Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN ULANG MEJA BELAJAR DI KELAS MAGISTER

MANAJEMEN UNPAD MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION


DEPLOYMENT

Alfian Kusuma Aji


Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjajaran
Email: alfian.kusumaaji@gmail.com

Abstrak:

Meja belajar merupakan perangkat yang membantu kegiatan belajar. Saat ini, telah muncul berbagai
inovasi meja belajar baru, meskipun demikian, belum ada produk yang dapat memenuhi semua kebutuhan
konsumen. Setelah mengetahui permasalahan tersebut maka perlu ada rancangan ulang pada meja belajar
yang dapat dikatakan ergonomis, aman, nyaman dan mengurangi kelelahan. Metode Quality Fuction
Deployment atau juga bisa disebut QFD yang merupakan salah satu metode pengguna perencanaan produk
secara terstruktur yang mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan. Dimensi
performance, durability, reliability dan perceived quality menjadi target utama dalam perancangan ulang
meja belajar dengan nilai kepentingan sebesar 14% lalu dilanjutkan dengan dimensi aesthetics sebesar 12%
dan juga pada dimensi conformance, features dan serviceability sebesar 11%.

Keywords: Quality Function Deployment, HOQ, Perancangan

I. Pendahuluan

Meja belajar merupakan perangkat yang membantu kegiatan belajar. Saat ini, telah muncul
berbagai inovasi meja belajar baru, meskipun demikian, belum ada produk yang dapat memenuhi
semua kebutuhan konsumen. Konsumen sangat membutuhkan meja belajar yang lebih ergonomis
dan praktis untuk membuat kegiatan belajar konsumen lebih nyaman.

Pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan. Pengembangan
produk baru tersebut meliputi pembuatan produk yang baru atau penyempurnaan dari produk
yang sudah ada (Kotler, 2012). Proses pengembangan produk pada beberapa fase dalam
perencanaan dan pengembangan produk menurut Ulrich & Eppinger (2010) antara lain:
perencanaan produk, pengembangan konsep, perancangan tingkat sistem, perancangan detail,
pengujian perbaikan, dan produksi awal.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap mahasiswa magister manajemen unpad,
didapatkan bahwa meja yang ada dalam kelas mereka tidak nyaman. Keluhan mereka antara lain
tinggi meja tidak seimbang, bentuk meja tidak ideal dan modelnya yang kurang kekinian. Hal
tersebut mengakibatkan fenomena seperti pinggang yang mudah lelah jika digunakan dengan
waktu yang lama.

Setelah mengetahui permasalahan tersebut maka perlu ada rancangan ulang pada meja belajar
yang dapat dikatakan ergonomis, aman, nyaman dan mengurangi kelelahan. Untuk dapat
merancang meja belajar maka dapat menggunakan metode Quality Fuction Deployment atau juga
bisa disebut QFD yang merupakan salah satu metode pengguna perencanaan produk secara
terstruktur yang mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan.

II. Kajian Pustaka

Metodologi Quality Function Deployment (QFD) merupakan sebuah proses perancangan dan
pengembangan produk atau layanan yang dapat memasukkan masukan dari konsumen ke
dalamnya. QFD dapat membantu perusahaan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta
keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang mereka hasilkan. QFD adalah sebuah
metode terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk dengan
tujuan untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi
kapabilitas produk atau jasa secara sistematis dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut
(Cohen, 1995).

Untuk mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan pelanggan, Quality Function Deployment


(QFD) dapat diterapkan dengan menggunakan sebuah format matriks yang dikenal sebagai
House of Quality (HOQ). HOQ merupakan bagian yang paling penting dalam pengembangan
produk karena terdiri dari berbagai elemen seperti WHATs (kebutuhan atau suara pelanggan),
HOWs (kebutuhan teknis), matriks hubungan, evaluasi kompetitif, dan penilaian tingkat
kepentingan. HOQ secara khusus digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kebutuhan
pelanggan dan kemampuan produk atau layanan yang dihasilkan (competitive assessment). Ada
terdapat enam komponen utama dalam House of Quality, berikut gambar beserta penjelasannya:
Gambar 1. Matriks House Of Quality

III. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Quality Function Deployment
(QFD). Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu dengan
mengumpulkan data yang sudah ada dalam penelitian sebelumnya. Lalu, dilakukan juga
wawancara terhadap beberapa mahasiswa magister manajemen Universitas Padjajaran yang
menggunakan meja belajar di kelas.

