Anda di halaman 1dari 28

PETUNJUK PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA


(Spesial Situasi COVID 19)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2021
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
FORMAT LAPORAN.........................................................................................................iii
PROSEDUR MENGIKUTI PRAKTIKUM OTK............................................................iv
PERATURAN SELAMA PRAKTIKUM...........................................................................v
PETUNJUK UMUM.............................................................................................................v
JADWAL PRAKTIKUM & PEMBAGIAN ASISTEN LABORATORIUM..................1
SIEVE TRAY (ST)................................................................................................................1
ALIRAN FLUIDA (AF).......................................................................................................3
ABSORPSI (AB)...................................................................................................................5
PERPINDAHAN PANAS (PP)............................................................................................7
DISTILASI – KESETIMBANGAN UAP CAIR (KUC).................................................10
HIDRODINAMIKA KOLOM UNGGUN FLUIDISASI (KUF)....................................12
ROTARY DRYER (RD).....................................................................................................14
TANGKI BERPENGADUK (TP).....................................................................................16
iii

FORMAT LAPORAN

1. Sampul depan (warna hijau muda), berisi :


 Tulisan : Laporan praktikum Operasi Teknik Kimia
 Logo ITATS
 Nama kelompok, anggota, NPM
 Nama percobaan, tanggal praktikum, tanggal penyerahan laporan
 Tulisan: Jurusan Teknik Kimia ITATS 2020
2. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Notasi
3. BAB I PENDAHULUAN, berisi
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Percobaan
4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA (maksimal 5 halaman)
Berisi tentang teori yang terkait langsung dengan percobaan. Isinya harus mengacu
dalam daftar pustaka yang diberikan
5. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN, berisi
3.1 Alat dan bahan percobaan (skema percobaan digambar)
3.2 Variabel percobaan
3.3 Prosedur percobaan
6. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi
4.1 Data hasil percobaan, Berisi tentang tabel hasil percobaan
4.2 Hasil Perhitungan, Pembahasan dan Diskusi
Minimal 2 halaman berisi tabel hasil perhitungan yang dilakukan, grafik hasil
perhitungan, diskusi hasil percoban yang dilakukan, dan bandingkan dengan
literatur yang ada.
7. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, berisi
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan percobaan harus mengacu pada data hasil percobaan yang dilakukan
dan tujuan dari percobaan
5.2 Saran
8. Daftar Pustaka (min 5 pustaka)
Pustaka dari buku atau jurnal. Pustaka dari internet harus berasal dari situs resmi yang
dapat dipertanggungjawabkan validitasnya
9. Lampiran
Berisi Log book percobaan (1 halaman), contoh perhitungan-perhitungan yang
dilakukan dan lampiran jika ada

Laporan diketik dengan huruf Times New Roman berukuran 12 pt; 1,5 spasi; kertas ukuran
A4. Judul sub bagian dicetak tebal. Laporan yang belum di-Acc tidak perlu dijilid, tetapi
ditempatkan dalam stopmap plastik yang memiliki klem ditepinya. Laporan yang
dikumpulkan dan ternyata tidak lengkap akan dikembalikan dan berari tidak boleh
ikut praktikum.
iv

PROSEDUR MENGIKUTI PRAKTIKUM OTK


START

TES AWAL
Dilakukan dengan asisten sesuai modul dan dilaksanakan secara daring menggunakan
media zoom atau video call atau media sejenisnya. Pada tes awal ini dilakukan:
 Tes pemahaman terhadap modul utamanya prosedur
 Diskusi tentang pembahasan pada laporan

LAYAK PRAKTIKUM T
(mampu memahami prosedur peralatan
sesuai modul dengan baik)

PRAKTIKUM
 Dilakukan oleh perwakilan dari 2 kelompok untuk 1 modul dengan kehadiran 1 orang asisten sesuai modul
untuk mewakili 2-3 kelompok di hari tersebut.
 Dilarang keras praktikum bagi praktikan yang merasa kurang enak badan dan harus digantikan oleh
praktikan yang lain yang sehat di hari tersebut.
 Dilakukan dengan memakai APD (menggunakan masker dan sarung tangan) dan mengikuti SOP
kementrian kesehatan.
 Praktikum dilaksanakan minimal 3 jam atau sudah mendapatkan data untuk membuat laporan.
 Data dari praktikum ini diberikan kelompok yang ditentukan sesuai kesepakatan, sedang kelompok yang
lain data akan diberikan oleh asisten.
 Data dari hasil praktikum ditulis pada logbook dengan tanda tangan asisten.
 Praktikan harus mengumpulkan laporan praktikum sebelumnya.
 Praktikan membawa bahan yang dibutuhkan untuk praktikum

LAPORAN
Dikumpulkan di asisten sesuai modul maksimal 7 hari setelah tes asisten, dengan ketentuan:
 Sesuai format laporan pada Buku Petunjuk Praktikum 2019.
 Pengumpulan laporan diserahkan dalam bentuk soft file, dapat berupa word atau pdf atau sejenisnya
dalam satu file untuk dari mulai halaman judul sampai logbook.
 Praktikan yang tidak mampu mengumpulkan laporan praktikum sebelumnya tidak boleh mengikuti
praktikum hari tersebut.

ACC ASISTEN T
REVISI LAPORAN

Y
Soft file LAPORAN yang telah di-acc asisten diserahkan
asisten ke dosen penguji, dan praktikan segera
menghubungi dosen penguji untuk TES DOSEN.

TES DOSEN dapat dilakukan dengan media


zoom atau video call atau media sejenisnya.

T
ACC DOSEN REVISI LAPORAN

END

Gambar 1 Prosedur Mengikuti Praktikum Operasi Teknik Kimia


v

PERATURAN SELAMA PRAKTIKUM


1. Praktikan wajib mengenakan jas laboratorium, sepatu, masker dan sarung tangan.
2. Praktikan wajib hadir tepat waktu ditandai dengan mengisi absen masuk.
3. Praktikan tidak boleh makan dan minum saat praktikum kecuali seizin Asisten
Laboratorium
4. Praktikan diperbolehkan mengikuti praktikum apabila:
a. Telah melakukan tes awal dan dinyatakan layak ikut praktikum oleh Asisten.
b. Telah menggumpulkan soft file laporan praktikum sebelumnya.
c. Telah membawa segala kebutuhan untuk praktikum.
5. Praktikan yang tidak mengikuti peraturan no. 1, no. 2, dan tidak mengumpulkan soft file
laporan praktikum sebelumnya TIDAK BOLEH mengikuti praktikum.
6. Praktikan diizinkan melakukan sholat seizin Asisten Laboratorium.
7. Praktikum berlangsung minimal selama 3 jam dan maksimal 4 jam.
8. Kerusakan alat atau bahan yang terbuang akibat kesalahan kerja dan/atau kelalaian
praktikan wajib diganti oleh praktikan dengan alat/bahan yang sama.
9. Praktikan wajib membersihkan peralatan dan menjaga kebersihan laboratorium.
Kesalahan praktikan yang tidak disebutkan di atas, Asisten berwenang memutuskan sangsi
yang sesuai.
PETUNJUK UMUM
1. Setiap praktikan harus memahami petunjuk praktikum dan mempelajari teori paktikum
sebelum melaksanakan praktikum
2. Untuk mencegah bahaya penggunaan bahan kimia, setiap Praktikan harus membaca
MSDS setiap bahan yang akan menjadi bahan percobaan yang akan dilakukan.
3. Setiap praktikan harus berhati-hati menggunaan peralatan dan pemakaian bahan kimia.
Kecerobohan akan menyebabkan kecelakaan.
4. Hasil percobaan harus dicatat kertas logbook kemudian diperiksa dan di-ACC asisten.
5. Setiap praktikan wajib mengikuti peraturan dan prosedur agar pelaksanaan praktikum
menjadi tertib dan aman.
6. Jika Perwakilan Praktikan pada waktu yang telah dijadwalkan tidak dapat hadir maka
anggota kelompok yang lain wajib menggantikan sesuai kesepakatan.
7. Segera menghubungi dosen penguji setelah laporan di-ACC Asisten praktikum.

DAFTAR NAMA DOSEN, ASISTEN, DAN MODUL YANG DIUJIKAN


No Modul yang diujikan Nama Dosen Penguji Nama Asisten
Dr. Yustia Wulandari M, ST,
1. Aliran Fluida Rinto, Axo, Aista
MT
2. Perpindahan Panas Erlinda Ningsih, ST, MT Rinto, Agustin,Wafi
3. Rotary Dryer Kartika Udyani, ST, M.Eng Agustin, Aista, Wafi
4. Sieve Tray Dr. Agus Budianto, ST, MT Rinto, Axo, Wafi
5. Tangki Pengaduk Dian Yanuarita P, ST, MT Rinto, Agustin, Axo, Aista
JADWAL PRAKTIKUM & PEMBAGIAN ASISTEN LABORATORIUM
KELAS PAGI
Jadwal Praktikum kelas pagi
Minggu Ke
Kelompok
1   2   3   4  
3 ST Wafi RD Wafi TP Rinto AF Rinto
4 RD Wafi TP Rinto AF Rinto PP Wafi
5 TP Rinto AF Rinto PP Wafi ST Wafi

1 AF Aista PP Wafi ST Axo RD Agustin


2 PP Rinto ST Rinto RD Agustin TP Aista

KELAS MALAM
Jadwal Praktikum kelas malam
Minggu Ke
Kelompok
1   2   3   4  
1 PP Agustin AF Aista RD Agustin ST Axo
2 ST Axo PP Agustin TP Aista RD Agustin
3 RD Agustin ST Axo AF Axo TP Aista
4 AF Aista RD Aista PP Agustin AF Axo

Keterangan
PP Perpindahan Panas RD Rotary Dryer
AF Aliran Fluida
ST Sieve Tray
TP Tangki berpengaduk
1

SIEVE TRAY (ST)


TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan komposisi distilat pada variasi bukaan/putaran pemanas pada reboiler
2. Menentukan komposisi distilat pada variasi reflux
3. Menentukan efisiensi distilasi

TEORI PERCOBAAN
Distilasi adalah salah satu proses pemisahan yang banyak dipakai dalam industri.
Sistem pemisahan ini adalah berdasarkan perbedaan titik didih. Jika sustu campuran bahan
diuapkan maka uap yang terbentuk akan memiliki konsentrasi yang berbeda dengan cairanya,
yang memiliki titik didih yang lebih rendah biasanya akan didapatkan dengan konsentrasi
lebih tinggi. Jika ini dilakukan berulang-ulang makan akan diperoleh konsentrasi yang
semakin murni. Kolom distilasi sieve tray adalah salah satu jenis kolom distilasi yang banyak
dipakai untuk operasi distilasi. Di dalam kolom ini terdapat tray sebagi tempat kontak antara
liquid dengan uap.
yyV
xV
F xn
L
x1L xxD
1 -yD
n+
xB
D
F
Nn
W
-1
+1
1

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
garis operasi
y

0.4
0.3
0.2
0.1 garis kesetimbangan
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 x0.6 0.7 0.8 0.9 1

Gambar 2. (a) Skema Aliran Uap dan Liquid dalam Kolom (B) Skema Grafik Efisiensi Murphree

Karena kontak antara liquid dan uap cukup cepat maka terdapat efisiensi tray, yang dalam hal
ini dapat dinyatakan sebagai efisiensi murphree. Efisiensi murphree dapat digambarkan dalam
grafik
y n − y n+1
Rumus efisiensi murphree : E M = ❑
y n − y n +1

PROSEDUR PERCOBAAN
Dalam percobaan ini akan menggunakan alkohol yang merupakan bahan mudah terbakar.
Hindarkan adanya alkohol di dekat kompor pemanas.
1. Buatlah bahan yang akan di distilasi (larutan alkohol 10%) sebanyak 10 liter. Jika
reboiler alat distilasi telah berisi larutan alkohol maka prosedur ini tidak perlu dilakukan.
2. Masukkan bahan yang akan didistilasi (larutan alkohol 10%) ke dalam reboiler alat
distilasi.
3. Tutup semua valve
4. Nyalakan kompor pemanas reboiler dengan pemanasan sesuai variabel dari asisten.
2

5. Nyalakan pompa kondenser untuk mengalirkan air ke dalam kondenser.


6. Buka valve V-3, tunggu sampai bahan di dalam reboiler keluar melalui V-3, biarkan
selama 5-10 menit sampai udara dalam kolom terusir keluar. Tutup kembali V-3
7. Buka Valve V-2, tunggu sampai ada tetesan embun keluar dari V-2. Tutup kembali
Valve V-2
8. Buka penuh valve V-4
9. Tunggu agar tercapai kondisi steady state (minimal 1 jam sejak terlihat tetesan embun
pada kondenser). Waktu ini diperlukan agar setiap tray telah berisi cairan.
10. sesuai variabel dari asisten
11. Ambillah sampel di valve V-2 pada tiap-tiap variabel yang diberikan asisten sebanyak
11- 12 ml, tampunglah dalam kantong plastik dan ikatlah dengan rapat.
12. Ulangi langkah 4 – 12 untuk laju uap yang berbeda. Laju uap dapat diatur dengan
mengatur besarnya pemanasan.
13. Setelah percobaan, matikan pemanas reboiler dan aliran air kondenser.
Tunggulah sampai suhu sampel yang tertampung dalam kantong plastik sama dengan suhu
udara luar kemudian ukurlah density masing-masing sampel dengan picnometer dan ukurlah
indeks bias masing masing sampel dengan refraktometer.

ALAT PERCOBAAN
1. Seperangkat alat
distilasi sieve tray ,
yang terdiri dari :
- kolom
sieve tray
- kompor
elpiji
- condenser
- reboiler
- thermome
ter
- pompa
kondenser
2. picnometer
3. timbangan
(ketelitian sd 1 mg)
4. refraktometer

BAHAN PERCOBAAN
1. Alkohol
2. Air
3. kantong plastik
kecil penampung
sampel (bawa
sendiri)

Gambar 3. Skema Percobaan Sieve Tray


3

ALIRAN FLUIDA (AF)

TUJUAN PERCOBAAN
Menghitung koefisien friksi pada sistem perpipaan PVC

TEORI PERCOBAAN
Dalam perpipaan dikenal berbagai macam peralatan dalam perpipaan seperti :
coupling, elbow, reducing coupling, valve dan lain-lain. Masing-masing peralatan ini
memiliki karakteristik sendiri dalam memberi hambatan (friksi) di dalam sistem perpipaan.
Friksi yang ditimbulkan akan memperbesar energi pemompaan. Sifat-sifat ini ditandai dengan
koefisien friksi. Jika suatu fluida melewati suatu peralatan dalam perpipaan maka akan
kehilangan energinya, yang bisa ditandai dengan penurunan tekanan . Penurunan tekanan ini
dapat dilihat jika pada kedua ujung alat perpipaan dipasang manometer, dari penurunan
tekanan yang terbaca pada manometer akan dapat diketahui besarnya kehilangan energi akibat
gesekan (friksi) pada masing masing alat, dengan menggunakan hukum Bernouli
P 1 v 21 P2 v 22
+ + Z 1 g+ ∑ F= + +Z g (1)
ρ1 2α ρ2 2 α 2
Jika ada dua titik pada pipa horisontal maka peersmaan akan menjadi
P1 P ΔP
+ ∑ F= 2 atau ∑ F= (2)
ρ1 ρ2 ρ
Besaran F adalah jumlah total energi yang hilang akibat friksi. Dengan mengetahui energi
yang hilang akibat friksi dari persamaan (2), maka dapat dihitung koefisien friksi masing-
masing alat
Rumusan untuk friksi untuk pipa lurus dan sambungan pipa, secara umum adalah
v2
Sambungan pipa ∑ F=K f 2 (3)
v2
Pipa lurus ∑ F=4 f ΔLD 2
(4)
Jika diantara dua titik terdapat sambungan pipa sekaligus pipa lurus persamaannya adalah
2
v2
∑ F=K f v2 + 4 f ΔL D 2
(5)
Dimana : P = tekanan (Pa) L = panjang pipa (m)
 = densiti(kg/m3) f = koefisien friksi fanning
v = kecepatan linier fluida (m/s) D = diameter pipa (m)
 = koefisien turbulensi Kf = koefisien friksi
Z = ketinggian (m) F = Kehilangan energi akibat friksi (J/kg)
indeks 1 = titik 1
2 = titik 2

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Isilah tangki penampung air dengan air sampai kira-kira dua
pertiga dari tingginya
2. Pastikan semua valve terbuka penuh dan kemudian nyalakan
pompa
3. Alirkan air kedalam sistem perpipaan dengan cara pelan-pelan
mengurangi bukaan valve bypass (V1) dan pastikan tidak ada udara yang terjebak dalam
sistem perpipaan dan manometer
4

4. Alirkan air kedalam sistem perpipaan 1 in dengan rate tertentu


(tutup valve V2 yang menuju ke sistem perpipaan ¾ in)
5. Catat penurunan tekanan (P) pada elbow (1-2), coupling (6-7),
reducing copling (8-9), enlargment coupling (9-10), pipa lurus (5-6) dan valve (3-4). P
dapat dilihat dari perbedaan tinggi cairan manometer pada setiap titik
6. Catat laju alir air dalam perpipaan. Laju alir dapat diukur
dengan melihat flow indicator atau menampung air yang keluar dengan gelas ukur dalam
selang waktu tertentu (Q = V/t)
7. Ulangi langkah 5 – 6 pada bukaan valve V3 yang lain (Bukaan
¾ dan ½, valve V3 jangan ditutup karena air pada manometer dapat keluar terbawa aliran)
8. Ulangi langkah 4 – 7 untuk bukaan valve V 2 yang berbeda (laju
alir berbeda, lima macam sesuai dengan variabel yang diberikan oleh asisten percobaan)
9. Ulangi langkah 4 – 8 untuk sistem perpipaan ¾ in (tutup valve
V2 ke sistem perpipaan 1 in)

PERALATAN PERCOBAAN
1. Seperangkat alat percobaan Aliran Fluida
2. Stopwatch (hp)
3. Gelas ukur 1000 ml

BAHAN PERCOBAAN
Air
5

Gambar 4. Skema Peralatan Aliran Fluida


6

ABSORPSI (AB)

TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mendapatkan nilai koefisien perpindahan massa pada fase liquid dan gas.
2. Untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien perpindahan massa

TEORI PERCOBAAN
Absorpsi digunakan untuk memisahkan bahan yang terkandung di dalam gas dengan
melarutkannya ke dalam air. Dalam merancang menara absorpsi, harga koefisien perpindahan
massa (KGa) merupakan suatu besaran yang penting.
Fluksi molar komponen A, NA melewati interface gas cair pada keadaan mantap dapat
digunakan pada term koefisien perpindahan massa sisi gas KGa, tekanan gas P, driving force
fase gas (YA - YAi)
NA = KGP(YA - YAi)
Karena driving force perpindahan massa terjadi pada jarak yang sangat pendek, maka
sangatlah sukar menentukan konsentrasi komponen A pada interface gas cair. Hanya
konsentrasi dalam badan utama fluida dapat ditentukan. Oleh karena itu, lebih praktis fluksi
massa ditentukan dalam term koefisien perpindahan masa keseluruhan, KG, dan fraksi mol
komponen A dalam fase gas yang setimbang dengan konsentrasi A badan cair.
Hubungan antara koefisien perpindahan massa dan tinggi packing berdasar pada fase gas
adalah
b
VS dy
ZT = ∫ ¿
K G a a y− y∗¿
Besaran koefisien perpindahan massa dapat dihitung dengan
G y −y
K G a= 1 AB ¿ AT
P ( y A − y A ) LM
dimana
¿ ¿
¿ ( y A− y A )B −( y A − y A ) T
( y A − y A ) LM =
( y A− y ¿A ) B
ln ¿
( y A − y A )T
Persamaan KGa juga dapat ditulis dalam bentuk :
MA
K G a=
ZAP ( y A − y ¿A ) LM
Dimana MA adalah laju absorpsi bahan yang terkandung di dalam gas

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan peralatan yang sesuai dengan gambar
2. Tutup semua valve yang ada
3. Isi bak penampung bawah (C) dengan larutan NaOH 0.01 N
4. Nyalakan pompa (P) untuk mengisi bak penampung overflow (D)
5. Alirkan larutan NaOH yang telah disiapkan ke bagian atas kolom dengan laju alir tertentu
dengan mengatur bukaan valve V-9 dan melihat flowmeter cairan, sesuai dengan variabel
yang diberikan oleh asisten
6. Nyalakan kompressor (B) untuk mengalirkan udara ke dalam kolom dan atur laju aliran
udara dengan mengatur bukaan valve V-2 dan melihat flowmeter udara, sesuai dengan
variabel yang diberikan oleh asisten.
7

7. Buka valve tangki gas CO2 (A) untuk mengalirkan CO2 ke dalam kolom dan atur laju
aliran CO2 dengan mengatur bukaan valve V-1 dan melihat flowmeter CO2, sesuai dengan
variabel yang diberikan oleh asisten
8. Tunggu sampai keadaan steady state (kira-kira 10 menit) kemudian diambil sample cairan
dan gas untuk dianalisa konsentrasinya. Sampel cairan masuk kolom diambil melalui
valve V-4 dan sampel cairan keluar kolom diambil melalui valve V-8. Sampel gas masuk
diambil dengan melalui valve V-6, sampel gas keluar diambil dari gas keluar melalui
ujung atas kolom
9. Analisa konsentrasi CO2 pada liquid menggunakan titrasi dengan larutan NaOH sebanyak
dua kali masing-masing menggunakan indikator PP dan indikator MO.
10. Analisa konsentrasi CO2 pada gas menggunakan alat orsat

PERALATAN PERCOBAAN
1 Satu set peralatan Absorpsi dalam Packed Tower 6. Pipet tetes
.
2 Alat Orsat 7. Labu ukur
.
3 Burrete 8. Gelas ukur
.
4 Beaker glass 9. Stopwatch
.
5 Erlenmeyer
.

BAHAN PERCOBAAN
1 Aquadest 5. Indikator PP
.
2 Air 6. Gas CO2
.
3 Larutan NaOH 7. Udara
.
4 Larutan HCl Indikator MO
.
8

Gambar 5. Skema Peralatan Absorbsi


9

PERPINDAHAN PANAS (PP)

TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan koefisien perpindahan panas overall masing-masing fluida
2. Menghitung besarnya transfer panas dalam HE

TEORI PERCOBAAN
Heat Exchanger adalah suatu alat yang digunakan untuk memmdahkan panas dari satu
fluida ke fluida yang lain tanpa kedua fluida tersebut harus bercampur langsung. Secara
umum, terdapat sebuah dinding pemisah yang diletakkan diantara fluida yang akan bertukar
panas. Dinding pemisah biasanya terbuat dari logam yang konduktif dan tahan korosif
sehingga memudahkan proses pertukaran panas.
Aliran panas selalu berlangsung menurut arah penurunan suhu, Aliran panas dapat
berlangsung dalam tiga mekanisme : 1) Konduksi atau hantaran (Conduction) , 2) Konveksi
atau aliran (Convection) , 3) Radiasi atau pancaran (Radiation). Bila dua buah benda yang
suhunya berbeda berada dalam kontak thermal, maka kalor akan mengalir dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.
Q = UATLMTD
( T 1 −tt 2 )−( T 2−tt 1)
ΔT LMTD=
( T 1−tt 2 )
ln
( T 2−tt 1 )
Percobaan dengan kondisi tidak ada panas yang masu dapat dirumuskan dengan persamaan
akumulasi panas
dH
-hATLMTD =
dt
dimana : T = suhu fluida panas
tt = suhu fluida dingin
A = luas permukaan perpindahan panas
H = enthalpi liquid
t = waktu

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pastikan tidak ada fluida yang masih tersisa di dalam Heat Exchanger. Bukalah valve V9,
V10 dan V11 untuk mengeluarkan sisa fluida yang ada di dalam Heat Exchanger.
Tutuplah kembali valve V9, V10 dan V11 setelah selesai proses drain
2. Pastikan semua valve pada rangkaian peralatan perpindahan panas dalam keadaan
tertutup.
3. Isilah air pada tangki 1 dan 3, sedang minyak goreng pada tangki 2.
4. Panaskan air dalam tangki T3 dan minyak dalam tangka T2 hingga waktu/suhu yang
ditentukan asisten
5. Untuk fluida panas air panas, lakukan prosedur berikut:
a. Bukalah valve V4, V6, V7 dan V8 kemudian nyalakan pompa P2.
b. Aturlah laju alir air panas sesuai dengan variable yang diberikan oleh asisten, dengan
mengatur bukaan valve V8 dan melihat skala yang ditunjukkan oleh flowmeter
indicator. Jika laju alir kurang besar maka dapat dilakukan dengan memperkecil
bukaan valve V7. Jika digunakan pertama kali maka harus dimulai dengan laju alir
terbesar untuk mengusir udara yang terkandung di dalam pipa Heat Exchanger
c. Bukalah valve V1, valve V2 kemudian nyalakan pompa P1.
10

d. Aturlah laju alir air dingin sesuai dengan variable yang diberikan oleh asisten, dengan
mengatur bukaan valve V2 dan melihat skala yang ditunjukkan oleh flowmeter
indicator. Jika laju alir kurang besar maka dapat dilakukan dengan memperkecil
bukaan valve V1.
e. Catatlah suhu air dalam masuk dan keluar Heat Exchanger baik di sisi pipa fluida
panas maupun fluida dingin setiap 15 detik pada titik 1, 2, 3, dan 4. Ukurlah sampai 8
menit
f. Ulangi langkah no b - e untuk laju alir yang lain
g. Matikan pemanas pada tangki T3
h. Tutuplah semua valve
i. Bukalah valve V9 dan V11 untuk mengeluarkan air yang ada di dalam Heat
Exchanger agar tidak tercampur dengan minyak yang akan dijalankan pada percobaan
berikutnya. Tutuplah kembali valve V9 dan V11 setelah selesai proses drain
6. Jika air pada tangki 1 dirasa sudah terlalu panas maka dapat diganti dengan air yang baru.
Keluarkan air dari tangki dengan membuka valve V10 dan nyalakan pompa P1
7. Untuk fluida minyak panas, lakukan prosedur berikut:
a. Bukalah valve V3, V5, dan V8 kemudian nyalakan pompa P2.
b. Aturlah laju alir minyak panas sesuai dengan variable yang diberikan oleh asisten,
dengan mengatur bukaan valve V8 dan melihat skala yang ditunjukkan oleh flowmeter
indicator. Jika laju alir kurang besar maka dapat dilakukan dengan memperkecil
bukaan valve V12. Jika digunakan pertama kali maka harus dimulai dengan laju alir
terbesar untuk mengusir udara yang terkandung di dalam pipa Heat Exchanger
c. Bukalah valve V1, valve V2 kemudian nyalakan pompa P1.
d. Aturlah laju alir air dingin sesuai dengan variable yang diberikan oleh asisten, dengan
mengatur bukaan valve V2 dan melihat skala yang ditunjukkan oleh flowmeter
indicator. Jika laju alir kurang besar maka dapat dilakukan dengan memperkecil
bukaan valve V1.
e. Catatlah suhu fluida dalam masuk dan keluar Heat Exchanger baik di sisi pipa fluida
panas maupun fluida dingin setiap 15 detik pada titik 1, 2, 3, dan 4. Ukurlah sampai 8
menit
f. Ulangi langkah no b - e untuk laju alir yang lain
g. Matikan pemanas pada tangki T3
h. Tutuplah semua valve
i. Bukalah valve V9 dan V11 untuk mengeluarkan minyak yang ada di dalam Heat
Exchanger agar tidak tercampur dengan air yang akan dijalankan pada percobaan
berikutnya. Tutuplah kembali valve V9 dan V11 setelah selesai proses drain

PERALATAN PERCOBAAN
1. Stopwatch (HP, jam tangan)
2. Gelas ukur
5. Rangkaian Heat Exchanger (HE)

BAHAN PERCOBAAN
1. Air
2. Minyak goreng
11

Gambar 6 Skema Peralatan Perpindahan Panas


T1. Tangki air dingin
T2. Tangki minyak
T3. Tangki air panas
HE. Heat exchanger
P1. Pompa air dingin
P2. Pompa Minyak dan Pompa air pamnas
V valve
F Flow meter indicator
T Thermometer
12

DISTILASI – KESETIMBANGAN UAP CAIR (KUC)

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mendapatkan besaran parameter pada persamaan Margules, Van Laar, Wilson, NRTL
dan UNIQUAC
2. Menguji konsistensi thermodinamika dalam keetimbangan

