Anda di halaman 1dari 56

Sp.

---pretest---
1. Definisi Urologi
- Ilmu yang mempelajari tentang saluran kemih dan genital pada pria serta saluran kemih

pada wanita

2. Beda Urologi dan Nefrologi


- Urologi : ilmu yang mempelajari saluran kemih
- Nefrologi : Ilmu yang mempelajari struktur, fungsi dan penyakit ginjal (cabang ilmu

interna)

3. Penyabab anuria
1. Pre-Renal
- Peningkatan hormone ADH massif

- Infeksi
- Dehidrasi (shock)
- CHF
2. Renal
- GGK

- Nefritis
3. Post-Renal
- Hidronefrosis
- Batu ureter
- Batu staghorn

- Neoplasma

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


4. Apa beda anuria dan retensi urine?
- Anuria : Produksi urin (-)
- Retensi : Produksi urin (+), ekskresi (-)

5. Bagaimana menghitung kapasitas buli-buli pada anak?


- Formula Koff : {umur dalam tahun + 2 } x 30ml

6. Produksi normal urin


- Dewasa : 0,5 – 1 cc/kgBB/jam
- Anak : 1 cc/kgBB/jam
- Bayi : 1-2 cc/kgBB/jam

7. Kasus kegawatdaruratan Urologi


1. Priapsismus
2. Torsio testis
3. Paraphimosis

4. Retensio urin akut


5. Fraktur penis
6. Ruptur uretra

8. TURP syndrome?

- Keadaan terganggunya sistem neurologi, kardiovaskuler dan elektrolit yang disebabkan


penyerapan cairan berlebih selama prosedur TURP (Transurethral resection of prostate)

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


9. Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan LUTS (Lower Urinary Track Symptoms)
1. BPH
2. UTI
3. BSK

4. Striktur uretra
5. Ca Prostat

10. Penanganan BPH


- Farmokologis : alpha-agonis

- Non farmakologis : TURP-P, TUI-P dan orchidectomy

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Anatomi Fisiologi
- Sistem urinaria : Memproduksi, menyimpan dan mengalirkan urine,
terdiri dari : ginjal, ureter, buli-buli dan uretra
- Sistem genitalia pria : Testis, epididymis, vas deverens, vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan penis
- Retroperitoneal, kecuali : testis, epididymis, vas deferens, penis
dan uretra
- Refleks miksi à dilatasi pusat miksi pada medulla spinalis S2-4 à Kontraksi otot
detrusor à leher buli terbuka à relaksasi sfingter ureter à miksi deh
-- Rasa ingin miksi pertama kali à ½ Kapasitasa vesika urinaria
Ginjal
- Terletak di retroperitonal atas
- Mimiliki cekungan (hilus renalis,
yang didalamnya terdapat
pembuluh draha, sistem limfatik
dan sistem saraf
- Ukuran rerata ginjal dewasa 11,5
cm x 6 cm x 3,5
- Berat 120 – 170 gram atau kurleb
0,4% BB
- Lapisan ginjal (Luar ke dalam)
1)Jaringan lemak retroperitoneal
à peritoneum posterior
2)Rongga pararenal
3)Fasia Gerota
- Membungkus ren dan kelenjar suprareal
- Sebagai barrier yang menghambat meluasnya perdarahn
dari parenkim ginjal
- Mencegah ekstravasasi urine pada saat terjadi trauma
ginjal
- Menghambat penyebaran infeksi
- Menghambat metastasis tumor ginjal

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


4) Rongga perirenal
5) Kapsula fibrosa

- Batas
- Posterior : Otot punggung + costae XI dan XII
- Anteriro : Organ intraperitoneal
- Dekstra : Hepar, kolon dan duodenum
- Sinitra : Lien, gaster, pancreas, jejenum dan colon

Struktur Ginjal
- Korteks à nefron (glomerulus, TC proksimal, loop of henle,
TC distalis dan ductus kolegentes)
- Medula à ductuli atau saluran kecil yang mengalirkan hasil
ultrafiltrasi berupa urine à sistem pelvikalises (kaliks
minor, infundibulum, kaliks mayor, pielum/pelvis renalis).
Terdiri atas epitel transisional à otot polos yang mampu
berkontraksi

Vaskularisasi Ginjal
- Aorta abdominalis à arteri renalis
dekstra dan sinistra à a. renalis
anterior dan posterior.
- Pole atas, bawah dan seluruh
anterior gintal : a. renalis
anterior à a. segmentalis à a.
arteri interlobar à a. arcuate à a.
interlobaris à end arteries
- Segmen medius dan
posterior : a. renalis posterior à
end arteries
- Vena cava inferior ß vena renalis sinstra ß vena gonad (laki
vena spermatika; wanita vena ovarika)
- Vena cava inferior ß vena renalis dekstra
Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit
Innervasi Ginjal
- Pleksus renalis
- Simpatik : Vasokonstriksi yang akan menghambat
aliran
darah ke ginjal
- Impuls sensorik : Spinalis segmen T10-T11

Fungsi Ginjal
- Menyaring sisa metabolise dan toksin darah serta
mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit tubuh
yang akan dibuang oleh urine, dengan cara :
1) Mengontrol sekresi hormone aldesteron dan ADH untuk
mengatur cairan tubuh
2) Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D
3) Menghasilkan beberapa hormone
a. Eritropoetin : Pembentukan eritrosit
b. Renin : Mengatur tekanan darah
c. Prostaglandin : Mekanisme tubuh
Ureter
- Saluran untuk mengalirkan urine dari pelvis ginjal ke vesika
urinaria
- Dinding ureter
1. Mukosa dilapisi sel transisional
2. Otot polos sirkuler
3. Otot polos longitudinal
-- Kontraksi dan relaksasi otot polos = gerakan peristaltik
untuk mengalirkan urine
- Tempat penyemipitan
1. Perbatasan pelvi-ureter junction
2. Saat ureter menyilang a.iliaka di rongga pelvis
3. Saat ureter masuk ke vesika urinaria
- Secara radiologis
1. 1/3 proksimal : Pelvis renalis – batas atas os. Sacrum
2. 1/3 medial : Batas atas os. Sacrum – batas bawah os. Sacrum
3. 1/3 distal : Batas bawah os. Sacrum – masuk ke vesica urinaria
Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit
Vesika Urinaria
- 3 lapir Muskulus Detrusor
1. Lapisan longitudinal
2. Lapisan Sirkuler
3. Lapisan Longitudinal
- 3 Permukaan
1. Permukaan superior : lokus minoris dinding vesika urinaria
2. Dua permukaan inferiolateral
3. Permukaan posterior
- Kapasitas dewasa 300 – 400 ml
- Kapasitas anak dengan Rumus Koff
{Umur dalam tahun + 2) x 30 ml

Vaskularisasi VU
- Arteri iliaka interna à a. vesikalis superior
- Vena iliaka interna ß

Uretra
- Uretra Posterior
1. Pars Prostatika
2. Pars Membranosa
- Batas : Diafragmatika
urogenitalis
- Uretra Anterior
1. Pars Bulbosa
2. Pars Pendiluris
3. Pars Navikularis
4. Meatur uretra eksternum
- Sfringter
1. Sfringter uretra interna : VU – Uretra (simpatis)
2.Sfringter uretra eksterna: Perbatasan uretra posterior –
anterior (otonom)

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Prostat
- Inferior vesika urinaria, anterior rectum dan membungkus
uretra psoteior pas prostatika
- Ukuran 4 x 3 x 2,5 cm ; BB kurleb 20 gr
- Jaringan fibromuscular dan glandural
- Histopatogik
1. Kelenjar
2. Stroma : otot polos, fibroblast, pembuluh darah dan jar. lain
- Zona :
1. Zona perifer
2. Zona Sentral
3. Zona transisional
4. Zona preprostatika sfringter
5. Zona anterior
- Histopatologi
1. Kelenjar
2. Stroma
a. Otot polos
b. Fibroblast
c. Pembuluh darah
d. Saraf
e. Jaringan penyangga lainnya

Innervasi
- Otonom, simpatis dan parasimpatis dari pleksus prostatikus
atau pleksus pelvikus

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


BPH
a. Pendahuluan
- BPH >> pada zona transisional
-- karena pada zona transisi ini dimana sel stroma dan sel
epitel berinteraksi dan pertumbuhan sel ini dipengaruhi
oleh hormon seks dan respon sitokin. Pada penderita BPH
hormon dihidrotestosteron (DHT) sangat tinggi dalam
jaringan prostat sehingga sitokin dapat memicu respon
inflamasi dengan menginduksi epitel
- Ca Prostat >> pada zona perifer
- Kelenjar prostat à inferior vesika urinaria & melingkari
uretra posterior pars prostatika

b. Etiologi
1. Teori dihidrotestosteron
Didalam kelenjar prostat, testosterone à bantuan
enzim 5alpha-reduktase à zat aktif,
dihidrotestosteron (DHT) à memicu m-RNA dalam sel
kelenjar prostat sintesis growth factor à
meningkatkan pertumbuhan dan proliferasi sel
kelenjar prostat
2. Ketidak seimbangan antara estrogen-testosteron
Usia tua à testosterone menurun, estrogen relative
tetap à perbandingannya meningkat à estrogen à
sensitifitas rangsangan androgen meningkat à
reseptor androgen meningkat & jumlah kematian sel
menurun à meningkatkan proliferasi sel kelenjar
prostat

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit




3. Interaksi sel stroma dan sel epitel prostat
Stimulasi dari DHT dan estradiol à sel stroma
mensintesis growth factor à meningkatkan
proliferasi sel-sel epitel dan sel stroma.
Pada BPH terjadi rasio peningkatan komponen stroma
terhadap epitel. Kalau pada prostat normal rasio
stroma dibanding dengan epitel adalah 2'.I, pada BPH,
rasionya meningkat menjadi 4:1, hal ini menyebabkan
pada BPH terjadi peningkatan tonus otot polos
prostat dibandingkan dengan prostat normal. Dalam
hal ini massa prostat yang menyebabkan obstruksi
komponen statik sedangkan tonus otot polos yang
merupakan komponen dinamik sebagai penyebab
obstruksi prostat.

4. Berkurangnya kematian sel (apoptosis)


Hormon androgen à Berkurangnnya jumlah sel-sel
prostat yang mengalami prostat à pertambahan
massa prostat

5. Teori stem sel
Aktivitas sel stem meningkat à produksi yang
berlebihan sel stroma maupun sel epitel

c. Patofisiologi
Pembesaran prostat à penyempitan lumen uretra
prostatika dan menghambat aliran urine à peningkatan
tekanan intravesikel à vesika urinaria harus berkontraksi
lebih kuat untuk melawan tahanan à perubahan anatomic
vesika urinaria à LUTS



Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit
c. Gejala (HWIRT – FUND)
Obstruksi – Voiding
- Straining - Hesitensi à Saat miksi harus mengejan
- Weak stream à Pancaran lemah ; Normal >20ml/detik
- Internitensi à Pancaran miksi berhenti berulang-ulang
- Encomplete emptying - Residu urine à Miksi tidak puas ; Merasakan ada
sisa urine setelah BAK pasien tidak puas
- Teriminal à Menetes setelah miksi

Iritasi - Storage
- Frekuensi à Sering miksi ; Miksi tiap kurang dari 2 jam sekali
- Urgency à Nyeri suprapubic dan diikuti rasa ingin miksi
- Nocturia à Sering miksi malam hari ; Pasien tertidur malam hari dan
terbangun ≥1 kali hanya untuk BAK lalu tidur lagi
- Dysuria à Nyeri saat miksi
-- Sekarang, obstruksi, iritasi diubah jadi storage, avoiding dan pasca miksi

*dr. Rizal – FUN (Storage) WISE (Voiding)


*Font warna ijo Ada di IPSS

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Gejala dinilai dengan International Prostatic Symptom Score (IPSS)

Derajat : Ringan : 0-7 ; Sedang : 8-19 ; Berat 20-35


- IPSS menilai HWIR FUN + QoL
*saat kontrol dinilai lagi IPSS
-- biar dilihat perkembangannya, misal awalnya ringan tapi jadi sedang jadi
dikasih medikamentosa
-- Selain IPSS ada, EHS (Erection Hardness Score) dan AB LUTS

