Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI DIRI

MEYDINA KUSUMANINGRUM
NPM 2106638015
PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR C

Judul : Sistem Sirkulasi, Cairan, dan Elektrolit


Hari ke- :3
Hari/Tanggal : Jumat, 30 September 2022
Ruang Praktik : Gedung Pascasarjana FIK UI, Ruang 605

Pendahuluan

Mata kuliah Praktikum Keperawatan Dasar menjadi mata kuliah yang saya tunggu-
tunggu setiap minggunya. Saya sangat bersemangat untuk mengikuti kelas PKD di minggu
kelima ini. Pada hari Jumat, 30 September 2022, kelas Praktikum Keperawatan Dasar
dilaksanakan kembali di gedung Pascasarjana FIK UI. Pada minggu ini, subtopik yang
dipelajari lumayan banyak dari minggu kemarin, yaitu mengenai sistem sirkulasi, cairan, dan
elektrolit. Pada minggu ini, kami melakukan praktikum tentang cara pemasangan dan
pelepasan akses intravena serta pemasangan EKG.
Situasi
Berbeda dengan minggu-minggu sebelumnya, kelas diawali dengan sharing LTM yang
dilakukan secara bersamaan dengan kelas PKD A dan B yang dilaksanakan mulai dari jam 11
hingga jam 12 siang secara online. Setelah itu, kelas dilanjutkan lagi mulai pukul 13.30 secara
offline di gedung Pascasarjana. Kegiatan yang dilakukan secara offline masih sama seperti
minggu-minggu sebelumnya, dimana kelas diawali dengan pembahasan bersama Ns. Wilda
terkait teori dari kegiatan praktikum yang akan dilakukan pada minggu keempat praktikum ini.
Kami membuat lingkaran agar kegiatan diskusi berjalan dengan efektif. Dalam melakukan
praktikum pemasangan akses intravena, kami menggunakan probandus atau patung sebagai
media pembelajaran, sedangkan pemasangan EKG kami meminta bantuan Ali untuk menjadi
probandus agar memudahkan kami dalam memahami praktik yang diperagakan.
Perasaan
Kali ketiga melakukan praktikum secara offline, membuat saya merasa bahwa saya
sudah nyaman menjadi mahasiswa keperawatan yang sebelumnya masih saya ragukan.
Ternyata, belajar praktikum lebih menyenangkan daripada belajar teori, sehingga saya lebih
menyukai mata kuliah praktikum seperi PKD ini. Saya berharap untuk semester selanjutnya
mata kuliah praktikum lebih banyak daripada mata kuliah teori. Walaupun materi yang
dipelajari mulai terasa lebih rumit, namun kegiatan minggu ini masih terasa menyenangkan
seperti minggu-minggu sebelumnya. Lingkungan yang sangat supportif membuat saya terus
maju untuk mempelajari apa yang saya tidak mengerti. Sebelum Ns. Wilda datang ke lab, kami
sekelas membahas apa yang belum kami ketahui sehingga proses bertukar pikiran pun terjadi
saat itu. Oleh karena itu, saya merasa bersyukur menjadi bagian dari kelas PKD C ini.
Akan tetapi, terdapat satu hal yang saya resahkan di kegiatan minggu ini, yaitu
pembahasan LTM yang dilakukan secara online mendekati waktu masuk ke ruang lab secara
offline. Hal tersebut membuat kami yang rumahnya jauh kebingungan untuk pergi berangkat
ke kampusnya karena bentrok dengan pembahasan LTM yang dilakukan. Alhamdulillah-nya
Ns. Wilda mengizinkan saya untuk leave zoom agar saya bisa berangkat ke kampus. Namun,
setelah saya sampai di kereta saya tetap mengusahkan masuk zoom dan mendengarkan
pembahasan LTM yang dijelaskan oleh Shofia.
Evaluasi Pengamatan
Sebelum melakukan tindakan, perawat harus dapat memperhatikan setiap proses
asuhan keperawatan agar tindakan yang dilakukan sesuai dengan kondisi pasien. Contohnya
pada pemasangan akses intravena dan EKG yang akan kami pelajari pada kegiatan praktikum
kali ini. Pengkajian dapat dilakukan dengan melakukan anamnesis ataupun pemeriksaan fisik
pasien dengan teknik head to toe dan memperhatikan apakah pasien terhidrasi dengan baik atau
menunjukkan gejala dari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Tanda-tanda bahwa pasien
mengalami masalah keseimbangan cairan dan elektrolit adalah ketika pasien mengalami diare,
mual dan muntah, serta kondisi pasien yang menunjukkan lemas, kulit kering dan pucat,
mukosa mulut yang terlihat kering, mata cekung, bb menurun, ataupun konjungtiva anemis
(Berman et al., 2021).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dalam keadaan tersebut dapat seperti,
ketidakseimbangan volume cairan tubuh, risiko ketidakseimbangan elektrolit, ataupun defisit
nutrisi. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan cairan yang kurang, intervensi yang
