---pretest---
1. Definisi Urologi
- Ilmu yang mempelajari tentang saluran kemih dan genital pada pria serta saluran kemih
pada wanita
interna)
3. Penyabab anuria
1. Pre-Renal
- Peningkatan hormone ADH massif
- Infeksi
- Dehidrasi (shock)
- CHF
2. Renal
- GGK
- Nefritis
3. Post-Renal
- Hidronefrosis
- Batu ureter
- Batu staghorn
- Neoplasma
8. TURP syndrome?
4. Striktur uretra
5. Ca Prostat
- Batas
- Posterior : Otot punggung + costae XI dan XII
- Anteriro : Organ intraperitoneal
- Dekstra : Hepar, kolon dan duodenum
- Sinitra : Lien, gaster, pancreas, jejenum dan colon
Struktur Ginjal
- Korteks à nefron (glomerulus, TC proksimal, loop of henle,
TC distalis dan ductus kolegentes)
- Medula à ductuli atau saluran kecil yang mengalirkan hasil
ultrafiltrasi berupa urine à sistem pelvikalises (kaliks
minor, infundibulum, kaliks mayor, pielum/pelvis renalis).
Terdiri atas epitel transisional à otot polos yang mampu
berkontraksi
Vaskularisasi Ginjal
- Aorta abdominalis à arteri renalis
dekstra dan sinistra à a. renalis
anterior dan posterior.
- Pole atas, bawah dan seluruh
anterior gintal : a. renalis
anterior à a. segmentalis à a.
arteri interlobar à a. arcuate à a.
interlobaris à end arteries
- Segmen medius dan
posterior : a. renalis posterior à
end arteries
- Vena cava inferior ß vena renalis sinstra ß vena gonad (laki
vena spermatika; wanita vena ovarika)
- Vena cava inferior ß vena renalis dekstra
Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit
Innervasi Ginjal
- Pleksus renalis
- Simpatik : Vasokonstriksi yang akan menghambat
aliran
darah ke ginjal
- Impuls sensorik : Spinalis segmen T10-T11
Fungsi Ginjal
- Menyaring sisa metabolise dan toksin darah serta
mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit tubuh
yang akan dibuang oleh urine, dengan cara :
1) Mengontrol sekresi hormone aldesteron dan ADH untuk
mengatur cairan tubuh
2) Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D
3) Menghasilkan beberapa hormone
a. Eritropoetin : Pembentukan eritrosit
b. Renin : Mengatur tekanan darah
c. Prostaglandin : Mekanisme tubuh
Ureter
- Saluran untuk mengalirkan urine dari pelvis ginjal ke vesika
urinaria
- Dinding ureter
1. Mukosa dilapisi sel transisional
2. Otot polos sirkuler
3. Otot polos longitudinal
-- Kontraksi dan relaksasi otot polos = gerakan peristaltik
untuk mengalirkan urine
- Tempat penyemipitan
1. Perbatasan pelvi-ureter junction
2. Saat ureter menyilang a.iliaka di rongga pelvis
3. Saat ureter masuk ke vesika urinaria
- Secara radiologis
1. 1/3 proksimal : Pelvis renalis – batas atas os. Sacrum
2. 1/3 medial : Batas atas os. Sacrum – batas bawah os. Sacrum
3. 1/3 distal : Batas bawah os. Sacrum – masuk ke vesica urinaria
Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit
Vesika Urinaria
- 3 lapir Muskulus Detrusor
1. Lapisan longitudinal
2. Lapisan Sirkuler
3. Lapisan Longitudinal
- 3 Permukaan
1. Permukaan superior : lokus minoris dinding vesika urinaria
2. Dua permukaan inferiolateral
3. Permukaan posterior
- Kapasitas dewasa 300 – 400 ml
- Kapasitas anak dengan Rumus Koff
{Umur dalam tahun + 2) x 30 ml
Vaskularisasi VU
- Arteri iliaka interna à a. vesikalis superior
- Vena iliaka interna ß
Uretra
- Uretra Posterior
1. Pars Prostatika
2. Pars Membranosa
- Batas : Diafragmatika
urogenitalis
- Uretra Anterior
1. Pars Bulbosa
2. Pars Pendiluris
3. Pars Navikularis
4. Meatur uretra eksternum