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


d. Pemeriksaan Fisik
- Inkontinensia parodoksal ; urine yang menetes tanpa disadari
-- Timbulnyagejala LUIS merupakan manifestasi kompensasi
otot vesika urinaria untuk mengeluarkan urine, Pada suatu
saat, otot vesika urinaria mengalami kepayahan (fatigue)
sehingga jatuh ke dalam fase dekompensasi yang diwujudkan
dalam bentuk retensi urine akut.
- Buli penuh karena ada retensi urine; teraba di suprasimfisis

- RT ;konsistensi kenyal seperti ujung hidung, lobus kanan dan


kiri simetris dan nodul (-)
1.
- Sulcus mediana teraba
2. * Ca prostat
- Sulcus agak mendatar
- Padat keras
- Lobos posteroir teraba
3. - Nodul berdungkul
- Sulcus mendatar (tidak teraba) - Lobus tidak simetris
- Lobos posteroir tidak teraba
4.
- Berdungkul padat keras

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


e. Pemeriksaan Penunjang
- DL, Urinalisis dan Faal ginjal
-- UL untuk melihat infeksi
-- Faal ginjal untuk mencari kemungkinan adanya komplikasi yang
mengenai saluran kemih atas
- Uroflometri – melihat pancaran urine à Normal 20ml/detik
- Prostat Spesifik Antigen (PSA) ; dibawah <70 tahun
-- Normal : < 4 ng/ml
-- BPH : 4-10 ng/ml
-- Ca prostat : > 10 ng/ml
- USG urologi melihat stadium ringan/sedang/berat
-- Volume prostat,
-- IPP (Intra Prostusi Prostat) ; Seberapa jauh prostat mendak masuk ke vesika
urinaria, semakin masuk akan semakin meningkatkan risiko retensi urine
- Kultur urine untuk mencari jenis kuman

f. Komplikasi
- Urinary tract

Keluhan akibat penyulit hiperplasia prostat pada saluran


kemih bagian atas berupa gejala obstruksi antara lain nyeri
pinggang, benjolan di pinggang (yang merupakan tanda dari
hidronefrosis), atau demam yang merupakan tanda dari
infeksi atau urosepsis.

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


-- Ginjal 1. Hidronefrosis
2. Renal failure karena ada penenakan dari parenkim karena
ada hidronefrosis

-- Ureter 1. Batu

-- Buli 1. Infeksi
2. Batu
3. Hematuri
4.Hipertrofi à trabekulasi à strangulasi à Divertikel

- Non-urinary tract 1. Hernia inguinalis


2. Hemoroid
Timbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan pada
saat miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan
intra-abdominal.

- Sistemik 1. Urosepsis

g. Diagnosis pasti
- Biopsi

h. Terapi
- Tujuan
1. Memperbaiki keluhan miksi
2. Meningkatkan kualitas hidup
3. Mengurangi obstruksi infravesika
4. Mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal
5. Mengurangi volume residu urine paska miksi
6. Mencegah progresifitas penyakit

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


- IPSS ringan (0-7)
1. Watchfull waiting
2. Tidak diterapi hanya diberi penjelasan dan kontrol 6bulan lagi
3. KIE yang bisa memperparah keluhan
a. Jangan mengkonsumsi kopi atau alcohol setelah makan
malam
b. Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang
mengiritasi vesika urina – kopi dan coklat
c. Batasi penggunaan obat-obat influenza yang
mengandung fenilpropanolamin
d. Kurangi makanan pedas dan asin
e. Jangan menahan kencing terlalu lama

- IPSS sedang (8-19)


1. Medikamentosa
-- alpha-adrenergik blocker
-- 5 alpha reductase blocker
2. Kontrol 12 minggu

dr. Rizal
1. Alpha-adrenergic blocker : Memperbaiki keluhan miksi dan laju
pancaran urine
- Prazosin 2 x Sehari
- Terazosin 1 x Sehari
- Afluzosin 1 x Sehari
- Doksazosin
- Tamsulosin 1 x 0,4 mg
2. 5 alpha-reductase blocker : Menghambat pembentukan DHT dari
Testosterone
- Anfoldard

3. Anti muskranik (M3)


4. (PDE) PhoDiEsterase- 5 inhibitor

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


- IPSS berat (20-35)
1. TUR-P (Trans Uretral Reseksi Prostat)
2. TUI-P (Trans Uretral Insisi Prostat)
3. Open Prostatectomy
- Kontrol 6 minggu
- Indikasi operatif
-- Pasien yang tidak membaik dengan obat
-- Retensi urin
-- ISK berulang Indikasi operatif -- dr. Rizal
-- Hematuri 1. Gagal medikamentosa
2. Hematuri (BPH dengan
-- gagal ginjal
komplikasi
3. Patient preference

- Penulisan Diagnosis
BPH LUTS apa (dari IPSS, ringan/sedang/berat)

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


i. TUR-P
- Menggunakan cairan irigasi agar daerah yang direkseksi
tetap terang dan tidak tertutup oleh darah
- Cairan yang digunakan non-ionic (tidak menghantarkan
listrik) yaitu H2O steril (aquades)
- Sebelum TURP : lihat kadaar natrium!
j. Komplikasi TUR-P
Selama Operasi Pasca Bedah Dini Pasca Bedah lanjut
Perdarahan Perdarahan Inkontinesia
TURP Synrdome Infeksi local Disfungsi ereksi
karena cairan yang
dimasukan masuk ke
vena (sistemik)
Perforasi buli dan Infeksi sistemik Ejakulasi
kapsul prostat retrograde
karena prostat dikerok
termasuk yang di
bladder neck à
menghilangkan
penahannya jadi sperma
yang keluar masuk ke
vesika urinaria karena
tidak ada penahannya
Striktur uretra
karena tindakan pada
uretra
*dini 3-7 hari,

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


- Cairan H2O
-- Hipotonik à cairan masuk ke sirkulasi sistemik melalui
pembuluh darah vena yang terbuka saat reseksi
-- Kelebihan H2O à TURP syndrome yaitu keadaan
hiponatremi relative atau gejala intoksikasi air
-- Hiponatremi relatie dan bradikardia relative
-- TURP syndrome ditandai dengan
1. Pasien gelisah
2. Somnolen
3. TD meningkat
4. Bradikardia
-- Pencegahan TURP Syndrome
1. Tidak melakukan reseksi >1jam
2. Mengatur ketinggian cairan irigan tidak lebih dari 1 meter agar tekanan
3. Mengurangi hiponatrerim dengan menggunakan cairan isotonis misalnya
glisin, NaCl
4. Penggunaan alat yang two flow
5. Memasang sistostomi suprapubic agar mengurangi
penyerapan air ke sirkulasi – Buku lama, banyak ditinggalkan

- Kateter post TURP à kateter 3 way

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Urolithiasis
a. Pendahuluan
- Sering terjadi pada tempat yang mengalami stasis urine
1. Sistem kalises ginjal
2. Vesika urinaria

b. Patofisiologi
- ada 3
1. Batu Infeksi
2. Ketidakseimbangan predictor factor dan inhibitor factor dari pembentukan batu
3. Stagnasi urine à kristalisasi à agregasi

c. Macam Batu
1. Batu Infeksi
2. Migrasi batu
3. Stagnasi Batu

d. Etiologi
Pre-Renal Renal Post Renal
- Endogen - Asidosis tubular - Uropati obstruktif
Hiperurisemia, hipertiroid - Hiperkalsiuri idiopatik - Infeksi
- Eksogen
Dehidrasi

b. Faktor Risiko
- Intrinsik
1. Herediter
2. Usia (30-50 tahun) 3:1

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


- Ekstrinsik
1. Pekerjaan banyak duduk (sedentary life)
2. Kurang minum
3. Diet
-- tinggi purin : Kacang-kacangan
-- tinggi oksalat : Kopi instan, the, soft drink, kokoa, arbei,
jeruk sitrun, sayuran berwarna hijau
seperti bayam
-- tinggi kalsium

c. Jenis Batu
- Batu Calsium 70%
a) Ca oksalat
b) Ca phospat
c) Ca mixed
--Hiperkalsiuri : Kadar kalsium urine >250-30 mg/24 jam
--Hiperoksaluri : Eksresi oksalat urine >45 gram/hari
--Hiperurikosuria : kadar asam urat >850 mg/hari
--Hipositrauria
--Hipomagnesuria

- Batu struvite
-- MAP : Magnesium, ammonium, phospat
-- disebut juga batu infeksi
-- Suasana basa

- Batu asam urat


-- Pasien gout, obesitas, alcoholic, ox urikosurik contoh thiazide,
salisilat
-- Batu lucent
-- Suasana asam

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


-- Faktor predisposisi
1. Urine yang terlalu asam
2. Volume urine sedikit (<2 liter/hari)
3. Hiperurikosuria

- Batu lain
a) Sistin : Kelainan absorbsi sistun mukosa usus
b) Xanthin : Defisiensi enzim xantin oxidase
c) Silihat : (Mg2+)

d. Gejala
- Nyeri pinggang (kolik), menjalar
- Mual, muntah
- Hematuri
- Retensi urin
- Disuria
- Demam dan mengigil

d. Pemeriksaan
- Pemeriksaan fisik
1. Nyeri ketok CVA
2. Buli distended (penuh)
3. Ginjal teraba

- Laboratorium
-- UL
1. Leukositoria
2. Hematuria
3. Protenuria

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


-- Fungsi Renal
1. BUN
2. Creatin
-- Kreatinin bisa juga untuk menentukan pmx penunjang
apa yang digunakan
-- Kalo nilainya normal : USG à Ct-scan kontras atau IVU,
Kalo meningkat USG à MRI
*Rumus cochcroff-gout
Laki-laki : ( 140-umur ) x BB
Serum creatinine x 72
Perempuan : Clearance x 0,85

-- Kultur urine
1. Pertumbuhan kuman pemecah urea
- Pria : Sample urine porsi tengah (mid stream urine)
- Wanita : Katerisasi
- Bayi : Aspirasi suprapubic atau alat penampung urine

-- Kadar elektrolit (kalsium, oksalat, fosfat, asam urat)

- Radiologi
-- BOF
-- IVP : Melihat keadaan anatomi dan fungsi ginjal
-- Dapat melihat batu semi-opak atau non opak yang tidak
terlihat BOF
-- Bahan kontras à Nefrotoksik à CID (contras induced nephropathy)
-- USG

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


e. DD
- Pielonefritis akut
- Tumor ginjal
- TB ginjal
- Kolik organ lain

f. Terapi
- Sama seperti BPH sebernya jadi ada, biar keren “Berdasarkan guideline EAU”

1. Watchfull waiting
- Batu-batu kecil

2. Medikamentosa
-- Kateter bila retensi urine
-- Batu <0,6 (karena ukuran uretra 0,6cm)
1. NSAID : Mengurangi nyeri
-- contoh Ketoproren 1x1 supp
2. Diuretikum : Memperlancar aliran urine
- Banyak minum!
3. Alpha blocker : Dilatasi ureter

3. Tindakan
a. Ginjal
- ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
-- Pada batu ginjal, ureter proksimal atau vesika
urinaria
-- Prinsip : memecah batu agar jadi fragmen kecil
à terbawa urine

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


- Endourologi (Endoskopi urologi)
-- Retrograde intrarenal surgery
-- Ureterenoskopi
- PCNL
- Laparoskopi
- Open - Litotomi

b. Ureter
-- Uretoskopi
c. Vesika urinaria
-- Sistoskopi
d. Uretra

- Endonefrologi
-- PNL (Percutaneuos Nephro Lithopaxy)
-- Pada batu saluran ginjal
-- Litotripsy
-- Ureterorenoscopy
-- Ekstraksi Dormia

- Bedah terbuka
-- Open vesikoli
-- Open nefrolitotomi
-- Nefrectomy

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


g. Pencegahan
1. Menghindari dehidrasi – minum 2-3liter/hari
2. Diet menghindari zat komponen batu
- Rendah protein
- Rendah oksalat
- Renda garam
- Rendah purin
3. Aktivitas harian yang cukuo
4. Pemberian medikamentosa

