Anda di halaman 1dari 5

Nama : RISKA ARFIANI

Kelas : PAI 1B
Matkul : IAD/IBD/ISD

KONSEP IBD DALAM KESUSATRAAN , SENI , AGAMA DAN FILSAFAT

A. Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah
basic humanities yang berasal dari istilah bahasa inggris “The Humanities”. Adapun istilah
humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus.
Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya, dan lebih halus. Denga demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan
dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia
menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak
meninggalkan tanggung jawab yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dari pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Sedangkan secara umum pengertian
kebudayaan adalah jalan atau arah didalam bertndak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan
hidup baik jasmani maupun rohani. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang
berkaita dengan budi dan akal manusia. Defenisi kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
demikian, kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indra. Lagu, tari, dan bahasa
merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan. Menurut orang anstropolog E.B
Taylor (1871), kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan yang lain serta kebiasaan-kebiasaan
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemoharjo dan
Sulaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya rasa dan cipta masyarakat. Perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa prilaku dan benda-benda yang bersifat nyata. Misalnya, pola-pola prilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain.

1. Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusatraan

Karya sastra adalah penjabaran abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa juga
disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan lainnya yang digarap
oleh filsafat.Dalam kesusastraan, IBD dapat dihubungkan menjadi : Bahasa, Agama,
Kesusastraan, Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka
Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai
usaha pendidikan.

 Pendekatan Kesusastraan
IBD, yang awalnya dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities.
Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus.
Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo
humanus.Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities,
disamping dari tanggung jawab yang lain.

Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya
termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari
masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-
ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi.
Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara
penyampaiannya.Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan
pertama, karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk
menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi,
karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga
mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang
digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang
berkomunikasi.
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga
penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-
nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dari
pengamatan orang lain.Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu yang mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang
tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih
baik.

2. Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam Seni

Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam
salah satu bidang keahlian yang termasuk di dalam pengetahuan budaya, akan tetapi ilmu budaya
dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian seseorang dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik
yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.

Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasak dari kata budhayah yg berarti
budi atau akal. dalam bahasa latin kebudayaan berasala dari kata colere yg berarti mengolah tanah.
”Segala sesuatu yg dihasilkan oleh akal pikiran manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau
tempat tinggalnya” atau ”segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan
hidupnya di dalam lingkungannya” E.B.Tylor (1871). Kebudayaan adalah kompleks yg
mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
lain serta kebiasaan yg didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, elok, molek dan sebagainya.
Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaraganam manusia dan perkembangan
peradaban teknologi, sosial dan budaya. Karena itu keindahan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Keindahan identik dengan kebenaran yang mempunyai daya tarik dan setiap
orang memandang indah suatu benda atau objek itu berbeda. Dapat disimpulkan bahwa keindahan
adalah kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan hubungannya dengan si pengamat.
Seperti halnya kehidupan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, kesenian merupakan
salah satu wujud keindahan dari karya manusia yang juga tumbuh dan berkembang. Dalam
perkembangan kesenian atas dasar waktu yang kemudian berkembang menjadi suatu kebudayaan.
Perkembangan kesenian juga dipengaruhi oleh tempat atau lokasi berkembangnya kesenian
tersebut.
Akan tetapi kesenian Indonesia mengalami kemunduran, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal tersebut antara lain, orang-orang tua yang menjadi pendukung berangsur-angsur
digantikan oleh anak muda yang pada umumnya kurang mendukung, berkurangnya penggemar
kesenian rakyat, makin banyaknya hiburan-hiburan moderen yang kemudian menggeser posisi
kesenian rakyat.
Untuk memelihara kesenian rakyat sebagai budaya peninggalan nenek moyang, salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengadakan festifal setiap tahun, diharapkan
dengan cara ini kesenian rakyat dapat terus hidup. Dari hal tersebut jelas bahwa keidahan dan
kebudayaan erat kaitannya mengingat hal-hal yang dijadikan budaya ialah hal yang bersifat indah.

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia
akan keindahan yang dinikmati denganmata atau pun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai
cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa
pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya
ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut
cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu
kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degar..
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktifitas yang "elit" seperti
misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan music klasik dan mengambil
bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang
"berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang
kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
"berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada
kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak
ukur norma dan nilai di seluruh dunia.
Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan
mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai
orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam,"
dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudsayaan tingkat tinggi (high
culture) untuk menekan pemikiran ”manusia alami” (human nature).
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara
berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak
berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai
perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat
dasar manusia.Dalam hal ini, music tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja)
dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik
sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.

3. Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam Agama

Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-
masalah manusia dan kebudayaan. Salah satu syarat yang teramat penting dalam kehidupan
manusia adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai agama.
Yang menjadi pokok utama bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan perlunya hidup
beragama adalah kebutuhan manusia akan rasa aman. Mereka yakin tiada daya dan upaya yang
akan mempengaruhi kalau Tuhan tidak mengizinkan. Tuhan yang kita maksud adalah Tuhan Yang
Maha Esa, yang memiliki kekuatan dan kasih sayang serta Tuhan yang menjadi sasaran beribadah.
Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, perasaannya merasa selalu dilindungi oleh Tuhan baik
dalam keadaan apapun, mereka tidak merasa takut. Kita perlu mempunyai kepercayaan terhadap
Tuhan, mengingat kebutuhan jiwa pada diri kita. Begitu juga dengan orang yang kehilangan
kepercayaan diri, harga diri dan kasih sayang, kalau mereka percaya akan Tuhan maka mereka
akan bisa menghadapinya dengan penuh ketenangan.
Setiap daerah, setiap agama, dan setiap orang mempunyai cara-cara atau budaya tersendiri
untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Seperti di Bali, sebagian penduduknya memeluk agama
Hindu, mereka mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pemujaan terhadap Tuhan, mereka
memuja Tuhan dengan sesajen yang berisi macam-macam buah dan kembang berwarna warni.
Daerah lainnya seperti Jawa, Madura, Kalimantan dan sebagainya mempunyai cara tersendiri
sesuai agamanya. Meskipun cara atau pun kebudayaannya berbeda tetapi tujuannya sama yaitu
Tuhannya.

4. Konsep Ilmu budaya dasar dalam Filsafat

Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal secara logis, sistematis dan universal
untuk memahami sebuah masalah. Sedangkan kebudayaan adalah kebiasaan tingkah laku manusia.
Tingkah laku manusia digerakan oleh akal dan perasaannya.
Apabila dibandingakan definisi kebudayaan dan definisi filsafat, keduanya bertemu dalam hal
berfikir. Kebudayaan adalah cara berfikir, sedangkan filsafat adalah cara berfikir secara logis,
sistematis dan universal. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu mengendalikan cara berfikir
kebudayaan, oleh karena itu perbedaan kebudayaan dapat dikembalikan kepada perbedaan filsafat.
Pendekatan filosofis yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena
masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas
pada pengalaman.
Kebudayaan juga dipandang sebagai tata nilai. Sebagai contoh seseorang berbuat sesuatu
karena sesuatu itu bernilai dan berguna bagi kehidupannya. Yang menentukan nilai itu ialah Tuhan
Yang Maha Esa dan juga manusia itu sendiri yang dibedakan mana yang baik dan juga mana yang
buruk. Orang yakin bahwa Tuhan itu ada tentu berbeda tingkah lakunya dengan orang yang tidak
mempercayai, dan dapat terlihat dalam kebiasaan hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai