Anda di halaman 1dari 2

1.

 HANS NAWISKY MENJELASKAN DALAM TEORI NORMA HUKUM, DIMANA


MENGELEMPOKKAN NORMA-NORMA HUKUM MENJADI 4 KELOMPOK YANG MANA
SEMAKIN KEBAWAH MAKA SEMAKIN JELAS TERANG BENDERANG NORMA HUKUM
TERSEBUT. COBA SAUDARA JELASKAN KELOMPOK NORMA HUKUM TERSEBUT!

1. Norma fundamental negara (staatsfundamentalnorm);


2. Aturan-aturan dasar negara/aturan pokok negara (staats grundgezetz);
3. Undang-Undang (formal) (formallegezetz);
4. Peraturan pelaksanaan serta Peraturan otonom

 2. DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DIKENAL ASAS-ASAS


FORMIL, COBA SAUDARA JELASKAN ASAS FORMIL TERSEBUT SEBAGAIMANA KETENTUAN
PASAL 5 UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN!

1. Asas Material
a. asas pengayoman, bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan harus
berfungsi memberikan pelindungan untuk menciptakan ketentraman masyarakat;
b. asas kemanusiaan, bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan harus
mencerminkan pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan
martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional;
c. asas kebangsaan, bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk dengan tetap menjaga
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. asas kekeluargaan, bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan harus
mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan
keputusan;
e. asas kenusantaraan, bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan
senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan Materi muatan
Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem
hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
f. asas bhinneka tunggal ika, bahwa Materi Muatan Peraturan Perundangundangan
harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi
khusus daerah serta budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara;
g. asas keadilan , bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara;
h. asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, bahwa setiap Materi
Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh memuat hal yang bersifat
membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan,
gender, atau status sosial;
i. asas ketertiban dan kepastian hukum, bahwa setiap Materi Muatan Peraturan
Perundang-undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui
jaminan kepastian;
2. Asas Formal
a. Asas kejelasan tujuan;
b. Asas kelembagaan/organ pembentuk;
c. Asas kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
d. Asas dapat dilaksanakan;
e. Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. Asas kejelasan rumusan
g. Asas keterbukaan.

3. PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN HARUS MENGEDEPANKAN


BEBERAPA LANDASAN SALAHSATUNYA LANDASAN LEX SUPERIOR DEROGATE LEX
INFERIOR DAN LEX POSTERIOR DEROGATE LEX PRIORI. COBA SAUDARA JELASKAN DARI
LANDASAN-LANDASAN TERSEBUT!

1. Asas Lex Superior Derogat Legi Inferiori


Asas ini menyatakan bahwa peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi. Dengan demikian, peraturan yang lebih tinggi akan
mengenyampingkan peraturan yang lebih rendah. Asas ini hanya berlaku terhadap dua
peraturan yang secara hierarki tidak sederajat dan saling bertentangan.
2. Asas Lex Posterior Derogat Legi Priori
Sederhananya, asas ini berarti peraturan yang baru mengesampingkan peraturan lama. Asas
ini bertujuan untuk mencegah ketidakpastian hukum yang mungkin timbul manakala terdapat
dua peraturan yang sederajat berdasarkan hierarki.
Contoh asas lex posterior derogat legi priori adalah UU 11/2012 yang mencabut
keberlakuan UU 3/1997. Sehingga, sejak berlakunya UU 11/2012, semua tindak pidana yang
dilakukan anak akan dijerat dan diproses dengan menggunakan ketentuan UU 11/2012 dan
bukan UU 3/1997.

 4. KETENTUAN PASAL 7 UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG


PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENJELASKAN HIRAKI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. COBA SAUDARA JELASKAN HIRAKI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN
2011!

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai