Anda di halaman 1dari 69

PENUNTUN PRAKTIKUM

PENGANTAR FISIKA

Disusun
Oleh
Tim Pengajar Pengantar Fisika
JURUSAN FISIKA FMIPA UNSYIAH
Tahun 2020

0
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan pada Allah SWT, yang


dengan izinNya kami telah dapat menyelesaikan Penuntun Praktikum
Pengantar Fisika untuk tahun akademik 2020-2021. Penuntun praktikum
ini terdiri percobaan percobaan fisika yang meliputi pengenalan alat ukur,
percobaan mekanika, hidrostatika dan termodinamika.
Disebabkan oleh keadaan wabah Covid 19 yang melanda secara
global, maka praktikum Pengantar Fisika dilaksanakan secara off-
laboratorium dalam bentuk praktikum secara mandiri oleh praktikan,
dengan bimbingan dari para asisten secara online menggunakan platform
komunikasi digital yang tersedia. Wabah yang telah melanda sejak
Februari 2020 di Indonesia dan menyebabkan dihentikannya kegiatan
pembelajaran langsung di kampus, membuat kami harus mendesain ulang
cara melakukan percobaan fisika agar dapat dilakukan oleh setiap
mahasiswa secara mandiri di tempatnya masing masing. Untuk itu setiap
percobaan disederhanakan dengan mengurangi penggunaan alat alat
laboratorium dan menggantinya dengan perangkat yang mudah tersedia
di tempat tinggal masing masing mahasiswa, tetapi tidak mengurangi
tingkat pembelajaran fisika dari masing masing topik yang
dieksperimenkan. Laporan laporan praktikum yang sebelumnya pada
masa normal dikumpulkan dalam bentuk fisik, kini diganti dengan format
digital, disesuaikan dengan keadaan.
Berbagai kemudahan yang tersedia saat ini melalui media telepon
pintar (smartphone) kami coba integrasikan ke dalam berbagai percobaan
fisika. Berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk pengukuran tersedia
di media seperti Playstore dan dapat dimanfaatkan secara bebas biaya
dengan konsekuensi periklanan dan ada juga yang perlu dibeli dengan
biaya tertentu. Atas dasar itu, pada beberapa percobaan yang dilakukan,
ada penggunaan telepon pintar untuk beberapa jenis pengukuran. Dalam
hal penggunaan aplikasi yang cocok, kami tetap menyarankan untuk

1
menggunakan yang bebas biaya, tetapi juga para mahasiswa dibolehkan
untuk mendownload aplikasi berbayar dengan biaya yang ditanggung
sendiri. Kami selaku tim penyusun berharap Penuntun Praktikum ini dapat
berguna dalam membimbing para praktikan dalam melaksanakan
percobaan-percobaan di Laboratorium Fisika Dasar, Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Syiah Kuala.
Penyusunan Penuntun Praktikum ini dilakukan oleh Tim Penyusun
yang terdiri dari Dosen-dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Syiah
Kuala yang dibantu oleh para mahasiswa. Namun demikian, kami juga
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Penuntun ini.
Karena itu kritik dan saran sangat kami harap, demi kesempurnaannya
dikemudian hari.

Darussalam, September
2020

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

PERCOBAAN 1 PENGUKURAN DAN ALAT UKUR


PERCOBAAN 2 KONSEP KECEPATAN, PERCEPATAN DAN
MOMENTUM
PERCOBAAN 3 GERAK JATUH BEBAS
PERCOBAAN 4 GERAK PARABOLA
PERCOBAAN 5 GAYA GESEKAN
PERCOBAAN 6 MOMEN INERSIA
PERCOBAAN 7 BANDUL
PERCOBAAN 8 GETARAN PEGAS
PERCOBAAN 9 TEGANGAN PERMUKAAN
PERCOBAAN 10 TERMODINAMIKA

3
TATA TERTIB LABORATORIUM FISIKA DASAR

Laboratarium adalah ruangan dimana percobaan, penelitian, atau


pratikum dilakukan dengan mengunakan alat-alat yang tersedia. Di
lingkungan Laboratarium Fisika Dasar dilakukan percobaan-percobaan
untuk mempelajari konsep-konsep dasar ilmu fisika. Percobaan yang
dilakukan memiliki jenjang dari yang mudah hingga yang rumit, dengan
kapasitas yang berbeda pada setiap percobaan.
Dalam keadaan normal untuk pelaksanaan praktikum di
Laboratarium Fisika Dasar, setiap praktikum harus memperhatikan tata
tertib yang berlaku, seperti yang dijabarkan berikut ini:

1. Praktikan harus sudah hadir 5 (lima) menit sebelum praktikum dimulai.


2. Praktikan harus mengenakan pakaian laboratarium dan tidak
dibenarkan menggunakan sandal.
3. Setiap kelompok harus membawakan kain/kertas lap. Asisten akan
memeriksa kelengkapan ini setiap memulai praktikum.
4. Setiap praktikan harus menggumpulkan tugas Pendahuluan (pretest)
sebelum memulai praktikum kepada asisten masing-masing, sebagai
syarat untuk dapat mengikuti praktikum.
5. Setiap kelompok harus terlebih dahulu meminjam alat atau sebagian
alat yang akan digunakan dengan mengisi bon peminjaman, lalu
ditandai tangani oleh asisten.
6. Setelah alat dirangkai, mintalah asisten untuk memeriksa rangkaian
dan susunan komponen komponennya sebelum berlanjut ke langkah
langkah pengukuran dan pengambilan data. Beberapa set perangkat
yang membutuhkan daya listrik baru boleh disambungkan ke jaringan
listrik setelah diverifikasi oleh asisten.
7. Setelah pengambilan data selesai, alat harus dikembalikan ke laboran.
Bersihkan meja dan alat di atasnya dan tinggalkan meja dalam
keadaan rapi.
8. Kerusakan alat menjadi tanggung jawab peminjam.

4
9. Tuliskan data yang diperoleh dalam kertas laporan sementara dalam
rangkap (n+1) dengan n adalah jumlah praktikan dalam satu kelompok.
Satu rangkap diserahkan pada asisten.
10. Praktikan harus melakukan praktikum dalam kelompoknya dan tidak
diperkenankan mengikuti dalam kelompok yang lain. Tidak diberikan
kesempatan mengulang untuk pratikum yang tertinggal.
11. Praktikan yang tidak hadir sebanyak tiga kali tanpa keterangan akan di
anggap gagal, dan semua praktikum yang telah dilakukan dianggap
batal.

Dalam keadaan tidak normal seperti saat penyebaran wabah


Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) ini, dimana diberlakukan aturan
lockdown dan pembatasan kegiatan yang bersifat publik, maka kegiatan
perkuliahan yang sebelumnya berlangsung di kampus harus dilaksanakan
secara online, dan kampus ditutup dari kegiatan pembelajaran langsung.
Karena itu kegiatan praktikum di laboratorium pun harus disesuaikan, dan
kegiatan praktikum di laboratorium tidak dapat kita laksanakan. Karena itu
disusunlah kegiatan praktium mandiri yang berbasis pada pengukuran
fenomena dan besaran fisika secara mandiri di tempat para mahasiswa
masing masing.
Praktikum yang sebelumnya berbasis pada team work dimodifikasi
menjadi individual work, dengan bantuan dari asisten diberikan secara
online atau melalui forum chat. Kemajuan teknologi saat ini, melalui
teknologi telepon pintar, telah membuat banyak orang berkreasi membuat
berbagai aplikasi di smartphone, sebagiannya dapat digunakan untuk
melakukan pengukuran fisika. Kemudahan mendownload berbagai
aplikasi untuk pengukuran fisika secara bebas biaya telah memungkinkan
kami mendesain penuntun praktikum ini, untuk dapat digunakan oleh para
mahasiswa sebaik baiknya. Perlu juga diperhatikan bahwa kemudahan
mendownload aplikasi harus diimbangi dengan kedewasaan dalam
berpikir dan bertindak, menjaga diri dan melakukan filter secara mandiri,
supaya terhindarkan dari hal hal yang melanggar aturan norma agama,

5
yang dapat menurunkan marwah pribadi yang sudah diberikan oleh Allah
SWT pada setiap manusia, dan yang tidak sesuai dengan kaidah sosial
kemasyarakatan.
Dalam melakukan percobaan fisika secara mandiri, para
mahasiswa diharapkan menggunakan logika rasional dalam menjaga
keamanan diri. Penggunaan benda benda yang berat sebagai objek
praktikum tidak disarankan, tetapi jikapun digunakan supaya berhati hati.
Penggunaan jaringan listrik, jika diperlukan, juga digunakan dengan tingat
kehati hatian yang memadai untuk mencegah konsekuensi hubung
singkat, tersengat arus listrik, dan risiko kebakaran.

6
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

1. PENDAHULUAN
Ketika melakukan suatu pengukuran harus disadari bahwa hasil
yang kita peroleh tidaklah tepat sekali. Hasil pengukuran tersebut tetap
mengandung ketidakpastian, yang dalam bahasa sehari-hari dikenal
dengan sebutan ralat. Pengukuran yang baik, cermat dan teliti hanya
dapat meminimalkan ketidakpastian, tetapi tidak mampu
menghilangkannya. Timbulnya ketidakpastian pada hasil pengukuran
disebabkan oleh :

a. Nilai skala terkecil alat ukur


Setiap alat ukur, baik analog maupun digital, memiliki keterbatasan
beruapa nilai skala terkecil yang mampu dijangkaunya, yang
beragam untuk alat ukur yang berbeda. Pada alat ukur analog, nilai
skala terkecil adalah jarak antara dua buah goresan pada papan
skalanya. Pada umumnya skala ini sekitar 1 mm, karena mata
telanjang memiliki resolusi hanya pada sekitar 1 mm itu. Pemakaian
skala nonius itu sangat membantu dan membuat nilai skala terkecil
suatu alat ukur menjadi lebih kecil. Hasil pengukurannya juga akan
memiliki ketidakpastian yang jauh lebih kecil.

b. Ketidakpastian bersistem
Ketidakpastian bersistem adalah ketidakpastian yang dapat dirumut.
Contohnya adalah :
1. Kesalahan kalibrasi, yaitu pemberian nilai skala alat ukur yang
tidak tepat
2. Kesalahan titik nol, yaitu alat ukur tidak menunjukkan tetap pada
titik nol saat sebelum digunakan.