IV. Hasil dan Pembahasan

Hasil dari data sekunder dari penelitan yang telah dilakukan dan juga hasil wawancara terhadap
mahasiswa magister manajemen unpad adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan (Suirta, Gustopo, & Soemanto, 2020) ditemukan kebutuhan konsumen terhadap
produk sebagai berikut:

No Atribut
1 Kontruksi yang kuat dan ringan
2 Model yang kekinian
3 Permukaan halus dan rapi
Table 1. Kebutuhan Konsumen Kasus 1
4 Warna natural
5 Sambungan yang kuat
6 Nyaman sesuai tinggi badan
7 Lapisan tahan lama
Atribut kebutuhan konsumen yang terpenting adalah kontruksi meja yang kuat dan juga ringan.

2. Berdasarkan (Suhartini, 2020) untuk atribut kebutuhan konsumen terhadap produk adalah
sebagai berikut:

Table 2. Kebutuhan Konsumen Kasus 2

No Atribut
1 Dapat digunakan sesuai kebutuhan
2 Kualitas bahan yang bagus
3 Harga yang murah
4 Terdapat fitur power socket
5 Konstruksi yang solid
6 Desain simple dan futuristik
7 Mudah dibersihkan
8 Dimensi produk ideal

Berdasarkan atribut konsumen yang didapatkan dari penelitan kedua. Atribut terpenting yaitu
produk dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

3. Berdasarkan (Suryatman & Linayah, 2021) didapatkan hasil dalam peneliatannya yaitu
atribut kebutuhan konsumen seperti berikut:

Table 3. Kebutuhan Konsumen Kasus 3

No Atribut
1 Meja yang luas
2 Mudah dibersihkan
3 Aman dan nyaman
4 Sesuai ukuran tubuh
5 Desain yang efektif dan efisien
6 Kuat, awet dan berkualitas
7 Harga terjangkau
8 Mudah dipindah-pindah

Atribut yang terpenting dalam penelitian ini adalah dimensi meja yang luas. Dimensi meja yang
luas juga menjadi hal yang penting karena jika dimensi meja terlalu kecil akan mempersulit
pengguna untuk bergerak.
4. Berikutnya adalah hasil wawancara dengan mahasiswa magister manajemen unpad.
Didapatkan hasil sebagai berikut:

Table 4. Hasil Wawancara


No Atribut
1 Sesuai dengan dimensi tubuh
2 Desain yang simpel
3 Konstruksi meja yang kuat
4 Adanya power socket
5 Mudah dibersihkan
6 Harga yang terjangkau
7 Memberikan kenyamanan

Dari hasil penelitian dan wawancara dapat dikelompokkan menjadi 8 dimensi produk yang terdiri
dari: Performance, Durability, Conformance to Specifications, Features, Reliability, Aesthetics,
Perceived Quality, dan Serviceability. Dari dimensi tersebut lalu akan diolah untuk membuat
House of Quality (HOQ). Berdasarkan data atribut konsumen pada penelitian sebelumnya dan
hasil wawancara yang telah dilakukan, hal tersebut dapat diusulkan menjadi atribut dimensi
usulan dari perancangan meja. Hasilnya sebagai berikut:

Table 5. Atribut Dimensi Produk Usulan

No Dimensi Atribut
1 Performance Dapat Digunakan Sesuai
Kebutuhan
2 Durability Konstruksi Meja Yang Kuat
3 Conformance to Specifications Terbuat Dari Bahan Yang Bagus
dan Sesuai
4 Features Tersedia Power Socket
5 Reliability Dimensi Produk Yang Ideal
6 Aesthetics Desain Yang Bagus
7 Perceived Quality Mengutamakan Aspek Ergonomis
8 Serviceability Mudah Dipindah