- Sfringter
1. Sfringter uretra interna : VU – Uretra (simpatis)
2.Sfringter uretra eksterna: Perbatasan uretra posterior –
anterior (otonom)
Innervasi
- Otonom, simpatis dan parasimpatis dari pleksus prostatikus
atau pleksus pelvikus
b. Etiologi
1. Teori dihidrotestosteron
Didalam kelenjar prostat, testosterone à bantuan
enzim 5alpha-reduktase à zat aktif,
dihidrotestosteron (DHT) à memicu m-RNA dalam sel
kelenjar prostat sintesis growth factor à
meningkatkan pertumbuhan dan proliferasi sel
kelenjar prostat
2. Ketidak seimbangan antara estrogen-testosteron
Usia tua à testosterone menurun, estrogen relative
tetap à perbandingannya meningkat à estrogen à
sensitifitas rangsangan androgen meningkat à
reseptor androgen meningkat & jumlah kematian sel
menurun à meningkatkan proliferasi sel kelenjar
prostat
c. Patofisiologi
Pembesaran prostat à penyempitan lumen uretra
prostatika dan menghambat aliran urine à peningkatan
tekanan intravesikel à vesika urinaria harus berkontraksi
lebih kuat untuk melawan tahanan à perubahan anatomic
vesika urinaria à LUTS
Font : catetan kating; tambahan daring/luring; buku; penyakit
c. Gejala (HWIRT – FUND)
Obstruksi – Voiding
- Straining - Hesitensi à Saat miksi harus mengejan
- Weak stream à Pancaran lemah ; Normal >20ml/detik
- Internitensi à Pancaran miksi berhenti berulang-ulang
- Encomplete emptying - Residu urine à Miksi tidak puas ; Merasakan ada
sisa urine setelah BAK pasien tidak puas
- Teriminal à Menetes setelah miksi
Iritasi - Storage
- Frekuensi à Sering miksi ; Miksi tiap kurang dari 2 jam sekali
- Urgency à Nyeri suprapubic dan diikuti rasa ingin miksi
- Nocturia à Sering miksi malam hari ; Pasien tertidur malam hari dan
terbangun ≥1 kali hanya untuk BAK lalu tidur lagi
- Dysuria à Nyeri saat miksi
-- Sekarang, obstruksi, iritasi diubah jadi storage, avoiding dan pasca miksi
f. Komplikasi
- Urinary tract
-- Ureter 1. Batu
-- Buli 1. Infeksi
2. Batu
3. Hematuri
4.Hipertrofi à trabekulasi à strangulasi à Divertikel
- Sistemik 1. Urosepsis
g. Diagnosis pasti
- Biopsi
h. Terapi
- Tujuan
1. Memperbaiki keluhan miksi
2. Meningkatkan kualitas hidup
3. Mengurangi obstruksi infravesika
4. Mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal
5. Mengurangi volume residu urine paska miksi
6. Mencegah progresifitas penyakit
dr. Rizal
1. Alpha-adrenergic blocker : Memperbaiki keluhan miksi dan laju
pancaran urine
- Prazosin 2 x Sehari
- Terazosin 1 x Sehari
- Afluzosin 1 x Sehari
- Doksazosin
- Tamsulosin 1 x 0,4 mg
2. 5 alpha-reductase blocker : Menghambat pembentukan DHT dari
Testosterone
- Anfoldard
- Penulisan Diagnosis
BPH LUTS apa (dari IPSS, ringan/sedang/berat)
b. Patofisiologi
- ada 3
1. Batu Infeksi
2. Ketidakseimbangan predictor factor dan inhibitor factor dari pembentukan batu
3. Stagnasi urine à kristalisasi à agregasi
c. Macam Batu
1. Batu Infeksi
2. Migrasi batu
3. Stagnasi Batu
d. Etiologi
Pre-Renal Renal Post Renal
- Endogen - Asidosis tubular - Uropati obstruktif
Hiperurisemia, hipertiroid - Hiperkalsiuri idiopatik - Infeksi
- Eksogen
Dehidrasi
b. Faktor Risiko
- Intrinsik
1. Herediter
2. Usia (30-50 tahun) 3:1
c. Jenis Batu
- Batu Calsium 70%
a) Ca oksalat
b) Ca phospat
c) Ca mixed
--Hiperkalsiuri : Kadar kalsium urine >250-30 mg/24 jam
--Hiperoksaluri : Eksresi oksalat urine >45 gram/hari
--Hiperurikosuria : kadar asam urat >850 mg/hari
--Hipositrauria
--Hipomagnesuria
- Batu struvite
-- MAP : Magnesium, ammonium, phospat
-- disebut juga batu infeksi
-- Suasana basa
- Batu lain
a) Sistin : Kelainan absorbsi sistun mukosa usus
b) Xanthin : Defisiensi enzim xantin oxidase
c) Silihat : (Mg2+)
d. Gejala
- Nyeri pinggang (kolik), menjalar
- Mual, muntah
- Hematuri
- Retensi urin
- Disuria
- Demam dan mengigil
d. Pemeriksaan
- Pemeriksaan fisik
1. Nyeri ketok CVA
2. Buli distended (penuh)
3. Ginjal teraba
- Laboratorium
-- UL
1. Leukositoria
2. Hematuria
3. Protenuria
-- Kultur urine
1. Pertumbuhan kuman pemecah urea
- Pria : Sample urine porsi tengah (mid stream urine)
- Wanita : Katerisasi
- Bayi : Aspirasi suprapubic atau alat penampung urine
- Radiologi
-- BOF
-- IVP : Melihat keadaan anatomi dan fungsi ginjal
-- Dapat melihat batu semi-opak atau non opak yang tidak
terlihat BOF
-- Bahan kontras à Nefrotoksik à CID (contras induced nephropathy)
-- USG
f. Terapi
- Sama seperti BPH sebernya jadi ada, biar keren “Berdasarkan guideline EAU”
1. Watchfull waiting
- Batu-batu kecil
2. Medikamentosa
-- Kateter bila retensi urine
-- Batu <0,6 (karena ukuran uretra 0,6cm)
1. NSAID : Mengurangi nyeri
-- contoh Ketoproren 1x1 supp
2. Diuretikum : Memperlancar aliran urine
- Banyak minum!
3. Alpha blocker : Dilatasi ureter
3. Tindakan
a. Ginjal
- ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
-- Pada batu ginjal, ureter proksimal atau vesika
urinaria
-- Prinsip : memecah batu agar jadi fragmen kecil
à terbawa urine
b. Ureter
-- Uretoskopi
c. Vesika urinaria
-- Sistoskopi
d. Uretra
- Endonefrologi
-- PNL (Percutaneuos Nephro Lithopaxy)
-- Pada batu saluran ginjal
-- Litotripsy
-- Ureterorenoscopy
-- Ekstraksi Dormia
- Bedah terbuka
-- Open vesikoli
-- Open nefrolitotomi
-- Nefrectomy
- Pemeriksaan Penunjang
1. Uroflometri
2. USG
- Tatalaksana
-- Batu pada renal – ESWL, PCNL
-- Batu pada ureter – URS (Ureteroscopy) – Masuk hanya sampe ureter
- Penggunaan DJ stent adalah untuk melancarkan patensi kebawah, harapannya
agar jika ada batu yang belum terambil bisa turun sendirinya
3. Uretrolithiasis
- Gejala klinis
1) Retensi urin
2) Hematuria
- Pemeriksaan
1) Uretrografi retrogard
2) Dx pasti : Endoskopi
- Terapi
1) Lubrikasi posterior dengan
-- Jelly : Lidocain = 50:50
-- Sput dari ostium uretra externa
2) URS
b. Macam-macam
- Intral : awal miksi
-- Kelainan pada uretra
-- Ca prostat
- Total : selama miksi
-- Buli
-- Ureter
-- Ginjal
- Terminal : akhir miksi
-- Leher buli
d. Pemeriksaan
- UL
- Kultur urine
- Sitologi urin (bila suspek Ca)
- Faal ginjal
- DL
- Endoskopi
f. Indikasi MRS
- Retensi urine
- Gross hematuri
g. Terapi Simptomatik
- Analgesik bila nyeri
- Transfusi bila anemia
- Banyak minum
b. Etiologi
- Infeksi : >> gonokokus urethritis
- Trauma
-- Straddle injury : trauma tumpul pada selangkangan
-- Fraktur pelvis
-- False rute kateter
-- Fiksasi kateter yang buruk
-- Transuretera operasi yang kurang hati-hati
c. Gejala
- Hesitansi
- Weak stream
- Pancaran bercabang atau menetes
- Retensi urin
- Abses di perineum atau skrotum
e. Pemeriksaan penunjang
- Uretrogafi retrograde
- Endoskopi (uretroskopi) : dx pasti
- Uroflowmetri : mengetahui pola pancaran urine secara
objektif
Derasnya pancaran = volume urine dibagi lama proses miksi
-- pria : Normal 20 ml/detik; Tanda obstruksi <10 ml/detik
f. DD
- Uretrolitiasis
g. Klasifikasi
1) Ringan
- Oklusi <1/3 diamter lumen uretra
2) Sedang
- Oklusi 1/3 -1/2 diamter lumen uretra
3) Berat
- Oklusi >1/2 diamter lumen uretra
- kadang teraba jaringan fibrotic keras di corpus spongiosum (spongifibrosisi)
- Follow up
-- Self cateterisation
-- Pancaran urin
-- Uroflowmetri
- Bila uretrimia interna gagal à OP terbuka
b. Etiopatogenesis
- Bakteri gram negatif 30-80%, positif 5-24%
- Bakteri (E.coli, klebsiella, pseudomonas) meningkat karena obstruksi saluran
bagian distal atau ada luka (port de entry) sehingga bakteri masuk sirkulasi à
bakteremia à sepsis
- Bakteri dalam darah à mengeluarkan endotoksin
(komponen lipopolisakarida) à memacu terjadinya septic
cascade à SIRS
- Terjadi karena adanya obstruksi saluran kemih à
menurunnya kemampuan urine untuk mengeliminasi kuman
dari saluran kemih à kuman berkembang biak à menembus
mukosa saluran kemih à masuk ke sirkulasi à bakteriemia
- Paling sering pada
1) urolithiasis atau batu saluran kemih
2) hyperplasia prostat
3) keganasan saluran kemih yang menyebabkan
hidronefrosis dan bahkan pionefrosis
e. Terapi
- Definitif : Antibiotik dan cari penyabab
- Supuratif : Cairan
1) Penanganan infeksinya
- Bakteri gram negatif : aminoglikosida (gentamisin,
tobramisin atau amikasin), golongan ampisilin (yang
dikombinasi dengan asam klavulanat – coamoksiklav),
sefaloprosin generasi III atau golongan fluroquinolone
- Penanganan akibat lanjut dari infeksi (SIRS, syok septic
atau disfungsi multiorgan
- Toksin atau mediator yang dikeluarkan oleh bakteri
b. Etiologi
- Bayi
-- Belum sempuranya penutupan prosesus vaginalis à cairan peritoneum à
prosesus vaginalis ( Hidrokel Komunikans )
-- Belum sempurnanya sistem limfatik didaerah skrotum à tidak seimbang
antara produksi dan absrobsi
- Dewasa
-- Primer : Idiopatik
-- Sekunder : Kelainan testis, epididymis à fungsi sekresi dan absorbs
cairan
terganggu (Tumor, infeksi, trauma)
c. Gejala
- Benjolan diskrotum konsistensi kistik
- Perubahan ukuran tergantung aktivitas
- Nyeri (-)
- Transluminasi (+)
d. Pemeriksaan
- USG
f. Terapi
- Hidrocelectomy
- Dengan 4S
Side Soft tissue
- Atas : Bagian atas ginjal - Bayangan peritoneal fat line simetris atau
- Bawah : Bagian bawah pelvis tidak, jelas atau tidak
- Dekstra : Gaster shadow - Bayangan psoas line simetris atau tidak, jelas
- Sinistra : Hepar shadow atau tidak
- Vesika urinaria à jika penuh à gambaran
ground glass app
Skeleton Stone
- Vertebrae - Radio-opak
- Pelvis - Radio-lusent
b. Klinis
- Nyeri hebat dan mendadak saat aktivitas/udara dingin/bangun tidur– akut
skrotum
- Berwarna merah
-
c. Diagnosis
- Fren test (Nyeri menetap)
-- Pasien berdiri dan testisnya di naikkan
- Refleks cremaster (-)
-- Posisi litotomi atau berdiri tapi lebih tepat berdiri, paha bagian medial
digores dengan benda tumpul, interpretasi :
(-) :
(+):
- DL cari tanda inflamasi
- TWIST Score
1) Inspeksi tampak pembengkakan (2)
2) Palpasi testis terasa keras (2)
3) Refleks cremaster (1)
4) Nausea dan vomit (1)
5) Testisnya lebih naik (1)
d. Diagnosis banding
- Nyerinya memberat jadi awalnya ga nyeri, makin lama makin besar, fren test
enakan à Orkitis
e. Tatalaksana
- Detorsi manual biasa dilakukan kearah lateral karena kebanyakan torsi kearah
medial dan bisa dilakukan pada saat :
1) Double set up (saat mau operasi)
2) Ada di daerah pelosok
-- Interpretasi : detorsi manual berhasil jika pasien merasa enakan
- Yang kena di orchidectomy, yang ga kena di fiksasi dengan orkidekplasi (?)