7
c. Ketidakpastian acak
Ketidakpastian acak disebabkan oleh pengaruh lingkungan
sekitarnya. Misalnya gerak molekul-molekul udara dan derau dapat
mengganggu penunjukkan jarum alat ukur.

d. Keterbatasan pengamat
Kadang-kadang pengamat kurang terampil dalam menggunakan
peralatan, apalagi jika peralatan yang digunakan kompleks, ataupun
susunan peralatannya kurang tepat.
Dalam menyajikan data hasil pengamatan, biasanya dituntut informasi
tentang data beserta nilai ketidakpastian data tersebut.
Penyajian tersebut dapat dituliskan berupa : Data = X̄ ± ∆x

2. BEBERAPA MODEL KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN


2.1 Ketidakpastian pada pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya
sekali saja, tanpa perulangan. Pengukuran ini hanya memberi informasi
sampai pada nilai skala terkecil alat ukur saja. Untuk pengukuran seperti
ini, ralatnya diambil setengah dari nilai skala terkecil (nst) dari alat ukur.
1
∆x = nst
2
2.2 Ketidakpastian pada pengukuran berulang
Pengukuran yang berulang dapat menghasilkan data yang baik dan
akurat. Semakin banyak perulangan pengukuran semakin akurat data
yang diperoleh dan diharapkan semakin kecil nilai ketidakpastian.
Misalnya dilakukan pengukuran suatu objek sebanyak 8 (delapan)
kali, dan dihasilkan data sebagai berikut :
x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8
Untuk menentukan ketidakpastian atau ralat dari pengukuran tersebut,
perlu dilakukan perhitungan sebagai berikut ini. Tuliskan data yang
diperoleh dalam bentuk tabel seperti tabel 1.

8
Tabel 1. Tabel Perhitungan Ralat
No Data (x) (x — x̅) (x — x̅)2
1 x1
2 x2
3 x3
4 x4
5 x5

Σx = ⋯ ∑(x — x̅)2
∑x
x̅ =
n

2)
Ralat mutlak : ∆x = J∑(s–s̅
n(n–1)

Ralat Nisbi : ∆l = ∆s x 100%


Keseksamaan : K = 100% - ∆l
Dari hasil pengukuran adalah :
Data (x) = X̄ ± ∆x

3. MENGGAMBAR GRAFIK
Grafik dapat diartikan sebagai suatu bagan atau gambar yang
menunjukkan hubungan dan besaran. Bentuk kurva pada grafik tersebut
tergantung pada hubungan antara kedua besaran tersebut, apakah linear,
yang menghasilkan kurva yang berbentuk parabolic. Selain dilukiskan
dengan kurva, grafik juga dapat ditampilkan dalam bentuk histogram
seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.
Sebuah grafik yang baik hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap grafik memiliki judul atau keterangan, yang dicantumkan di
bagian bawah grafik.
b. Sumbu mendatar (sumbu x) digunakan untuk variable bebas dan
sumbu vertical (sumbu y) digunakan untuk variable terikat. Nama
besaran harus dituliskan pada masing-masing sumbu. Pangkat
sepuluh dan satuannya dipisahkan dari angka yang ditulis pada
sumbu.

9
y
y

x x

Gambar 3.1 bentuk-bentuk grafik (a) linear, (b) kuadratis, (c) grafik
histogram

Dalam membuat kurva pada grafik, ikutlah ketentuan-ketentuan berikut :


a. Pilihlah kertas yang sesuai untuk menggambar grafik. Ada
beberapa jenis kertas grafik, yaitu :
• Kertas grafik millimeter
• Kertas grafik semilogaritma (semilog), dan
• Kertas grafik log-log atau bilogaritma (bilog)
b. Titik data ditentukan dengan teliti dan ditandai dengan simbul
seperti o, +, x, --, dab sebagainya. Gunakan simbul yang sama
untuk sebuah kurva. Hal ini sangat membantu dalam
menggambarkan banyak kurva pada sebuah grafik.
c. Kurva yang digambarkan tidaklah harus melalui setiap titik,
melainkan membentuk pola tertentu, linear ataupun kuadratis.
Ingatlah bahwa setiap data yang diperoleh mengandung
ketidakpastian.

10
d. Untuk kurva linear, dapatkan garis lurus melalui metode Least
Square. Metode ini digunakan untuk mendapatkan persamaan
garis lurus (linear) dari data x dan y, sehingga dapat ditulis :
y = a + bx
nilai a dan b dicari dengan menggunakan persamaan :
n (∑ xiyi) — (∑ xi)(∑ yi) (∑ yi) — b(∑ xi)
b= dan a =
n (∑ x i ) — (∑ xi)2
2 n

11
PERCOBAAN 1
PENGUKURAN DAN ALAT UKUR

1. 1 TUJUAN PERCOBAAN
❖ Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dalam ilmu fisika, serta
memahami penggunaan konsep angka penting dalam pengukuran
dan perhitungan.

1.2 DASAR TEORI


Pelajari referensi referensi yang menerangkan tentang alat ukur
jangka sorong, mikrometer, timbangan massa, dan stopwatch serta
metode penggunaannya. Gunakan referensi buku buku teks fisika dasar
dan Youtube dengan kata kunci seperti vernier caliper (jangka sorong)
dan micrometer. Pelajari juga cara mengukur volume zat cair.
Latihlah cara menggunakan apps stop watch di hp/smartphone
anda.

Besaran terbagi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.


Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Terdapat tujuh besaran pokok yang didefinisikan melalui perjanjian
inernasional yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. Setiap besaran memiliki
satuan masing-masing. Sebagai standar internasional digunakan sistem
satuan metrik yang juga dikenal sebagai sistem SI. Satuan metrik dari
besaran-besaan pokok ditunjukkan juga dalam Tabel 1.1

Tabel 1.1 Besaran pokok dan satuan metriknya


No Besaran Satuan metrik (SI)
1 Panjang meter (m)
2 Massa kilogram (kg)
3 Waktu detik (s)

12
4 Temperatur Kelvin (K)
5 Kuat Arus ampere (A)
6 Intensitas cahaya kandela (cd)
7 Jumlah zat mol

Nilai suatu besaran dinyatakan dalam angka yang kadang kadang


dibulatkan hingga ke angka signifikan terdekat. Misalkan suatu
pengukuran memberikan hasil 23196,44 km, maka dapat dibulatkan
menjadi 23000 km. Pembulatan dilakukan dengan memperhatikan jenis
alat ukur, tingkat presisi alat ukur, dan signifikansi nilai yang diperlukan.
Suatu hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam angka ilmiah
dalam bentuk perpangkatan sepuluh. Nilai 23000 km dapat dinyatakan
sebagai 2,3 x 104 km. Dalam hal ini hanya dua angka penting yang
terdapat dalam hasil pengukuran. Perpangkatan sepuluh adalah sebuah
bentuk penyederhanaan dalam menyatakan suatu nilai, dari nilai yang
sangat kecil dalam skala atomik hingga angka yang sangat besar dalam
skala dimensi alam semesta. Tabel 1.2 menunjukkan prefix yang sering
digunakan dalam menyebutkan bilangan dalam perpangkatan sepuluh.

Tabel 1.2 Prefix yang umum digunakan untuk menyatakan angka.


No Nilai Prefix Simbol
1 1018 Exa E
2 1015 Peta P
3 1012 Tera T
4 109 Giga G
5 106 Mega M
6 103 kilo k
7 102 hekto ha
8 101 deka da
9 100 -
10 10-2 centi c
11 10-3 mili m
12 10-6 mikro 
13 10-9 nano n
14 10-12 piko p
15 10-15 femto f
16 10-18 atto a

13
Kita sering juga menjumpai bilangan-bilangan yang besar yang
memerlukan penyebutan khusus. Di dalam kehidupan sehari hari terdapat
istilah seperti puluhan dan ratusan untuk menyatakan bilangan besar.
Sementara itu di dalam pengukuran kita boleh menjumpai bilangan-
bilangan yang lebih besar. Tabel 1.3 menunjukkan istilah untuk bilangan-
bilangan besar.

Tabel 1.3 Nama-nama untuk bilangan besar.


No Nilai Nama
1 103 ribu
2 106 juta
3 109 milyar
4 1012 trilyun
5 1015 quadrilyun
6 1018 quintiliun
7 1021 sextiliun
8 1024 septiliun
9 1027 oktiliun
10 1030 noniliun
11 1033 dekiliun
12 1036 undekiliun
13 1039 duodekiliun
14 1042 tredekiliun
15 1045 quattrodekiliun
16 1048 quindekiliun
17 1051 sexdekiliun
18 1054 septendikiliun
19 1057 oktodekiliun
20 1060 novemdekiliun
21 1063 vigintiliun
22 10100 googol
23 10303 centiliun
24 10googol googolplex

Pengukuran adalah aktivitas membandingkan dimensi atau ukuran


benda dengan suatu ukuran standard. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan alat ukur yang khas. Tabel 1.4 menunjukkan beberapa alat
ukur yang umum dan besaran yang diukur olehnya.

14
Tabel 1.4 Alat-alat ukur yang sering digunakan
No Besaran Alat ukur
1 Panjang Meteran, rol, jangka sorong, mikrometer.
Timbangan analitik, timbangan digital, timbangan
2 Massa
tiga palang
3 Waktu Jam, stopwatch
4 Temperatur Termometer air raksa, termometer logam
5 Kuat Arus amperemeter
6 Intensitas cahaya luxmeter
7 Rapat massa densitimeter
8 Gaya dinamometer

Hasil bacaan alat ukur dapat dinyatakan dalam nilai-nilai dengan


satuan yang tertentu. Kadang-kadang satuan yang digunakan bukanlah
sistem metrik. Karena itu dalam pemakaian atau perhitungan sering kita
harus melakukan konversi satuan.
Jangka sorong (vernier calliper) adalah alat ukur panjang yang
sangat umum digunakan di laboratorium. Jangka sorong umumnya dibuat
dari besi baja (stainless steel) dan menampilkan dua macam sistem
satuan, yaitu cm dan inci. Gambar 1.1 menunjukkan skema sebuah
jangka sorong. Ada tiga pengukuran yang dapat dilakukan dengan jangka
sorong, yaitu (a) mengukur panjang, tebal atau diameter luar dengan
menggunakan dua bilah luar, (b) mengukur diameter dalam atau ukuran
sisi dalam dengan menggunakan dua bilah dalam, dan (c) mengukur
kedalaman suatu wadah dengan menggunakan penanda kedalaman.
Pengukuran dilakukan dengan meletakkan benda yang diukur pada bilah-
bilah yang dikehendaki. Pembacaan hasil pengukuran dilakukan melalui
skala yang terdapat di badan jangka sorong. Ada dua macam skala yang
perlu dibaca di jangka sorong, yaitu skala utama dan skala nonius. Skala
utama terletak pada batang jangka sorong, sementara skala nonius
terletak pada bilah-bilah geser.

15
Gambar 1.1 Jangka sorong. (1) Bilah luar, (2) bilah dalam, (3) Penanda
kedalaman, (4) skala utama cm, (5) skala utama inci, (6) skala nonius cm, (7)
skala nonius inci, dan (8) penahan.

Nilai skala utama yang dibaca adalah nilai skala yang terletak tepat
di sebelah kiri angka nol pada bilah geser dengan ketelitian hingga 0,5
mm. Sementara nilai skala nonius adalah nilai di skala nonius yang tepat
berimpit dengan garis di skala utama, dengan ketelitian hingga 0,05 mm.
Hasil pembacaan adalah penjumlahan nilai skala utama dengan nilai skala
nonius. Gambar 1.2 menunjukkan sebuah contoh pembacaan jangka
sorong. Skala utama adalah skala di atas, dan skala nonius terletak di
bawah. Nilai skala utama adalah 1,2 cm. Sementara itu garis di skala
nonius yang tepat berimpit dengan garis di skala utama adalah garis 3,
yang berarti 0,3 mm. Karena itu hasil pengukuran adalah 1,2 cm + 0,3 mm
atau sama dengan 1,23 cm.

Gambar 1.2 Pembacaan skala pada jangka sorong

Alat ukur panjang lain yang sering digunakan di laboratorium


adalah mikrometer. Mikrometer menghasilkan pembacaan hingga 0,01
mm, dan umumnya digunakan untuk mengukur diameter luar atau
panjang luar sebuah benda. Gambar 1.3 menunjukkan tampak depan
sebuah mikrometer. Benda yang akan diukur diletakkan diantara anvil dan
spindle. Spindle dapat digerakkan dengan memutar thimble.

16
Gambar 1.3 Sebuah mikrometer

Mikrometer memiliki skala utama dan skala nonius seperti halnya


jangka sorong. Skala nonius pada mikrometer terletak di ujung thimble,
sementara skala utama terletak pada barrel. Contoh pembacaan
ditunjukkan pada Gambar 1.4. Skala utama ditunjukkan oleh skala pada
ujung thimble, dan di sini terbaca 8 mm. Skala nonius adalah skala yang
berimpitan dengan sumbu skala utama, dalam hal ini angka 12 (0,12 mm).
Karena itu hasil yang terbaca adalah 8 mm + 0,12 mm = 8,12 mm.

Gambar 1.4 Cara membaca hasil pengukuran pada mikrometer.

Setiap hasil pengukuran tidak pernah bebas dari kesalahan. Nilai


atau tingkat kesalahan suatu alat ukur tergantung pada alat ukur yang
digunakan. Ketelitian dari suatu hasil pengukuran sangat ditentukan oleh
akurasi alat ukur yang digunakan. Alat ukur yang menggunakan sistem
paralax dalam membacanya selalu memiliki tingkat ketelitian sebesar
setengah dari nilai skala terkecil. Sementara alat ukur elektronik memiliki
tingkat akurasi yang ditentukan oleh sensitivitas rangkaian, dan biasanya
diberikan dalam manual alat.

17
1.3 ALAT dan BAHAN

No. Alat dan bahan Jumlah


1. Jangka sorong 1
2. Mikrometer 1
3. Stopwatch pada hp 1
4. Alat suntik (spet, syringe) 1
5. Wadah 1
6. HP/Smartphone

1.4 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong
• Carilah gambar jangka sorong (vernier caliper) dengan
mengetik kata kunci “vernier caliper” di Google, lalu cari gambar
saja.
• Pelajarilah video video di Youtube tentang cara penggunaan
jangka sorong.
• Carilah apps Vernier Calliper di Playsore, install di HP anda,
dan coba gunakan untuk mengukur objek.
• Diskusikan dengan asisten untuk hal hal yang kurang jelas.

2. Pengukuran dengan meggunakan mikrometer


• Carilah gambar micrometer dengan menggunakan laman
pencari Google.
• Pelajari video video di Youtube tentang cara penggunaan
mikrometer.
• Carilah apps mikrometer di Playsore, install di HP anda, dan
coba gunakan untuk mengukur objek
• Diskusikan dengan asisten untuk hal hal yang kurang jelas.

18
3. Pengukuran dengan menggunakan timbangan.
• Carilah apps “Weight Scale Estimator” di Apps Store / Playstore
lalu installah di HP anda.
• Ikuti instruksi di apps tersebut dan lakukan beberapa
pengukuran bobot untuk beberapa benda di sekitar anda.
• Cobalah beberapa apps lain yang mirip dengan fungsi yang
sama.

4. Pengukuran intensitas suara.


• Carilah apps sound meter di Playstore, misalnya Sound
Frequency Meter:Sound Frequency Generator.
• Installah apps tersebut, lalu lakukan pengukuran intensitas
suara dari objek objek di sekitar anda, seperti suara teriakan
anda sendiri, suara kompresor kulkas, suara sepeda motor saat
sedang digas atau digeber, dan lain lain.
• Installah apps yang dapat menghasil suara pada frekuensi yang
diatur, carilah di Playstore dengan kata kunci: sound generator.
• Bangikitkan suara pada frekuensi pada frekuensi 20 Hz lalu
berikan komentar anda. Apakah anda dapat mendengarnya
dengan baik?
• Bangkitkan suara pada beberapa frekuensi yang lain antara 20
Hz dan 20.000 Hz lalu berikan komentar anda.
• Kemudian lakukan lagi untuk frekuensi yang lebih dari 20.000
Hz. Apakah anda dapat mendengar suaranya?

5. Pengukuran volume
• Dapatkan alat suntik (seperti alat suntik tinta printer atau alat
suntik di apotik) dengan volume antara 10 dan 50 ml.
• Ambillah air sebanyak satu sendok makan, lalu hisapkan ke alat
suntik. Catat volume air yang terbaca pada alat suntuk.
• Teteskan air satu tetes saja di atas permukaan yang licin. Ambil
foto tetesan air tersebut dengan menggunakan kamera hp.

19
• Dengan menggunakan jarum suntik, hisaplah tetesan air
tersebut dan baca nilai volume yang diperoleh.
• Lalukan pengukuran volume untuk tetesan air embun di ujung
daun pada pagi hari.

6. Pengukuran waktu
• Bukalah apps stopwatch pada HP anda. Biasanya posisinya
pada apps Clock yang sudah default terinstall. Jika tidak ada,
carilah apps Stopwatch di Playstore.
• Tekan “start” lalu bacalah kalimat di atas dengan suara pelan
dan ritme normal. Begitu sampai pada akhir kalimat, tekan
“stop”. Catatlah waktu yang anda butuhkan.
• Ulangi membaca kalimat di atas dengan ritme cepat, lalu catat
waktu yang anda butuhkan. Ulangi sekali lagi, kali ini dengan
ritme yang lambat, dan catat waktu yang dibutuhkan.
• Ambillah botol air minum bekas yang kosong, lemparkan ke
udara. Tekan “start” pada saat yang bersamaan dengan
lepasnya botol dari tangan anda, dan tekan “stop” saat anda
mendengar botol jatuh mengenai lantai.
• Di langkah ini anda perlu melakukannya di tempat terbuka, yaitu
di lapangan sepak bola, dan butuh bantuan seorang kawan.
Mintalah kawan anda untuk berdiri pada satu tiang gawang dan
anda berdiri pada satu tiang gawang lagi. Minta teman anda
untuk bertepuk tangan sekali, saat anda melihat teman anda
bertepuk tangan, tekan “start”. Saat anda mendengar suara
tepukan tangan sampai pada anda, tekan “stop”. Lakukan
beberapa kali dan catat interval waktu antara anda melihat
teman bertepuk tangan dan saat suara tepukan tangan teman
anda sampai. Anda juga bias meminta teman anda memukul
sepotong besi dengan palu, dan anda mencatat interval waktu
Antara saat anda melihat palu menimpa objek dan saat suara
terdengar.

20
1.5 CATATAN DAN DATA DATA PERCOBAAN
1. Catatlah hal hal yang penting tentang pembacaan skala utama
dan skala nonius pada jangka sorong, dan jenis jenis objek yang
dapat diukur dengan menggunakan jangka sorong.
2. Catatlah hal hal yang penting tentang pembacaan skala utama
dan skala nonius pada mikrometer, dan jenis jenis objek yang
dapat diukur dengan menggunakan mikrometer.
3. Catatlah massa benda benda sederhana yang dapat anda
timbang dengan menggunakan apps tersebut.
4. Catatlah intensitas suara anda saat anda berteriak di dalam
ruangan tertutup dan saat anda berada di tempat terbuka.
Catatlah intensitas suara beberapa objek di sekitar anda.
Tampilkan dalam bentuk tabel seperti berikut ini.
No. Nama Objek dan keadaan objek Intensitas suara

5. Setelah mencoba mendengarkan suara pada beberapa frekuensi


tertentu yang dibangkitkan oleh apps di HP, berikan komentar
dan catatan anda.
6. Catatlah volume beberapa keadaan zat cair yang anda ukur
pada percobaan 1.5 dalam tabel seperti berikut ini.
No. Nama Objek dan keadaan objek Volume
1 Air, satu sendok makan
2 Air, satu sendok teh
3 Air satu tetes
4 …. dst

7. Catatlah interval waktu dari beberapa percobaan yang anda


lakukan pada percobaan 1.6.

21
PERCOBAAN 2
KONSEP KECEPATAN, PERCEPATAN DAN MOMENTUM

2.1 TUJUAN PERCOBAAN


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk konsep kecepatan,
percepatan, dan momentum dan bagaimana cara mengukur atau
menghitungnya dalam kejadian fisis.

2.2 DASAR TEORI


Mekanika adalah ilmu yang mempelajari gerakan benda dan
penyebab geraknya yaitu gaya. Ada dua cabang mekanika yaitu
kinematika dan dinamika. Kinematika mempelajari tentang gerak dan
perubahan gerak suatu benda tanpa meninjau penyebabnya.
Dalam mekanika, parameter yang dipelajari pada sesuatu objek
yang berada dalam ruang adalah posisi, kecepatan, dan percepatan dari
objek. Posisi menunjukkan letak benda dalam ruang relative terhadap
sebuah titik acuan. Kecepatan menunjukkan perubahan posisi benda
setiap saat relative terhadap suatu titik acuan. Percepatan adalah
perubahan kecepatan pada benda setiap saat terhadap suatu titik acuan.
Secara umum, titik acuan yang diambil adalah titik yang diam dalam
ruang. Namun dalam kasus kasus yang advanced, titik acuan yang
diambil dapat juga berupa titik yang bergerak. Perhitungannya akan
berbeda tetapi konsep fisika yang dibangunnya tetap sama.
Dalam mekanika, hal utama yang harus dipahami adalah
pengertian jarak dan perpindahan. Jarak edalah panjang lintasan yang
ditempuh oleh benda bergerak dan merupakan besaran skalar.
Sedangkan perpindahan ∆X merupakan besaran vector yang
menunjukkan perubahan kedudukan suatu benda dihitung dari kedudukan
awalnya X0 kekeadaan lain X . Gambar 2.1 menunjukkan sebuah skema
perpindahan.

22
X o ; to
∆X=perpindahan ; t
X
Gambar 2.1 Perubahan posisi kereta dalam selang waktu tertentu

Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai besar perpindahan setiap


satuan waktu tempuh, secara matematis ditulis :

perpindahan ∆X
Kecepatan rata-rata = = (2.1).
waktu tempuh ∆t

Satuan daripada kecepatan rata-rata dalam system SI adalah meter/detik


(m/s). sedangkan percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan
sebuah benda seiring dengan berubahnya waktu :

kecepatan ∆V
Percepatan rata-rata = = (2.2).
waktu tempuh ∆t

Kecepatan dan percepatan benda dapat digambarkan dalam grafik


waktu, dimana nilai kecepatan dan percepatan digambarkan pada sumbu
vertical dan waktu digambarkan pada sumbu horizontal.
Momentum menyatakan keadaan dinamik suatu benda, dia
melibatkan parameter kelembaman inersial benda yaitu massa. Sebuah
benda yang massanya kecil relative lebih mudah bergerak dibandingkan
dengan benda yang massanya besar, dalam hal ini kelembaman
mempengaruhi keadaan gerak benda. Momentum didefinisikan sebagai
hasil kali massa benda dengan kecepatannya relative terhadap suatu titik
acuan. Dalam istilah momentum, sebuah benda yang bermomentum
besar relative lebih sukar dihentikan ketika bergerak dibandingkan dengan
benda yang bermomentum kecil.
Momentum yang dimiliki oleh sebuah benda didefinisikan sebagai
hasil kali massa dengan kecepatannya. Jadi, setiap benda yang memiliki

23
kecepatan pasti memiliki momentum. Momentum merupakan besaran
vector.
Persamaan momentum :
p = mv (2.2)

Resultan gaya yang bekerja pada suatu benda akan menghasilkan


perubahan momentum pada benda itu, atau dapat ditulis :
dp
F= (2.3)
dt

Untuk mencari energi yang hilang dari dua benda selama proses
tumbukan, dapat dengan menggunakan persamaan :
1
E1’ = m1 . E1 (2.4)
(1+ )²
m2
1 N1
E2’ = . . E1 (2.5)
m1
(1+ )² N2
m2

Kecepatan dari duah benda yang bergerak tanpa gesekan diatas bantalan
udara dapat diukur sebelum dan sesudah tumbukan, baik untuk tumbukan
elastik dan tumbukan non-elastik.

2.3 ALAT DAN BAHAN


1. Stopwatch
2. Mistar/tali ukur
3. Smartphone
4. Aplikasi pengukur kecepatan seperti GPS Speedometer
5. Timbangan
6. Bola pingpong 1 buah
7. Bola tennis 1 buah
8. Batu bata 1 buah
9. Spidol 1 buah

2.4 PROSEDUR PERCOBAAN


A. Konsep kecepatan
Buatkan garis di lantai datar sepanjang 120 cm dengan
menggunakan spidol. Tandai sebuah ujung dengan titik A.

24
Kemudian buatlah penanda jarak setiap 20 cm hingga sampai ke
ujung yang lain, dan namai penanda itu dengan B, C, dan
seterusnya. Siapkan stopwatch di HP, kemudian
gerakkan/lepaskan bola pingpong sepanjang garis lurus dengan
cara menjentikkan bola pingpong dengan jari. Ukur waktu yang
ditempuh bola untuk bergerak dari titik A ke titik B, C, dan
seterusnya. Ulangi percobaan beberapa kali dengan
mengusahakan setiap menjentikkan jari ke bola, keadaan yang
diberikan sama. Catat waktu yang ditempuh oleh bola pingpong
dalam bentuk tabel. Kemudian ulangi juga untuk jentikan tangan
yang lebih keras.

Kemudian lakukan hal sama untuk bola tennis, dan catat waktu
yang dibutuhkan. Untuk menggerakkan bola tennis, gulirkan bola
pada garis di lantai. Panjang garis bias ditambah jika diperlukan.

Dengan mengaktifkan aplikasi GPS Speedometer, keluarlah ke


jalan dan coba jalan kaki dengan kecepatan yang konstan.
Perhatikan apakah aplikasi itu dapat mencatat kecepatan gerak
anda. Catatlah angka kecepatan yang dihasilkan. Kemudian ulangi
dengan mencoba berjalan lebih cepat dan ukurlah kecepatan gerak
anda. Setelah itu cobalah berlari sejarak 50 meter (dari satu tiang
listrik ke tiang listrik yang lain) dan catat kecepatan lari anda.

Bandingkan jika anda menghitung sendiri kecepatan jalan dan lari


anda dengan mengaktifkan stopwatch, mengukur waktu yang anda
butuhkan untuk berjalan atau berlari sepanjang 50 meter, lalu
membagi jarak (50 meter) dengan waktu berjalan atau berlari anda.

Anda juga dapat mencoba bergerak dengan menggunakan


kendaraan sepeda atau sepeda motor, lalu ukur kecepatan gerak
anda dengan aplikasi speedometer.

25
B. Konsep percepatan
Ambillah sebuah titik di dinding vertical setinggi 2 meter. Dengan
menggunakan bola pingpong dan bola tennis, ukur waktu yang
ditempuh oleh kedua bola itu untuk jatuh dari titik yang ditandai ke
lantai. Lakukan beberapa kali pengulangan.

Jatuhkan sehelai kertas A4 dari ketinggian 2 meter tersebut dimana


kertas dijatuhkan secara vertical. Catat waktu yang dibutuhkan oleh
kertas untuk mencapai lantai. Ulangi dengan menjatuhkan kertas
secara horizontal, catat waktu yang diperlukan dan perhatikan cara
kertas itu jatuh.

Ulangi juga dengan menggunakan sehelai kain.

C. Konsep momentum
Timbanglah massa bola pingpong, bola tennis dan batu bata
dengan menggunakan timbangan. Silakan gunakan timbangan
dapur (atau boleh juga pinjam dari kedai terdekat). Kemudian
lakukan percobaan ini di luar rumah, di atas tanah yang gembut.
Jatuhkan bola pingpong dari suatu ketinggian dan lihat
pengaruhnya pada tanah setelah bola mencapi tanah. Kemudian
lanjutkan dengan menjatuhkan bola tennis dan batu bata dari
ketinggian yang sama. Lakukan juga untuk beberapa ketinggian
yang berbeda dan perhatikan efek jatuhnya benda pada tanah.

2.5 CATATAN DAN DATA PERCOBAAN


Pada prosedur A (konsep kecepatan) hitunglah nilai kecepatan rata
rata benda pada setiap geraknya dengan menggunakan persamaan
kecepatan v = s/t. Lakukan analisa terhadap kecepatan berjalan dan

26
berlari anda. Kira kira, berapa kecepatan lari maksimum yang dapat
anda capai?

Pada prosedur B (konsep percepatan), asumsikan percepatan bola


pingpong dan bola tennis mengikuti percepatan gravitasi bumi (10
m/s2). Buktikan melalui perhitungan anda, dengan menggunakan
rumus h = ½ a t2, tentukan percepatan untuk masing masing bola.
Apakah anda mendapatkannya mendekati 10 m/s2?
Kemudian hitung juga percepatan yang dialami oleh kertas dan kain
ketika jatuh.

Pada prosedur C (konsep momentum), cobalah hitung momentum


benda saat menyenth tanah dengan mengambil asumsi percepatan
gerak benda sama dengan percepatan gravitasi bumi. Kemudian
hitung momentum setiap benda saat menyentuh tanah. Apakah efek
yang ditimbulkan oleh setiap benda pada tanah sesuai dengan
perkiraan momentum benda?
Catatan: Saat benda menyentuh tanah, terjadi pertukaran momentum
antara benda dengan tanah. Jika momentum yang diterima oleh tanah
lebih besar, maka tanah dapat bergerak ke bawah lebih dalam.
Peristiwa transfer momentum dikenal juga dengan nama tumbukan.

27
PERCOBAAN 3
GERAK JATUH BEBAS

3.1 TUJUAN PERCOBAAN


Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya gaya tarik oleh
bumi pada benda yang berada di dekat permukaannya, untuk mempelajari
konsep gerak jatuh bebas dan untuk memperkirakan besarnya percepatan
yang dialami oleh benda saat berada di bawah pengaruh gaya gravitasi
bumi.

3.2 DASAR TEORI


Dalam pandangan fisika klasik, dua buah benda bermassa yang
terletak berdekatan satu sama lain dalam ruang akan saling mengerjakan
gaya gravitasi satu sama lain, dengan besar gaya gravitasi sebanding
dengan massa masing masing benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua benda itu. Interaksi antara kedua benda itu
juga dapat digambarkan dengan medan gravitasi, dimana setiap benda
bermassa akan menghasilkan medan gravitasi di sekitar titik tempat
benda itu berada.
Sebuah benda yang berada di dekat permukaan bumi akan
mengalami pengaruh medan gravitasi bumi dan mengalami gaya tarik
yang mengarah ke pusat bumi. Dan jika benda tersebut berada pada
suatu ketinggian di dekat permukaan bumi tanpa ada gaya lain yang
bekerja padanya selain gaya tarik bumi atau gaya gravitasi, maka benda
tertarik menuju ke pusat bumi, atau dalam pandangan relatif terhadap
permukaan bumi, geraknya akan berupa gerak vertikal ke bawah. Gerak
ini disebut juga dengan gerak jatuh bebas.
Jika sebuah benda bermassa, m¸ dipercepat dari keadaan diam
dalam medan gravitasi konstan (gaya gravitasi m.g, ) benda melakukan
gerak linier. Untuk jarak dari permukaan bumi yang tidak terlalu besar,
medan gravitasi bumi g dapat dianggap konstan. Dengan menggunakan

28
sistem koordinat, sumbu y menunjukkan arah gerak dan menyelesaikan
persamaan gerak satu dimensi, diperoleh :
d2y(t)
N = N. g
dt 2

Pada keadaan awal, (t = 0) benda berada pada suatu ketinggian h. Jika


setelah waktu tertentu t benda mencapai permukaan bumi, maka
hubungan antara waktu t dan ketinggian h dapat dinyatakan dalam
persamaan sederhana berupa:

ℎ = 1 gt2 (3.1)
2

Jika dilakukan pengukuran waktu jatuh benda dari beberapa


ketinggian, data data pengukuran dapat diplot ke dalam grafik h sebagai
fungsi t dan akan menghasilkan kurva kuadratik seperti di bawah ini.

Gambar 3.1

Kurva ini meskipun terlihat cantik di mata tapi tidak terlalu berguna dalam
analisis fisis. Namun jika dilakukan plot kurva h terhadap nilai kuadrat dari
waktu t, kurva yang dihasilkan adalah kurva linier atau berupa garis lurus
seperti berikut ini.

29
Gambar 3.2

Kurva ini lebih sederhana untuk dianalisa. Berdasarkan persamaan (3.1),


besarnya gradien garis lurus di Gambar 3.2 adalah ½ g. Karena itu jika
dilakukan percobaan pengukuran waktu jatuh sebuah benda dan
mencatat waktu jatuhnya dari beberapa ketinggian yang berbeda, maka
dapat dihitung nilai medan gravitasi bumi g (atau lebih sering disebut
percepatan gravitasi bumi) di tempat tersebut.

Perlu juga diperhatikan bahwa nilai g tergantung dari jarak benda


tersebut dari pusat bumi. Sebuah tempat yang berada di pegunungan
akan memiliki nilai g yang lebih kecil dari sebuah tempat lain yang terletak
di pinggir pantai.

3.3 ALAT dan BAHAN

Tabel 3.1 Peralatan dan bahan yang digunakan


No Alat dan Bahan Jumlah
1 Stopwatch (dari hp) 1 buah
2 Bola pingpong 1 buah
3 Bola tennis 1 buah
4 Bola bulutangkis (shuttlecock) 1 buah
Potongan kayu (berukuran
5 sekitar 5cm x 5cm x 5cm tapi 1 buah
ukuran ini tidak mutlak)
6 Tali meter atau mistar 1 buah

30
3.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapkan tempat di dalam ruangan dengan lantai semen yang
bersih. Lantai semen atau permukaan lain yang keras diperlukan
agar setiap benda yang jatuh ketika meyentuh lantai memberikan
suara. Percobaan dilakukan dalam ruangan untuk mengurangi
pengaruh angin atau gerakan udara lainnya yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.

