Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MATA KULIAH PENGENDALIAN VEKTOR, BINATANG PEMBAWA PENYAKIT


DAN PEST CONTROL
“IDENTIFIKASI SIFAT – SIFAT FISIK TANAH’’

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

M. AKBAR GHIFARI (PO7133121073)

FADHILAH RIZKI AMALINA (PO7133121082)

NABILA DWI MAHARANI (PO7133121070)

MEILISA MELANI (PO7133121057)

PUTRI ZALEHA (PO7133121068)

DESTIA HERAWATI (PO7133121066)

ALDY APRIANSYAH (PO7133121065)

KELAS : 2B

DOSEN PENGAMPUH : KHAIRIL ANWAR, SKM, M.Kes.

PROGRAM STUDI D-III SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah- nya sehingga saya dapat
menyeselaikan tugas mata kuliah Pengendalian Vektor, binatang
pembawa penyakit dan pest control yang berjudul “Identifikasi Sifat –
Sifat Fisik Tanah’’
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak
retak”, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah yang
selanjutnya. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam
penulisan ataupun dalam ejaan penulis mohon maaf. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Palembang, 24 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat fisik tanah merupakan kemampuan suatu jenis tanah untuk menyerap
dan menyimpan unsur hara makro dan mikro yang terdapat didalam tanah itu
sendiri dan yang terdapat di udara. Unsur makro adalah unsur yang
sangat penting dan perlu karaena sangat berpengaruh terhadap tanaman.
Sedangkan unsur mikro adalah unsur yang keberadaannya jika ada lebih baik
dan bila tidak ada tidak terlalu berpengaruh terhadap tanaman.
Tanah merupakan media amat penting untuk pertumbuhan vegetasi. Tanah
menyediakan tanaman nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dan dapat
menyimpan air. Jenis tanah yang berbeda akan memiliki perbedaan
karakteristik dalam hal sifat fisik, biologi, maupun kimiawi tanah. Sifat – sifat
tanah dapat menentukan jenis nutrisi atau zat makanan dalam tanah, banyak
air yang dapat disimpan dalam tanah, dan system perakaran yang
mencerminkan sirkulasi pergerakan air dalam tanah.
Tanah memiliki sifat fisik yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah.
salah satu sifat fisik tanah yaitu tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan
perbandingan relatif fraksi pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah
menggambarkan ukuran kasar atau halusnya tanah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui dan memahami tentang sifat fisik tanah di


Jalan Faqih Jalaluddin No.213 Sentra Kerajinan Ukir 19 Ilir
Palembang 30131.
2. Dapat mengindentifikasi sifat fisik tanah diantaranya warna
tanah, tekstur, struktur, dan lain – lain.
3. Dapat menjelaskan tentang struktur tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanah


Tanah merupakan lapisan teratas lapisan bumi. Tanah memiliki ciri khas
dan sifat-sifat yang berbeda antara tanah di suatu lokasi dengan lokasi yang lain.
Menurut Dokuchaev (1870) dalam Fauizek dkk (2018), Tanah adalah lapisan
permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses
lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara, dan macam-macam
organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan
terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.

2.2 Definisi Lapisan Tanah


Lapisan pada tanah adalah susunan yang terbuat dari tingkatan dan secara
spesifik bisa dibedakan secara kimiawi, geologi, dan biologis. Ketika sebuah
tanah dipotong secara vertikal dari samping maka bentuk lapisan tanah akan
terlihat jelas karena pada tingkat atau lapisan memang memiliki perbedaan
karakteristiknya.

2.3 Tingkatan Lapisan Tanah


Lapisan Tanah secara umum terbagi menjadi 4 tingkatan :
1. Lapisan Tanah Atas
Merupakan sebuah lapisan yang berada kedalaman 30 cm,
seringkali disebut sebagai istilah Top Soil. Pada lapisan ini banyak sekali
bahan bahan organik, humus dan juga menghasilkan lapisan yang paling
subur sehingga sangat cocok untuk tumbuhan tanaman akar pendek.
Cara termudah untuk bisa mengenali top soil adalah dengan
warnanya yang paling gelap dibandingkan dengan lapisan dibawahnya,
terlihat bahwa lebih gembur dan seluruh mikroorganisme hidup di lapisan
ini. Sehingga ada kemungkinan terjadinya sebuah proses sisa batang,
pelapukan daun, serta bagian makhluk hidup lainnya.

2. Lapisan Tanah Tengah


Tepat di lapisan bawah setelah top soil dengan ketebalan 50 cm
hingga 1 meter. Berwarna lebih yang cerah dibanding lapisan di atasnya
juga lapisan ini terbentuk dari campuran pelapukan yang berada di lapisan
bawah dengan sisa dari material top soil yang terbawa air, mengendap
sehingga bisa bersifat lebih padat dan juga seringkali disebut sebagai tanah
liat.
3. Lapisan Tanah Bawah
Lapisan yang berisi banyak batuan yang mulai melapuk dan telah
tercampur dengan tanah endapan dengan lapisan diatasnya. Pada lapisan
ini masih terdapat banyak batuan yang belum melapuk dan juga sebagian
sudah pada proses pelapukan dari batuan itu sendiri dan memiliki warna
sama dengan pada batuan penyusunnya. Berada cukup di dalam dan jarang
sekali bisa ditembus oleh akar pohon maupun tanaman.
4. Lapisan Batuan Induk
Lapisan ini merupakan lapisan terdalam yang terdiri dari batuan
padat. Jenis pada batuan di lapisan ini memiliki perbedaan di antara satu
daerah maupun tempat lainnya sehingga bisa mengakibatkan produk dari
tanah yang dihasilkan juga akan berbeda.
Batuan pada lapisan ini mudah sekali untuk pecah, akan tetapi
sangat sulit untuk dilalui oleh akar tanaman serta air, teksturnya yang
berwarna terang putih kelabu hingga berwarna kemerahan. Lapisan batuan
induk ini bisa dengan mudah terlihat pada dinding jurang terjal daerah
pegunungan.

2.4 Jenis – Jenis Tanah pada Lapisan Tanah


Dalam lapisan tanah terdapat beberapa jenis – jenis tanah seperti :

1. Tanah Aluvial
Sebuah tanah endapan yang dibentuk dari lumpur dan juga pasir
halus yang mengalami erosi tanah. Sangat banyak berada di dataran
rendah, di sekitar rawa-rawa, muara sungai, lembah-lembah, maupun di
pinggiran aliran sungai besar. Tanah ini sangat banyak mengandung pasir
serta tanah liat, tidak banyak mengandung unsur zat hara.
Ciri-cirinya sendiri memiliki warna kelabu dengan tekstur yang
sedikit terlepas dan peka akan erosi. Kadar kesuburannya sedang mencapai
tinggi bergantung pada bagian induk dan iklim. Di Indonesia sendiri tanah
aluvial ini merupakan tanah yang baik serta telah dimanfaatkan untuk
tanaman pangan (sawah dan juga palawija) musiman hingga tahunan.
2. Tanah Andosol
Kata Andosol berasal dari bahasa jepang, gabungan dari dua kata
(An = Hitam; do = Tanah), jadi andosol sendiri berarti jenis jenis tanah
berwarna hitam. Menurut ilmu tanah, tanah dengan warna hitam ini
merupakan sebuah tanah vulkanis berasal dari gunung berapi. Penamaan
dari andosol berbeda untuk di setiap negara, seperti contoh di jepang
sendiri disebut dengan nama Kurobokudo yang berubah nama menjadi
Ando soils sejak 1947 oleh ahli Amerika Serikat.
Pengertian dari tanah andosol menurut Balai Besar Penelitian dan
juga Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian merupakan sebuah
tanah yang memiliki horizon A molik atau horizon A umbrik yang berada
setelah horizon B kambik yang berisi atas fraksi tanah halus dan juga
sebagian besar tertata atas abu vulkanik, dan bahan piroklastik vitrik
lainnya.
3. Tanah Entisol
Tanah entisol sendiri adalah sebuah tanah yang dikatakan masih
sangat muda, sejak proses tingkat awal di dalam perkembangannya. Tanah
ini ditandai dari bahan mineral tanah yang belum membuat horizon
pedogenik yang nyata.
Tanah ini terjadi di bagian lapisan di daerah dari bahan induk
pengendapan material baru, di daerah-daerah tempat erosi atau
pengendapan yang lebih cepat daripada perkembangan tanah. Seperti
daerah lereng curam, dataran banjir dan juga dunes. Kriteria utama dari
ordo entisol adalah tidak-adanya organisasi dalam material tanah. Tanah
ini menunjukkan sedikit perkembangan struktur atau pun horison dan juga
menyerupai material di dalam timbunan pasir yang segar.
4. Tanah Grumusol
Tanah ini merupakan panduan dari tanah yang terbentuk dari
batuan induk kapur serta tuffa vulkanik yang secara umum memiliki sifat
basa sehingga tidak ada aktivitas organik di dalamnya. Hal ini yang
mengakibatkan tanah ini sangat miskin akan hara dan juga unsur organik
lainnya. Sifat kapur itu sendiri adalah bisa menyerap seluruh unsur hara di
dalam tanah sehingga kadar kapur tinggi bisa menjadi racun bagi
tumbuhan.
Tanah grumusol ini masih memiliki sifat dan juga karakteristik
seperti batuan pada induknya. Pelapukan yang akan terjadi ini hanyalah
mengubah fisik dan juga tekstur unsur seperti Ca dan Mg yang pada
sebelumnya terikat dan juga secara rapat pada batuan induknya sehingga
menjadi lebih longgar yang bisa dipengaruhi oleh faktor – faktor dari luar
seperti iklim, cuaca, air dan lainnya. Terkadang dalam tanah grumusol ini
terjadi konkresi kapur dengan unsur kapur lunak serta berkembang
menjadi lapisan tebal juga keras.
5. Tanah Inseptisol
Tanah inceptisol ini merupakan tanah yang termasuk dalam
kategori tanah aluvial. Tanah inceptisol ini merupakan suatu jenis tanah
muda yang juga termasuk ke dalam jenis tanah mineral. Sedangkan yang
dimaksud tanah mineral merupakan tanah yang memiliki kandungan bahan
organik kurang dari 20% atau memiliki lapisan bahan organik yang
ketebalannya kurang dari 30 cm sehingga membuat tekstur tanahnya
menjadi ringan.
6. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang paling subur untuk tumbuh-
tumbuhan karena memiliki komposisi yang mirip dengan pupuk kompos.
Hal ini karena tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari
pelapukan daun dan juga batang pohon, serta ada percampuran dari
kotoran hewan.