(difiksasi) karena mudah mengalami bell clapper deformity
Tatalaksananya sebelum medikamentosa bisa dengan senam kegel yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memperkuat otot-otot dasar panggul dan otot periuretra dengan cara
gerakan seolah menahan urine selama 10 detik pada pagi, siang, sore dan malam selama
kurleb 1 bulan
Nyeri
Hematuria
- Bab diatas
Piuria
Inkontinesia Urine
- Bab diatas
Enuresis
PEMERIKSAAN FISIK
GINJAL
- Inspeksi
1. Pembesaran asimetris pada daerah pinggang atau abdomen
atas – Hidronefrosis, abses paranefris atau tumor ginjal
atau tumor organ retroperitoneum
- Palpasi
1. Pemeriksaan bimanual dengan dua tangan
- Pemeriksa disebelah kanan
- Pasien tiduran
- Tangan kanan selalu disebalah atas
- Minta pasien inspirasi : ginjal ada di bawah hepar
- Perkusi
1. Pemeriksaan ketok CVA (sudut yang terbentuk oleh kosta
terakhir dengan tulang vertebrae)
- Hidronefrosis atau tumor ginjal – Terasa nyeri
- Auskultasi
1. Suara bruit daerah epigastrium – Stenosis a. Renalis
VESIKA URINARIA
1. Teraba atau tidak
2. Ada massa/benjolan
3. Ada jaringan parut/besok operasi
- Inspeksi
- Inspeksi
Rectal Toucher
Urinalisis
- Makroskopik
1. Warna
2. Bau
3. Berat jenis
- Kemampuan ginjal dalam fungsinya memekatkan urine
- <1008 = rendah – insufisiensi ginjal, asupaan air yang
banyak, polyuria, sindroma inappropriate anti diuretic
hormone (SIADH)
- Kimiawi
1. Derjaat pH (normal : 5,5 – 6,5)
- Basa : Infeksi bakteri pemecah urea
- Asam : Asidosis pada tubulus ginjal, batu asam urat
2. Protein ; Proteunuria
3. Gula ; glucosuria – diabetes militus
- Mikroskopik
1. Sel
2. Cast (silinder)
3. Bentukan lain
PEMERIKSAAN DARAH
Darah Rutin
Anuria Obstruktif
a. Pendahuluan
- Berkurangnya produksi urine, jumlah <200 ml dalam 24 jam
- Disebabkan adanya sumbatan saluran kemih (bilateral atau
unilateral)
- Prerenal
1. Berkurangnya perfusi darah ke jaringan ginjal
2. Kehilangan cairan
3. Asupan cairan berkurang
4. Riwayat penyakit jantung
- Renal
1. Kerusakan pada jaringan ginjal
2. Mengkonsumsi obat nefrotoktik
3. Riwayat transfuse hemolitik
4. Riwayat penyakit ginjal
- Post Renal
1. Ca vesika urinaria
2. Ca prostat
3. Ca serviks
a. Gambran Klinis
- Tidak BAK atau BAK sedikit
- Kadang didahului nyeri didaerah pinggang
- Kadang disertai demam
- Menanyakan factor pre-renal, renal, post renal
- Palpasi bimanual dan perkusi – nyeri, massa – hidronefrosis
- RT – tanda keganasan
- Lab - leukositosis
- Urinalisis – leukosituria atau hematuria
- Faal ginjal – abnormal, tanda asidodis atau hiperkalemia
- Foto polos – Batu opak, pembesaran ginjal
- USG abdomen - Hidronefrosis