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


1. Nefrolitiasis dan ureterolitiasis
- Kaliks, infundibulum, pelvis ginjal
- Diameter ureter 0,6cm
- Kalo seluruhan = Batu staghorn
- Gejala klinis
1. Nyeri pinggang – Kolik atau bukan kolik
2. Distal ureter – Dysuria atau frekuensi
3. Hematuri – Tanda trauma mukosa, biasanya hematuri mikros
4. Ureterolitiasis - Membedakan letak batunya berdasarkan tempat
penyempitan ureter akan ada à Referred pain
a. Proksimal : Nyeri Umbilikal
b. Medial : Nyeri pada McBurney dan kontra McBurney
c. Distal : Nyeri Inguinal, skrotum
- Pemeriksaan Fisik
1. Nyeri CVA
2. Teraba ginjal ec hidronefrosis
3. Tanda gagal ginjal
4. Retensi urine
5. Demam – jika infeksi

- Pemeriksaan Penunjang
1. Uroflometri
2. USG
- Tatalaksana
-- Batu pada renal – ESWL, PCNL
-- Batu pada ureter – URS (Ureteroscopy) – Masuk hanya sampe ureter
- Penggunaan DJ stent adalah untuk melancarkan patensi kebawah, harapannya
agar jika ada batu yang belum terambil bisa turun sendirinya

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


2. Vesikolithiasis
- Gejala klinis
1) Disuria
2) Inkon
- >> Batu asam urat dan struvite (MAP)
- Pemeriksaan dengan USG dan BOF
- Terapi
1) Litotripsi
2) Vesikolitho

3. Uretrolithiasis
- Gejala klinis
1) Retensi urin
2) Hematuria
- Pemeriksaan
1) Uretrografi retrogard
2) Dx pasti : Endoskopi
- Terapi
1) Lubrikasi posterior dengan
-- Jelly : Lidocain = 50:50
-- Sput dari ostium uretra externa
2) URS

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


3. Hidronefrosis
Normal - Cupping
Abnormal – Grade :
1 = Blunting - Calices Tumpul
2 = Flattening – Calices Mendatar
3 = Clubbing - Calices Menonjol
4 = Balloning - Calices Menggembung
* hitung produksi urin jika pasien pasang infus!
- Produksi urin (kateter) – jumlah infus yang masuk
- Produksi urin berkurang tanda dehidrasi
- Pasien minum banyak tidak bisa kencing à coba diberi furosemide (kemungkinan
ada gagal ginjal )
- IVP izoment ureter belum terisi à suspect gagal ginjal
- Hidronefrosis grade II pada anak, kemungkinan kongenital à Ureteropelvic g
stenosis
- Kista à Hidronefrosis (jinak)
Padat à Hodronefrosis (suspect ganas)

* Penyebab Retensi urin


1. Striktur uretra
2. BPH
3. Uretrolithiasis dan vesicolithiasis
4. Neoplasma uretra dan VU
5. Neurogenic Bladder
6. Ruptur uretra
7. Blood clot uretra atau buli
8. Fimosis

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


* Penyebab Anuria : produksi urin <100 cc/hari

Pre Renal Renal Post Renal


- Dehidrasi - Gagal ginjal - Batu renal
- CHF kronik - Neoplasma renal
- Infeksi - Batu Ureter
- Peningkatan ADH

* Penyebab Anuria : produksi urin <100 cc/hari


1. Retensi urin
- BPH
- Striktur
- Neoplasma
- Clot
- Fimosis
2. Hematuri
3. Strangulasi
- Paraphimosis
- Torsiotestis
-
4. Urosepsis
5. Trauma
- Ruptur ureter
- Ruptur uretra
- Ruptur renal

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Hematuria
a. Pendahuluan
- Adanya darah dalam urin baik makros (terlihat merah) maupun mikros (.>2
eritrosit per lapang pandang)
- Yang membedakan dengan bloody urethral discharge adalah
keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa
melalui proses miksi ; TRAUMA URETRA ATAU TUMOR URETRA

b. Macam-macam
- Intral : awal miksi
-- Kelainan pada uretra
-- Ca prostat
- Total : selama miksi
-- Buli
-- Ureter
-- Ginjal
- Terminal : akhir miksi
-- Leher buli

c. Kelainan yang dapat menyebabkan hematuri


- Trauma
1) Ruptur uretra
2) Ruptur buli
3) Ruptur renal
- Infeksi
1) Pielonefritis
2) Glomerulonefritis
3) Ureteritis
4) Sistitis
5) Uretritis

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


- Neoplasma
-- Pain less hematuri
- Urolithiasis
1) Ureterolithiasis
2)
- Kelainan sistemik
1) Nefrotik syndrome
- Kelainan kongenital
d. Anamnesis
- Bagaimana warna urine yang keluar?
-- Warna merah segar ; Baru – Vesika urinaria, prostat dan uretra
-- Warna coklat ; lama - Glomerulus
- Apakah diikuti dengan keluarnya gumpalan darah?
- Diawal atau di akhir miksi atau sepanjang miksi?
- Apakah diikuti dengan perasaan nyeri?
- Sebelumnya konsumsi buah-buahan? Buat naga misalnya

d. Pemeriksaan
- UL
- Kultur urine
- Sitologi urin (bila suspek Ca)
- Faal ginjal
- DL
- Endoskopi

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


e. Komplikasi
- Retensi urine karena blood clot
- Infeksi à urosepsis
- Anemia

f. Indikasi MRS
- Retensi urine
- Gross hematuri

g. Terapi Simptomatik
- Analgesik bila nyeri
- Transfusi bila anemia
- Banyak minum

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Striktur Uretra
a. Pendahuluan
- Penyempitan lumen uretra akibat pertumbuhan jaringan fibrotic

b. Etiologi
- Infeksi : >> gonokokus urethritis
- Trauma
-- Straddle injury : trauma tumpul pada selangkangan
-- Fraktur pelvis
-- False rute kateter
-- Fiksasi kateter yang buruk
-- Transuretera operasi yang kurang hati-hati

c. Gejala
- Hesitansi
- Weak stream
- Pancaran bercabang atau menetes
- Retensi urin
- Abses di perineum atau skrotum

*Trias Ruptur uretra


- Bloody discharge
- Hematom
- Retensi urin

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


d. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
- MUE sempit
- Bengkak atau fistel di penis, skrotum,
2) Palpasi
- Teraba jaringan parut pada uretra anterior (bagian ventral penis), muara
fistel jika di pencet keluar nanah
3) RT
- Kalibrasi dengan kateter latex ditemukan hambatan

e. Pemeriksaan penunjang
- Uretrogafi retrograde
- Endoskopi (uretroskopi) : dx pasti
- Uroflowmetri : mengetahui pola pancaran urine secara
objektif
Derasnya pancaran = volume urine dibagi lama proses miksi
-- pria : Normal 20 ml/detik; Tanda obstruksi <10 ml/detik

f. DD
- Uretrolitiasis
g. Klasifikasi
1) Ringan
- Oklusi <1/3 diamter lumen uretra
2) Sedang
- Oklusi 1/3 -1/2 diamter lumen uretra
3) Berat
- Oklusi >1/2 diamter lumen uretra
- kadang teraba jaringan fibrotic keras di corpus spongiosum (spongifibrosisi)

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


h. Tatalaksana
- Uretrumia interna
-- Visual : Sache
-- Blind : Otis

- Follow up
-- Self cateterisation
-- Pancaran urin
-- Uroflowmetri
- Bila uretrimia interna gagal à OP terbuka

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Urosepsis
a. Pendahuluan
- Sepsis yang disebabkan oleh bakteri yang bersumber dari saluran urogenital
- Sepsis adalah disfungsi organ akibat gangguan regulasi
respons tubuh terhadap terjadinya infeksi.
- Pembaharuan definsi dan kriteria sepsis dari menggunakan istilah Sindrom Respons
Inflamasi Sistemik (SIRS) menjadi Sequential Organ Failure Assessment (SOFA); SOFA
merupakan kriteria penilaian kerusakan organ. SOFA score ≥2 dan qSOFA ≥2 menunjukkan
adanya sepsis. Manajemen resusitasi awal sepsis meliputi: resusitasi cairan awal,
pemberian antibiotik spektrum luas, kultur darah, dan pengukuran kadar laktat.

b. Etiopatogenesis
- Bakteri gram negatif 30-80%, positif 5-24%
- Bakteri (E.coli, klebsiella, pseudomonas) meningkat karena obstruksi saluran
bagian distal atau ada luka (port de entry) sehingga bakteri masuk sirkulasi à
bakteremia à sepsis
- Bakteri dalam darah à mengeluarkan endotoksin
(komponen lipopolisakarida) à memacu terjadinya septic
cascade à SIRS
- Terjadi karena adanya obstruksi saluran kemih à
menurunnya kemampuan urine untuk mengeliminasi kuman
dari saluran kemih à kuman berkembang biak à menembus
mukosa saluran kemih à masuk ke sirkulasi à bakteriemia
- Paling sering pada
1) urolithiasis atau batu saluran kemih
2) hyperplasia prostat
3) keganasan saluran kemih yang menyebabkan
hidronefrosis dan bahkan pionefrosis

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


c. Gejala
- Didahului gejala kelainan pada saluran kemih : sistitis,
pielonefritis, epididymitis, prostatitis akut, nyeri pinggang,
keluhan miksi, pasca katerisasi uretra atau pasca pembedahan
saluran kemih
1) demam
2) meninggil
3) hipotensi
4) takikardia
5) takipneu

- SIRS, terdapat paling sedikit 2 dari:
1) Suhu <35, >38
2) Nadi <80, >120
3) RR >30
4) paCO2 <32
4) Leukosit <4000, >12.000
5) Tensi < 80 sistole
- Sepsis : SIRS dengan tanda infeksi
- Sepsis berat : Sepsis disertai dengan hipotensi (systole
<90mmhg), atau terdapat disfungsi organ, atau hipoperfusi
(terdapat salah satu dari keadaan ini : hipoksemi,
peningkatan asam lakta atau oliguria)
- Syok septic : Sepsis disertai dengan hipotensi dan
hipoperfusi
- Gejala urogenital : sesuai penyebab
- Gangguan fungsi organ lain

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


d. Diagnosis
- Kriteri SIRS + tanda infeksi
- Kultur darah kalo perlu
- Mencari sumber infeksi

e. Terapi
- Definitif : Antibiotik dan cari penyabab
- Supuratif : Cairan

1) Penanganan infeksinya
- Bakteri gram negatif : aminoglikosida (gentamisin,
tobramisin atau amikasin), golongan ampisilin (yang
dikombinasi dengan asam klavulanat – coamoksiklav),
sefaloprosin generasi III atau golongan fluroquinolone
- Penanganan akibat lanjut dari infeksi (SIRS, syok septic
atau disfungsi multiorgan
- Toksin atau mediator yang dikeluarkan oleh bakteri

*kuman di urine = kuman di darah

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Hidrokel
a. Pendahuluan
- Penumpukan ciran di antara lapisan parietal dan visceral tunika vaginalis
-

b. Etiologi
- Bayi
-- Belum sempuranya penutupan prosesus vaginalis à cairan peritoneum à
prosesus vaginalis ( Hidrokel Komunikans )
-- Belum sempurnanya sistem limfatik didaerah skrotum à tidak seimbang
antara produksi dan absrobsi
- Dewasa
-- Primer : Idiopatik
-- Sekunder : Kelainan testis, epididymis à fungsi sekresi dan absorbs
cairan
terganggu (Tumor, infeksi, trauma)

c. Gejala
- Benjolan diskrotum konsistensi kistik
- Perubahan ukuran tergantung aktivitas
- Nyeri (-)
- Transluminasi (+)

d. Pemeriksaan
- USG

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


e. Klasifikasi
1) Hidrokel testis
-- Kantong hidrokel mengelilingi testis
-- Testis tidak teraba
-- Diameter tidak berubah
2) Hidrokel Funikulus
-- Kantong hidrokel difunikulus (cranial testis)
-- Diameter tidak berubah
3) Hidrokel Komunikans
-- Kantong hidrokel terpisah dari testis
-- Dapat dimasukan ke abdominal
-- Diameter dapat berubah

f. Terapi
- Hidrocelectomy

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Tentiran tambahan

CARA BACA BOF

- Dengan 4S
Side Soft tissue
- Atas : Bagian atas ginjal - Bayangan peritoneal fat line simetris atau
- Bawah : Bagian bawah pelvis tidak, jelas atau tidak
- Dekstra : Gaster shadow - Bayangan psoas line simetris atau tidak, jelas
- Sinistra : Hepar shadow atau tidak
- Vesika urinaria à jika penuh à gambaran
ground glass app

Skeleton Stone
- Vertebrae - Radio-opak
- Pelvis - Radio-lusent

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Torsio testis
a. Pendahuluan
- Terpeluntirnya funikulis spermatikus yang menyebabkan terjadinya gangguan
aliran darah pada testis

b. Klinis
- Nyeri hebat dan mendadak saat aktivitas/udara dingin/bangun tidur– akut
skrotum
- Berwarna merah
-

c. Diagnosis
- Fren test (Nyeri menetap)
-- Pasien berdiri dan testisnya di naikkan
- Refleks cremaster (-)
-- Posisi litotomi atau berdiri tapi lebih tepat berdiri, paha bagian medial
digores dengan benda tumpul, interpretasi :
(-) :
(+):
- DL cari tanda inflamasi
- TWIST Score
1) Inspeksi tampak pembengkakan (2)
2) Palpasi testis terasa keras (2)
3) Refleks cremaster (1)
4) Nausea dan vomit (1)
5) Testisnya lebih naik (1)

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Interpretasi
0-2: Low, tidak direkomkan USG
3-4: Intermediate, kalo ragu boleh USG dulu tapi kalo masih dalam golden
periode
5-7: High risk, eksplorasi (open)

Golden periode : 6 jam

d. Diagnosis banding
- Nyerinya memberat jadi awalnya ga nyeri, makin lama makin besar, fren test
enakan à Orkitis

e. Tatalaksana
- Detorsi manual biasa dilakukan kearah lateral karena kebanyakan torsi kearah
medial dan bisa dilakukan pada saat :
1) Double set up (saat mau operasi)
2) Ada di daerah pelosok
-- Interpretasi : detorsi manual berhasil jika pasien merasa enakan
- Yang kena di orchidectomy, yang ga kena di fiksasi dengan orkidekplasi (?)
(difiksasi) karena mudah mengalami bell clapper deformity

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urine
- Kegagalan sistem vesiko uretra pada fase pengisian, bisa pada
vesika urinarianya atau sfringer uretranya
-- Pada vesika urinaria à Inkontinesia urge ;
ureter à inkontinensia stress

1) Inkontinensia urge, berasal overaktivitas detrusor dan komplians vesika urinaria


2) Inkontinensia stress, karena peningkatan intraabdominal misal batuk, bersin, tertawa,
berjalan, berdiri atau mengangkat berat
3) Inkontinensia paradoksa atau overflow, detrusor mengalami atonia atau arefleksia, jadi
keluarnya mendadak pas penuh banget
4) Inkonsinensia kontinua, keluar terus setiap saat dalam berbagai posisi karena ada fistul

Tatalaksananya sebelum medikamentosa bisa dengan senam kegel yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memperkuat otot-otot dasar panggul dan otot periuretra dengan cara
gerakan seolah menahan urine selama 10 detik pada pagi, siang, sore dan malam selama
kurleb 1 bulan

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Pemeriksaan Urologi –

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


ANAMNESIS

Nyeri

- Nyeri local : Nyeri sekitar organ itu sendiri


-- Nyeri ginjal terasa di sudut kostovertebrae
-- Nyeri kolik ureter terasa di daerah inguinal, testis,
ekstremitas bawah
- Referred pain : Nyeri jauh dari organ yang sakit
- Nyeri ginjal – regangan kapsul ginjal
- Nyeri kolik ureter dan ginjal – Spasmus otot polos ec
peristaltiknya terhambat
- Nyeri vesika urinaria – Nyeri suprasimfifis ec overdistensi
vesika urinaria ec retensi urine atau inflamasi ; suprapubic
discomfort
- Nyeri prostat – inflamasi ec edem kelenjar prostat dan distensi
kapsul prostat, abdomen bawah, inguinal, perineal, lumbosacral
atau rectum
- Nyeri testis
- Nyeri penis
Keluhan Berkemih

- LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms)


1. Penyimpanan (storage) – gejala iritasi
a. Urgensi
- Rasa ingin miksi dan terasa sakit
b. Polakisuria atau frekuensi
- Normal : kurleb 300 ml tiap miksi ; 5-6 kali
- Abnormal : >8 kali/hari
c. Nokturia
- Berkemih >1 kali pada malam hari diantara episode tidur
d. Disuria
- Nyeri pada saat miksi
- Awal miksi : kelainan uretra
Akhir miksi : kelainan vesika urinaria

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


2. Pengeluaran (voiding) – gejala obstruksi
a. Hesitansi
- Keluarnya urine menjadi lebih lama dan harus mengejan
Untuk memulai miksi
c. Pancaran urine melemah
- Lemah, tidak jauh dan kecil
d. Intermitensi
- Miksi terputus-putus
3. Keluhan pasca miksi
a. Tidak puas setelah miksi
b. Terasa ada sisa urine sehabis miksi
4. Inkonteinesia urine
- Mengeluarkan urine yang menetes tanpa disadari
5. Enuresis

Hematuria

- Bab diatas

Piuria

- Didapatkan sel lekosit secara mikroskopis (dalam sedimen


urine jumlahnya abnormal) dan makroskopis (berwarna keruh
seperti susu atau pus)