2. Berikan tanda skala pada dinding vertikal untuk beberapa


ketinggian: 50 cm, 75 cm, 100 cm, 125 cm, 150 cm, 175 cm, 200
cm, 225 cm, 250 cm, dan 275 cm. Gunakan bantuan kursi, meja,
atau tangga agar anda dapat mencapai ketinggian itu dengan
mudah.

3. Siapkan stop watch. Jatuhkan bola pingpong dari ketinggian


pertama yaitu 50 cm. Catat waktu yang diperlukan bola pingong
untuk jatuh mencapai lantai. Ulangi percobaan ini sebanyak 10 kali.

4. Lanjutkan pencatatan data waktu jatuhnya bola untuk ketinggian 75


cm dan seterusnya sampai 275 cm. Lakukan pengulangan
sebanyak 10 kali untuk setiap ketinggian. Mohon berhati hati waktu
melakukan percobaan pada ketinggian bola jatuh yang tinggi yang
mengharuskan naik kursi, meja atau tangga. Mintalah bantuan
saudara dekat untuk membantu memegang kursi, meja atau
tangga.

31
5. Catatlah data data waktu jatuhnya bola dalam tabel berikut ini.

Bola : pingpong
Ketinggian T1 (s) T2(s) T3(s) T4(s) T5(s) ... T10(s)
50 cm
75 cm
100 cm
125 cm
150 cm
175 cm
200 cm
225 cm
250 cm
275 cm

6. Lakukan langkah langkah yang sama untuk bola tennis dan


shuttlecock, kemudian catatlah waktu jatuhnya setiap bola masing
masing di tabel terpisah.

7. Untuk percobaan dengan sepotong balok kayu, lapisi lantai dengan


sepotong papan atau tripleks sebelum melakukan percobaan. Atau
lakukan percobaan di luar rumah sehingga lantai rumah tidak rusak
oleh jatuhnya kayu itu. Catat data datanya dalam tabel terpisah

3.5 ANALISA DATA


1. Ambillah rata rata data waktu jatuh untuk setiap ketinggian dan
lakukan analisis berdasarkan petunjuk tabel berikut ini.
Bola: pingpong
Ketinggian: 50 cm
No. Data waktu (t)
t — t̅ (t — t̅)2

1
2
3
4

32
5
6
7
8
9
10

Rata rata(t̅) = ∑(t — t̅)2 =

∆t =

Hasil pengukuran:
t=
Nilai rata rata waktu dicari dengan menjumlahkan kesepuluh
data dan membagi hasilnya dengan 10 (n = 10 dari sepuluh kali
mengulang)
∑t
t̅ =
n

Kemudian hitung nilai ralat untuk data waktu tersebut:


∑(t — t̅)2
∆t = J
n(n — 1)

Nilai ralat adalah nilai kesalahan saat pencatatan data karena


berbagai faktor yang acak. Nilai hasil pengukuran dinyatakan
sebagai:
t = t̅ ± ∆t
Lakukan penghitungan ini untuk pengukuran waktu jatuhnya bola
pada setiap ketinggian, dengan bentuk tabel seperti di atas.

2. Ambil data rata rata waktu jatuh untuk setiap ketinggian dan
tuliskan dalam tabel berikut ini:
No. Ketinggian Waktu rata rata t (s)
Bola Bola tennis Shuttlecock Balok
pingpong kayu
1 50 cm
2 75 cm
3 100 cm

33
4 125 cm
5 150 cm
6 175 cm
7 200 cm
8 225 cm
9 250 cm
10 275 cm

3. Buatlah grafik ketinggian jatuh bola sebagai fungsi waktu jatuh (t)
(ketinggian h di sumbu y, dan waktu t pada sumbu x).
Bagaimanakan bentuk kurva yang anda peroleh? jelaskan.

4. Buatlah grafik ketinggian jatuh (h) sebagai fungsi kuadrat waktu


jatuh (t2) (ketinggian h di sumbu y, dan kuadrat waktu t 2 pada
sumbu x). Bagaimanakan bentuk kurva yang anda peroleh?
jelaskan.

5. Dari grafik pada langkah (4), tentukan gradien kurva. Dari nilai
gradien kurva tentukan besar percepatan gravitasi bumi di
tempat anda melakukan eksperimen. Petunjuk: gradien kurva
dapat dihitung dengan cara mencari garis lurus yang paling
bagus mewakili data, lalu ambil rasio y/x.

6. Berikan komentar anda tentang hasil yang anda peroleh pada (5)
ditinjau dari efek benda yang digunakan. Benda manakah yang

34
dapat memberikan angka percepatan gravitasi bumi yang paling
mendekati dengan angka ideal 9,8 m/s2?
7. Adakah pengaruh tinggi jatuh benda terhadap ketelitian nilai
percepatan gravitasi yang anda peroleh?
8. Apa saran saran yang dapat anda berikan untuk dapat membuat
percobaan ini lebih presisi dalam menghitung nilai ercepatan
gravitasi bumi?

35
PERCOBAAN 4
GERAK PARABOLA

4.1 TUJUAN PERCOBAAN


Percobaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
wujud gerak dalam dua dimensi atau yang lebih dikenal dengan nama
gerak parabola. Beberapa parameter yang terlibat dalam analisis gerak
parabola dapat diukur melalui beberapa metode sederhana.

4.2 DASAR TEORI


Gerak sebuah benda dalam ruang dapat dibagi menjadi gerak satu
dimensi, gerak dua dimensi, dan gerak tiga dimensi. Gerak satu dimensi
adalah gerak dalam garis lurus, dengan hanya satu variabel posisi
sebagai fungsi waktu: x = f(t). Gerak dua dimensi adalah gerak yang
terjadi pada satu bidang datar. Variabel posisinya ada dua yaitu x dan y,
sebagai fungsi waktu: x = f(t) dan y = g(t). Gerak tiga dimensi adalah
gerak dalam ruang yang dinyatakan dengan tiga variabel posisi yaitu x, y,
dan z, sebagai fungsi waktu: x = f(t), y = g(t) dan z = h(t).
Gerak parabola adalah gerak dalam dua dimensi, dengan objek
yang bergerak dalam sebuah bidang datar. Gerak parabola juga dikenal
sebagai gerak lengkung. Gerak parabola terjadi ketika arah gerak benda
berbeda dengan arah gaya yang mempengaruhi gerak benda. Salah satu
contoh gerak parabola adalah gerak bola kaki ketika ditendang oleh
pemain sepak bola, seperti pada gambar 4.1. Bola ditendang dengan arah
tendangan membentuk sudut  terhadap arah horizontal. Saat bergerak,
bola dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi yang arahnya vertikal ke
bawah. Arah gaya yang berbeda dengan arah gerak awal benda
menyebabkan sepanjang geraknya lintasannya mengalami pembelokan
seacara perlahan lahan.
Dalam geraknya secara relatif terhadap masing masing sumbu Y
dan Y, besaran geraknya dapat diuraikan sebagai berikut. Percepatan
benda ke arah sumbu x adalah nol karena tidak ada gaya yang

36
mengerjakan benda ke arah sumbu x. Percepatan benda ke arah sumbu y
adalah sebesar (- g) karena ada gaya gravitasi yang bekerja pada benda
ke arah sumby y.
as = 0, ay = —g

Gambar 4.1 Konsep gerak parabola

Vektor kecepatan awal benda dapat dibagi ke dalam dua


komponen, kecepatan ke arah sumbu x, Vox, dan kecepatan ke arah
sumbu y, Voy. Masing masing komponen itu dinyatakan sebagai berikut:

Vos = Vo cos α, Voy = Vo sin α

Karena tidak ada gaya yang bekerja pada arah sumbu x, maka kecepatan
ke arah sumbu x bersifat konstan. Sementara pada arah sumbu y, ada
gaya yang mempengaruhinya sehingga kecepatan ke arah sumbu y tidak
konstan tetapi berubah sebagai fungsi waktu:

Vs = Vos = Vo cos α, Vy = Voy t = Vo sin α — g. t

37
Posisi benda setiap saat dapat dihitung dengan persamaan:

1
x = Vo cos α . t, y = Vo sin α . t — gt2
2

Gambar 4.2 Gerak benda yang bergerak horizontal lalu jatuh pada tebing

Jika benda bergerak di atas permukaan horizontal kemudian


mencapai sisi vertikal (seperti pada meja atau tebing jurang), benda akan
bergerak menurun pada lintasan lengkung hingga mencapai suatu
permukaan di bawah. Pada gerak ini, benda bergerak ke arah horizontal
dengan kecepatan yang tetap dan bergerak ke arah vertikal seperti gerak
jatuh bebas (karena tidak ada komponen kecepatan awal ke arah sumbu
y).
Vs = Vo, Vy = g. t

Di sini kita menganggap arah vertikal ke bawah sebagai positif, sehingga


tidak perlu menggunakan tanda negatif di Vy. Posisi benda setiap saat
dinyatakan dengan:

1
x = Vs . t = Vo . t, y= g . t2
2

38
Dengan menggunakan simbol ketinggian jatuhnya benda sebagai h, maka
persamaan di atas dapat dimodifikasi menjadi:

x 1 x2
t= , ℎ= g( g
x2
Vo 2 ) =
Vo 2 Vo2

4.3 ALAT DAN BAHAN


Perangkat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Bola pingpong 1 buah.
2. Bola tennis 1 buah.
3. Stopwatch (aplikasi smartphone) 1 buah.
4. Meja 1 buah.
5. Tali meter/mistar 1 buah.
6. Aplikasi Slow Motion di smartphone.
7. Phone holder 1 buah.

4.4 PROSEDUR PERCOBAAN


4.1.1 Menjatuhkan benda dari pinggir meja.
1. Untuk percobaan ini diperlukan ruangan yang lumayan lebar.
Letakkan meja pada satu sisi ruangan. Ukur tinggi permukaan
meja dari lantai (h) hingga skala milimeter dengan menggunakan
mistar atau tali ukur, kemudian lapangkan bagian depan meja
tempat bola akan meluncur jatuh. Berikan skala jarak bantuan di
depan meja untuk memudahkan pengukuran posisi jatuhnya bola
di lantai. Sentilkan bola pingpong dengan jari di permukaan meja
seperti illustrasi di bawah. Berikan kekuatan di jari saat menyentil
bola agar bola pingpong meluncur dengan cepat saat tiba di
pinggir meja. Kemudian tandai posisi jatuhnya bola di lantai.
(biasanya bola pingpong akan memantul kembali setelah
menyentuh lantai. Untuk itu perlu minta bantuan satu orang
untuk ikut membantu mengamati posisi jatuhnya bola).

39
Gambar 4.3

2. Ukurlah waktu jatuhnya bola sejak meninggalkan meja hingga


mencapai lantai (t) dengan menggunakan stopwatch dan jarak
jatuhnya bola pingpong pada lantai dari posisi kaki meja (x)
dengan menggunakan mistar atau tali meter. Ulangi beberapa
kali hingga diperoleh 10 kali pencatatan waktu t dan jarak x.
Pada setiap kali pengukuran, kekuatan sentilan jari ke bola tidak
harus sama. Ukurlah data yang diperoleh pada tabel di bawah
ini.

Tinggi permukaan meja 785 mm


Bola Pingpong
No. Waktu jatuh (s) Jarak horizontal Keterangan
jatuhnya bola (x)
1. 3,41 160
2. 4,83 120
3. 5,02 102
4. 5,14 11
5. 3,07 141
6. 3,85 220
7. 4,37 138
8. 5,10 121
9. 4,48 66
10. 4,97 157

40
3. Ulangi percobaan di atas dengan mengganti bola pingpong
dengan bola tennis. Untuk langkah ini, bola tennis cukup
didorong saja dengan tangan agar mencapai bibir meja dan jatuh
ke bawah. Lakukan 10 kali pengukuran dengan kekuatan dorong
yang bervariasi agar jarak jatuhnya bola di lantai berbeda beda.

Tinggi permukaan meja 785 mm


Bola Tennis
No. Waktu jatuh (s) Jarak horizontal Keterangan
jatuhnya bola (x)
1. 3,84 detik 136
2. 3,34 137
3. 3,03 105
4. 4,84 183
5. 3,89 120
6. 4,28 127
7. 3,15 130
8. 4,08 126
9. 4,22 172
10. 4,62 133

4. Unduh aplikasi yang dapat melakukan playback video dalam


gerak lambat. Banyak aplikasi ini yang tersedia di Playstore.
Cobalah beberapa aplikasi dan pilih yang anda rasa cocok untuk
menampilkan video dalam gerak lambat. (Beberapa smartphone
sudah menyediakan fasilitas playback dalam gerak lambat di fitur
kameranya). Lakukan beberapa pengambilan video dan
evaluasilah kualitas gerak lambat yang dihasilkan.

5. Posisikan HP anda dengan menggunakan phone holder/tripod


sehingga anda dapat merekam video saat anda mendorong bola
di atas meja, saat bola meluncur dari sisi meja, hingga saat bola
jatuh mencapai lantai. Posisi kamera diusahakan sejajar dengan
permukaan meja, pada posisi sekitar 2-4 meter dari bidang

41
jatuhnya bola. Usahakan posisi kamera untuk dapat merekam
seluruh bagian dari gerak benda. Saat pengambilan video,
kamera tidak boleh bergerak. Lakukan perekaman video untuk
gerak kedua bola yang tersedia (bola pingpong dan bola tennis).
Kemudian lakukan playback dengan slow motion. Apakah anda
dapat melihat bahwa bola bergerak dalam lintasan yang
melengkung ke bawah?

6. Aplikasi kamera di HP anda biasanya juga menyediakan fitur


multiple shot, dimana anda cukup sekali menekan tombol
kemudian kamera akan mengambil 40 gambar secara
berturutan. Ulangi percobaan menjatuhkan bola dari meja dan
ambil gambar dengan fitur multiple shot. Saat gambar diambil,
posisi kamera tetap, tidak berpindah.

7. Lemparkan bola ke atas dengan arah yang sedikit miring


terhadap horizontal (jangan vertikal). Ambillah video gerakan
benda dari sejak anda melempar hingga jatuh menyentuh lantai.
Dari tampilan playback video, anda juga dapat mengukur waktu
jatuhnya bola dari saat lepas dari tangan anda hingga mencapai
lantai. Lakukan beberapa kali untuk kekuatan lemparan yang
berbeda, sudut arah lemparan yang berbeda, dan bola yang
berbeda. Jika diperlukan, langkah ini bisa dikerjakan di luar
rumah, sehingga bla lebih leluasa dilempar.

8. Simpan semua foto dan video yang anda dapat dalam satu
folder, dan berikan foto dan video terbaik anda pada asisten.

4.5 ANALISA DATA


2
1. Dengan menggunakan persamaan ℎ = gs , hitunglah kecepatan
2Vo2

awal dari setiap data jarak yang anda dapatkan pada percobaan
menjatuhkan bola dari ujung meja. Gunakan nilai g sebesar 9,8

42
m/s2. Kemudian hitunglah waktu jatuhnya bola secara teoritis
dengan persamaan ℎ = 1 gt2. Bandingkan dengan waktu jatuhnya
2

bola yang anda ukur dengan menggunakan stopwatch. Berikan


analisa anda tentang waktu yang dihitung secara teoritis dengan
waktu yang terukur secara aktual.

Tinggi permukaan meja 785 mm


Bola Pingpong
No. Waktu Jarak horizontal Kecepatan Waktu jatuh
jatuh (s) jatuhnya bola awal bola bola (hitung, s)
(x) (m/s2)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Tinggi permukaan meja 785 mm


Bola Tennis
No. Waktu Jarak horizontal Kecepatan Waktu jatuh
jatuh (s) jatuhnya bola awal bola bola (hitung, s)
(x) (m/s2)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

43
2. Berapakah kecepatan awal terbesar yang dapat anda berikan pada
bola pingpong dengan menyentilkan jari anda? Adakah cara lain
untuk menghasilkan kecepatan awal yang lebih besar? Bagaimana
dengan kecepatan awal terbesar yang dapat anda berikan pada
bola tennis?

3. Dengan melakukan perekaman video, anda dapat juga mengukur


waktu jatuhnya bola. Lakukan perhitungan seperti pada langkah (1)
dan bandingkan antara waktu yang terukur pada video dengan
waktu yang terhitung dari data jarak horizontal jatuhnya bola (x).
Berikan analisa anda.

4. Gunakan video yang anda rekam dan foto multiple shot untuk
menggambarkan lintasan lengkung yang ditempuh bola saat jatuh.
Berikan analisa anda.

5. Dari langkah percobaan di mana anda melempar bola ke atas


sehingga bola menempuh lintasan parabola, lakukan perhitungan
untuk tinggi maksimum yang dicapai bola. Berikan analisa anda.

6. Apakah kesimpulan yang dapat anda ambil dari hasil percobaan


ini?

44
PERCOBAAN 5
GAYA GESEKAN

5.1 TUJUAN PERCOBAAN


Mempelajari keadaan statik dan dinamik benda pada bidang datar.
Mempelajari keadaan statik dan dinamik benda pada bidang miring.
Mempelajari aplikasi hukum Newton I dan II pada sistem benda.
Mengamati pengaruh gaya gesekan benda pada bidang datar.
Menghitung koefisien gesekan statik dan kinetik permukaan

5.2 DASAR TEORI


Gaya gesek merupakan gaya nonkonservatif yang bekerja karena
adanya interaksi antara dua permukaan yang saling bersentuhan dan
cenderung untuk saling bergerak satu sama lain. Arah dari gaya gesek
berlawanan dengan kecenderungan arah gerak benda serta dapat
menyebabkan kehilangan energi benda.
Ada dua macam gaya gesek, yaitu gaya gesek statis (fs) dan gaya
gesek kinetis (fk). Gaya gesek statis bekerja pada benda yang diam
namun mendapat pengaruh resultan gaya luar yang tidak nol. Besar gaya
gesek statis tergantung pada besar gaya luar yang bekerja pada benda,
dan nilai maksimum gaya gesek statis ditentukan dengan persamaan:

f s (max) =  s N (4.1)

dimana s adalah koefisien gesek statis yang tergantung pada permukaan


yang sedang berinteraksi. N adalah gaya normal pada benda.
Keseimbangan antara gaya gesek dan resultan gaya luar (F = 0)
menyebabkan benda tidak bergerak. Gaya gesek statis akan bernilai
maksimum ketika benda tepat akan bergerak.
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda
ketika benda sedang dalam keadaan bergerak, baik gerak beraturan

45
maupun gerak berubah beraturan. Nilai gaya gesek kinetis ditentukan
melalui persamaan:

f k = k N (4.2)

Adanya gaya gesek yang bekerja pada suatu sistem benda menyebabkan
adanya mekanisme kehilangan energi pada sistem tersebut.

5.3 ALAT DAN BAHAN


1. Sepotong papan berukuran panjang 1 meter, lebar 15-18 cm.
2. Beberapa potongan kayu berbentuk balok dalam beberapa ukuran
(misalnya potongan balok 5x5 sepanjang 5 cm, 7,5 cm, 10 cm, 15 cm)
3. Timbangan (timbangan digital atau timbangan dapur)
4. Stop watch.
5. Busur.
6. Mistar/tali ukur.

5.4 CARA KERJA


A. Gaya gesek statis
1. Ukurlah massa potongan kayu (sebagai objek yang diletakkan di atas
permukaan papan).

Gambar 4.1

46
2. Taruhlah papan dalam posisi horizontal. Kemudian taruhlah satu
potongan kayu (sebut benda B) di atas papan di sekitar pertengahan
papan (berjarak sekitar 50 cm dari salah satu ujung papan). Ambillah
rekaman video untuk percobaan anda. Angkat salah satu ujung papan
secara perlahan lahan sehingga membentuk bidang miring dan
perhatikan saat benda B tepat akan bergerak. Posisi tepat akan
bergerak adalah saat benda belum bergerak, tetapi jika dimiringkan
sedikit lagi benda B akan bergerak turun di bidang miring. Pada posisi
tepat akan bergerak, besarnya gaya gesek statis sama dengan
komponen gaya berat ke arah sejajar bidang miring. Catat besar sudut
bidang miring. Lakukan pengukuran sudut untuk benda B yang sama
sebanyak lima kali. Catat data yang anda peroleh pada tabel berikut
ini. Berikan penjelasan keadaan benda B pada kolom keterangan.

No. Sudut kemiringan papan Keterangan


1
2
3
4
5

3. Ulangi langkah (2) dengan mengganti benda B dengan potongan balok


kayu yang berbeda ukuran. Lakukan pencatatan sudut bidang miring
saat benda tepat akan bergerak sebanyak lima kali.

B. Gaya gesek dinamis


4. Sekarang pasang papan pada sudut kemiringan yang lebih besar
daripada sudut yang terukur pada langkah (1) atau (2). Berikan
penahan agar papan tidak bergerak dari posisi miringnya. Letakkan
benda B pada ujung atas papan, tahan sebentar, kemudian lepaskan.
Ukur waktu yang diperlukan oleh benda B untuk bergerak hingga
sampai ke ujung bawah papan. (Anda bisa juga merekam video

47
gerakan turunnya benda B lalu mengukur waktu bergeraknya benda B
melalui video itu). Lakukan sebanyak 5 kali pengulangan.

5. Ulangi langkah (4) untuk semua potongan balok kayu yang tersedia.

5.5 ANALISA DAN TUGAS


1. Berikan analisa teoritis tentang keadaan sebuah benda pada bidang
miring dan dapatkan cara menghitung koefisien gesek statis
permukaan bidang miring.

2. Ambillah nilai rata rata dari sudut kemiringan bidang miring dan
lakukan perhitungan ketidakpastian (ralat) terhadap besar sudut yang
tercatat.

3. Dari besarnya sudut (rata rata) kemiringan bidang miring saat benda B
tepat akan bergerak, hitunglah besar koefisien gesek statis permukaan
papan (yang menjadi bidang miring) untuk setiap percobaan dengan
benda B yang berbeda.

4. Apakah besar koefisien gesek statis yang diperoleh sama atau


berbeda ketika benda B berubah?

