TEMA :
MENGURANGI RESIKO KEGAGALAN PABRIK AKIBAT DEGRADASI SIFAT
METALURGI PERALATAN PABRIK YANG TIDAK TERDETEKSI
JUDUL :
Membuat Alat Elektroetsa untuk Pengujian Metalografi yang
Optimal, Efektif dan Efisien
ABSTRAK
Peralatan pabrik dalam operasionalnya seringkali berada dalam lingkungan temperature
tinggi serta fluida yang korosif, seperti misalnya pada area Primary Reformer Ammonia serta
HP Heat Exchanger Urea. Oleh karena itu seiring dengan umur operasionalnya material
peralatan tersebut akan mengalami penurunan sifat baik kimia atau mekanikal material.
Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan sifat
material peralatan pabrik tersebut adalah dengan melakukan metalografi test, baik
pengambilan sample atau pun in situ metalografi. Dari metalografi test dapat diketahui
secara metalurgi kondisi material apakah masih layak atau tidak untuk di operasikan
kembali.
Meskipun tidak rutin dilakukan dan tidak semua peralatan pabrik dilakukan pemeriksaan
metalografi test. Namun pada item kritikal pemeriksaan tersebut sangatlah berperan
penting. Salah satu contoh pemeriksaan metalografi pada item kritikal adalah pada pipa
mixed feed reformer Pabrik-2, dimana ketika terjadi kebocoran pada pipa MK-12, dan
dilakukan pemeriksaan pada pipa MK lainnnya. Kemudian ditemukan bahwa pipa MK lain
serta header pipe juga sudah mengalami degradasi properties. Sehingga direkomendasikan
untuk dilakukan penggantian pada TA selanjutnya. Hal ini berperan penting untuk menjaga
keandalan peralatan pabrik, dikarenakan apabila tidak dilakukan metalografi test, maka
properties metalurgi material tidak diketahui dan dapat menyebabkan kegagalan pada
pabrik.
Secara umum pemeriksaan metalografi dapat dilakukan menggunakan 2 metode, yaitu etsa
swab/immerse atau dengan elektroetsa. Namun untuk skala industrial metode elektroetsa
lebih efektif digunakan dikarenakan lebih praktis & portable untuk pemeriksaan in situ
metalografi. Prinsip dasar dari metode elektroetsa adalah dengan mengalirkan arus listrik DC
kepada material yang secara parallel juga diberi cairan etsa selama beberapa detik.
Berawal dari prinsip dasar elektroetsa tersebut, maka Gugus Metalist Dept Inspeksi Teknik-2
berinovasi untuk membuat alat dengan memanfaatkan DC power supply sederhana serta
automatic relay. Dengan menggunakan 2 alat tersebut, terdapat beberapa kelebihan yang
diciptakan, yaitu area uji metalografi dapat menjadi lebih luas, waktu uji lebih cepat serta
jenis cairan etsa yang digunakan tidak terbatas hanya merk tertentu. Selain itu, PKT juga
dapat menghemat biaya dengan tidak perlu membeli alat baru pengganti yang rusak.
