Anda di halaman 1dari 7

JIEM Vol.3 No.

1, Juli E-ISSN:

PERBAIKAN KUALITAS KAIN SUTERA DENGAN MENGGUNAKAN


METODE KANO DAN METODE QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT (QFD)
Nur Hayati Rauf(1), Taufik Nur(2), Helmy Sulfiani Malica(3)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia
Email : nur.hayati@umi.ac.id , taufik.nur@umi.ac.id

ABSTRAK
IKM Sutera Opo bergerak dibidang industri pertenunan sutera, kualitas kain sutera
sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan, Berbagai macam keluhan yang sering muncul baik
dalam wawancara langsung dengan pelanggan maupun dari data pengamatan Dinas Perindustrian
Kab.Bone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator-indikator kepuasaan pelanggan
terutama indikator mana yang paling berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan tingkat
kepuasan tersebut. Penelitian ini menggunakan dua metode, yang pertama metode kano untuk
menganalisa dan mengkategorikan atribut-atribut dari kualitas produk, berdasarkan seberapa baik
produk tersebut mampu memuaskan pelanggan, selanjutnya metode kedua yaitu metode Quality
Function Deployment, untuk merencanakan dan mengembangkan secara terstruktur dan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan secara sistematik. Hasil penelitian
tersebut adalah Dimensi yang paling diprioritaskan pada metode kano yaitu dimensi One
dimensional dan Must be, Kemudian analisa QFD akan dilakukan perbaikan kualitas produk
pihak IKM hendaknya melaksanakan respon teknikal dengan skala prioritas yang sesuai dengan
urutan tingkat kepentingan absolut dan relatif.
Kata Kunci : Diagram Kano, Kualitas Produk, Quality Function Deployment

IKM Sutera Opo engaged in the silk weaving industry, the quality of silk fabrics
greatly affect customer satisfaction, Various kinds of complaints that often appear either in
direct interviews with customers or from observation data of the Industry Office of Kab.Bone.
This study aims to determine the indicators of customer satisfaction, especially which one of
the most influential to the increase and decrease in the level of satisfaction. This study uses
two methods, the first method of canoeing to analyze and categorize the attributes of product
quality, based on how well the product is able to satisfy the customer, then the second method
is the method of Qualit y Function Deployment, to plan and develop in a structured and clearl y
define the needs and customer expectations systematically. The results of this research are the
most prioritized dimension on canoe method which is One dimensional and Must be
dimension. Then QFD analysis will be done to improve the quality of IKM's products should
perform technical response with priority scale according to sequence of absolute and relative
importance level.
Keywords : Canoe Diagrams, Product Quality, Quality Function Deployment
1. Pendahuluan
IKM Sutera Opo adalah industri jual yakni apabila warna hasil pencapan
kecil menengah yang bergerak dibidang motif 95% tidak belang dan pegangan
industri pertenunan sutera yang terletak kain 95% halus.
di Desa Opo, Kecamatan Ajangale, Ditemukan permasalahan yaitu
Kabupaten Bone yang memiliki standar adanya ketidakpuasan konsumen terhadap
acuan kualitas hasil produk atau layak produk kain sutera yang diproduksi oleh

Journal of Industrial Engineering 26


26
JIEM Vol.3 No. 1, Juli E-ISSN:
IKM Sutera Opo, dari hasil pengolahan ditentukan melalui dimensi-dimensinya.
kuesioner tersebut menyatakan bahwa Dimensi kualitas produk adalah
sekitar 64% dari responden menyatakan
tidak puas dengan produk IKM Sutera a. Kinerja (Performance), yaitu
Opo, karena memiliki warna kain yang berhubungan dengan karakteristik
tidak merata, daya tahan luntur warna operasi pokok dari produk inti.
kurang baik, pegangan kain kurang halus, b. Keistimewaan tambahan (Features), yaitu
sekitar 5% mengeluhkan lokasi IKM karakteristik produk yang dirancang untuk
Sutera Opo masing belum terjangkau menyempurnakan fungsi produk atau
dengan mudah, sekitar 5% IKM Sutera menambah ketertarikan konsumen
Opo belum dikenal masyarakat secara luas. terhadap produk.
2.1 Kualitas Produk c. Keandalan (Reability), yaitu probabilitas
Menurut Kotler and Amstrong (2008) bahwa produk akan bekerja dengan
arti dari kualitas produk adalah “the ability memuaskan atau tidak dalam periode
of a product to perform its functions, it waktu tertentu. Semakin kecil
includes the product’s overall durability, kemungkinan terjadinya kerusakan maka
reliability, precision, ease of operation and produk tersebut dapat diandalkan.
repair, and other valued attributes” yang d. Kesesuaian dengan spesifikasi
artinya kemampuan sebuah produk dalam (Conformance to Specifications), yaitu
memperagakan fungsinya, hal itu termasuk sejauh mana karakteristik operasi dasar
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, dari sebuah produk tersebut sesuai dengan
ketepatan, kemudahan pengoperasian dan spesifikasi tertentu dari konsumen.
reparasi produk juga atribut produk e. Daya tahan (Durability), yaitu berkaitan
lainnya. dengan seberapa lama produk tersebut
dapat terus digunakan.
Menurut Tjiptono (2001), kualitas f. Estetik (Asthetic), yaitu karakteristik
mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang dirancang untuk
produk yang menghasilkan manfaat menyempurnakan fungsi produk atau
(benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu menambah ketertarikan konsumen
produk baik berupa barang atau jasa terhadap produk.
2.2 Model Kano memuaskan kebutuhan pelanggan. Atribut-
atribut layanan dapat dibedakan menjadi
Kano model membantu kita dalam beberapa kategori.
memahami keseluruhan spectrum harapan dan 1. Must Be atau Basic needs
kepuasan pelanggan. Sumbuh horizontal alam Pada kategori keharusan (must be) atau
model kano mengidentifikasikan (menunjukan) kebutuhan dari (basic needs), pelanggan
seberapa baik produk atau jasa dari perusahaan menjadi tidak puas apabila kinerja dari
yang memenuhi harapan pelanggan. Sumbu atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi
vertical menunjukkan derajat kepuasan kepuasan pelanggan tidak akan meningkat
pelanggan terhadap produk atau jasa yang telah jauh diatas netral meskipun kinerja dari
disediakan. atribut tersebut tinggi.
Metode Kano dikembangkan oleh 2. One-dimensional atau performance needs
Noriaki Kano (Kano,1984 dalam Rahman). Dalam kategori one dimensional atau
Metode Kano adalah metode yang bertujuan performance needs, tingkat kepuasan pelanggan
untuk mengkategorikan atribut-atribut dari berhubungan linear dengan kinerja atribut,
produk maupun jasa berdasarkan seberapa sehingga kinerja atribut yang tinggi akan
baik produk/ jasa tersebut mampu

