Pembangunan Pemerintahan Yang Bertanggungjawab Melalui Penerapan Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia Berbasis Kepemimpinan Kepamongprajaan
Pembangunan Pemerintahan Yang Bertanggungjawab Melalui Penerapan Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia Berbasis Kepemimpinan Kepamongprajaan
Secara umum, banyak orang memahami bahwa arti dari pemimpin adalah
orang yang mempunyai suatu jabatan atau kedudukan yang tinggi dalam sebuah
organisasi. Dengan kata lain, orang tersebut mempunyai kekuasaan untuk
mempengaruhi orang lain karena jabatan yang dimilikinya. Secara ekonomi pun
orang yang dikatakan pemimpin mempunyai taraf ekonomi yang bagus dan
mempunyai fasilitas yang lebih dibandingkan orang yang biasa sehingga mendapat
perlakuan yang istimewa kepada orang tersebut.
Salah satu model kepemimpinan yang paling relevan dengan saat ini adalah
pemimpin yang bergaya Pamong yang artinya pemimpin yang dapat mengemong,
mengasuh atau dapat membimbing orang yang dipimpin. Berkenan dengan hal
tersebut maka kepemimpinan kepamongprajaan hendaknya mampu berpegang
pada kode etik kepamongprajaan dengan menunjukkan ukuran-ukuran baku yang
tertinggi pada nilai-nilai dan karakter serta jiwa dan kejuangan yang memberikan
informasi dan transparans yang akuntabel.
MASALAH KAJIAN
METODE
Pada artikel ini, penelitian menggukan metode studi literatur dengan cara
mengumpulkan literatur (bahan-bahan materi) yang bersumber dari berbagai macam
jurnal.
Berbagai bahan bacaan tersebut dikumpulkan dan dibuatlah artikel ini dengan
menggabungkan berbagai macam materi yang ada berkaitan dengan kepemimpinan
terutama kepemimpinan kepamongprajaan, birokrasi, politik, sosial dan pancasila
yang dianggap cocok untuk tujuan pembuatan artikel ini.
Artikel disusun dengan materi-materi dari segala sumber dengan memulai dari
materi dasar hingga hal-hal yang dianggap penting dalam membahas tentang
kepemimpinan kepamongprajaan, birokrasi, politik, sosial, dan Pancasila.
TINJAUAN TEORITIS
1. Pembangunan
Sementara itu Samuel Edward Finer (S.E. Finer) menyatakan bahwa istilah
government, paling sedikit mempunyai empat arti:
Sedangkan J.A Corry seperti yang dikutip Muchtar Affandi (1982), menyatakan
bahwa pemerintah merupakan pengejawantahan yang konkret dari negara yang
terdiri dari badan-badan dan orang-orang yang melaksanakan tujuan-tujuan negara.
Setidak-tidaknya untuk negara-negara demokrasi, maka pemerintah pada saat
khusus manapun adalah lebih kecil dari negara.
Di dalam arti sempit, pemerintahan kerap kali dipahami sebagai aktivitas dari
lembaga kekuasaan eksekutif. Termasuk dalam pengertian ini adalah keseluruhan
unsur-unsur yang tercakup di dalam pengertian lembaga eksekutif tersebut
misalnya: kepala pemerintahan, menteri-menteri departemen-departemen,
pemerintah daerah, dinas-dinas daerah dan unit-unit kerja pemerintahan lainnya.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah kekuatan atau kemampuan yang ada di dalam diri
seseorang. Sikap kepemimpinan tersebut digunakan ketika memimpin. Menurut
(Kouzes dan Posner, 1987) kepemimpinan adalah kemampuan seorang pimpinan
ketika menjalankan peran kepemimpinannya, sehingga dapat mempengaruhi
bawahannya atau pengikutnya dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi.
4. Kepamongprajaan
Secara etimologis, pamongpraja terdiri dari dua kata yaitu ; pamong berasal
darikata “emong” berarti pengasuh, penyelenggara. Praja berarti kerajaan, kota,
negara. Pamongpraja berarti penyelenggara pemerintahan. Jadi pamongpraja
identik dengan “Pemerintah dan Pemerintahan” (Taliziduhu Ndraha;2010).
