Anda di halaman 1dari 3

Nama Pengajar : Prof.Dr. Dra. Valina Singka Subekti, M.

Si
Program Studi : Magister Ilmu Politik (S2)
Mata Kuliah : Organisasi dan Birokrasi Pemilu

Nama : GUSTAMAR
NPM : 1906436886
LAPORAN BACAAN
Membangun Pemilu yang lebih baik : Praktek
Manajemen Sumber Daya Manusia
Oleh : Toby S. James

Integritas pemilu sering dirusak oleh kesalahan individu, sistem manajemen yang dirancang
dengan buruk atau penggunaan teknologi yang buruk, analisa awal menunjukan bahwa human
resource management professional HRMP seperti perekrutan hanya berdampak kecil pada
kinerja. Bukti kuat ditemukan hubungan erat antara hasil karyawan seperti stress, kelebihan
beban kerja, dan kepuasan kerja, berkaitannya lemahnya kinerja dengan kecendrungan untuk
berhenti.1

Dalam makalahnya Toby S. James menyampaikan adanya bukti permasalahan manajeman dalam
pelaksanaaan pemilu di banyak negara demokrasi yang mapan dan transisi dan hal itu
dikarenakan tantangan logistik yang sangat besar yang melibatkan pengelolaan orang, teknologi
dan sumber daya yang kompleks. Kualitas manajemen pemilu sangat penting untuk menjaga
kepercayaan warga negara dalam proses pemilu dan mencegah kekerasan pemilu dan hasil
pemilu yang kredibilitas dan dipercaya oleh masyarakat.

Teori AMO dan Peran Praktik Sumber Daya Manusia


AMO digunakan sebagai kerangka teori untuk makalah ini dengan membahas dampak praktik
manajemen sumber daya manusia terhadap manajemen pemilu dengan menilai efektifitas AMO
terhadap kinerja. Dan toby menilai human resource management professional (HRMP) dianggap
penting dalam memediasi efektivitas praktik AMO terhadap kinerja.

1
Makalah dipresentasikan pada Lokakarya Membangun Pemilu yang Lebih Baik, yang diselenggarakan oleh
Jaringan Riset Manajemen Pemilu pada Konferensi ECPR, Oslo, September 2017. Toby S. Universitas East
Anglia tsjames@uea.ac.uk www.tobysjames.com
Teori Abilities-Motivation-Opportunity (AMO) (Appelbaum, Bailey, Berg, & Kalleberg, 2000)
mengusulkan bahwa suatu organisasi dapat secara positif memengaruhi kinerjanya dengan
memastikan bahwa semua karyawan memiliki kemampuan dan motivasi untuk melakukan
pekerjaan mereka.2

Hasil (outcome) Karyawan dalam Organisasi

employee outcomes (EO) sebagai mediator yang penting dalam hubungan karyawan dengan
organisasi dan dianggap sebagai mediator penting antara human resource management
professional (HRMP) dan employee outcomes (EO) dalam hal itu termasuk apakah karyawan
ingin berhenti, kepuasan kerja dan komitmen afektif mereka.

Hipotesia
H1 : Lebih lanjut penggunaan human resource management professional (HRMP) dalam
meningkatkan kemampuan, motivasi dan peluang akan berdampak positif terhadap
kinerja penyelenggara pemilu
H2 : Hasil utama akan berhubungan positif : kelebihan beban kerja, kepuasan kerja,
kecendrungan untuk berhenti.
H3 : Hasil karyawan juga akan berhubungan positif dengan kinerja manajemen pemilu

Praktik Sumber Daya Manusia (SDM) dan Hasil Karyawan


Melakukan survei lintas nasional, semua data dikumpulkan antara Juli 2016 dan September
2017. Sebagai kombinasi, saat ini ada 1.868 tanggapan dari pejabat pemilu dari 70 negara. Survei
ini memberikan bukti awal untuk mendukung H1, bahwa prosedur AMO meningkatkan kinerja
organisasi, karena masing-masing indeks ini berhubungan positif dengan kinerja organisasi.
Lingkungan psikologis dan penilaian staf juga ditemukan signifikan, tetapi kerja tim, gaji terkait
kinerja, dan komunikasi internal tampaknya tidak berpengaruh. Ada bukti kuat yang mendukung
H2 bahwa hasil karyawan saling terkait erat. Kelebihan beban kerja sangat erat kaitannya dengan
stres, kecenderungan untuk berhenti dan menurunnya kepuasan kerja. Ada juga bukti yang
mendukung H3, bahwa hasil karyawan mempengaruhi kinerja. Badan pengelola pemilu dengan
karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi, stres yang lebih rendah, dan
kecenderungan untuk berhenti yang lebih rendah memiliki kinerja yang sedikit lebih baik.
2
http://ojs.uho.ac.id › JUMBO › article › download › pdf di akses pada tanggal 22 Oktober 2020
Kesimpulan
Temuan bahwa kerja tim dapat mengurangi kinerja, memberikan bukti bahwa iklim kerja
individualistis dapat meningkatkan kinerja organisasi. Pada studi awalnya menemukan bukti
yang kuat hasil kritis karyawan sangat terkait beban kerja yang berlebihan, stress, kepuasan kerja
dan kecenderungan untuk berhenti yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan hal itu sangat
penting karena dapat mempengaruhi kinerja manajemen pemilu.

Dalam konteks lembaga penyelenggara pemilu (LPP) di Indonesia yaitu Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dengan wilayah kerja yang luas dengan geogarfi wilayah yang beragam
diperlukan kebijakan yang mengakomodir dari bawah bukan top down karena setiap wilayah
memerlukan kebijakan yang berbeda dan begitu juga dengan kebijakan SDM yang memukul rata
sama semua jumlah maksimal pegawai di tingkat KPU Kabupaten/Kota maksimal 17 pegawai
yang secara aturan keuangan yang akan diberi tunjangan kinerja dan lebih dari itu tidak akan
diberikan tidaklah adil karena di suatu KPU Kabupaten/Kota ada yang jumlah pemilihnya sama
banyak dengan jumlah pemilih suatu provinsi atau wilayah geografisnya yang mempunyai
medan yang berat sehingga akan membuat beban kerja yang berlebihan berdampak pada kinerja
manajemen pemilu.

Maka perlu adanya penilaian dan evaluasi kebutuhan sistem, organisasi, dan individual akan
sangat memudahkan LPP untuk mengidentifikasi isu-isu terkait keberlanjutan. Sumber daya
manusia beserta pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya merupakan aset LPP yang paling
penting.3

Daftar Pustaka

Alan Wall dkk, Desain penyelenggaraan Pemilu : Buku Pedoman International IDEA,
terj.Djohan Radi (Institut Demokrasi dan Asistensi Demokrasi, Perludem), Jakarta
2009, hal. 296

http://ojs.uho.ac.id › JUMBO › article › download › pdf di akses pada tanggal 22 Oktober 2020

3
Alan Wall dkk, Desain penyelenggaraan Pemilu : Buku Pedoman International IDEA, terj.Djohan Radi (Institut
Demokrasi dan Asistensi Demokrasi, Perludem), Jakarta 2009, hal. 296

Anda mungkin juga menyukai