TEORI PERCOBAAN
Secara umum kesetimbangan uap - cair dapat dikatakan sebagai suatu kondisi dimana
tidak terjadi perubahan secara makrokospik terhadap waktu, yang berarti juga tidak ada
perubahan sifat - sifat dari suatu materi terhadap waktu. Dan secara tidak langsung
menyatakan kesetimbangan dari semua potensial yang dapat menyebabkan perubahan sistem .
Untuk sistem biner, kesetimbangan uap - cair (VLE) yang ditinjau adalah sistem yang terdiri
dari dua komponen pada tekanan atmosfer . Dimana kesetimbangan thermodinamika
merupakan distribusinya komponen - komponen dalam semua fase pada suhu , tekanan dan
fugasitas tertentu , suhu dan fugasitas masing - masing komponen dalam semua fase yang
berada dalam kesetimbangan.
y i φi P=x i γ i f I
Jika fase uap - cair berada dalam kesetimbangan, maka :
f VI =f LI , T V =T L , PV =PL
Fugasitas untuk masing - masing komponen tersebut dapat dinyatakan dengan
f VI = y i φi P , f LI =x i γ i f I
Untuk kesetimbangan pada tekanan rendah nilai koefisien fugasitas adalah 1 sehingga
persamaan dapat ditulis
y i P=x i γ i f I
Nilai i memiliki hubungan tertentu terhadap suhu dan konsentrasi dan persamaan untuk
menyatakannya dibuat dengan persamaan Margules, Van Laar, Wilson, NRTL, UNIQUAC
dan persamaan lainnya

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buat larutan dengan komposisi 200 ml etanol dan 50 ml aquadest.
2. Masukkan larutan etanol(l) - air(2) kedalam boilling still (A)
3. Alirkan air pendingin pada kondensor (B).
4. Panaskan larutan dengan cara menyalakan heater (H) pada boilling still dan heater bagian
atas kolom dengan heater (G) sampai mencapai penguapan yang stabil .
5. Atur pemanasan agar jumlah kondensat yang terbentuk tidak lebih dari 1 tetes setiap 2
detik (Pemanasan yang lebih dari ketentuan ini akan dapat menyebabkan cairan
menyemprot keluar karena perbedaan suhu yang cukup jauh antara suhu cairan di dalam
boilling still dan condensat still. Hati-hati kondisi ini dapat menyebabkan kebakaran)
6. Tunggu sampai kondisi setimbang yang ditandai dengan penuhnya kondenser still serta
konstan dan samanya suhu kesetimbangan pada boilling still, thermometer (F) dan
thermometer (E), waktu yang diperlukan kira-kira 10 menit sejak kondenser still terisi
penuh.
7. Catat suhu pada thermometer (E)
8. Ambil sampel dari boilling still dan condensat still, ditampung dalam plastik dan
mengukur konsentrasinya dengan cara mengukur density dan indeks biasnya
9. Ulangi langkah 1-8 untuk komposisi larutan lainnya. Larutan yang berbeda dapat dibuat
dengan menambahkan air ke boiling still setelah dicatat sisa larutan dalam boilling still
dan condensat still
13

PERALATAN PERCOBAAN
1. Seperangkat alat distilasi: - Glass Othmer Still.
2. Piknometer 25 ml untuk mengukur massa jenis.
3. refraktometer
4. Gelas ukur

BAHAN PERCOBAAN
1. Etanol
2. Aquadest

Gambar 7 Skema Peralatan Perpindahan Panas


Keterangan:
A : Boilling Still E : Thermometer fase uap
B : Kondensor F : Thermometer fase cair
C : Valve fase cair G : Heater uap
D : Kondensat Still H : Heater cair

. .
14

HIDRODINAMIKA KOLOM UNGGUN FLUIDISASI (KUF)

TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kurva karakteristik fluidisasi (log ƩP vs v)
2. Menentukan kecepatan fluidisasi minimum
3. Mempelajari fenomena fenomena fluidisasi

TEORI PERCOBAAN
Bila cairan atau gas dilewatkan pada unggun partikel padat pada kecepatan rendah dari bawah
ke atas, unggun atidak bergerak. Pada kedadaan tersebut penurunan tekanan di sepanjang
unggun dinyatakan dalam persamaan berikut :
ΔPg c ΦD p ε 150(1−ε )
2
= +1 .75
L ρV o 1−ε Φ sD p V o ρ /μ
Persamaan tersebut disebut persamaan ERGUN. Bila kecepatan fluida yang melewati unggun
dinaikkan maka perbedaan tekanan di sepanjang unggun akan meningkat pula. Pada saat
perbedaan tekanan sama dengan berat unggun dibagi luas penampang, unggun akan mulai
bergerak dan melayang-layang ke atas. Partikel-partikel padat ini akan bergerak-gerak dan
mempunyai perilaku sebagai fluida. Keadaan unggun seperti ini dikenal sebagai unggun
terfluidakan (fluidized bed).
Karakteristik unggun terfluidakan biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik antara penurunan
tekanan (ƩP) dan kecepatan superficial (V0). Untuk keadaan yang ideal, kurva hubungan
berbentuk seperti apa yang diberkan didalam gambar :

Gambar 8 Grafik log ΔP terhadap log U

PROSEDUR PERCOBAAN
b. Isilah tangki penampung bawah dengan air
c. Pastikan semua kran dalam keadaan terbuka penuh, kemudian
nyalakan pompa
d. Lakukan kalibrasi orifice meter terhadap laju alir cairan. Kalibrasi
dapat diakukan dengan menampung cairan yang keluar dengan gelas ukur dalam selang
waktu tertentu (Q=V/t) dan mencatat H pada orifice meter. Buatlah grafik hubungan
antara H orifice meter dan laju alir
e. Lakukan pengayakan pasir untuk mengetahui ukuran pasir
f. Isilah kolom dengan pasir sebanyak 1 kg
15

g. Alirkan air ke dalam kolom dengan laju alir tertentu, dengan cara
menutup kran bypass pelan-pelan. Hati-hati jangan sampai air raksa dalam manometer
terbawa aliran air
h. Catatlah tekanan di sepanjang kolom dengan melihat manometer
i. Catat tinggi unggun sebelum air dialirkan dan sesudah air dialirkan
j. Ulangi langkah d – f dengan laju alir yang berbeda
k. Ulangi langkah c – f dengan berat pasir yang berbeda
l. Ulangi langkah c – j dengan ukuran pasir yang berbeda

