PERBAIKAN KTI Ica PDF
PERBAIKAN KTI Ica PDF
DISUSUN OLEH :
Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Tim Penguji,
Ketua Dewan Penguji Penguji I
Mengesahkan
Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
iii
Program Studi Diploma III Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2022
Anisha Nadia Dwi Saputri1,
ABSTRAK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah gizi yang sering
terjadi di Indonesia terutama disebabkan adanya ketidakseimbangan asupan gizi. Nugget
mempunyai keunggulan yaitu makanan yang menyehatkan. dalammemperbaiki tekstur
dan nilai gizi nugget dilakukan penambahan pengisi (filler) berbagai bahanseperti sumber
protein maupun bahan berserat. Sebagai makanan selingan, nugget dapat
menyumbangkan energi dan protein untuk kebutuhan sehari. Ikan beledang dan wortel
merupakan pangan lokal yang banyak dibudidayakan di Indonesia sehingga bisa di
manfaaatkan sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan nugget. Tujuan penelitian
ini mengetahui daya terima Organoleptik (warna, aroma, tekstur, rasa) dan kadar protein
nugget berbahan baku daging ikan beledang dan sari wortel sebagaicamilan sehat.
Penelitian ini bersifat eksperimen (eksperimen reaseach) menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dayaterima
nugget dengan mengunakan ikan beledang dan sari wortel berdasarkan organoleptik
warna, aroma, rasa, tekstur yang dilakukan terhadap 30 panelis terlatih. Uji yang
digunakan yaitu Kruskall Wallis dan Mann Whitney.
Hasil penelitian ini dari tiga produk yang diuji (F1, F2, F3) menunjukan bahwa
adanya perbedaan terhadap daya terima warna (p=0.002) dan rasa (p=0.002), maka daya
terima aroma (p=0.926), tektur (p=0,.11) menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan.
Kesimpulan daya terima warna, aroma, tekstur dan rasa terhadap nugget yang
paling disukai adalah F3 dengan kadar protein 9.8%. Saran dalam penelitian ini
diharapkan mampu bermanfaat sebagai makanan tambahan untuk mencukupi kebutuhan
protein khususnya penderita KEK dari nugget yang paling di sukai yaitu F3 dengan
komposisi daging ikan beledang 80 g dan sari wortel 20 g.
Kata Kunci : Daya Terima Organoleptik, Kadar Protein, Ikan Beledang, Sari Wortel.
Daftar pustaka : 38 (2013-2022)
iv
Diploma III Nutrition Study Program at the Ministry of Health Bengkulu
Scientific Writing, August 2022
Anisha Nadia Dwi Saputri1,
ABSTRACT
Chronic Energy Deficiency (KEK) is one of the nutritional problems that often
occurs in Indonesia, mainly due to an imbalance in nutritional intake. Nuggets have the
advantage of being a healthy food. In improving the texture and nutritional value, various
fillers are added, such as protein sources and fibrous materials. As a snack, nuggets can
contribute energy and protein for daily needs. Beledang fish and carrots are local foods
that are widely cultivated in Indonesia so that they can be used as additional ingredients
in the process of making nuggets. The purpose of this study was to determine
organoleptic acceptability (color, aroma, texture, taste) and protein content of nuggets
made from fish meat and carrot juice as a healthy snack.
This study is an experiment (experiment reaseach) using a completelyrandomized
design (CRD). This research was conducted to determine the acceptability of nuggets
using beledang fish and carrot juice based on organoleptic color, aroma, taste, texture
which was carried out on 30 interaction panelists. The tests used were Kruskall Wallis
and Mann Whitney.
The results of this study of the three products tested (F1, F2, F3) showed that there
was a difference in the acceptability of color (p = 0.002) and taste (p = 0.002), then the
acceptability of aroma (p = 0.926), texture (p = 0.11) shows that there is no difference.
In conclusion, the most preferred acceptability of color, aroma, texture and taste
of nuggets is F3 with a protein content of 9.8%. The suggestions in this study are expected
to be useful as an additional food to meet protein needs, especially for sufferers of KEK
from the most preferred nuggets, namely F3 with a composition of 80 g of shark meat and
20 g of carrot juice.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayah-nya
serta kemudahan yang diberikan-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Daya Terima Organoleptik dan Kadar Protein
Nugget Ikan Beledang (Trichiuruslepturus) Dengan Penambahan Sari Wortel
Sebagai Cemilan Sehat”.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat Program studi Diploma III pada Jurusan Gizi di Poltekkes Kemenkes
Bengkulu. Penulis menyadari, berhasilnya studi dan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan
semangat dan doa kepada penulis dalam menghadapi setiap tantangan, sehingga
sepatutnya pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Eliana, SKM., MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2. Bapak Anang Wahyudi, S.Gz, MPH. selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
3. Ibu Dr. Meriwati. SKM., MKM selaku Ketua Prodi D-III Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Bengkulu, serta selaku Pembimbing I dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Bapak Okdi Natan, S.Gz, M.Biomed. selaku Pembimbing II dalam
penyusunanKarya Tulis Ilmiah.