Keandalan peralatan pabrik seringkali turun karena mengalami aging seiring dengan
umur operasionalnya. Salah satu tanda material mengalami aging adalah degradasi
kondisi sifat mekanikal dan metalurgi. Laporan Failure Analysis (FA) dan perhitungan
umur sisa teknis alat (Remaining Life Time Assessment / RLA) merupakan salah satu
alat untuk mengetahui tahapan aging dan menentukan strategi inspeksi dan
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
I.2.1 Diagram Pareto waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan pembuatan laporan FA
Waktu
Persen
No Uraian (hari Persen
Kumulatif
kerja)
Pengumpulan data dan
1 3 7.50% 7.50%
gambar teknik
Review sejarah kegagalan
2 3 7.50% 15.00%
alat
Melakukan pengujian visual
3 1 2.50% 17.50%
dan PT
Melakukan pengujian 50.00
4 20 67.50%
metalografi %
Melakukan pengujian
5 komposisi kimia dan 3 7.50% 75.00%
hardness
12.50
6 Studi literatur 5 87.50%
%
12.50
7 Membuat laporan 5 100.00%
%
Total 40 100% -
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
I.3 Kondisi Awal & Prediksi manfaat potensial ditinjau dari aspek QCDSHEM
Proses etsa dilakukan dengan 2 metode yaitu dengan cara immerse (celup) dan dengan
menggunakan alat elektroetsa Struers Movipol 3
Masalah Prediksi Manfaat
Aspek
Immerse Struers Movipol 3 Potensial
Pihak yang
Harapan dari Dampak
No berkepentinga Dampak negatif
pihak terkait positif
n
1 Manager Istek-2 Waktu uji metalografi Agar segera Rekomendasi
yang lama beresiko dibentuk tim inspeksi keluar
menyebabkan untuk program tepat waktu
terlambatnya percepatan dan KPI unit
rekomendasi inspeksi dan pembuatan
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
Waktu
No Uraian (hari
kerja)
1 Melakukan pengujian metalografi 20
2 Membuat laporan 8
3 Pengumpulan data dan gambar teknik 3
4 Melakukan pengujian komposisi kimia dan hardness 3
5 Studi literatur 3
6 Review sejarah kegagalan alat 2
Berdasarkan tabel tahapan proses pembuatan laporan FA, tahapan yang membutuhkan
waktu paling banyak adalah melakukan pengujian metalografi yang mencapai 20 hari.
Untuk itu gugus menetapkan target pengujian metalografi menjadi 10 hari.
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
Waktu (hari)
25
20
15
10
0
Sebelum inovasi Setelah inovasi
Berdasarkan brainstorming dari anggota gugus mengenai permasalahan saat tidak dapat
melakukan uji metalografi pada peralatan kritis pabrik, kemudian dikelompokkan
berdasarkan factor penyebab, lalu dituangkan dalam diagram Ishikawa.
Kesimpulan : dari Diagram Ishikawa diatas didapatkan 7 faktor yang diduga menjadi
penyebab pengerjaan laporan FA/RLA lama yaitu :
1. Inspector belum berpengalaman
2. Pekerjaan metalografi berulang
3. Tidak punya alat etsa dengan kemampuan etsa yang luas
4. Waktu etsa tidak terukur
5. Bahan kimia tidak sesuai
6. Bahan kimia etsa mudah menguap
7. Konsentrasi bahan kimia mudah berubah
8. Lokasi berada paling pinggiran spesimen
Kesimpulan :
Berdasarkan analisa masalah dan analisa resiko ada beberapa faktor yang harus diselesaikan
yaitu :
Berdasarkan alternatif pertimbangan solusi di atas, maka gugus sepakat untuk membuat
aalternatif solusi dengan membuat alat yang dapat melakukan etsa untuk permukaan yang
luas, dapat mengukur waktu etsa dan dapat melakukan etsa pada area pinggiran spesimen
yang diberi nama “Etsafier”.
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
Agar bisa memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi perusahaan, penyelesaian proyek
dilakukan dengan pola piker sebagai berikut :
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
Dapat melakukan uji metalografi pada peralatan kritis pabrik secara cepat, akurat dan tepat
untuk mengurangi resiko kegagalan peralatan kritis pabrik akibat dari tidak terdeteksi nya
degradasi properties material secara metalurgis.
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
V.1.4 Uji coba dan Setup parameter arus ampere & waktu pada alat baru
Setelah berhasil menemukan setup yang sesuai untuk metalografi, pada Januari 2021 terjadi
kegagalan pada tube riser ammonia reformer P-2. Dimana untuk selanjutnya diperlukan
analisa kegagalan pada material tersebut, yaitu dengan uji metalografi. Sample uji diambil
dari area material riser yang mengalami kegagalan. Dari hasil uji metalografi didapatkan
bahwa riser reformer gagal akibat adanya Stress Relaxation Cracking (SRC), dimana
didapatkan dark oxide & light oxide pada area retakan yang merupakan ciri dari kegagalan
SRC. Dengan berhasilnya mendapatkan oxide layer pada strukturmikro material yang gagal,
maka dapat disimpulkan bahwa alat elektroetsa modifikasi telah berhasil digunakan.