Kepamongprajaan adalah keahlian aparatur pemerintahan dalam menerapkan atau
mengaplikasikan ilmu pengetahuan, etika, teknologi, seni atau keterampilan dan
nilai-nilai lainnya dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri. Pamongpraja
adalah orang/aparat yang bekerja dibidang pemerintahan, khususnya bidang
penyelenggaraan tugas pemerintahan umum (tugas umum pemerintahan) yang
meliputi koordinasi, pengawasan, pemeliharaan ketentraman dan ketertiban serta
melaksanakan tugas lain (residu) yang belum menjadi tugas suatu instansti atau
tugas yang telah menjadi urusan daerah.
5. Birokrasi
Birokrasi berasal dari kata “bureau” yang berarti meja atau kantor; dan kata
“kratia” (cratein) yang berarti pemerintah. Pada mulanya, istilah ini digunakan untuk
menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja yang diatur atau diperintah oleh
suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi (Ernawan, 1988). Dalam konsep
bahasa Inggris secara umum, birokrasi disebut dengan “civil service”. Selain itu juga
sering disebut dengan public sector, public service ataupublic administration.
Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah suatu
sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang
rasional dan sistematis, dan bertujuan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan
aktivitas-aktivitas kerja individu dalam rangka penyelesaian tugastugas administrasi
berskala besar (disarikan dari Blau & Meyer, 1971; Coser & Rosenberg, 1976;
Mouzelis, dalam Setiwan,1998).
6. Sosial
Sosial dapat juga diartikan sebagai tentang hubungan antar masyarakat
atau pengetahuan tentang kehidupan bermasyarakat. Unsur pokok sosial ini
terdiri dari kaidah sosial, berbagai lapisan sosial yang ada di masyarakat, hingga
kelompok sosial yang beragam. Selain itu, sosiologi juga mempelajari tentang
suatu pengaruh proses timbal balik antar pelaku masyarakat.
7. Politik
Istilah politik berasal dari bahasa Yunani, yaitu polis yang berarti negara kota.
Orangorang yang mendiami kota disebut polites atau disebut juga warga negara,
sedangkan kewarganegaraan dalam bahasa Yunani disebut politikos. Dari istilah-
istilah tersebut, kemudian lahir suatu istilah politike episteme yang berarti ilmu politik.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian politik.
Menurut Ramlan Surbakti, politik diartikan sebagai interaksi antara pemerintah
dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang
mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah
tertentu.
1. Filsafat dan teori politik. Filsafat politik mencari penjelasan yang berdasarkan
ratio, sedangkan teori politik tidak memajukan suatu pandangan tersendiri
mengenai metafisika dan epistemologi, tetapi berdasarkan atas pandangan-
pandangan yang sudah lazim pada masa itu.
2. Struktur dan lembaga-lembaga politik. Merupakan kajian terhadap lembaga-
lembaga politik khususnya peranan konstitusi, eksekutif, birokrasi, yudikatif,
partai politik, dan sistem pemilihannya.
3. Partai politik dan organisasi masyarakat. Partai-partai, golongan-golongan,
dan pendapat umum, banyak memakai konsep-konsep sosiologis dan
psikologis dan sering disebut political dynamic oleh karena sangat
menonjolkan aspek-aspek dinamis dari proses-proses politik.
4. Partisipasi warga negara. Kegiatan seseorang dalam partai politik merupakan
bentuk partisipasi politik.
5. Hukum dan lembaga-lembaga internasional. Subbidang ilmu politik
menfokuskan pada masalah-masalah yang beragam menyangkut organisasi-
organisasi internasional, ekonomi politik internasional, kajian perang, kajian
perdamaian, dan analisis kebijakan luar negeri.
8. Pancasila
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari bahasa Sanskerta: पञ्च "pañca" berarti lima dan शीला "śīla" berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun
1945, ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 bersamaan dengan UUD
NRI Tahun 1945 yang diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II Nomor
7. Seluruh warga negara kesatuan Republik Indonesia sudah seharusnya
mempelajari, mendalami dan mengembangkannya serta mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pendalaman, penghayatan, pengembangan terhadap Pancasila tentulah
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang dengan memperhatikan
potensi yang ada padanya.