5. Ibu Kusdalinah, SST., M. Gizi Selaku Ketua Dewan Penguji dalam
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu Arie Krisnasary, S. GZ., M. Biomed Gizi Selaku Penguji I dalam
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
7. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, memberikan motivasi,
semangat serta kebutuhan selama perkulihan dengan rasa ikhlas dan sabar.
8. Teman-teman satu bimbingan dan mahasiswa semester akhir jurusan Gizi
yang telah membantu dalam penelitian ini, terimakasih untuk kalian yang
telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
vi
Penyusunan karya tulis ilmiah ini mengharapkan adanya kritik dan saran
agar dapat membantu perbaikan selanjutnya, atas perhatian dan masukannya
penyusunan mengucapkan terima kasih.
Bengkulu, 2022
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
ABSTRAK .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................. 6
LAMPIRAN ....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah gizi yang
gizi. KEK adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka
KEK di Indonesia yang terjadi pada WUS yaitu perempuan dengan umur 15-
49 tahun banyak pula dialami oleh remaja karena berbagai faktor. Berdasarkan data
profil Kesehatan Indonesia (2018) proporsi wanita usia subur resiko KEK usia 15-
19 tahun sebanyak 46,6%. Sedangkan pada tahun 2018 berdasarkan data riset
kesehatan dasar prevalansi KEK di provinsi Bengkulu sebesar 11,01% dan pada
zat gizi yang lebih besar dari pada masa anak-anak akan tetapi remaja cenderung
melakukan pola konsumsi yang salah (Kusmita and Mandagi, 2021). Pada ibu
yang memiliki riwayat KEK akan memengaruhi 1000 hari pertama kehidupan
(HPK) anak. Faktor prenatal yang berhubungan dengan stunting yaitu anak yang
1
2
lahir dari ibu yang memiliki riwayat KEK berisiko tujuh kali lebih besar
mengalami stunting. Langkah untuk mengurangi risiko stunting pada anak adalah
al., 2021). Karena itu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah meluasnya
Ikan layur (Trichiuruslepturus) atau dalam bahasa lokal disebut ikan beledang
memiliki kualitas ikan dinilai lebih baik dari wilayah laut lainnya. Ikan beledang
adalah ikan perairan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan
ramping (Zulman, dkk, 2018). Menurut data statistik Dinas Perikanan Bengkulu
2017 produksi ikan layur di Bengkulu sebesar 135 tonpertahun dan untuk olahan
makanan dari ikan beledang sebesar 2.112 kg/tahun (Badan Pusat Statistik, 2017).
Ikan layur merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan
telah menjadi komoditas ekspor. Secara ekonomi ikan layur merupakan ikan
komersil (Jadhav dan Rathdot 2014), dan bisa meningkatkan devisa negara (Utami
et al. 2012). Protein yang terdapat pada ikan beledang tergolong mudah dicerna
senyawa yang lain. Kandungan ikan beledang setiap 100 gamnya yaituenergi
82 kal, Protein 18,0 g, Lemak 1.0 g, Karbohidrat 0.4 g, Kalsium 48 mg, Fosfor 229
mg, Besi 2.2 mg, Retinol 4 mcg, Thiamin 0.04 mg (Tabel Komposisi Pangan
Indonesia, 2018).
3
Wortel merupakan salah satu jenis sayuran umbi yang banyak dikenal oleh
merupakan komponen penting dalam gizi untuk kesehatan manusia (Riki Susanti,
2017). Kandungan gizi wortel dalam tiap 100 g diantaranya yaitu energi 42 kal,
protein 1,2 g, karbohidrat 9,3 g, lemak 0,3 g, kalsium 39 mg, fosfor 37 mg,zat besi
0,8 mg, vitamin A 12.000 SI, vitamin B 0,06 mg, vitamin C 6 mg, air 88,2 g (Elvira,
2019). Oleh karena itu, penambahan wortel dalam penelitian ini dimaksudkan data
memberi pengaruh terhadap produk, terutama dalam hal kualitas warna dan
vitamin A.