Journal of Industrial Engineering 27


27
JIEM Vol.3 No. 1, Juli E-ISSN:
mengakibatkan tingginya kepuasan 5. Kategori must-be, one dimensional,
pelanggan pula. attractive adalah berbeda dalam menentukan
3. Attractive atau excitement needs segmen pelanggan karena kebutuhan tiap
Sedangkan pada kategori attractive atau segmen yang berbeda.
excitement needs, tingkat kepuasan pelanggan 6. Metode Kano dapat secara optimal
akan meningkat sampai tinggi dengan dikembangkan dengan model QFD (Quality
meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi Function Development)
penurunan kinerja atribut tidak akan Langkah-langkah klasifikasi atribut
menurunkan tingkat kepuasan. berdasarkan model kano
4. Indifferent, Pelanggan tidak peduli dengan 1. Menentukan kategori atribut setiap
adanya atribut yang ditawarkan sehingga ada responden menggunakan tabel evaluasi
atau tidaknya atribut tersebut tidak akan Kano.
berpengaruh terhadap kenaikan atau Tabel 1. Penentuan Kategori Kano
penurunan tingkat kepuasan pelanggan.
5. Reverse menggambarkan penetapan dari
perusahaan terbalik dengan apa yang
dirasakan pelanggan.
6. Questionable menggambarkan jawaban dari
responden atau pelanggan yang tidak jelas
atau kurang sesuai dengan pernyataan.
Adapun beberapa keuntungan kita
mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan
dengan menggunakan model Kano antara lain
2. kategori Kano pada
Menghitung setiap masing-masing
jumlah
: Memprioritaskan pengembangan
3. Menentukan kategori Kano pada
Sebagai contoh , tidak akan
masing atribut menggunakan
berinvestasi untuk meningkatkan
formula (Walden, 1993), sebagai
berkategori must-be yang
tingkat kebutuhan dasar, tetapi Jika jumlah nilai (one dimensional
meningkatkan atribut berkategori attractive + must be) > jumlah
dimensional atau attractive (indifferent + reverse +
mempunyai pengaruh lebih besar dalam maka grade diperoleh dari nilai paling
penerimaan kualitas produk dan maksimum dari (one dimensional,
konsekwensinya meningkatkan kepuasan attractive, must be).
pelanggan.
2. Atribut-atribut produk dapat diketahui lebih Jika jumlah nilai (one dimensional +
baik. Kriteria produk yang mempunyai attractive + must be) < jumlah nilai
pengaruh paling besar terhadap kepuasan (indifferent + reverse + questionable)
pelanggan. maka grade diperoleh dari nilai paling
3. Metode kano memberikan bantuan yang maksimum dari (indifferent, reverse,
bernilai dalam menghadapi kondisi pada questionable).
tahap pengembangan produk.
Jika jumlah nilai (one dimensional +
4. Menemukan dan memenuhi kategori
attractive + must be) = jumlah nilai
attractive akan menciptakan kemungkinan
(indifferent + reverse + questionable)
besar untuk perbedaan dengan
maka grade diperoleh dari nilai paling
membedakan produk perusahaan
maksimum diantara semua kategori kano
pesaingnya.

Journal of Industrial Engineering 28


28
JIEM Vol.3 No. 1, Juli E-ISSN:
(one dimensional, attractive, must be, - Mengindentifikasikan tingkat
indifferent, reverse, dan questionable). kepentingan (level of importance)
2. Membuat kebutuhan Technical Tabel
2.3 Quality Function Deployment (QFD) - Identifikasi respon teknikal yang
Quality Function Deployment (QFD) diperlukan untuk memenuhi
adalah metode perencanaan dan kebutuhan pelanggan. Respon teknikal
pengembangan secara terstruktur yang merupakan karakteristik desain yang
memungkinkan tim pengembangan menjelaskan kebutuhan dan keinginan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan pelanggan yang diekspresikan dalam
harapan pelanggan, dan mengevaluasi bahasa teknik. Pada intinya respon
kemampuan produk atau jasa secara teknikal adalah “Hows” dengan mana
sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan perusahaan akan menanggapi
harapan tersebut. Menurut Subagyo dalam “Whats”-atribut keinginan pelanggan.
Marimin 2004 terdapat pada Artickel, Quality - Menentukan hubungan (relationship)
Function Deployment adalah suatu cara untuk antara respon teknikal (technical
meningkatkan kualitas barang atau jasa respon) dengan keinginan pelanggan
dengan memahami kebutuhan konsumen, lalu (customer requirement).
menghubungkannya dengan ketentuan teknis - Menghitung nilai bobot respon
untuk menghasilkan barang atau jasa ditiap teknikal
tahap pembuatan barang atau jasa yang
dihasilkan. Hal ini berdasarkan tingkat keterhubungan
QFD digunakan untuk memperbaiki antar respon teknikal terhadap keinginan
pemahaman tentang pelanggan dan untuk pelanggan dan tingkat kepentingan. Bobot
mengembangkan produk, jasa serta proses respon teknikal yang perlu mendapatkan
dengan cara yang lebih berorientasi kepada perhatian atau diprioritaskan dalam
pelanggan (Rampersad, 2006 dalam). hubungannya dengan pemenuhan
keiniginan pelanggan. Prioritas tersebut
2.4 Langkah-langkah Integrasi hasil kano tergantung dari kepentingan absolute
kedalam metode QFD (absolute importance - AI) dan
kepentinagn Relatif (Relatif importance -
Aktivitas pada metode QFD mengolah hasil
RI). Kepentingan absolute suatu indikasi
klasifikasi kano kedalam Matrik House Of
yang menunjukkan keiniginan pelanggan
Quality, dengan langkah-langkah yaitu :
yang paling utama, yang harus segera
1. Mengidentifikasi suara pelanggan (voice of dipenuhi oleh perusahaan dalam
customer) hubungannya dengan teknikal. Sedangkan
kepentingan relative merupakan angka
Hal ini mengenai apa yang pelanggan dalam persen kumulatif.
butuhkan dan inginkan. Data-data diperoleh
dari melalui survey, ataupun dengan - Penentuan korelasi teknikal (Technical
menggunakan studi literature maupun correlation)
dengan diskusi kelompok dengan pihak-
Hal ini merupakan hubungan saling
pihak yang memahami akan suara
keterkaitan antar masing-masing teknikal.
pelanggan. tahapan – tahapan
penyusunannya: 3. Menentukan target

- Menentukan daftar atribut keinginan Selanjutnya adalah menetukan target yang


pelanggan (customer requirements) ingin dicapai, yaitu penentuan respon teknikal
yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.

Journal of Industrial Engineering 29


29
JIEM Vol.3 No. 1, Juli E-ISSN:
Target ini ditentukan berdasarkan pada skala teknikal atau dapat pula berupa keterangan
nilai yang sama dengan evaluasi respon tindakan yang akan diambil

3. Bahan dan Metode

Gambar 2. Alur Penelitian

4. Pengumpulan Data

Data yang diambil merupakan data hasil


wawancara dan hasil kuesioner dari pelanggan IKM
Sutera Opo, Kab.Bone, Sulawesi Selatan.
Pada penelitian ini akan menggunakan teknik
“Sampling Incidental” yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, jadi siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti di
IKM Sutera Opo tersebut dapat digunakan sebagai
sampel.
5. Hasil Pembahasan
Gambar 1. Kerangka Berfikir
5.1 Variabel Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah
kuesioner yang merupakan hasil rancangan yang
dibangun dari kombinasi informasi hasil observasi
awal, wawancara, dan pengembangan dimensi
kualitas produk.
Kuesioner ini telah melalui tahap uji validitas,
dan reabilitas dalam pilot study, sehingga terbukti
secara empirik layak untuk dijadikan instrument
penelitian.
5.2 Penentuan Kategori Kano Model
Langkah awal yang dilakukan pada pengolahan
data dengan menggunakan metode kano adalah
mengkategorikan jawaban responden kedalam
kategori kano, yaitu dengan mencocokkan jawaban
responden terhadap pernyataan functional dan
jawabandysfungsional yang kemudian dipetakan
dengan metode kano

Journal of Industrial Engineering 30


JIEM Vol.3 No. 1, Juli E-ISSN:
Tabel 2. Variabel Penelitian Metode Kano Kehalusan kain sutera baik, Harga kain
sutera terjangkau, Inovasi terhadap desain
tenunan terus dilakukan, Package kain
sutera menarik, Produk dari pihak IKM
ramah dan menghormati pelanggan, Pihak
IKM terbuka apabila ada konsumen yang
ingin melihat langsung proses produksi,
Pihak IKM mudah diajak berkomunikasi
dan memahami keinginan konsumen,
Daya tahan luntur warna kain sutera baik,
yang apabila atribut ini tidak terpenuhi
Tabel 3. Rekapitulasi jawaban responden maka pelanggan/konsumen tidak akan
berdasarkan metode Kano puas, namun apabila atribut ini terpenuhi
maka konsumen tidak akan mencapai
tingkat kepuasan yang signifikan. Bagi
konsumen, atribut ini memang sudah
seharusnya dipenuhi, karena merupakan
hal yang paling mendasar.
.3 Metode QFD

5.3 Analisa Diagram


Dari data yang sudah ada kita
mengkategorikan bahwa
1. Terdapat 1 atribut yang termasuk dalam
kategori A (Attractive) yaitu Kekuatan
kain sutera baik, kategori ini diartikan
tingkat kepuasan akan meningkat sampai
tinggi/super linier (berlipat ganda) dengan
meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi
penurunan kinerja atribut tidak akan
menurunkan tingkat kepuasan.
2. Terdapat 2 atribut yang masuk dalam
kategori O (One-Dimensional) yaitu
Pilihan motif tenunan kain sutera Gambar 3. Rumah Mutu
beragam, Perpaduan warna kain tenun
menarik. Kategori yang masuk kedalam Dari hasil diperoleh bahwa 5 dari 14 atribut
kategori O dapat diartikan bahwa apabila bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa
atribut ini tidak terpenuhi maka performansi ke 5 atribut tersebut mampu
konsumen akan merasa tidak puas, namun memenuhi tingkat harapan pelanggan,
apabila atribut ini terpenuhi maka selanjutnya 9 atribut bernilai negatif, hal ini
konsumen ini akan merasa lebih puas. menunjukkan bahwa performansi ke 9
3. Terdapat 11 atribut yang masuk dalam atribut tersebut belum memenuhi tingkat
kategori M (Must Be) yaitu Kualitas kain harapan pelanggan sehingga perlu
yang dihasilkan baik, Kain yang ditingkatkan lagi performansinya.
dihasilkan tidak mempunyai cacat, hal ini Tabel diatas merupakan hasil nilai Adjusted
dapat dikatakan sebagai atribut dasar, Importance dari nilai tertinggi sampai nilai
Kerapatan tenunan kain sutera baik, terendah, nilai tersebut merupakan nilai

Journal of Industrial Engineering 31


31
JIEM Vol.3 No. 1, Juli E-ISSN:
tingkat kepentingan tiap atribut, dimana nilai setiap hubungan yang terjadi dengan tingkat
tertinggi pada atribut 13 yaitu, kekuatan kain kepentingannya. Tingkat kepentingan relative
sutera baik dan nilai terendah yaitu atribut 9 merupakan presentase dari nilai tingkat
package kain sutera menarik. kepentingan absolute. Nilai dari tingkat
5.4 Tingkat Kepentingan Absolut Dan kepentingan absolute dan tingkat
Tingkat Kepentingan Relatif kepentingan relative yang semakin besar
Tingkat kepentingan absolut setiap menunjukkan bahwa bobot
respon teknikal adalah jumlah dari perkalian
keterhubungan pelaksanaan respon teknikal Nofirza Kusindrayani. 2011. Aplikasi Metode
dengan pemuasaan kebutuhan konsumen Kano dalam Analisis Indikator
semakin besar, sehingga proritas pelaksanaan
harus semakin ditingkatkan. Kualitas Pelayanan Di Rumah Sakit
Arifin Ahmad Pekanbaru : 12 – 16.
6. Kesimpulan
Dengan memperhatikan kepentingan atau RE Dachlan dkk. 1977. Pedoman Praktikum
harapan pelanggan terhadap kualitas produk Pertenunan III, Institut Teknologi
maka Dimensi yang paling
Tekstil, Bandung. 93 – 102.
diprioritaskan yaitu dimensi One dimensional
dan Must be yang mana Terdapat 5 atribut
Soeprijono dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil,
yang memiliki performansi baik dengan nilai
gap positif serta Untuk memperbaiki kualitas Institut Teknologi Tekstil, Bandung.
produk pihak IKM hendaknya melaksanakan 131 - 137.
respon teknikal dengan skala prioritas yang
sesuai dengan urutan tingkat kepentingan Wagiono, Yayah dan Hamrah. 2007. Metode
absolut dan relatif.
QFD ( Quality Function Deployment )
7 Daftar Pustaka
Untuk Informasi Penyempurnaan
Dwialova. 2011. 2011. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan konsumen, Perakitan Varietas Melon. 132.

Haryanto Kusuma C.E. 2015. Perancangan Baby Widodo Muhammad. 2012. Modul Teknik
Box Multifungsi dengan Menggunakan
Penyempurnaan Kain. Sekolah Tinggi
Model Kano dan Quality Function
Deployment (QFD) 24 – 27. Teknologi Tekstil, Bandung. 12-24.

Hayati Eka. 2012. Defenisi, Ciri-ciri dan Perilaku Wicaksono Wahyu Adhitya. 2013. Penerapan
Konsumen,
Metode QFD ( Quality Function
Liek Soeparli dkk. 1975. Teknologi Deployment ) Pada Rencana
Pertenunan, Institut Teknologi Tekstil, Pengembangan Sekolah Di SMKN 2
Bandung. 78 – 81.
Yogyakarta. 63 – 67.

Journal of Industrial Engineering 32


32

Anda mungkin juga menyukai