ABSTRAK
Sarang burung walet merupakan salah satu komoditas ekspor yang mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi karena dikenal mempunyai manfaat bagi kesehatan. Negara tujuan ekspor sarang burung walet yang
paling banyak adalah China, Hongkong, USA, Australia dan Canada. Nitrit pada sarang burung walet dapat
berasal dari liur walet itu sendiri dan kontaminasi dari lingkungan. Air liur burung walet secara alami
mengandung nitrit, sedangkan nitrit pada sarang walet dari kontaminasi lingkungan berasal dari proses
oksidasi natrium nitrat dari kotoran walet oleh oksigen di udara. Kandungan nitrit yang tinggi bersifat
toksik dan berbahaya karena dapat menyebabkan methemoglobinemia sehingga terjadi gangguan aliran
oksigen dan kesulitan bernapas. Kadar nitrit yang tinggi tersebut dapat menurunkan angka perdagangan
sarang burung walet ke China. Pemerintah China mensyaratkan batas maksimal kandungan nitrit pada
sarang burung walet sebesar 30 ppm, sehingga diperlukan pengujian untuk mengukur kadar nitrit pada
sarang burung walet yang akan di ekspor. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kadar nitrit pada sarang
burung walet yang berasal dari Jawa Tengah.
Sampel yang diuji adalah sarang burung walet yang diambil dari 14 tempat pemrosesan sarang burung
walet yang ada di Jawa Tengah. Sarang burung walet yang telah dihaluskan dan ditambahkan beberapa
perlakuan mekanik, suhu dan kimiawi seperti penambahan air bebas ion, natriumklorida, ultrasonikasi,
inkubasi, larutan sulfanilamida dan naftil etilendiamin dihidroklorida sebelum diukur serapan emisinya
dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm (secara rinci dijelaskan dalam bagian Materi
dan Metode). Berdasarkan hasil pengujian kadar nitrit dengan metode spektrofotometri Uv-Vis terhadap 14
sampel di dapat hasil kandungan nitrit dibawah ambang batas dimana semua di bawah 30 ppm, sehingga
dapat disimpulkan sarang burung walet yang di ekspor memenuhi persyaratan di bawah batas ambang
kandungan nitrit.
PENDAHULUAN
Burung walet jenis ini menempati habitat buatan berupa bangunan rumah
yang kondisi ekologisnya dibuat sesuai dengan habitat asli burung walet sehingga
516 Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020 Prosiding
Pengembangan Penelitian Terapan Metode Pengujian Penyakit Hewan atau Obat
burung walet dapat menyesuaikan diri dan berkembang biak. Burung walet
banyak ditemukan di bangunan rumah yang dekat dengan sumber air dan sumber
pakannya yang ada didapat dari pepohonan yang tinggi yaitu, serangga kecil
(1 – 2 mm). Burung walet menyukai tempat yang tidak terlalu banyak cahaya
kelembaban udaranya tinggi 80 – 95% dengan suhu 26 – 29oC. Burung walet
sangat tidak menyukai kebisingan kota, semakin banyak keributan dan gangguan.
Walet yang tidak dapat beristirahat dengan baik akan mengalami penurunan
perkembangbiakkan dan tidak ada sarang yang dihasilkan (kualitas menurun).
Faktor kurangnya gizi karena sulitnya mendapat serangga dapat membuat kualitas
sarang lama-kelamaan menurun karena kelenjar air liur tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya (hal ini juga sering terjadi di daerah yang bersuhu panas).
Sarang burung walet memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dari sarang
burung pada umumnya. Sarang burung walet terbuat dari sejumlah besar air
liur khusus dari induk walet yang mengeras. Air liur ini diproduksi di dalam
sepasang glandulae sublinguales (kelenjar di bawah lidah) dan hanya dipakai
untuk membuat sarang, tetapi tidak untuk mencerna makanan. Kelenjar air liur
ini sangat aktif saat burung walet membuat sarangnya. Air liur ini berisifat sangat
lengket dan akan tersusun berbentuk helaian-helaian. Air liur ini mengeras oleh
udara di tempat yang tindak terlindung membentuk substansi berwarna putih
bersih menyerupai kaca.
Sarang yang terbuat dari air liur burung walet dipercaya memiliki khasiat
bagi kesehatan (Kew et al. 2014; Ma dan Liu 2012) terutama oleh etnis Tionghoa
(Mardiastuti et al. 1998; Lim dan Cranbrook 2002; Nguyen et al. 2002). Sarang
burung walet Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam menghasilkan
devisa bagi negara dan menjadi andalan ekspor Indonesia. Dengan iklimnya
yang tropis, Indonesia menjadi habitat yang cocok untuk burung walet, sekaligus
membawa Indonesia menjadi negara produsen sarang burung walet terbesar di
dunia. Setiap tahunnya, Indonesia mampu memenuhi sekitar 70 – 80% permintaan
dunia. China merupakan salah satu negara pengimpor sarang burung walet asal
Indonesia. China menyerap lebih dari 60% total perdagangan komoditas sarang
burung walet dunia.
Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020
517
Pengembangan Penelitian Terapan Metode Pengujian Penyakit Hewan atau Obat
obat awet muda, dan memelihara kecantikan. Sebagian orang lagi percaya bahwa
sarang walet berkhasiat menghambat pertumbuhan kanker, menghilangkan
pengaruh alkohol dan meningkatkan konsentrasi (Mardiastuti et al. 1998) serta
dapat menghambat infeksi virus influenza (Guo et al. 2006).
Kajian ini bertujuan memastikan kadungan nitrit pada sarang burung walet
yang di ekspor berada dibawah batas ambang yang dipersyaratkan negara tujuan
guna mendukung akselerasi ekspor sehingga tidak ada penolakan dari negara
tujuan dan untuk selanjutnya diharapkan ada penambahan jumlah dan frekuensi
ekspor (Gerakan Tiga Kali Ekspor/Gratieks).
518 Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020 Prosiding
Pengembangan Penelitian Terapan Metode Pengujian Penyakit Hewan atau Obat
Pada umumnya produk sarang burung walet merupakan produk yang telah
terkemas, maka cara pengambilan sampel terhadap sarang burung walet untuk
tujuan pengujian kadar nitrit dengan metode pengambilan sampel dengan metode
pengambilan contoh menurut FAO/WHO Codex Alimentarius Samply Plans for
Pre Packaged Foods : AQL 6,5 Inspection Level I (Sampling Plan 1).
Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020
519
Pengembangan Penelitian Terapan Metode Pengujian Penyakit Hewan atau Obat
Preparasi Sampel
a. Timbang 0,500 ± 0,001 gram sampel sarang burung walet yang telah
dihaluskan ke dalam labu takar 50 ml, kemudian tambahkan air bebas
ion sampai kurang lebih 40 mL lalu tambahkan dengan 3 ml larutan
natrium klorida jenuh, selanjutnya tambahkan air bebas ion sampai
tanda tera. Selanjutnya masukkan ke dalam alat ultrasonik selama 30
menit pada suhu 400C. Dinginkan sampai mencapai suhu kamar dan
disaring dengan kertas saring whatman no. 42. Pipet 10 mL larutan
filtrat ke dalam labu takar 10 mL.
b. Pengukuran dengan Spektorotometer UV-Vis Kedalam masing-masing
labu takar 10 mL yang telah berisi larutan standar dan sampel, tambahkan
0,5ml larutan sulfanilamida tunggu sampai 5 menit. Selanjutnya
tambahkan 0,5 mL larutan NED. Setelah 15 menit, ukur serapan dengan
spektrofotometer sinar tampak pada Panjang gelombang maksimum
(541 nm), maka diperoleh absorbansi dari masing-masing larutan.
HASIL
520 Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020 Prosiding
HASIL
Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020
521
Pengembangan Penelitian Terapan Metode Pengujian Penyakit Hewan atau Obat
PEMBAHASAN
Pengujian kadar nitrit pada sarang burung walet dapat dilakukan dengan
metode spektrofotometri baik secara visibel (kolorimetri), Cadmium (Cd), Zinc
(Zn), Phospomolibdenum (MoO2P) maupun enzimatik (enzim nitrat reduktase);
serta dengan metode kromatografi yang meliputi High Performance Liquid
Chromatography (HPLC)-UV, Ion exchabge and Capillary Electrophoresis
(Andayani, dkk, 2012). Penentuan kadar nitrit pada sarang burung walet pada
pengujian ini menggunakan spektrofotometri UV-VIS. Penggunaan metode
tersebut didasarkan pada kebutuhan untuk mendeteksi secara cepat dan akurat
kadar nitrit pada sarang burung walet serta kebutuhan untuk mendeteksi
apakah sarang burung walet telah memenuhi standar minimal yang ditetapkan
oleh WHO dan negara-negara tujuan ekspor khususnya dalam hal kandungan
nitrit. Ditemukannya nitrit dalam sarang burung walet belum ada literatur yang
menerangkan dengan jelas. Namun melihat nitrit merupakan salah satu senyawa
kimia yang banyak ditemukan di alam maka kemungkinan ada residunya di sarang
burung walet sangat mungkin dari proses alam. Pada tumpukan kotoran walet,
522 Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020 Prosiding
Pengembangan Penelitian Terapan Metode Pengujian Penyakit Hewan atau Obat
Kadar nitrit pada sarang burung walet dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
dan kondisi sarang itu sendiri, yaitu warna, kebersihan, dan umur sarang.
Lingkungan yang mempengaruhi terutama dari lantai ketika terjadi pembusukan
material organik (Hamzah et al, 2013). Hasil pengujian menunjukkan bahwa
pada kode sampel MS-01, MS-02, MS-03, MS-04, MS-06, MS-07, MS-08,
MS-10, MS-12, MS-13, dan MS-14 sesuai dengan parameter acuan menurut
Permentan No. 41/Permentan/OT. 140/3/2013 maupun Keputusan Kepala Badan
Karantina Pertanian No. 832/Kpts/OT.140/L.3/2013, karena hasilnya tidak
melebihi parameter acuannya, yaitu dibawah ambang batas acuannya, hal ini
disebabkan karena sarang burung walet sudah melalui proses pencucian yang
dapat menurunkan kadar nitrit. Pencucian selain berfungsi untuk membersihkan
sarang dari bulu dan kotoran ternyata secara tidak langsungdapat menurunkan
kandungan nitrit sarang burung walet (Chan et al, 2013).
Kandungan nitrit pada sarang burung walet dipengaruhi oleh lamanya sarang
burung walet terpapar oleh air. Semakin lama sarang burung walet terpapar oleh
air maka kandungan nitritnya akan semakin turun. Metode pencucian tiga kali
dengan air dengan lama setiap pencucian selama 30 detik dapat menurunkan
kadar nitrit pada sarang burung walet secara signifikan (Susilo, 2015). Nitrit
memiliki sifat yang mudah larut dengan air (Ramli dan Azmi, 2012) sehingga
nitrit yang ada pada sarang burung walet akan terbawa oleh air saat pencucian.
Proses pencucian satu kali dengan air mengalir sambil disikat membuat nitrit
yang ada di permukaan dan sela-sela struktur sarang burung walet ikut terlarut
air. Proses pencucian dua kali membuat struktur rajutan mulai terbuka sehingga
dimungkinkan nitrit yang ada di dalam struktur rajutan terbawa air saat pencucian.
Proses pencucian tiga kali membuat struktur rajutan tidak hanya terbukanamun
ada yang lepas sehingga nitrit yang tadinya masih berada dalam struktur sarang
dapat terlarut dalam air (Susilo, 2015).
Berdasarkan pada hasil pengujian, setiap bagian sampel sarang burung yang
digunakan pada monitoring memiliki kandungan nitrit yang dibawah ambang
batas, sehingga layak dan aman untuk dikonsumsi ataupun diolah menjadi
bahan tambahan pangan serta berpotensi untuk diolah menjadi makanan ataupun
minuman siap konsumsi.
Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020
523
Pengembangan Penelitian Terapan Metode Pengujian Penyakit Hewan atau Obat
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian kadar nitrit dari 14 sampel sarang burung walet
yang berasal dari pengekspor sarang burung walet yang berada di Jawa Tengah
memiliki kandungan nitrit dibawah ambang batas sehingga memenuhi persyaratan
ekspor sarang burung walet khususnya ke Negara China. Sarang burung walet
dari Indonesia dalam hal ini dari Jawa Tengah layak dan aman untuk dikonsumsi
ataupun diolah menjadi bahan tambahan pangan serta berpotensi untuk diolah
menjadi makanan ataupun minuman siap konsumsi. Berdasarkan hasil pengujian
deteksi kadar nitrit pada sarang burung walet, dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut : perlunya pemeriksaan kadar nitrit untuk setiap komoditi yang
akan di ekspor ke negara tujuan selain China guna meningkatkan nilai jual
sarang burung walet dari Indonesia, perlunya penambahan laboratorium yang
terakreditasi yang bisa melakukan uji deteksi kadar nitrit pada sarang burung
walet guna mendukung akselerasi ekspor dan gerakan tiga kali ekspor, perlunya
dukungan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Perdagangan untuk
mengembangkan pasar sarang burung walet baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, W. 2012. Deteksi Kadar Nitrat dan Nitrit pada Komoditas Sarang
Burung Walet yang diekspor melalui Bandara Internasional Juanda.
Laboratorium Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya
[Barantan] Badan Karantina Pertanian. 2013. Keputusan Kepala Badan
Karantina Pertanian Nomor 832/Kpts/OT.140/L/3/2013 tentang Pedoman
persyaratan dan tindakan karantina hewan terhadap pengeluaran sarang
walet dari wilayah Negara Republik Indonesia ke Republik Rakyat China.
Jakarta (ID): Badan Karantina Pertanian
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2012. Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.52.08.12.5545 tahun 2012
tentang Batas Maksimum Nitrit dalam Sarang Burung Walet. Jakarta (ID):
BPOM.
Guo CT, Takahashi T, Bukawa W, Takahashi N, Yagi H, Kato K, Hidari K.I.P.Jwa,
Miyamoto D, Suzuki T, Suzuki Y. 2006. Edible bird’s nest extract inhibits
influenza virus infection. Antiviral Res. 70:140-146.
Huda MZN, Zuki ABZ, Azhar K, Goh YM, Suhaimi H, Hazmi AJW, Zairi MS.
2008. Proximate, elemental and fatty acid analysis of pre-processed edible
bird’s nest (Aerodramus fuciphagus): A comparison beetween regions and
type of nest. J Food Technol. 6:39-44
Helmi. 2012. Bagaimana residu nitrit pada sarang walet. Tersedia pada http://
bkpbanjarmasin.me/index.php/31- berita-terkini-non-menu/43-residu-
nitrit-sarang-walet
Hamzah Z, Ibrahim NH, Sarojini, Hussin K, Hashim O, Lee BB. 2013. Nutritional
properties of edible bird nest. J As Scien Res. 3(6): 600-607
524 Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020 Prosiding
Pengembangan Penelitian Terapan Metode Pengujian Penyakit Hewan atau Obat
Jong CH, Tay KM, Lim CP. 2013. Application of the fuzzy Failure Mode and
Effect Analysis methodology to edible bird nest processing. Comp Elect
Agr. 96: 90-108
Kew PE, Wong SF, Lim PKC, Mak JW. 2014. Structural analysis of raw and
commercial farm edible bird nests. Tropical Biomedicine. 31(1):63-76
Lim CK, Cranbrook E. 2002. Swiftlets of Borneo: Builders of Edible Nest. Kota
Kinibalu (MY): Nat His Publication (Borneo)
Mardiastuti A, Mulyani YA, Sugarjito J, Ginoga LN, Maryanto I, Nugraha A. 1998.
Teknik Pengusahaan Walet Rumah, Pemanenan Sarang dan Penanganan
Pasca Panen. Kertas Kerja Riset Unggulan Terpadu IV Bidang Teknologi
Perlindungan Lingkungan. Jakarta (ID): Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi Dewan Riset Nasional
Marcone MF. 2005. Characterization of the edible bird’s nest the “Caviar of the
east”. Food Res Int. 38: 1125-1134
Ma F, Liu D. 2012. Sketch of the edible bird’s nest and its important bioactivities.
Food Res Int. 48:559-567
Nguyen QP, Vo QY, Voisin JF. 2002. The White-Nest Swiftlet and The Black-Nest
Swiftlet: A Monograph. Paris (FR): Societe Nouvelle Des Edition Boubee
Nur HH, Suryani D. 2012. Analisis kandungan nitrit dalam sosis pada distributor
sosis di kota Yogyakarta tahun 2011. Kes Mas. 6(1):1-12
Novelina S, Satyaningtijas AS, Agungpriyono S, Setijanto H, Sigit K. 2010.
Morfologi dan histokimia kelenjar mandibularis walet linchi (Collocalia
linchi) selama satu musim berbiak dan bersarang. J Ked Hewan. 4(1):1-6
Ramli, N. Dan S.M.N. Azmi. 2012. Food safety governance: Standard operating
procedure on controlling of nitrite level, handling and processing of edible
birs’s nest. Aust. J. Basic Appl. Sci. 6 (11). 301-305
Roh, K. B., Lee, J., Kim, Y. S., Park, J., Kim, J. H., Lee, J., & Park, D. 2012.
Mechanisms of Edible Bird’s Nest Extract-Induced Proliferation of
Human Adipose-Derived Stem Cells. Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine. 2012: 1-11.
Suryanto. 2012. Ekspor sarang walet dihentikan China karena kandungan
nitrit Tersedia pada: http://www.antaranews.com/berita/ 325480/ekspor-
sarang-walet-dihentikan-china-karena-kandungan-nitrit Yuningsih. 2007.
Keracunan nitrat-nitrit pada ternak ruminansia dan upaya pencegahannya.
J Litbang Pert. 26(4):153-159
Susilo, H., Latif, H., dan Ridwan, Y. 2015. Penerapan Metode Pencucian dengan
Air Mengalir untuk menurunkan Kadar Nitrit pada Sarang Burung Walet.
Jakarta
Zhang J. 2012. Edible bird’s nest banned to bring in China. [diunduh 28 Mei
2014]. Tersedia pada: http://english.cntv.cn/20120227/116881.shtml
Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan Rapat Teknis dan Pertemuan Ilmiah (RATEKPIL)
dan Surveilans Kesehatan Hewan Tahun 2020
525