Dari 8 dimensi yang sudah dikelompokkan, atribut tersebut dapat dibuat menjadi HOQ (House of
Quality). Fungsi utama dari House of Quality adalah untuk membantu tim perancang produk atau
layanan memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan dengan lebih baik, dan kemudian
mengintegrasikan informasi tersebut ke dalam proses perancangan produk atau layanan. Dalam
House of Quality, kebutuhan pelanggan digambarkan dalam bentuk matriks, yang kemudian
dihubungkan dengan karakteristik teknis atau spesifikasi produk yang sesuai.

Matriks ini membantu tim perancang untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan dan
mengembangkan strategi perancangan produk yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Selain itu, House of Quality juga dapat membantu meningkatkan kualitas produk atau layanan,
mempercepat waktu pengembangan produk, dan mengurangi biaya pengembangan. Hasil dari
HOQ dengan atribut usulan untuk memperbaiki masalah tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Matriks Korelasi


Gambar 3. Model House of Quality

Berdasarkan House Of Quality perancangan ulang meja di kelas magister manajemen unpad.
Dapat dilihat bahwa hal utama yang dibutuhkan oleh konsumen yaitu dari dimensi performance
dengan atribut Dapat Digunakan Sesuai Kebutuhan, lalu dilanjutkan dari dimensi durability
dengan atribut Konstruksi Meja Yang Kuat dan dari dimensi Reliability dengan atribut Dimensi
Produk Yang Ideal, dan juga perceived quality dengan atribut Mengutamakan Aspek Ergonomi.
Hal tersebut dibutuhkan nantinya ketika merancang ulang meja harus mengutamakan atribut-
atribut tersebut.

V. Conclusion

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait perancangan dan pengembangan produk
meja belajar multifungsi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Atribut produk meja belajar didapatkan berdasarkan hasil wawancara terhadap mahasiswa
magister manajemen unpad dan juga melalui metode QFD adalah sebagai berikut: Dapat
Digunakan Sesuai Kebutuhan, Konstruksi Meja Yang Kuat, Terbuat Dari Bahan Yang Bagus
dan Sesuai, Tersedia Power Socket, Dimensi Produk Yang Ideal, Desain Yang Bagus,
Mengutamakan Aspek Ergonomis, Mudah Dipindah.
2. Dimensi performance, durability, reliability dan perceived quality menjadi target utama
dalam perancangan ulang meja belajar dengan nilai kepentingan sebesar 14% lalu dilanjutkan
dengan dimensi aesthetics sebesar 12% dan juga pada dimensi conformance, features dan
serviceability sebesar 11%. Maka pada perancangan ulang, fokus yang akan diperbaiki dari
rancangan sebelumnya adalah dari dimensi dengan nilai kepentingan terbesar.
Daftar Pustaka

Cohen, L. (1995). Quality Function Deployment. How to Make QFD Work for You. United States of America:
Addison Wisley Publishing.

Kotler, P. (2012). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Salemba Empat Abadi.

Suhartini. (2020). Pengembangan Produk Meja Belajar Multifungsi Dengan Menggunakan Metode QFD.
Jurnal Teknik Industri Tecnoscienza.

Suirta, I. P., Gustopo, D., & Soemanto. (2020). PERANCANGAN MEJA BELAJAR MULTIFUNGSI YANG
ERGONOMIS MENGGUNAKAN QFD. Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri).

Suryatman, T. H., & Linayah, R. (2021). PERANCANGAN MEJA LAPTOP ERGONOMIS DI MASA PANDEMI
DENGAN PENDEKATAN ANTOPOMETRI DAN METODE QFD. Jurnal Teknik.

Swink, M., Melnyk, S. A., & Hartley, J. L. (2020). Managing Operations Across the Supply Chain. New York:
McGraw-Hill.

Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2012). Perancangan dan Pengembangan Produk, Diterjemahkan Nora Azmi
dan Iveline Ane Marie. Jakarta: Salemba Teknik.

Anda mungkin juga menyukai