PERALATAN PERCOBAAN
- Seperangkat alat kolom unggun fluidisasi
- Ayakan
- Gelas ukur
- Stopwatch

BAHAN PERCOBAAN
- air
- pasir kwarsa
16

Gambar 9 Skema Peralatan Kolom Unggun fluidisasi

ROTARY DRYER (RD)

TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat membuat kurva karakteristik pegeringan
2. Dapat menghubungkan pengaruh waktu terhadap kadar air pada padatan
3. Dapat menghubungkan pengaruh waktu terhadap kebutuhan pemanasan
4. Dapat menghubungkan pengaruh waktu terhadap efisiensi pengeringan

TEORI PERCOBAAN
Pengeringan zat padat adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga
sampai pada sejumlah nilai yang dapat diterima. Kandungan zat cair dalam bahan yang
dikeringkan berbeda dari satu bahan ke bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai
kandungan zat cair sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung
sedikit fraksi air sebagai air terikat.
Laju pengeringan ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar ini menunjukkan laju pengeringan
tetap (Constant-Drying). Dengan diketahui berat padatan basah, W dan berat padatan kering,
W s akan diperoleh moisture content selama waktu pengeringan t, X t adalah
W −W s
Xt=
Ws

Gambar 10 Tipe Kurva Laju Pengeringan Untuk Pengerigan Tetap (Constant–Drying)


(a) Plot Data Sebagai Free Moisture Terhadap Waktu
(b) Kurva Laju Pengeringan Terhadap Free Moisture
Untuk kondisi pengeringan tetap, dimana keseimbangan moisture content X ❑ kg
keseimbangan moisture/kg padatan kering ditentukan, maka free moisture content didapat
dengan persamaan
X =X t −X ❑
Selanjutnya laju pengeringan dituliskan dengan persamaan
−Ls dX
R=
A dt
Dimana R adalah laju pengeringan dalam kg H2O/jam.m2, Ls kg padatan kering digunakan,
dan A adalah luas permukaan pengeringan dalam m 2. Waktu pengeringan dapat diperoleh
17

pula dengan persamaan tersebut hanya bergantung letaknya masuk dalam daerah constant
rate-drying period dan/atau falling rate- drying period.
Persamaan neraca massa untuk komponen air pada rotary drier adalah
S1 X 1 +G 2 H 2=S 2 X 2 +G 1 H 1
Persamaan neraca panas pada rotary drier adalah
S1 ( 1−X 1 ) C s T 1 + S1 X 1 C w T 1 +G2 C u T 2 +G2 H 2 ( C w T 2+ λ ) =S 2 ( 1−X 2 ) C s T 2+ S 2 X 2 C w T 2 +G1 C u T 1+ G1 H 1 ( Cw
Dimana : S = laju padatan C = kapasitas panas
G = laju udara kering λ = panas laten air
H = kelembaban udara T = suhu
X = fraksi kadar air dalam padatan

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rendam padatan (sesuaikan dengan variabel dari asisten) dalam bak berisi air
2. Tiriskan padatan tersebut sampai tidak ada tetesan air
3. Ukurlah kadar air bahan yang akan di keringkan
4. Timbang padatan basah yang telah ditiriskan dan catatlah
5. Pastikan bahwa semua listrik telah terhubung dan siapkan burner
6. Nyalakan rotary dryer, burner dan kipas, biarkan selama 10 menit agar steady
7. Ukurlah suhu dan kelembaban udara yang masuk dan keluar rotary drier
8. Atur laju pemanasan sesuai variabel yang diberikan asisten
9. Masukkan padatan pada tahap no. 4 yang telah disiapkan dengan berat sesuai variabel
yang diberikan asisten
10. Catat waktu mulai memasukkan padatan hingga padatan mulai keluar dari rotary dryer
11. Ukurlah suhu dan kelembaban udara yang masuk dan keluar rotary drier
12. Ukurlah suhu bahan yang masuk dan keluar rotary drier
13. Timbang padatan yang keluar dari rotary dryer dan catatlah
14. Ulangi langkah 7 – 13 dengan variabel yang berbeda
PERALATAN PERCOBAAN
- Seperangkat alat rotary dyer - Sapu kecil
- Bak/waskom - Stopwatch
- Ayakan

BAHAN PERCOBAAN
- air
- jagung pipilan atau padatan lainnya sesuai yang ditugaskan asisten

Gambar 11 Skema Peralatan Rotary Dryer dengan Arah Counter Current


Keterangan:
18

A. Selongsong pengering F. Peluncur umpan


B. Selongsong bantalan Rol G. Sayap-sayap pengangkut
C. Roda gigi penggerak H. Pengeluaran produk
D. Tudung pembuang udara I. Pemanas udara
E. Kipas pembuang
19

TANGKI BERPENGADUK (TP)

TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan hubungan waktu pencampuran terhadap aliran pengadukan.
2. Menentukan hubungan daya pencampuran terhadap aliran pengadukan.
3. Menentukan kondisi optimum dari kedua hubungan pada tujuan no. 1 dan no. 2.
4. Menentukan hubungan viskositas terhadap aliran pengadukan.
TEORI PERCOBAAN
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan gerakan dari bahan-bahan yang diaduk,
umumnya dilakukan untuk mencampur dan mendispersikan bahan. Bahan yang diaduk bisa
berupa dua cairan yang saling melarut, padatan dalam cairan, gas dalam cairan dalam bentuk
gelembung. Pengadukan juga dapat dilakukan untuk mempercepat perpindahan panas,
contohnya pada pemanasan fluida dengan koil dan/atau jaket pemanas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran antara lain
konfigurasi tangki, jenis dan geometri pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran
pengaduk, dan sifat fisik fluida yang diaduk. Jenis dan geometri pengaduk erat kaitannya
dengan pola aliran pengadukan yang terjadi. Pencampuran dalam tangki terjadi karena adanya
gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Pemilihan jenis dan geometri pengaduk dilakukan
berdasarkan sifat fisik fluida, terutama viskositas. Selain jenis dan geometri pengaduk,
kecepatan pengadukan juga mempengaruhi pola aliran melingkar. Kecepatan yang terlalu
tinggi dapat mengakibatkan pusaran atau biasa disebut vorteks. Vorteks ini tidak diharapkan
dalam pengadukan karena menyebabkan penurunan kualitas pengadukan, masuknya udara ke
dalam fluida, dan tumpahnya fluida akibat kenaikan permukaan fluida
Bagian-Bagian Tangki
Bagian - agian dari unit alat pencampur ini terdiri dari:
Pengaduk
 Tangki/vessel, merupakan wadah untuk pencampuran
 Penyekat/buffle, berbentuk batang yang diletakkan pada
permukaan tangki berguna untuk menghindari vortex dan
untuk mempolakan aliran menjadi turbulen.
 Pengaduk/impeller, digunakan untuk mengaduk campuran,
jenis dari impeller beragam disesuaikan pada sifat dari zat
yang akan dicampurkan.
 Motor penggerak pengaduk, digunakan untuk memutar
pengaduk sehingga proses pengadukkan dapat berjalan.

Gambar 12 Bagian-Bagian
Tangki Pengaduk

Bentuk proporsional untuk pengaduk standar sesuai dengan perbandingan berikut:


Da Dd 2
 =0,3−0,5  =
Dt Da 3
H L 1
 D =1  D =4
t a
C 1 J 1
 D =3  D = 12
t t
20

W 1
 =
Da 5

Pola Aliran dan Bentuk Pengaduk

Gambar 13 Pola Aliran dan Dimensi Turbin dan Tangki

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapan alat dan bahan
2. Isi bahan/liquid pada tangki pengaduk sesuai variabel
3. Sambungkan ke listrik dan dinyalakan
4. Atur kecepatan pengaduk sesuai variabel dari asisten
5. Catat besarnya arus, tegangan, power dan energi pengadukan
6. Ukur dan catat waktu pencampuran hingga homogen
7. Amati pola aliran (ada tidanya vorteks) dan gambar
8. Mengulang langkah no. 5 dan seterusnya sesuai variabel
PERALATAN PERCOBAAN
1. Peralatan alat tangki berpengaduk 4. Piknometer
2. Stopwatch 5. Gelas ukur
3. Viskometer

BAHAN PERCOBAAN
1. Air (liquida lain sesuai variabel dari asisten)

C Keterangan Gambar:
A : Tangki
B : Pengaduk
C : Motor Penggerak
D : Baffle
E : Stop kontak
Gambar 14 Skema Peralatan
Tangki Pengaduk D

A
E
21

DAFTAR KELOMPO PRAKTIUM OTK 3


TAHUN 2021

KELAS PAGI
KELOMPO
NPM NAMA
K
08.2018.1.0182
MUHAMMAD FADKHUL ZAKARIYA
3
08.2018.1.0183
TRI WAHYUNITA
7
1
08.2018.1.0182
DEFANA MAKARTINA YUSUF
4
08.2018.1.0182
RETNO INDAHSARI
2
08.2018.1.0182
DENNY ANGGA SAPUTRA
6
08.2018.1.0183
NUR AINI RAHMA
5
2
08.2017.1.0180
YAHYA DWI ADHITYA INNARTA
1
08.2018.1.0181
INDRI ABUSYAHIR
5
08.2018.1.0182
MUHAMMAD FAISHAL TOISUTA
9
08.2018.1.0183
3 ELLY IMANSARI
3
08.2018.1.0181
CHUSNUL CHOTIMAH
6
08.2018.1.0183
DECKY ACHMAD NOVANTRI
4
08.2018.1.0183
4 NAJA NIKMAH SYAFITRI
2
08.2018.1.0181
ANNISA KHOIRUR ROSYIDAH
7
08.2019.1.9024
MUHAMMAD HUSAINI FAJRIN
1
08.2018.1.0183
5 NELLY YUNITASARI
1
08.2018.1.0181
KINTAN MICHELIE REGIA
8

KELAS MALAM
KELOMPO
NPM NAMA
K
22

08.2018.1.018
FAISAL HUDA
04
08.2019.1.902
1 AKBAR WAHYUDI
56
08.2018.1.018
NINA RISTIANA MULYAWATI
10
08.2018.1.018 YULISTYAWAN LUCKY
06 WARDHANA
08.2019.1.902
BREENDA MRIAM THALIA D. S.
49
2
08.2017.1.017
ADELIA GITA PRATIWI
54
08.2019.1.902
KHASAN ALIF PRATAMA
48
08.2018.1.018
MUHAMMAD AMIRUL FATAH
11
08.2018.1.018
ERLINA SHINTA BELLA
39
3
08.2018.1.018 ANNA DWI JOLINGGO
21 KYATTULLOH
08.2018.1.018
AJENG KUSUMANINGRUM
03
08.2018.1.018
4 RENDY MEYDIANTO ALFRI Y. T
30
08.2018.1.018
NURIL QOMARIYAH
36
08.2018.1.018
ANA FEBRILIANT
08
08.2017.1.017
SAPTA AYU NINGSIH
57

Anda mungkin juga menyukai