2.5 Komponen Penyusun Tanah


1. Batuan
Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbuat secara alami
serta juga terdiri atas campuran mineral dan senyawa lainnya dengan
berbagai komposisi. Batuan yang ada di permukaan bumi ini berasal dari
magma gunung berapi yang keluar hingga mengeras di permukaan bumi
akibat perubahan suhu. Batuan yang ada dipermukaan bumi ini selanjutnya
mengalami pelapukan sehingga bisa disebabkan oleh air, angin, zat yang
bersifat korosif
2. Udara
Udara adalah sebuah zat bebas yang seringkali kita temui dimana
saja, serta di dalam tanah. Karena udara bisa menempati ruang yang sama
dengan air, ia bisa membentuk sekitar 2% hingga mencapai 50% dari
volume tanah. Udara sangat penting sebagai respirasi akar dan serta
mikroba, yang membantu untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Karbon dioksida dan juga nitrogen menjadi penting untuk
mendukung fungsi tanaman di dalam tanah, untuk bakteri pengikat
nitrogen. Jika tanah tergenang air, bisa mencegah pertukaran gas akar yang
bisa membuat kematian tanaman, yang menjadi masalah umum setelah
banjir.
3. Humus
Humus merupakan komponen yang sering ditemukan di tanah yang
terletak pada tingkat sekitar 1% hingga 5%. Humus sendiri berasal dari
tumbuhan dan juga hewan yang mati. Dengan demikian, memiliki
kapasitas yang tinggi untuk menahan atau pun menyediakan unsur-unsur
esensial juga air untuk pertumbuhan tanaman.
4. Air
Air bisa membuat sekitar 2% hingga 50% dari volume tanah. Air
menjadi sebuah peran penting untuk mengangkut nutrisi ke dalam tanaman
juga organisme tanah yang tumbuh serta juga untuk memfasilitasi
dekomposisi biologis serta kimia.
5. Mineral
Mineral menjadi komponen terbesar dari tanah. Mineral tanah ini
terbagi dua jenis mineral. Pertama, mineral primer yang biasanya
ditemukan pada pasir dan danau. Mineral primer ini adalah bahan tanah
mirip dengan bahan induk dari asal mereka terbentuk. Mereka sering kali
berbentuk atau bulat, tidak beraturan. Kedua, mineral sekunder, sisi lain
dari pelapukan mineral primer yang melepaskan ion penting, membentuk
bentuk mineral lebih stabil seperti tanah liat.
6. Mikroorganisme
Komponen terakhir dari lapisan tanah ini adalah mikroorganisme.
Mereka ditemukan di dalam lapisan tanah dengan jumlah yang tinggi
namun jumlahnya kurang dari 1% dari volume tanah. Perkiraan umumnya
adalah bahwa satu bidal yang penuh dengan tanah lapisan atas yang bisa
menampung lebih 20.000 organisme mikroba.
Bagian terbesar dari organisme ini adalah nematoda, cacing tanah,
dan yang terkecil adalah actinomycetes, alga, bakteri, serta jamur.
Mikroorganisme merupakan pengurai utama bahan organik mentah.
Mikroorganisme mengkonsumsi air, bahan organik, serta udara untuk
mendaur ulang bahan organik yang mentah hingga menjadi humus, yang
sangat kaya akan nutrisi tanaman yang tersedia.
7. Horizon Tanah
Penjelasan terhadap 4 lapisan tanah seperti yang telah bahas
sebelumnya berdasarkan penampakan yang diambil secara umum, dan bila
dijelaskan secara terperinci maka pada setiap lapisan tanah tersebut masih
terbagi lagi atas beberapa bagian yang disebut dengan horizon tanah serta
tersusun dalam kesatuan yang disebut dengan profil tanah. Setiap tanah itu
sendiri dicirikan kembali oleh susunan horizon yang berbeda beda, maka
secara garis besar profil tanah biasanya terdiri dari beberapa horizon yang
mana bisa dibedakan berdasarkan sifat fisik, warna, kimiawi serta sifat
morfologi lainnya.
Horizon tanah yang telah melewati masa perkembangan lanjutan
ini biasanya memiliki beberapa macam horizon yang dikelompokan
kembali berdasarkan lapisan tanah untuk menghindari erosi tanah. Solum
ini terbagi menjadi dua yaitu lapisan atas dan juga lapisan bawah, pada
lapisan atas atau pun top soil ini memiliki dua horizon, yaitu horizon O
dan juga horizon A, lapisan tanah pada bagian bawah ini memiliki dua
horizon pula, yaitu horizon E juga B. Tetapi pada profil tanah dengan
susunan yang lengkap memiliki banyak sekali horizon dengan sifat dan
juga karakteristik yang unik atau pun khas.
Secara umum dari lapisan tanah yang paling atas hingga terbawah
terdiri atas horizon O, A, E, B, C dan R, untuk penjelasan lengkapnya
sebagai berikut:
1) Horizon O
Horison ini terletak pada bagian paling atas lapisan tanah, lapisan
tanah yang mengandung bahan organik hasil dari pelapukan dan juga
hanya terkandung humus. Horison ini sangat bisa ditemukan pada hutan
hutan alami yang belum terganggu oleh manusia. Horizon organik ini
merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang lebih dari 20
persen dari keseluruhan penampang tanah.
Horizon O ini terbagi lagi akan menjadi dua yaitu horizon O1 yang
terbentuk dari sisa sisa tanaman yang masih terlihat, seperti guguran bunga
dan daun ataupun seperti ranting pohon sedangkan untuk horizon O2
berada pada di bawah O1 yang terbuat dari sisa bagian tanaman yang
sudah tidak berbentuk lagi karena telah mengalami pelapukan lanjutan.
2) Horizon A
Untuk Horizon A ini merupakan horizon tanah mineral yang
terbentuk di permukaan tanah. Untuk horison ini terjadi apabila terjadi
kehilangan pada sebagian besar ataupun seluruh struktur batuan asli pada
dalam tanah serta memperlihatkan sifat akumulasi bahan organik yang
telah bercampur dengan mineral dengan sangat intensif.
Horizon A ini terdiri atas berbagai topsoil, seperti materi organik
dengan warna yang gelap bercampur dengan butiran mineral karena efek
dari aktivitas organisme. Partikel yang lebih halus akan mudah larut dan
terbawa ke lapisan bawah.
3) Horizon E
Untuk jenis lapisan ini berada dibawah permukaan tanah yang
sudah tidak memiliki kandungan mineral yang cukup besar. Horizon E ini
kerap kali melekat pada jenis Horizon A dengan tujuan menggantikan
lapisan tersebut. Untuk menjadi pembeda antara batas horizon di
bawahnya, yaitu dengan cirinya yang warna lebih terang daripada horizon
B.
4) Horizon B

Proses dari terbentuknya horizon B ini berada di bawah horizon A,


E, O yang sudah mengalami perkembangan. Sebagian besar hingga dari
seluruh struktur dari batuan asli dicirikan hilang pada horizon ini.
Kemudian akan terlihat satu atau lebih sifat tanah. Seperti jenis tanah
alluvial dari silikat, humus, alumunium, senyawa besi, juga karbonat
dalam bentuk gabungan maupun tunggal.

5) Horizon C
Horizon C ini merupakan lapisan bahan induk tanah. Proses
penciptaanya disebabkan oleh sedikit proses pedogenik dan tidak memiliki
karakteristik seperti horizon O, A, E, juga B. Letaknya berada pada lapisan
tanah terbawah yang terdiri atas batuan dasar yang melapuk.

6) Horizon D atau R
Horizon D atau R ini memiliki lapisan batuan induk paling dasar
yang tercipta dari batuan yang sangat padat. Pada area ini belum sempat
mengalami pelapukan pada batuan-batuannya. Batuan yang ada pada
horizon D maupun R ini terdiri atas batu pasir, basal, granit, batu gamping,
dll.

2.6 Sifat – Sifat Tanah

2.7 Tekstur Tanah


BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 September 2022
pukul 11.00 WIB – Selesai di Jalan Faqih Jalaluddin No.213 Sentra
Kerajinan Ukir 19 Ilir Palembang 30131 yaitu sedang melakukan
proyek galian pemasangan pipa gas alam.

Anda mungkin juga menyukai