dilakukan dapat berupa pemasangan akses intravena. Alat-alat yang dibutuhkan dalam
pemasangan askes intravena adalah cairan infus (sesuai kebutuhan pasien), perlak, selang infus,
tiang infus, torniquet, kapas alkohol, sarung tangan, bengkok, intravena cateter, pinset, dan
safety box. Dalam pemasangan akses intravena, yang harus diperhatikan adalah insersi atau
lokasi penusukannya, dimana lokasi penusukan yang bagus dilakukan di pembuluh darah
besar, seperti di vena metacarpal dan lakukan insersi di vena yang lurus dan tidak bercabang.
Hindari pemasangan akses intravena di dekat sendi.
Sebelum tindakan pemasangan akses intravena (infus), sebagai perawat kita harus
melakukan tahapan komunikasi terapeutik terlebih dahulu, dimana kita harus mengkonfirmasi
identitas pasien dan menginformasikan tujuan dari dilakukannya pemasangan infus, serta
melakukan informed consent terhadap tindakan yang akan kita lakukan. Setelah itu baru kita
dapat melakukan pemasangan infus. Perlu diperhatikan bahwa dalam pemasangan infus, alat-
alat yang kita perlukan harus sudah berada di jangkauan kita, kemudian yang dilakukan
pertama adalah memasangkan selang infus ke cairan infus terlebih dahulu, lalu lanjutkan
tindakan pemasangan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Selanjutnya adalah praktikum pemasangan Elektrokardiogram (EKG) dengan Ali
sebagai probandusnya. Ternyata, pemasangan EKG tidak serumit yang dibayangkan. Akan
tetapi, dalam menentukan C1 hingga C6 lumayan tricky. Langkah pertama, yaitu siapkan alat-
alat yang dibutuhkan, lalu memakai sarung tangan karena kita akan melakukan kontak dengan
pasien. Kemudian, kita tentukan C1 hingga C6 kemudian oleskan jelly sebagai konduktor dan
pasangkan elektroda sesuai dengan lokasi C1 hingga C6. Selain dada, pemasangan elektroda
juga dilakukan pada ekstermitas atas dan bawah. Setelah itu, hubungkan kabel penghubung
pasien dengan elektroda yang telah terpasang di tubuh pasien. Lalu nyalakan alat EKGnya dan
cetak hasil EKG yang direkam. Penempatan yang salah akan mempengaruhi hasil interpretasi
EKG menjadi keliru (Adam, dalam Departemen KBM FIK UI, 2020).
Refleksi
Sama seperti minggu-minggu sebelumnya, sebelum mengikuti kelas di minggu ketiga
ini, saya telah menyaksikan video yang disediakan di EMAS, sehingga saya cukup mengerti
terkait cara pemasangan akses intravena (infus) dan pemasangan EKG. Akan tetapi, memang
perlu ditunjukkan secara langsung terkait cara pemasangan infus dan EKG yang benar agar
saya menjadi lebih paham dan mengerti. Selama pertemuan ini, saya juga memahami dengan
baik apa yang dijelaskan Ns. Wilda, sehingga pengetahuan yang saya dapatkan menjadi lebih
mantap. Akan tetapi, masih banyak istilah-istilah atau materi-materi yang masih belum saya
atau teman-teman lain ketahui, sehingga harus dicari tahu terlebih dahulu melalui googling.
Oleh karena itu, saya merasa bersalah kepada Ns. Wilda apabila belum bisa menjawab
pertanyaannya. Dengan demikian, hal tersebut menjadi tugas bagi saya untuk mempelajari
lebih lanjut terkait hal-hal yang belum saya ketahui.
Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan ketiga ini, dapat
disimpulkan bahwa segala tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, harus tetap
memperhatikan setiap proses tahapan asuhan keperawatan agar tindakan yang dilakukan sesuai
dengan kondisi pasien. Dengan demikian, rencana tindak lanjut yang harus saya lakukan untuk
menjawab ketidaktahuan saya tersebut adalah mencari tahu mengenai jenis cairan beserta
indikasinya dan ketentuan ukuran intravena cateter yang sesuai dengan berbagai usia pasien,
serta istilah-istilah yang ada dalam pemasangan akses intravena ataupun EKG. Kemudian, saya
perlu memahami dan melatih lebih lanjut terkait cara pemasangan infus dan EKG agar bisa
menjadi mahir dalam melakukannya, sehingga saya dapat menerapkannya untuk memberikan
asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien.

Referensi
Berman, A., Snyder, S.J., Frandsen, G. (2021). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing:
Concepts, Process, and Practice 11th Edition. New York: Pearson Education Inc

Departemen KMB FIK UI. (2020). Pengukuran CTR (Cardiothoracic Rasio) dan EKG
(Elektrokardiogram). Diakses pada 30 September 2022 dari [Youtube]:
https://youtu.be/xzHcfs32JSg

Anda mungkin juga menyukai