5. Berikan analisa teoritis tentang cara menghitung koefisien gesek


dinamis pada kejadian sebuah benda meluncur turun pada bidang
miring

6. Hitunglah nilai rata rata dari waktu turunnya benda B pada bidang
miring dan lakukan perhitungan ketidakpastiannya.

7. Tentukan percepatan turunnya benda pada langkah percobaan (4) dan


(5) dengan menggunakan persamaan s = 1 at2. Kemudian hitunglah
2

besarnya koefisien gesek dinamis untuk setiap benda yang berbeda.

8. Apakah koefisien gesek dinamis berubah saat benda yang meluncur di


bidang miring berubah? Berikan analisa anda.

9. Jelaskan manfaat memahami perilaku gaya gesek ini pada berbagai


aplikasi.

48
PERCOBAAN 6
MOMEN INERSIA

6.1 TUJUAN PERCOBAAN


Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari hukum hukum Newton
untuk gerak rotasi benda tegar dan besaran momen inersia yang
mempengaruhi keadaan gerak rotasi sebuah benda tegar.

6.2 DASAR TEORI


Berdasarkan keadaan gerakan benda ketika bergerak, kita dapat
membagi gerak benda menjadi gerak translasi dan gerak rotasi. Gerak
translasi adalah gerakan benda dalam berpindah tempat yang tidak
mengubah orientasi benda dalam ruang. Misalnya sebuah benda yang
permukaannya mengarah ke arah kiblat, selama pergerakannya
berpindah dari satu tempat ke tempat lain arah permukaannya tetap
menghadap kiblat, maka gerak ini termasuk dalam gerak translasi.
Gerakan benda partikel dimana ukuran benda tidak diperhatikan,
umumnya dibahas sebagai gerak translasi. Gerak rotasi adalah gerakan
beda yang menyebabkan orientasi benda berubah ubah saat bergerak.
Misalnya orang yang menari dan melakukan gerakan spin, dimana
tubuhnya berputar (dengan sumbu putar adalah sumbu vertikal searah
dengan badannya), maka ini termasuk gerak rotasi. Sebuah bola yang
ditendang oleh pemain dapat mengalami gerak rotasi, dimana selain dari
berpindah dari satu titik ke titik yang lain bola juga mengalami gerak putar
(rotasi), sehingga menghasilkan tendangan yang melengkung ke arah
gawang. Tendangan ini begitu khas sehingga dikenal dengan nama
bananarama, atau tendangan pisang dalam bahasa kita.
Gerak rotasi terjadi untuk benda pejal, yaitu benda padat yang
bentuknya mempengaruhi keadaan gerak dan bentuknya tetap, tidak
berubah selama mengalami gerak. Jika gerak translasi dipengaruhi oleh
gaya, gerak rotasi dipengaruhi oleh momen gaya. Momen gaya

49
didefinisikan sebagai gaya dikali dengan jarak titik kerja gaya terhadap titik
rotasi benda dengan mengikuti kaidah perkalian vektor:

Gambar 6.1 Gambaran momen gaya yang bekerja pada sebuah batang
sepanjang d

v=dxF

dengan d adalah jarak titik kerja gaya dengan titik pusat rotasi batang O.
Momen inersia mempengaruhi keadaan gerak melalui persamaan hukum
Newton II untuk rotasi:

Σ v = I. α

Di sini semua momen gaya yang terlibat pada benda diperhitungkan,


dengan I adalah momen inersia dan  adalah percepatan sudut benda.
Percepatan sudut berhubungan dengan percepatan linier dalam bentuk:

a = d .α

dimana a adalah percepatan linier benda.


Sebuah benda seperti silinder atau bola yang bergerak rotasi,
menggelinding tanpa tergelincir, di bidang miring seperti pada Gambar 6.2
akan mengalami percepatan yang besarnya ditentukan oleh kemiringan
bidang miring, massa benda, dimensi benda, dan momen inersia benda.
Hubungan itu dapat digambarkan dengan persamaan:

50
N g sin α
a=
N + I/r 2

r adalah jari jari benda (benda silinder atau bola), m adalah massanya,
dan I adalah momen inersia benda. Dari persamaan tersebut, jika
percepatan benda saat menuruni bidang miring dapat diukur, maka
momen inersia benda itu dapat dihitung menggunakan persamaan:

2 Ng sin α
I= r ( — N)
a

Gambar 6.2 Silinder atau bola yang bergerak menggelinding di bidang


miring.

6.3 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Papan dengan panjang 1 meter untuk permukaan bidang miring.
2. Botol air mineral yang berisi air sebagai benda silinder 1 buah.
3. Bola tennis 1 buah.
4. Bola pingpong 1 buah.
5. Stopwatch (aplikasi HP) 1 buah.
6. Mistar/tali ukur 1 buah.
7. Timbangan 1 set.
8. Busur derajat 1 buah

51
6.4 METODE PERCOBAAN
1. Ukurlah panjang bidang miring secara presisi hingga ke satuan
milimeter. Kemudian lanjutkan dengan pengukuran jari jari bola
pingpong, jari jari bola tennis, panjang botol air mineral dan jari
jarinya.
2. Timbang massa bola pingpong, bola tennis, dan botol air mineral
yang sudah diisi penuh dengan air.
3. Berikan penyangga pada salah satu ujung papan sehingga menjadi
bidang miring sehingga diperoleh sudut kemiringan 10 derajat.
Kemudian siapkan perangkat stopwatch. Taruh bola pingpong di
ujung atas bidang miring, dan ukurlah waktu tibanya bola pingpong
di ujung bawah bidang miring. Lakukan pengulangan sebanyak 10
kali. Catatlah data waktunya pada tabel. Waktu turunnya bola
pingpong juga bisa diukur menggunakan aplikasi video.

Bola pingpong, jari jari ........... mm, massa .......... gram


No Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4. Ulangi langkah (2) untuk bola tennis, botol air mineral yang diisi
penuh dengan air dan botol air mineral saat kosong.

52
Bola tennis, jari jari ........... mm, massa .......... gram
No Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Botol air mineral terisi penuh, jari jari ........... mm, massa .........
gram
No Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Bola air mineral kosong, jari jari ........... mm, massa .......... gram
No Waktu turunnya bola (s) Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

5. Lakukan kembali percobaan untuk semua benda, untuk sudut


kemiringan bidang miring sebesar 20 derajat, 30 derajat, 45 derajat,
dan 60 derajat. Catat semua data dalam bentuk tabel.
6. Gelindingkanlah bola tennis, bola pingpong, dan botol air mineral di
atas lantai datar. Ukurlah waktu tempuh dan jarak tempuh masing
masing objek hingga objek berhenti.

53
6.5 ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
1. Jabarkanlah pembuktian rumus rumus yang diberikan pada 6.2
Dasar Teori di atas.
2. Hitunglah waktu rata rata turunnya bola di bidang miring untuk
setiap jenis bola dan setiap besar sudut. Gunakan nilai rata rata
waktu itu untuk menghitung percepatan turunnya benda di bidang
miring. Kemudian gunakan hasil perhitungan percepatan untuk
menghitung momen inersia benda. Gunakan petunjuk tabel berikut
untuk melakukan perhitungan. Berikan hasil perhitungan dalam
satuan seperti yan dikehendaki oleh tabel.

Benda: Bola pingpong, jari jari..... mm, massa ...... gram.


No. Sudut kemiringan Waktu turun rata Percepatan Momen Inersia
(derajat) rata (s) turun (m/s2) (kg.m2)

Benda: Bola tennis, jari jari..... mm, massa....... gram.


No. Sudut kemiringan Waktu turun rata Percepatan Momen Inersia
(derajat) rata (s) turun (m/s2) (kg.m2)

54
Benda: Botol air mineral yang penuh terisi air, jari jari ...... mm,
massa ...... gram.
No. Sudut kemiringan Waktu turun rata Percepatan Momen Inersia
(derajat) rata (s) turun (m/s2) (kg.m2)

Benda: Botol air mineral yang kosong, jari jari..... mm, massa .....
gram.
No. Sudut kemiringan Waktu turun rata Percepatan Momen Inersia
(derajat) rata (s) turun (m/s2) (kg.m2)

3. Apakah nilai momen inersia benda berubah dengan berubahnya


sudut kemiringan bidang miring? Jelaskan pendapat anda.

4. Pada percobaan menggelindingkan objek di lantai datar, berikan


penjelasan anda mengapa benda berhenti pada satu titik. Hitunglah
besar perlambatan yang dialami benda. Adakah hubungan besar
momen inersia dengan jarak dan waktu tempuh benda hingga
berhenti?

5. Dalam kehidupan sehari hari kita, dimana saja konsep momen


inersia digunakan atau berperanan? Berikan penjelasan anda.

55
PERCOBAAN 7
BANDUL

7.1 TUJUAN PERCOBAAN


Percobaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman konsep
bandul matematis dan bandul fisis, osilasi harmonik yang terjadi pada
gerakan bandul, dan gaya gaya yang bekerja padanya.

7.2 DASAR TEORI


Secara prinsip, bandul adalah sebuah massa yang tergantung pada
suatu tali atau batang dan dapat mengalami ayunan atau gerak harmonik
sederhana. Bandul matematis adalah sebuah bandul ideal dengan benda
yang berupa titik tak berdimensi yang digantungkan dengan
menggunakan seutas tali tak bermassa. Jika diberi simpangan, bandul ini
akan berosilasi atau bergetar dengan ragam getaran yang selaras. Gerak
bandul ini mendekati Gerak Harmonis Sederhana (GHS) jika sudut
simpangannya tidak terlalu besar. Dengan sudut osilasi getaran yang
kecil, periode getaran bandul matematis di tempat dekat permukaan bumi
yang memiliki percepatan gravitasi g dinyatakan dengan:

l
T = 2
g

T menyatakan periode osilasi dan l menyatakan panjang tali.

Gambar 7.1 Diagram sebuah bandul matematis

56
Bandul fisis memiliki bentuk yang lebih kompleks, yaitu sebagai
benda tegar. Jika titik berat benda berada di titik C dan diayunkan
terhadap suatu titik pusat ayunan A dengan sudut simpangan (osilasi)
yang kecil, maka terjadi osilasi dengan periode osilasi sebesar:

I
T = 2
mga

Gambar 7.2 Batang yang diayunkan pada salah satu ujung sebagai
contoh bandul fisis

7.3 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Objek padat (seperti potongan balok kayu berukuran 5cm x 5cm x
5cm.
2. Batang kayu (lurus) berukuran panjang sekitar 75cm, 100cm, dan
125cm, dengan lebar sekitar 1 – 2 cm.
3. Mistar atau tali ukur 1 buah.
4. Benang secukupnya.
5. Tempat menggantung objek (bandul matematis dan bandul fisis)
6. Stopwatch.

57
7.4 METODE PERCOBAAN
A. Bandul Matematis (Bandul sederhana)
1. Rancanglah sebuah bandul matematis dengan menggunakan
potongan kayu sebagai beban (bisa digunakan benda lain juga,
asal padat dan ukurannya tidak melebihi 7 cm). Gantungkan
menggunakan benang dengan panjang benang sebesar 50 cm.
Gunakan tempat yang cocok untuk menggantung. Kemudian
usahakan bandul berada dalam keadaan setimbang.

2. Berilah simpangan yang kecil  < 10o pada bandul, kemudian


lepaskan. Usahakan agar ayunan homogen dan membentuk
lintasan dalam bidang vertikal serta tidak berputar.

3. Catatlah waktu untuk 10 osilasi.

4. Ulangilah langkah 2-3 sebanyak lima kali dan upayakan


pemberian simpangan yang konsisten untuk setiap kali
percobaan.

5. Ulangilah langkah 1-4 untuk panjang benang yang berbeda:


60cm, 70cm, 80cm, 90cm, 100cm, 110 cm, dan 120 cm.

6. Ulangilah langkah 1-5 untuk benda yang berbeda massa dan


ukuran (tetapi tetap lebih kecil dari 7 cm).

7. Waktu osilasi dapat juga diukur dengan merekam video lalu


mencatat waktu jalannya video untuk satu atau beberapa osilasi.

8. Catatlah data-data yang anda peroleh dalam tabel seperti di


bawah ini:

No. Panjang benang (l) Waktu untuk 10 osilasi Waktu untuk 1 osilasi (T)
1. 50 cm 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10

58
2. 60 cm 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10
3 70 cm 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10
4 80 cm 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10
5 90 cm 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10
6 100 cm 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10
7 110 cm 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.

59
9. 9.
10 10
8 120 cm 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10

B. Bandul Fisis
1. Gantungkan batang pada salah satu ujung. Usahakan dalam
keadaan tergantung, batang dapat berosilasi dengan mudah
tanpa kendala.
2. Tunggu batang hingga menjadi stabil (tidak lagi bergoyang
sendiri). Kemudian berilah simpangan yang kecil pada batang
(kurang dari 10o) lalu lepaskan.
3. Tunggulah agar ayunan menjadi stabil dan catatlah waktu yang
diperlukan batang untuk melakukan 10 osilasi.
4. Ulangilah langkah 3 sebanyak 10 kali.
5. Ulangi percobaan untuk batang yang lain..
6. Catatlah data-data yang anda peroleh dalam tabel seperti berikut
ini:
No. Panjang batang Waktu untuk 10 osilasi Waktu untuk 1 osilasi (T)
1. a= 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10
2. b= 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10 10

60
7.5 ANALISA DAN TUGAS
1. Berikan uraian matematis yang detail untuk mendapatkan
persamaan periode osilasi untuk bandul matematis dan bandul fisis.

2. Berikan uraian matematis untuk mendapatkan persamaan momen


inersia sebuah batang yang diputar pada salah satu ujungnya.

3. Ambillah nilai rata rata dari data waktu satu kali osilasi bandul
(periode osilasi) yang anda ukur dalam percobaan. Kemudian
perkirakan nilai kesalahan yang mungkin ada dalam pengukuran
waktu yang anda lakukan.

4. Hitunglah periode osilasi teoritis masing masing bandul dengan


menggunakan persamaan di atas. Kemudian bandingkan dengan
data data yang anda peroleh secara pengukuran. Menurut anda,
apakah bandul yang anda gunakan dalam percobaan memenuhi
syarat untuk menghasilkan gerak harmonik sederhana? Jelaskan.

5. Gambarkan grafik hubungan antara panjang tali (l) dan kuadrat


periode (T2). Berikan garis lurus yang paling sesuai
menggambarkan data (line fit). Kemudian hitunglah besar
percepatan gravitasi bumi dari data kemiringan garis lurus pada
grafik.

6. Dari kedua jenis bandul, manakah yang memberikan angka


percepatan gravitasi bumi yang lebih mendekati? Apakah panjang
tali pada bandul matematis atau panjang batang pada bandul fisis
mempengaruhi angka hasil perhitungan?

7. Berikan kesimpulan anda setelah melakukan percobaan ini.

61
PERCOBAAN 8
GETARAN PEGAS

8.1 TUJUAN PERCOBAAN


Percobaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang sifat
elastis material dan gaya pemulih pada pegas, mempelajari serta
menghitung konstanta elastik pegas.

8.2 DASAR TEORI


Bila pegas yang memiliki tetapan elastik k diberi beban sebesar W =
m.g, dengan m adalah massa beban, maka pegas akan bertambah
panjang sebesar x dimana berlaku hubungan (hukum Hooke):

m.g = k.x

Hubungan linier ini berlaku hanya di dalam jangkauan elastik dari pegas.
Terdapat satu nilai W maksimum yang boleh diberikan pada pegas
sebelum pegas melampaui batas elastiknya. Jika beban yang diberikan
melebihi nilai W maksimum, pegas tidak akan dapat kembali ke keadaan
semula. (Dengan kata lain: rusak atau aus).
Jika pegas yang mendapat pembebanan tersebut ditarik (diberikan
gaya tambahan atau energi potensial) kemudian dilepaskan, maka pegas
beserta beban akan berosilasi dengan periode osilasi sebesar :

m
T = 2
k

Sebuah pegas ideal yang diberi simpangan akan mengalami osilasi


secara terus menerus dalam bentuk getaran harmonik sederhana selama
tidak diberikan mekanisme kehilangan energi padanya. Namun di dalam
kenyataan praktis pegas ideal sukar sekali diwujudkan, selalu ada

62
mekanisme yang menyebabkan getarannya teredam, baik yang
disebabkan oleh udara atau oleh pegas itu sendiri. Namun untuk
pengamatan dalam waktu yang singkat, getaran tersebut dapat dianggap
sebagai getaran harmonik sederhana.

8.3 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Karet gelang secukupnya (sebagai pengganti pegas untuk
percobaan normal di laboratorium).
2. Botol air mineral 600 ml.
3. Wadah ukur.
4. Stopwatch.
5. Mistar/pita ukur.
6. Tempat menggantung botol.
7. Air secukupnya.

Gambar 8.1 Contoh wadah ukur yang dapat digunakan untuk percobaan
ini, yang tersedia di toko toko barang plastik.

63
Gambar 8.2 Contoh karet gelang sebagai pengganti pegas

Gambar 8.3 Cara menyambung karet gelang

8.4 PROSEDUR PERCOBAAN


A. Pengamatan Statik
1. Sambungkan karet gelang seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 8.2 dan Gambar 8.3. Kemudian ikat salah satu ujung
untaian karet pada lingkar leher botol air mineral (di bawah
tutup).

2. Gantungkan botol pada sebuah gantungan (misal gagang pintu


atau paku di dinding atau di tangan), seperti pada Gambar 8.4,

64
mula mula botol dalam keadaan kosong. Ukur panjang karet
gelang mula mula.

Gambar 8.4 Cara menggantung botol.

3. Kemudian masukkan air ke dalam botol sebanyak 100 ml.


Gunakan wadah ukur untuk menakar volume air. Karena rapat
massa air adalah 1 g/cm3, maka volume air 100 ml setara
dengan 100 g. Setelah sistem stabil, ukurlah panjang karet
gelang.

4. Lakukan penambahan air sebanyak 100 ml, kemudian ukur lagi


panjang karet gelang. Lakukan hingga botol penuh.
Gantungkanlah sebuah beban pada ujung pegas, dan catatlah
posisi ujung pegas yang baru.

5. Sekarang kurangi air dari dalam botol sebanyak 100 ml dan catat
panjang karet gelang. Lakukan terus hingga air dalam botol
habis.

6. Catatlah data panjang karet gelang pada tabel di bawah ini.

65
Tabel 8.1 Data pengukuran panjang karet gelang.

Penambahan air Pengurangan air


No Volume air Panjang karet Volume air Panjang karet
(ml) (mm) (ml) (mm)
1 0 (botol 0
kosong)
2 100 -100
3 200 -200
4 300 -300
5 400 -400
6 500 -500
7 600 -600 (botol
kosong)

7. Ulangi pengukuran di atas untuk karet gelang yang sama


sebanyak tiga kali.

8. Ulangi lagi pengukuran di atas untuk karet gelang yang berbeda


sebanyak lima kali. Pengulangan dengan karet gelang yang
berbeda adalah untuk mempelajari konsistensi keadaan elastis
antar karet gelang (karena ketika dipotong di pabrik, ketebalan
karet tidak persis sama).

B. Pengamatan Dinamik
9. Isikan air sebanyak 100 ml ke dalam botol, dan gantungkan botol
(karet gelang) pada sebuah gantungan yang tetap dan kokoh
(seperti gagang pintu). Setelah posisi botol stabil dan sistem
setimbang, tarik botol ke bawah kira kira sejarak 2 cm (dalam
bahasa fisika, berikan simpangan sebesar 2 cm), kemudian
lepaskan. Sistem akan berosilasi. Usahakan sistem berosilasi
hanya dalam arah vertikal saja, tidak ada gerakan ke samping
atau gerakan memutar (wobbly). Dengan menggunakan
stopwatch, ukur durasi waktu sistem melakukan 10 osilasi.
Ulangi pengukuran sebanyak 5 kali.

66
10. Kemudian tambahkan air sebanyak 100 ml ke dalam botol, dan
ukur waktu untuk 10 osilasi. Juga lakukan 5 kali pengulangan.
Lakukan terus hingga botol penuh.

11. Tuliskan data data yang diperoleh pada tabel di bawah ini.

No. Volume air dalam Waktu 10 Waktu 1 Rata rata waktu


botol (ml) osilasi (s) osilasi (s) 1 osilasi (s)
1 100 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
2 200 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
3 300 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
4 400 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
5 500 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6 600 1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

67
12. Ganti karet gelang dengan karet yang lain, lalu lakukan kembali
tahap tahap percobaan osilasi di atas.

8.5 ANALISA DAN TUGAS


1. Dengan menggunakan software Microsoft Excel, lakukan perhitungan
ralat untuk data data yang anda peroleh. Dalam Microsoft Excel anda
hanya perlu membuat satu template perhitungan ralat, dan akan
mengefisienkan waktu untuk perhitungan yang banyak. Hubungi
asisten tentang bagaimana cara membuat template perhitungan ralat.

2. Sajikan data data pengukuran statik dalam grafik, dengan massa air
sebagai sumbu X dan panjang karet sebagai sumbu Y. Bagaimanakah
bentuk kurva yang anda peroleh? Hitunglah konstanta elastik karet
dengan menggunakan nilai gradien garis di grafik.

3. Berikan pendapat anda tentang keadaan elastik karet gelang.

4. Pada percobaan dinamik, sajikan data data dalam grafik, kali ini
massa air di sumbu X dan kuadrat periode (T2) sebagai sumbu Y.
Bagaimanakah bentuk kurva yang anda peroleh? Apakah anda dapat
menggunakan gradien kurva untuk menghitung nilai konstanta elastik
karet gelang?

5. Berikan pendapat anda tentang percobaan yang anda lakukan ini?


Sulitkah, menarikkah, atau bagaimana?

6. Apa yang kira kira akan terjadi jika jumlah karet gelang ditambah?
Bagaimana jika karet gelang diganti dengan karet ban sepeda motor?

7. Dari percobaan ini, apakah anda dapat menerangkan alasan


mengapa ban sepeda, sepeda motor, mobil, hingga pesawat terbang
menggunakan bahan karet? Jelaskan pendapat anda.

68

Anda mungkin juga menyukai