TINJAUAN LEGALISTIK
daerah untuk diurus oleh daerah masing-masing. Seperti yang sudah disebutkan
ayat (3) yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib
dan Urusan Pemerintahan Pilihan". Kemudian pasal 12 ayat (1) dan (2)
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat dan;
f. sosial.
a. kepastian hukum;
b. kemanfaatan;
c. ketidakberpihakan;
d. kecermatan;
e. tidak menyalahgunakan kewenangan;
f. keterbukaan;
g. kepentingan umum; dan
h. pelayanan yang baik.
Dalam hal ini, kepemimpinan yang baik harus berdasarkan asas legalitas,
asas pelindungan terhadap hak asasi manusia dan AUPB sehingga menciptakan
pelayan publik yang baik.
KERANGKA BERPIKIR
Kepemimpinan di Kabupaten
Kapuas
Permasalahan terkait
kepemimpinan
Kepemimpinan:
Kepamongprajaan
Birokrasi
Sosial
Pancasila
Politik
Faktor Upaya
Implementasi
Penghambat
Terciptanya Kepemimpinan
yang bertanggung jawab
PEMBAHASAN
Visi yang diusung adalah berseri tanpa korupsi. Semua program diarahkan
pada tata kota yang kondusif untuk pengembangan ekonomi dan budaya
kota. Keputusan kebijakan dilandasi pada visi dan misinya, mulai dari
perencanaan, implementasi dan pengendalian.
5. Menjunjung tinggi keberagaman suku agama dan ras.
Setiap agama yang menyelenggarakan upacara atau acara keagamaannya,
bupati selalu mengadakan kunjungan atau safari sebagai bentuk wujud
pengamalan Pancasila sila pertama. Bupati memang hanya memiliki satu agama
yang diyakininya, namun beliau merasa bahwa perbedaan inilah yang menjadi
karakteristik daerah di Indonesia yang perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan
perpecahan antar umat beragama, khususnya di kabupaten Kapuas.
Dari penjelasan mengenai bagaimana kepemimpinan kepala daerah di
daerah penulis dapat ditarik kesimpulan, yaitu masalah kepemimpinan adalah
masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin
dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara
mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Selain itu perlu adanya
kepemimpinan yang digerakkan oleh visi dan misi organisasi, bukan sebaliknya
terbelenggu dengan mekanisme dan aturan formal semata, tetapi perlu adanya
langkah-langkah inovasi maupun pengembangan SDM aparatur yang signifikan.
KESIMPULAN
Kedudukan dan peran Kepala Daerah dalam sistem pemerintahan daerah
sangatlah penting karena peran kepemimpinan Kepala Daerah (Bupati) sangat
menentukan adanya perubahan arah perencanaan pembangunan daerah
(kabupaten). Kepemimpinan Kepala Daerah dalam birokrasi juga memegang peran
yang penting untuk menciptakan governance yang kuat. Berkaitan dengan hal
tersebut, Kabupaten Kapuas telah mendapatkan beragam penghargaan yang
menunjukkan pengakuan dunia atas prestasi Kabupaten Kapuas. Salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan Kabupaten Kapuas adalah peran kepemimpinan
Bupati dan Wakil Bupati.
Ada 6 (enam) kunci keberhasilan Bupati dan Wakil Bupati dalam pengelolaan
kabupaten, yaitu :
(1) Kebijakan didasarkan atas pengenalan kondisi masa lalu dan kondisi
eksisting, serta data riil kemauan publik,
(2) Digerakkan oleh visi,
(3) Kebijakan berlandaskan nilai (based value system),
(4) Strategi komunikasi politik untuk menguatkan partisipasi masyarakat sasaran,
(5) Konsistensi dalam visi, misi, dan strategi untuk perencanaan pembangunan
kota,
(6) Inovasi cara berpikir untuk pengembangan kota. Praktik baik (best practices)
dari Kabupaten Kapuas ini diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah
daerah di luar Kabupaten Kapuas dengan menyesuaikan konteks lokal
masing-masing daerah, sesuai kondisi daerah dan dinamika sosial
masyarakatnya.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA