BAGIAN BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
DAFTAR ISI
BAB V PEMBAHASAN………..…….……………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA….………..…….……………………………………………… 20
BAB I
PENDAHULUAN
Urin adalah hasil sekresi dari ginjal dalam bentuk cairan yang disimpan di
dalam kandung kemih dan dikeluarkan melalui uretra. Volume urin sekitar 900 -
1500 mL/24 jam, dengan komposisi air sekitar 96% dan bahan yang terlarut
didalamnya seperti elektrolit dan sisa metabolisme. Pemeriksaan urin yang
dilakukan secara makroskopik merupakan pemeriksan yang lebih fokus pada indra
tubuh kita, sebab tidak memerlukan bahan dan persiapan yang lebih komplit dalam
pemeriksannya, melainkan lebih padatampilan visual urin tersebut. Warna kuning
pada urin disebabkan oleh urochrome yang sebanding dengan metabolisme tubuh
dan akan meningkatjika ada demam, kelaparan dan tirotoksikosis. Adapun juga,
pemeriksaan mikroskopis pada urin yang bertujuan untuk menentukan jumlah
eritrosit, leukosit, sel epitel, silinder, parasit, kristal, spermatozoa, dan bakteri
dalam urin. Eritrosit, leukosit dan epitel dapat dilaporkan sebagai jumlah ratarata
dalam pembacaan 10 - 15 lapang pandang besar/LPB (400x). Prinsip pemeriksaan
sedimen urin yaitu mengandung elemen - elemen sisa hasil metabolisme didalam
tubuh, elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan secara bersama - sama
urine tetapi ada pula dikeluarkan pada keadaan tertentu. Elemen - elemen tersebut
dapat dipisahkan dari urine dengan jalan dicentrifuge. Elemen akan mengendap dan
endapan dilihat dibawah mikroskop (Suhartina, 2018).
Enzim diastase (Amilase) merupakan suatu bentuk enzim yang dapat
mengubah adanya karbohidrat yang kompleks (polisakarida) menjadi suatu jenis
karbohidrat yang sederhana (monosakarida) (Tauladi, 2019). Seperti sebelumnya
amilase adalah suatu bentuk enzim yang dimana dapat mengkatalisis hidrolisis yang
tadinya alpha-1,4-glikosisik polisakarida menjadi menghasilkan adanya dekstrin,
oligosakaridam maltosa, dan D-glukosa. Sementara itu kita dapat menemukan
amilase ini pada hewan, jamur, dan bisa saja dalam tanaman. Pada pancreatin dan
pancrelipase didalamnya itu mengandung amilase dan yang asalnya dari pankreas
dari suatu hewan, utamanya pada pankreas babi. Amilase pada jamur bisa kita
temukan pada jamur yang berjenis malt barley dan pada jamur yang berjenis
aspergillus oryzae (Ariandi, 2018).
Dalam pembagian tipenya, amilase amilase memiliki tipe yang berbeda-
beda dengan tergantung dari car memotong ikatan glysosidicnya. Pada alpha-
amilase itu menghidrolisis alpha 1,4-glikosidik dengan cara acak yang
menghasilkan dekstrin, atau bisa oligosakarida, maupun bisa saja monosakarida.
Kemudian alpha-amilase merupakan suatu endo-amilase. Pada exoamilase,
exoamymales menghidrolisis suatu apha 1,4-glikosidik linkage dengan hanya
berupa dari nonpereduksinya pada ujung rantai dari polisakarida bagian luar.
Kemudian, selanjutnay exoamylase merupakan suatu bentuk dari beta-amilase serta
dari glucoamylases (atau gamma-amilase, amyloglu- considase) (Ariandi, 2018).
Enzim α-amilase memiliki mekanisme kerja yang terdiri dalam dua tahap.
Yang berupad pertama adalah degadasi amilosa yang jemudian menjadi maltosa
dan maltotriosa yang terjadi dengan cara yang acak. Dalam cara kerjannya itu
degadasi ini bekerja dengan sangat cepat dan dengan adanya penurunan vikositas
engan cara yang cepat. Kemudian pada tahap yang kedua terjadi suatu pembentukan
dari glukosa serta maltosa dengan sebagai suatu hasil serta dengan tidak acak.
Kedua-duannya merupakan suatu kerja darienzim α-amilase yang ada pada suatu
molekul amilosa. Sementara itu pada molekul amilopektin suatu kerja dari α-
amilase menghasilkan adanya glukosa, maltosa, serta adanya satu seri α-limit
dekstrin, maupun oligosakarida yang didalammnya diketahui terdapat empat atau
bisa saja lebih glukosa yang didalamnya terkandung ikatan α-1,6-glikosisdik
(Ariandi, 2018).
Enzim amilase memiliki yang namanya gugus karboksil beserta nitrogen
yang berada pada sisi aktifnya. Suatu substrat membentuk adanya kompleks
adsorbsi dengan adanya enzim pada posisi yang dimana ikatan glukosidiknya pada
posisi yang saling berhadapan dengan adanya gugus karboksil serta kelompok
imidazol. Suatu karboksil aninon akan menyerang suatu bagian nukleofil C (1)
yang berasal dari sunstrat dengan tujuan untukbisa membuat penetralan rantai
dari ion amidazol. Sementara itu pada saat reaksi deglukosilasi, suatu kelompok
imidazol menjadi dasar dari pemisahan suatu komponen air pada posisi C (1).
Adanya aktivitas enzim amilase ini kita bisa ukur dengan berdasarkan adanya
penurunan suatu kadar pati yang bisa larut atau bisa saja dalam jumlah gula
pereduksi yang bisa terbentuk (Ariandi, 2018).
Adanya suatu proses hidrolisis dari pati adalah suatu proses pemecahan
dari molekul amilum menjadi adanya komponen penyusun yang bis dibilang lebih
sederhana seperti halnya dekstrin, maltotriosa, maltose, dan glukosa.Pada proses
hidrolisis yang dilakukan secara enzimatis bisa saja dilakukan dengan cara yang
lebiih efektif jika kita bandingkan hidrolisisasam karena enzim akan
memutusadanya ikatan glikosidik yang secara spesifik, dengan tanpa adanya
pemisahan residu minimum dari kerusakan warna. Adanya proses ini terjadi akibat
3 tahap yaitu adanya gelatinisasi, likuifikasi, serta sakarisasi (Wahyuningsih, 2019).
Pada proses gelatinasi, proses gelatinasi ini merupakan suatu tahap dimana
tahap inisisai pada sebelum terjadi suatu liktiuifikasi dengan adanya pembengkakan
granula pati yang terjadi karena pemanasan yang bisa memutus ikatan hidrogen
antar molekul pada ikatan glikosidik dari pati. Kemudian pada proses ini, proses
gelatinasi ini memiliki peranan yang bisa dibilang penting dikarena proses ini bisa
menjadi suatu penentu dari suatu laju proses dari likuifikasi. Sementara itu pada
likuifikasi, proses likuifikasi ini merupakan suatu proses dimana inti dari hidrolisis
enzimatis ini, yang dikendalikan oleh enzim α-amilase yang dimana pada pati, pati
dihidrolisis menjadi suatu molekul-molekul yang visa kita bilang lebih sederhana
seprti halnya oligosakarida, maltosa, berserta dekstrin. Enzim alpha-amilase itu
memiliki peranan yang teramat penting dalam kita mentukan adanya cepat maupun
lambatnya suatu proses likuitifikasi, yang dengan cara memecah suatu ikatanα-
(1,4) glikosidik yang secara spesifik di bagian dalam suatu substrat serta dengan
menghasilkan gula reduksi beserta dekstrin yang ada dalam jumlah yang cukup
besar yakni encapai 95% (Wahyuningsih, 2019).
Suatu enzim α-amilase-pati itu bisa membentuk adanya suatu kompleksdi
dalam reaksi dari kesetimbangan yang mengalami suatu reaksi berkelanjutan
menjadi produk enzim yang murni dan oligosakarida denagn sifatnya yang
irreversible. Kemudian, setelah sisi aktif enzim telah terisi sepenuhnya, suatu
kecepatan reaksi dapat kita tentukan oleh adanya konsentrasi substrat dalam hal ini
yaitu pati (Wahyuningsih, 2019).
Adanya peningkatan jumlah amilase bisa saja disebabkan oleh adanya
gangguan-ganggua. Gangguan-ganguan yang terjadi seperti halnya terjadi perforasi
ulkus peptikulum, adanya obstruksi pada usus, adanya trauma, adanya penyakit
pankreatis dan lain sebagainya (Griffiths, 2019).
Suatu esterifikasi dari pati itu dapat mereduksi kemampuan dari enzim
alpha-amilase dalam mencerna pati yang terdegradasi menjadi suatu gllukosa juga
menurun. Di sisi yang lain, adanya suatu modifikasi ini juga dengan cara yang
signifikan bisa saja menurunkan adanya kadar dari gula postpradial yang bisa
merespon gula darah untuk menurun. Kemudian dalam proses pengelolaan dari
pangan bisa saja menjadikan terbentuknya pati yang resisten, sehingga akibatnya
terjadilah retrogradasi pada suatu pati. Hasil dari penelitian yang lain dapat
menunjukan bahwasuatu komposisi kimia yang utamanya terkandung serat pangan
dan pati resisten itu berpengaruh pada adanya viskositas danabsorpsi gula sehingga
dapat berpengaruh pada kecernaan dari pati dan memiliki potensi adanya penurunan
gula darah (Damat, 2018).
BAB III
METODE PENELITIAN
6.1 Kesimpulan
1. Indeks diastase adalah volume urin terkecil yang mendegradasi 2 ml
larutan pati 0,1% pada 370C selama 30 menit.
2. Urin adalah hasil sekresi dari ginjal dalam bentuk cairan yang disimpan
di dalam kandung kemih dan dikeluarkan melalui uretra. Volume urin
sekitar 900 - 1500 mL/24 jam, dengan komposisi air sekitar 96% dan
bahan yang terlarut didalamnya seperti elektrolit dan sisa metabolisme.
3. Pati adalah polimer dari alfa-D-glukosa yang berperan sebagai zat gizi
penting dalam makanan sehari-hari, sekitar 80% kebutuhan energi
manusia di dunia dipenuhi oleh karbohidrat.
4. Amilase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis ikatan glikosidik
dalam molekul pati. Amilase digunakan industri makanan dan minuman,
tekstil, detergen, kertas, farmasi dan lain- lain.
5. Tabung yang berubah menjadi warna pink menunjukkan nilai indeks
diastase.
6. Indeks diastase dari urin normal berkisar antara 5 – 20.
7. Peningkatan kadar amilase dapat mengindikasikan kanker pankreas,
ovarium, atau paru-paru, kehamilan tubal, serangan jantung, penyakit
gondok, serta obstruksi usus atau ulkus berlubang.
8. Penurunan kadar amilase dapat mengindkasi kerusakan pankreas, kanker
pankreas, sakit ginjal, dan toksema kehamilan.
9. Penentuan indeks diastase dengan menggunakan rumus:Indeks Diastase
= Volume Total : Volume Urin
6.2 Saran
Praktikum ini telah berjalan cukup baik, tetapi masih perludiperhatikan
kembali jaringan yang kurang stabil agar kedepannya praktikum dapat
berjalan lebih baik lagi walaupun secara daring.
DAFTAR PUSTAKA
Berlian, Z., Aini, F. 2019. Uji Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan Singkong
Melalui Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda. Jurnal Biota. Vol 2
(1): 106-111. Viewed on 23 Maret 2023. From: jurnal.radenfatah.ac.id
Isfa, M., & Walid, M. 2019. Uji Kombinasi Antidiabetik antara Ekstrak Kulit
Durian dan Acarbose dengan Perhitungan Combination Index dalam
Penghambatan Kerja Enzim α-Amilase. PHARMACY: Jurnal Farmasi
Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia). Vol 16 (1): 85-95.
Viewed on 23 Maret 2023. From: jurnalnasional.ump.ac.id
Nursamsiar, N., Mangande, M. M., Awaluddin, A., Nur, S., & Asnawi, A. 2020.
In Silico Study of Aglycon Curculigoside A and Its Derivatives as α-
Amilase Inhibitors. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and
Technology. Vol 7 (1): 29-37. Viewed on 23 Maret 2023. From:
jurnal.unpad.ac.id
Rodwel. V.W., dkk. 2017. Biokimia Harper. Ed. 30. Jakarta: EGC.