Parameter
No Evaluasi Sebelum Setelah Pencapaian
perbaikan perbaikan
Seluruh area luas
Luas area
permukaan
Luas area pemeriksaan pemeriksaan etsa Berhasil
1 spesimen uji
etsa uji metalografi terbatas Ø7 mm (100%)
hingga Ø150 mm
dalam sekali etsa
dapat di etsa
Seluruh area
Tidak bisa
sampel bisa
dilakukan atau
Hasil etsa area pinggir dilakukan etsa Berhasil
2 harus
sampel tanpa harus (100%)
menggunakan
menggunakan
mounting
mounting
Waktu pengujian Membutuhkan Membutuhkan Berhasil
3
metalografi waktu 20 hari waktu 10 hari (100%)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pencapaian yang telah dilakukan mencapai
100% dari target yang telah ditentukan.
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
Berikut adalah tabel pencapaian sasaran pada pekerjaan menurunkan waktu pengujian
metalografi :
VI.4.1 Cost
Total biaya yang dibutuhkan untuk membuat alat elektroetsa baru adalah :
No Item Harga
1 DC power supply 1.986.000,-
2 Relay 87.990,-
3 Oxalic acid 8.000.000,-
Total 10.073.990,-
Dengan tercapainya target tersebut, hal ini juga berdampak pada penghematan dana
investasi jika dilakukan pembelian alat baru dimana :
Biaya pembelian alat baru (Struers Movipol series) *berdasarkan penawaran vendor:
Biaya Alat
Rp700,000,000
Rp622,600,000
Rp600,000,000
Rp500,000,000
Rp400,000,000
Rp300,000,000
Rp200,000,000
Rp100,000,000
Rp 10.073.990,-
Rp-
Sebelum Inovasi Setelah Inovasi
Kesimpulan : Biaya yang diperlukan untuk dapat melakukan pemeriksaan uji metalografi
menggunakan DC Power Supply hanya membutuhkan Rp 10.073.990, jika dibandingkan
dengan pembelian alat uji metalografi baru, didapatkan penghematan sebesar Rp.
612.526.010
Masalah
Aspek Manfaat Setelah Inovasi
Immerse Struers Movipol
- Resiko burning Proses 3 - Waktu etsa spesimen
lebih sering terjadi pemeriksaan dapat ditentukan
- Waktu etsa lebih metalografi dengan menggunakan
Q
lama hanya bisa relay
Quality
dilakukan spot - Area pemeriksaan lebih
area material luas, dari Ø7 mm
menjadi Ø150 mm
Biaya bahan kimia Bahan kimia Bahan kimia lebih
C
karena hanya dapat harus berasal general dan dapat
Cost
dipakai sekali dari OEM dipakai berkali-kali
- Waktu yang dibutuhkan untuk proses - Waktu yang dibutuhkan
etsa selama 20 hari kerja untuk proses etsa
- KPI waktu pembuatan laporan FA berkurang dari 20 hari
D selama 8 minggu menjadi 10 hari
Delivery - Pembuatan laporan FA
dapat diselesaikan lebih
cepat, dari 8 minggu
menjadi 6 minggu
Persiapan
Pelaksanaan
a. Pencapaian target yang dilakukan setelah inovasi sebesar 100% dari target yang
telah ditentukan
b. Pemeriksaan uji metalografi berhasil dengan menggunakan DC power supply dan
automatic relay untuk elektroetsa material pabrik
PUPUK INDONESIA
QUALITY IMPROVEMENT 2022
LAMPIRAN