Wortel yang akan ditambahkan pada penelitian ini adalah dalam bentuk sari
pada proses menghaluskan wortel. Penambahan air tersebut merupakan air yang
terdapat pada formula. Penambahan sari wortel pada penelitian ini bukan berarti
menambahkan bahan cair yang dapat berpengaruh pada hasil akhir. Karena sari
wortel yang ditambahkan merupakan bahan cair pengganti air yang digunakan
dalam proses pembuatan nugget. Sari wortel didapat dari wortel dengan berat 75
g performula.
serba instan dan cepat. Produk makanan yang bersifat ready to eat atau ready to
adalah Nugget (Wulandari, et al, 2016). Nugget merupakan salah satu bentuk
produk makanan beku siap saji, yaitu produk yang telah mengalami pemanasan
mempunyai nilai gizi, tekstur yang empuk, variasi rasa dan penampilan, dapat
dikonsumsumsi oleh hampir semua tingkatan umur dan dapat dipasarkan baik di
pasar tradisional maupun pasar modern, dalammemperbaiki tekstur dan nilai gizi
nugget dilakukan penambahan pengisi (filler) dari berbagai bahan berserat seperti
tepung kanji atau tapioka, umbi-umbian, jamur, kacang hijau, ubi singkong,rumput
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariani (2020) hasil uji menggunakan
Kruskal Wallis didapatkan bahwa semua indikator ada perbedaan antara ketiga
F2:F3 memiliki nilai P> 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan antara semua
indikator. Kandungan protein nugget ikan kembung dan ikan lele pada formulasi
bagaimana daya terima organoleptik dan kadar protein nugget ikan beledang
sehat berdasarkan mutu uji organoleptik warna, aroma, tekstur, dan rasa
2. Diketahui kadar protein dengan uji proksimat nugget berbahan baku ikan
1.4 ManfaatPenelitian
1. Bagi Peneliti
wortel sebagai cemilan sehat terhadap daya terima mutu organoleptik dan
2. Bagi Masyarakat
tua sehingga dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan konsumsi dari ikan
3. Bagi Akademis
peneliti lain dan dapat digunakan sebagai bahan perbaikan dalam penelitian
lanjutan.
2.1 Nugget
Nugget merupakan salah satu bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu
kemudian dibekukan. Produk beku siap saji ini hanya memelukan waktu
Nugget relatif mempunyai masa simpan yang lama apabila didinginkan atau
menyehatkan, mempunyai nilai gizi, tekstur yang empuk, variasi rasa dan
penampilan, dapat dikonsumsumsi oleh hampir semua tingkatan umur dan dapat
tekstur dan nilai gizi nugget dilakukan penambahan pengisi (filler) dari berbagai
bahan berserat seperti tepung kanji atau tapioka, umbi-umbian, jamur, kacang
hijau, ubi singkong, rumput laut dan sagu (Kusumaningum et al., 2013).
Nugget ikan adalah produk makanan yang berasal dari ikan yang digiling
(Rosselinda dkk, 2018). Nugget ikan merupakan salah satu alternatif nugget yang
mengandung gizi yang baik. Nugget ikan ini memiliki kandungan protein, lemak
dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh dan dapat dijadikan lauk pauk makanan.
7
8
Syarat Mutu Nugget Ikan :
Ikan beledang (Trichiurus lepturus) merupakan salah satu jenis ikan laut
dalam yang mudah dikenal dari bentuk tubuhnya yang panjang dan ramping.
Jenis ikan ini sangat disukai oleh masyarakat di negara-negara Asia, karena
dagingnya kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak dan tulangnya mudah
525 km garis panta (Singkam, 2020). Kondisi laut yang luas dan garis
provinsi dengan keragaman ikan laut yang tinggi, dan memiliki jenis
sebagaiberikut :
Filum :Chordata
Superkelas :Gnathostomata
Kelas :Osteichthyes
SubKelas :Actinopterygii
Infrakelas :Teleostei
Divisi :Euteleostei
Superordo :Acanthopterygii
10
Ordo :Perciformes
SubOrdo :Scombroidei
Superfamili :Trichiuroidea
Famili :Trichiuridae Gempylide
Ikan beledang ialah salah satu tipe ikan laut yang ada di perairan
kuat dan tajam. Ikan ini bersifat karnivor. Ukuran panjangnya bisa
sampai lebih 100 cm. Kandungan dari ikan layur adalah sebagai
berikut:
2.3 Wortel
Tanaman wortel memiliki umur yang pendek yaitu sekitar (70 – 120)
kuning atau jingga. Wortel memiliki batang pendek yang hampir tidak
Sumber :http://luchyprimeurs.com/racines/75-carotte-botte.html
suhu terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi
Sari wortel yaitu isi utama dari wortel. Wortel yang digunakan
2.4 Protein
semua jaringan sel hidup, baikpada tanaman maupun hewan. Setelah air,
Seperlima bagian tubuh terdiri atas protein. Setengah dari jumlah tersebut
terdapat pada otot, seperlima bagian terdapat pada tulang dan tulang
rawan, seper sepuluh terdapat pada kulit dan sisanya terdapat pada organ
yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu untuk membangun
serta memelihara sel-sel serta jaringan tubuh. Selain itu, protein digunakan
mencukupi, maka proses pertumbuhan akan berjalan lancar dan juga akan
kerja dari hormon IGF-1 Hormon IGF-1 atau dikenal juga sebagai
kemudian meningkat secara bertahap pada saat bayi dan anak serta
mencapai puncaknya pada masa remaja. Setelah itu, kadar IGF-1 akan
berasal dari protein hewani yang penting untuk pertumbuhan tinggi badan.
Adapun angka kecukupan protein pada balita dapat dilihat pada Tabel 2.4.
akan tetapi juga sebagai alat penentu hasil atau data yang diperoleh.
dan pengendalian yang tepat pada setiap tahap, mulai dari persiapan
2017) meliputi :
pangan yang dapat dirasa dengan rabaan ujung jari, lidah, mulut
atau gigi.
secara sujektif.
1. Laboratorium panel
sebagai berikut yaitu ada ruang tunggu, ruang pengamat, ruang panel,
2. Panelis
bertindak sebagai instrumen atau alat. Alat ini terdiri dari orang atau
kelompok yang disebut panel yang bertugas menilai sifat atau mutu
organoleptik :
17
a. Panel Perorangan
tinggi, bias dapat dihindari, penilaian efisien dan tidak cepat fatik.
Maryam, 2017).
2017).
2017).
boleh digunakan dalam untuk itu panel tidak terlatih biasanya dari
f. Panel Konsumen
Susanti, 2017).
a. Penyiapan Panelis
b. Penyiapan Peralatan
c. Penjelasan Insruksi
(RAL) yang bertujuan untuk menilai suatu perlakuan atau tindakan dalam
penelitian ini diperlakukan untuk mengetahui daya terima uji organoleptik dan
3.2.1 Alat
a. Alat yang digunakan untuk membuat nugget yaitu baskom, kompor gas,
c. Peralatan yang digunakan untuk uji kadar protein yaitu labu khjedhal,
3.2.2 Bahan
wortel, tepung terigu, tepung maizena, tepung panir, telur, bawang merah,
all, 2022) yaitu standar resep pembuatan nugget yang berjudul “pembuatan
Tabel. 3.2 Standar Porsi Kandungan Nilai Gizi 1 Resep Nugget Dalam 100 g
kadar protein.
22
1. Penelitian tahap 1
Penggoregnan secara
deepfrying
Nugget ikan
beledang siapdihidangkan
2. PenelitianTahap II
mahasiswa Diploma III tingkat III sebanyak 30 orang. Prosedur pelaksanaan uji
a. Sediakan tiga sampel nugget sesuai perlakuan dalam dalam piring warna
b. Panelis diminta mencicipi sampel nugget satu persatu dan mengisi borang
sesuai tanggapan.
terlebih dahulu
Parameter yang diamati dan di ukur adalah uji organoleptik (warna, rasa,
aroma, tekstur). Nilai uji organoleptik didasarkan pada urutan peringkat yakni
1= sangat tidak suka, 2 = agak tidak suka,3 = agak suka ,4 = suka, 5 = suka
sekali.
tidak dalam keadaan sakit, tidakbutawarna, tidak dalam keadaan lapar dan
bersedia.
Cara pengerjaan kadar protein dengan cara :ditimbang kurang lebih 0,5
dalam lemari asam sampai jernih, setelah dingin, dituang kedalam labu
erlenmeyer 100 ml. Pipet 5 ml larutan NaOH 30% dari air suling
Keterangan :
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji One Way
sebagai tingkat minimal signifikansinya. Syarat uji One Way Anova adalah
skala numerik, distribusi data normal dan homogen. Jika uji One Way
dengan LSD Pos Hoc Test. Jika syarat uji One Way Anova tidak dapat
27
4.1 Hasil
g dan sari wortel 50 ml, F3 daging ikan beledang 50 g dan sari wortel
28
29
produk nugget yang paling di sukai dari daging ikan beledan dan sari
tahun 2022.
beledang 80 g dan sari wortel 20 g. Dapat dilihat pada tabel dan gambar
F1 F2 F3
tabel 4.3
4.2 Pembahasan
rasa enak, dan tekstur baik namun jika warna tidak menarik maka akan
rata-rata skala yaitu 3.8. Hal ini dikarenakan ikan beledang memiliki
nugget. Hal ini disebabkan juga karena adanya penambahan sari wortel
et all, 2013).
nilai P<0.05 yaitu 0.002 hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Syadiah, et
34
dari warna dasar pada nugget sehingga warna nugget yang dihasilkan
2. Aroma
penambahan sari wortel pada tiga perlakuan terhadap mutu aroma nugget
seseorang dapat menilai lezat tidaknya suatu bahan makanan dari aroma
2013).
nilai P>0,05 yaitu 0.926 hal ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh
tambahan seperti bumbu dapur dapat menutupi sari wortel yang akan
mengeluarkan bau atau aroma langu pada saat proses pembuatan nugget
dan lebih kuat aroma dari ikan beledang itu sendiri. Hal ini seseuai
3. Tekstur
wortel.
36
yaitu keras, lunak, halus, kasar, utuh, padat, cair, kering, lembab, liat,
nilai P>0,05 yaitu 0.411 hal ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh
Gamransi, 2020).
4. Rasa
penambahan sari wortel terhadap mutu rasa nugget dengan tiga perlakuan
dengan rata-rata skala yaitu 4.1, sedangkan yang terendah adalah F1 (3.2)
panelis.
Rasa merupakan cara menilai suatu makanan, rasa berbeda dengan bau
dapat dibagi menjadi empat cecapan utama yaitu manis, asam, asin dan
pahit. Cita rasa merupakan salah satu sifat sensori yang penting dalam
penerimaan suatu produk pangan. Nilai yang paling bagus karena nugget
terasa gurih.
nilai P<0.05 yaitu 0.002 hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang
nyata antara daya terima rasa nugget ikan beledang dengan penambahan
sari wortel terhadap mutu warna. Karena itu dilanjutkan dengan uji Mann
pada F3 menciptakan rasa yang lebih gurih, hal ini juga disebabkan
penambahan bahan lain yaitu sari wortel yang memiliki rasa alami manis
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian nugget ikan beledang dengan penambahan sari wortel yang
1. Daya terima uji organoleptik nugget ikan beledang dengan penambahan sari wortel
2. Daya terima uji organoleptik nugget ikan beledang dengan penambahan sari wortel
terhadap aroma yang paling disukai didapatkan hasil yang sama antara F1 dan F2.
3. Daya terima uji organoleptik nugget ikan beledang dengan penambahan sari wortel
terhadap tektur yangpaling disukai didapatkan hasil yang sama antara F1 dan F3.
4. Daya terima uji organoleptik nugget ikan beledang dengan penambahan sari wortel
5. Uji proksimat, dalam pengujian proksimat terhadap formulasi nugget yang paling
disukai dengan hasil rata-rata 3.9 yaitu formula F3 kadar protein (9.8%).
5.2 Saran
ikan beledang dan sari wortel sebagai bahan nugget yang paling di sukai yaitu
39
40
KEK dari nugget yang paling di sukai yaitu F3 dengan komposisi daging ikan
Bagi institusi di bidang pangan gizi dan kesehatan terkait, diharapkan hasil
penelitian produk nugget ikan beledang dan penambahan sari wortel yang
ikan beledang 80 g dan sari wortel 20 g, ini dapat di jadikan makanan selingan
DAFTAR PUSTAKA
Azizah N. 2011. Seleksi waktu operasi, jenis umpan, nomor mata pancing dan
kedalaman mata pancing pada rawai tegak terhadap hasil tangkapan layur
[Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Trenggalek. Http://Repository.Unitomo.Ac.Id/Id/Eprint/2662
Permandi, S. N., & et al. (2012). Kadar Serat, Sifat Organoleptik , Dan Rendemen
Nugget Ayam. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol. 1 No.4 . 2012, 1(4),
115–120.
Tumion, F. F., Hastuti, N. D., Staf, ), Prodi, P., Hasil, T., Politeknik, P., & Ketapang,
N. (2017). Pembuatan Nugget Ikan Lele (Clarias Sp) Dengan Variasi
Penambahan Tepung Terigu Making Of Lele Fish Nugget (Clarias Sp) With
Additional Variation Of Wheat Flour. Jurnal Agomix, 8(1), 2599–
Utami, I.K., K. Haetami dan Rosidah. (2012). Pengaruh Penggunaan Tepung Daun
Turi Hasil Fermentasi Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Benih Bawal Air
Tawar (Colossoma macropomum Cuvier). J. Perikanan dan Kelautan. ISSN
: 2088 – 3137. 3(4) : 91 – 100.
Zulman Efendi, Evanila Silvia, Reko Rahmad Wijaya. (2018). Analisis Kinerja dan
Kepentingan pada Atribut Keripik Ikan beledang Bengkulu Sebagai Upaya
Pegukuran Kualitas Kepuasan Pda Industri Makanan. Universitas Bengkulu.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran Formulir Penilaian Organoleptik
Nama :
Tanggal :
Penilaian Kode
375 235 156
Warna
Aroma
Rasa
Tekstur
Lampiran Dokumentasi Penelitian
Pembuatan Nugget Ikan Beledang dengan Penambahan Sari Wortel
Variabel Warna
Kruskal Wallis
Descriptive Statistics
N Mean Std. Minimum Maximum
Deviation
Warna 90 4.03 .854 1 5
Perlakuan 90 2.00 .821 1 3
Ranks
Perlakuan N Mean Rank
Warna F1_375 30 58.20
F2_235 30 37.48
F3_156 30 40.82
Total 90
Test Statisticsa,b
Warna
Chi-Square 12.421
df 2
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Perlakuan
Mann-Whitney
Descriptive Statistics
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U 232.000
Wilcoxon W 697.000
Z -3.505
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U 287.000
Wilcoxon W 752.000
Z -2.580
Asymp. Sig. (2- .010
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa
Warna
Mann-Whitney U 427.500
Wilcoxon W 892.500
Z -.355
Asymp. Sig. (2- .722
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan
Descriptive Statistics
Ranks
Aroma
Chi-Square .153
Df 2
Asymp. Sig. .926
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Perlakuan
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa,b
Tekstur
Chi-Square 1.777
Df 2
Asymp. Sig. .411
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Perlakuan
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Rasa 90 3.62 .894 2 5
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa,b
Rasa
Chi-Square 12.802
Df 2
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping
Variable: Perlakuan
Descriptive Statistics
Ranks
Rasa
Mann-Whitney U 340.000
Wilcoxon W 805.000
Z -1.744
Asymp. Sig. (2- .081
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa
Rasa
Mann-Whitney U 231.000
Wilcoxon W 696.000
Z -3.378
Asymp. Sig. (2- .001
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan
Descriptive Statistics
Test Statisticsa
Rasa
Mann-Whitney U 313.000
Wilcoxon W 778.000
Z -2.144
Asymp. Sig. (2- .032
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan
Variabel Aroma
Kruskal Wallis
Descriptive Statistics
Ranks
Chi-Square .153
Df 2
Asymp. Sig. .926
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping
Variable: Perlakuan
Variabel Tekstur
Kruskal Wallis
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa,b
Tekstur
Chi-Square 1.777
df 2
Asymp. Sig. .411
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping
Variable: Perlakuan
Variabel Rasa
Kruskal Wallis
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa,b
Rasa
Chi-Square 12.802
df 2
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping
Variable: Perlakuan
Mann-Whitney
Descriptive Statistics
Ranks
Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
Rasa F1_375 30 26.83 805.00
F2_235 30 34.17 1025.00
Ranks
Test Statisticsa
Rasa
Mann-Whitney U 340.000
Wilcoxon W 805.000
Z -1.744
Asymp. Sig. (2- .081
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa
Rasa
Mann-Whitney U 231.000
Wilcoxon W 696.000
Z -3.378
Asymp. Sig. (2- .001
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan
Descriptive Statistics
Ranks
Test Statisticsa
Rasa
Mann-Whitney U 313.000
Wilcoxon W 778.000
Z -2.144
Asymp. Sig. (2- .032
tailed)
a. Grouping Variable: Perlakuan