Inkontinesia Urine

- Bab diatas

Enuresis

- Ngompol/bed wetting ; keluarnya urine pada saat tidur

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Pneumaturia

- Berkemih tercampur udara ec fistula antara vesika urinaria


dengan usus atau proses fermentasi glukosa jadi CO2 pada
DIABETES MILITUS

PEMERIKSAAN FISIK

GINJAL

- Inspeksi
1. Pembesaran asimetris pada daerah pinggang atau abdomen
atas – Hidronefrosis, abses paranefris atau tumor ginjal
atau tumor organ retroperitoneum
- Palpasi
1. Pemeriksaan bimanual dengan dua tangan
- Pemeriksa disebelah kanan
- Pasien tiduran
- Tangan kanan selalu disebalah atas
- Minta pasien inspirasi : ginjal ada di bawah hepar
- Perkusi
1. Pemeriksaan ketok CVA (sudut yang terbentuk oleh kosta
terakhir dengan tulang vertebrae)
- Hidronefrosis atau tumor ginjal – Terasa nyeri
- Auskultasi
1. Suara bruit daerah epigastrium – Stenosis a. Renalis

VESIKA URINARIA
1. Teraba atau tidak
2. Ada massa/benjolan
3. Ada jaringan parut/besok operasi

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit



Genitalia Eksterna

- Inspeksi

Skrotum dan isinya

- Inspeksi

Rectal Toucher

- Pasien diminta rileks


- Posisi boleh litotomi atau miring
- Evaluasi
- Tonus sfringter ani
- Mukosa rektum
- Prostat
- Sulcus medianus mendatar atau
- Lobus lateralis
- Konsistensi
- Pull atas
- Massa
- Nyeri
- Simetris atau tidak
- Ampula recti
- Nyeri tekan dijam berapa
- Evaluasi handscoon

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Urinalisis

- Makroskopik
1. Warna
2. Bau
3. Berat jenis
- Kemampuan ginjal dalam fungsinya memekatkan urine
- <1008 = rendah – insufisiensi ginjal, asupaan air yang
banyak, polyuria, sindroma inappropriate anti diuretic
hormone (SIADH)
- Kimiawi
1. Derjaat pH (normal : 5,5 – 6,5)
- Basa : Infeksi bakteri pemecah urea
- Asam : Asidosis pada tubulus ginjal, batu asam urat
2. Protein ; Proteunuria
3. Gula ; glucosuria – diabetes militus
- Mikroskopik
1. Sel
2. Cast (silinder)
3. Bentukan lain

PEMERIKSAAN DARAH

Darah Rutin

- Hb, leukosit, LED, hitung jenis leukosit dan trombosit

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Faal Ginjal

- Kadar kreatinin, kadar ureum atau BUN dan klirens kreatinin


-- Kreatinin : hasil katabolisme otot skeletal yang
diekskresikan oleh ginjal dan tidak dipengaruhi oleh kondisi
hidrasi seseorang
-- Klirens kreatinin : 80-120 ml/menit
- Kretaninin normal
1. Fungsi ginjal normal
2. Fungsi ginjal yang rusak unilateral
- funfact J Makanya manusia dengan ginjal 1 bisa hidup
- Kreatinin meningkat – Kerusakan ginjal bilateral

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Tentiran Tambahan dr. Gun
- Memperlajari obstruksi dan infeksi
-- Obstruksi : batu, stenosis, striktur ; adanya sumbatan
- Faktor yang menganggu fungsi renal
Pre Renal (Penyakit dalam)
1. Shock – Menurunkan perfusi darah ke jaringan ginjal à kekurangan darah
à merusak nefron ginjal à acute renal failure atau chronic renal failure
Renal (Penyakit dalam)
1. Inflamasi Infeksi
2. Inflamasi Non infeksi misalnya autoimmune
Post Renal (Urologi)
1. Hidronefrosis
2. Batu renal unilateral atau bilateral
3. Batu ureter unilateral atau bilateral – URS
- Pasien datang dengan BAK menurun à faal ginjal menurun dilihat dari kreatininnya
meningkat à USG à Hidronefrosis (urologi)
- Gagal ginjal
Akut : Hb normal, obstruksinya diatasi à Kreatinin kembali normal
Kronik : Hb rendah, obstruksi diatasi à Kreatinin turun dikit atau tetap

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


- Obstruksi dibawah vesika urinaria – Sulit BAK – Gejala LUTS
1. BPH
2. Ca Prostat
3. Striktur uretra
4. Batu vesika urinaria dan uretra
5. Fimosis, dll
- Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan USG urologi dan BOF
- Trias Ca Ginjal
1. Terdapat massa (flank mass)
2. Hematuria
3. Nyeri pinggang (flank pain)
- Pmx penunjang Ca Ginjal dilakukan berdasarkan kreatinin
-- Normal : CT-Scan dengan kontras
- Karena kontras dieksresikan melalui ginjal
-- Meningkat : MRI
- Kreatnin meningkat tanda ada kerusakan ginjal
- Kontras bersifat nefrotoksik – Contras Induced Nefrotoxic (CIN)

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


ANURIA

Anuria Obstruktif

a. Pendahuluan
- Berkurangnya produksi urine, jumlah <200 ml dalam 24 jam
- Disebabkan adanya sumbatan saluran kemih (bilateral atau
unilateral)
- Prerenal
1. Berkurangnya perfusi darah ke jaringan ginjal
2. Kehilangan cairan
3. Asupan cairan berkurang
4. Riwayat penyakit jantung
- Renal
1. Kerusakan pada jaringan ginjal
2. Mengkonsumsi obat nefrotoktik
3. Riwayat transfuse hemolitik
4. Riwayat penyakit ginjal
- Post Renal
1. Ca vesika urinaria
2. Ca prostat
3. Ca serviks

a. Gambran Klinis
- Tidak BAK atau BAK sedikit
- Kadang didahului nyeri didaerah pinggang
- Kadang disertai demam
- Menanyakan factor pre-renal, renal, post renal
- Palpasi bimanual dan perkusi – nyeri, massa – hidronefrosis
- RT – tanda keganasan
- Lab - leukositosis
- Urinalisis – leukosituria atau hematuria
- Faal ginjal – abnormal, tanda asidodis atau hiperkalemia
- Foto polos – Batu opak, pembesaran ginjal
- USG abdomen - Hidronefrosis

Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit


Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit

Anda mungkin juga menyukai