pola tidur dengan kualitas kesehatan
mental pada remaja di masa pandemi COVID-19.
BAB III
METODE1RISET
n = Besar sampel
N = Jumlah populasi
Z = Derajat kepercayaan1(95% = 1,96)
p = Proporsi suatu kasus tertentu1terhadap populasi, bila
tidak1diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50)
d = Derajat1penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 5%
(0,05)
6
adalah random sampling dengan populasi mahasiswa fakultas
kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2019.
7
3.6.29 Instrumen Riset
Riset ini menggunakan1instrumen berupa kuisioner PSQI dan DASS-21
yang dibuat1menggunakan google form. (Aryadi et al., 2018)
3.6.30 Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
Kuesioner PSQI ini telah mengalami1uji reliabilitas dengan
koefisien korelasi interclass (r)=0,87. Uji validitas PSQI yang telah
dilakukan pada riset kualitas tidur di Indonesia pada 30 orang
responden mendapatkan hasil1nilai Cronbach alpha 0,766.
3.6.31 Despression, Anxiety, and Stress Scale 21 (DASS-21)
Pada kuesioner1DASS-21 merupakan instrumen baku yang sudah
diuji validitasnya1 (Gani, 2014). Uji reabilitas1dilakukan pada
mahasiswa farmasi FKIK UMY dan dari1uji realibilitas didapatkan
hasil1koefisien alpha cronbach sebesar 0,902. (FKIK UMY, 2016)
8
3.6.33 Analisis Data
Analisis data akan dilakukan menggunakan software SPSS 25 dengan
melakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov. Jika dari uji
normalitas didapatkan distribusi data normal, maka uji1statistik
yang1digunakan untuk1mencari hubungan antara gangguan pola tidur dengan
kualitas1kesehatan mental remaja adalah uji Chi-square, tetapi jika
distribusi1data tidak1normal maka uji statistik yang digunakan adalah uji
Fisher Test.
9
DAFTAR PUSTAKA
Arango, C. et al. (2018) ‘Preventive strategies for mental health. The Lancet
Psychiatry’.
Hirotsu, C., Tufik, S., & Andersen, M. L. (2015). Interactions between sleep, stress,
and metabolism: From physiological to pathological conditions. Sleep science
(Sao Paulo, Brazil), 8(3), 143–152
Moghaddam et al. (2012) ‘Reliability and validity of the Persian version of the
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI-P). Sleep and Breathing’.
Razali, R. A. N., Suparto, S., & Perangin - Angin, C. R. (2021). Hubungan Antara
Kualitas Tidur Dengan Kesehatan Mental Pada Mahasiswa Kedokteran : Tinjauan
Umum. Jurnal Kedokteran Meditek, 27(1), 57–63.
Thach Duc, T., Tran, T. and Fisher, J. (2018) ‘Validation of the depression anxiety
stress scales (DASS) 21 as a screening instrument for depression and anxiety in a
rural community-based cohort of northern Vietnamese women.’
10
Walker, W. H., 2nd, Walton, J. C., DeVries, A. C., & Nelson, R. J. (2020). Circadian
rhythm disruption and mental health. Translational psychiatry, 10(1), 28 WHO,
2021. INDONESIA : WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard.
https://covid19.who.int/region/searo/country/ide
LAMPIRAN
11
Dokumentasi
6 Baksos Maba Anggota Divisi 2019
FK UII 2019 Perlengkapan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
12
Lampiran 1.2 Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Eviita Yulian Jati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kedokteran
4 NIM 19711101
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sleman/ 30 Juli 2000
6 Alamat E-mail 19711101@students.uii.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085726668466
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
13
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
14
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Riset
15
No Judul Riset Penyandang Dana Tahun
1 Hubungan lama menderita DM Hibah Riset FK UII 2017
dan kejadian Neuropati DM
2 Kejadian Gangguan Kognitif - 2017
pada Lansia
3 Korelasi antra Abnormalitas - 2018
Rontgen Cervical terhadap
Disabilitas Leher pada Pasien
Cervicogenic Headache
4 Pilihan Terapi berdasarkan - 2020
Derajat Disabilitas Leher pada
Pasien Cervicogenic Headache
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Yogyakarta, 21 Februari 2022
Dosen Pendamping
16
Lampiran 2. Kuisioner Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 versi Bahasa
Indonesia
Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 versi Bahasa Indonesia
1 2 3 4
No. Pernyataan
TP KK S SS
1 Saya merasa sulit untuk beristirahat sejenak
17
Saya cemas jika berada pada situasi yang dapat
9 menyebabkan saya panik, dan mempermalukan diri
sendiri
Saya merasa saya tidak punya apa-apa lagi untuk
10
ditunggu/dinanti
11 Tubuh atau anggota gerak saya bergerak tanpa disadari
12 Saya merasa sulit untuk bersantai
13 Saya merasa rendah diri dan sedih
Saya tidak peduli pada hal-hal lain lain yang mengganggu
14
fokus saya
15 Saya cepat panik
16 Saya merasa tidak bisa berantusias akan sesuatu
17 Saya merasa tidak berharga sebagai seorang manusia
18 Saya merasa cenderung lekas marah
Saya dapat merasakan adanya perubahan pada detak
19 jantung saya, baik peningkatan maupun penurunan,
walaupun tanpa aktivitas fisik
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas
21 Saya merasa hidup itu tidak berarti
Aryadi IPH, Yusari IGAAA, Dhyani IAD, Kusmadana IPE, Sudira PG. Korelasi Kualitas
Tidur Terhadap Tingkat Depresi, Cemas, Dan Stres Mahasiswa Kedokteran Universitas
Udayana Bali. Callosum Neurol. 2018;1(1):20–31. doi: 10.29342/cnj.v1i1.4
18
Lampiran 3. Kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index versi Indonesia
Pittsburgh Sleep Quality Index versi Indonesia (Buysse, et al., 1989)
No Pertanyaan Jawaban
19
5 Selama 1 bulan terakhir, seberapa sering Tidak ada Kurang dari Satu atau Tiga atau
anda mengalami kesulitan/ gangguan tidur dalam 1 kali Dua kali lebih dalam
akibat ...... sebulan seminggu seminggu seminggu
(0) (1) (2) (3)
f. Merasa kedinginan
g. Merasa kepanasan
Aryadi IPH, Yusari IGAAA, Dhyani IAD, Kusmadana IPE, Sudira PG. Korelasi Kualitas
Tidur Terhadap Tingkat Depresi, Cemas, Dan Stres Mahasiswa Kedokteran Universitas
Udayana Bali. Callosum Neurol. 2018;1(1):20–31. doi: 10.29342/cnj.v1i1.4
Sangat Cukup baik Cukup Sangat
baik (0) (1) buruk (2) buruk (3)
20
Tidak sulit Hanya Lumayan Sangat sulit
sama sedikit sulit
sekali kesulitan
Aryadi IPH, Yusari IGAAA, Dhyani IAD, Kusmadana IPE, Sudira PG. Korelasi Kualitas
Tidur Terhadap Tingkat Depresi, Cemas, Dan Stres Mahasiswa Kedokteran Universitas
Udayana Bali. Callosum Neurol. 2018;1(1):20–31. doi: 10.29342/cnj.v1i1.4
21