1 1
Abed Rozaq dan Didik Achadi Wedyatomo
¹ Prodi Kimia Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Warga Surakarta Jalan Raya Solo Baki Km.2, Kwarasan,
Solo Baru – Sukoharjo
Korenspondesi Penulis
Email : abed.goes@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of variations in fabric conditions and variations in immersion
time on the caustication of cotton fabrics, especially on the value of fabric absorption and tensile
strength of the fabric. The caustication experiment of cotton fabric was carried out by exhaust method
using 25 oBe NaOH at room temperature. The factor studied was the immersion time with variations of
2, 4, and 6 minutes and variations in the condition of the fabric, namely gray fabric, scoured fabric and
bleached fabric. The caustication was carried out by soaking cotton fabric in NaOH solution, rinsing,
neutralizing, and drying it. To determine the quality of the results of caustication, the absorbency and
tensile strength of the fabric were tested. The results of data analysis with “Two-Way Anova” showed
that the immersion time factor and the condition of the fabric affected the absorption value and the
tensile strength of the causticized fabric.
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
PENDAHULUAN
Industri tekstil di Indonesia saat ini semakin berkembang pesat, baik pada peralatan,
mesin, maupun teknologi proses bahan tekstil. Salah satunya pada proses penyempurnaan
kain yang harus benar-benar dapat memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas
produk yang dihasilkan. Konsumen saat ini sangat memprioritaskan kualitas produk yang
lebih baik terutama untuk bahan sandang, misalnya: kekuatan tarik dan daya serap yang
lebih baik. Industri tekstil dituntut agar lebih variatif dan inovatif dalam menciptakan suatu
produk agar produk yang dihasilkan bisa diterima oleh konsumen dan masyarakat luas. Salah
satu proses yang dapat meningkatkan kualitas bahan tekstil adalah proses kostiksasi
(Ariansyah 2018). Proses kostiksasi dan hasil yang diperoleh sangat tergantung dari
konsentrasi NaOH, waktu proses perendaman dan kondisi kain yang akan diproses.
Penelitian mengenai proses kostiksasi kain kapas dengan variasi konsentrasi NaOH: 15,
20, 25, 30, dan 35 oBe serta waktu proses 5, 10, 15, 20, dan 25 menit (Astutik 2010). Hasilnya
menunjukkan bahwa daya serap kain dan kekuatan tarik kain, baik ke arah lusi maupun arah
pakan paling bagus diperoleh pada penggunaan konsentrasi NaOH 25 oBe dengan waktu 5
menit. Nilai kekuatan tarik kain ke arah lusi rata-rata 18,46 kg dan nilai kekuatan tarik kain ke
arah pakan rata-rata 17,24 kg. Semakin lama waktu proses kostiksasi maka kekuatan tarik ke
arah lusi maupun ke arah pakan cenderung menurun karena semakin lama waktu pada
proses kostiksasi mengakibatkan serat selulosa dapat mengalami oksiselulosa. Penelitian
oleh Sulistyana (2017) menunjukkan proses kostiksasi pada kain kapas dengan variasi
konsentrasi NaOH: 25, 30, dan 35 oBe serta waktu proses 2, 4, dan 6 menit. Pada penggunaan
konsentrasi NaOH sebesar 25 oBe diperoleh hasil yang bagus dengan perolehan daya serap
yang semakin meningkat dan kekuatan tarik kain ke arah lusi dan pakan yang semakin
bertambah. Kekuatan tarik kain ke arah lusi dan pakan yang paling tinggi dicapai pada
konsentrasi NaOH 25 oBe dengan waktu proses 2 menit, dimana diperoleh nilai kekuatan
tarik ke arah lusi rata-rata 33,92 kg dan nilai kekuatan tarik ke arah pakan rata-rata 34,56 kg.
Nilai tersebut meningkat sekitar 91 % - 100 % dari nilai kekuatan tarik sebelum dilakukan
proses kostiksasi.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi waktu proses kostiksasi kain kapas dalam kondisi kain yang
berbeda terhadap hasil kostisasi, terutama pada daya serap dan kekuatan tarik yang
dihasilkan. Variasi waktu yang digunakan adalah 2, 4, dan 6 menit dan variasi kondisi kain
yang digunakan adalah kain grey, sesudah pemasakan, dan sesudah pengelantangan.
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan pedoman teknis pada proses
kostisasi kain kapas secara exhaust, terutama untuk menghasilkan produk kain dengan daya
serap dan kekuatan tarik yang lebih baik.
C.4 2
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah kain kapas grey, kain kapas yang telah diproses
pemasakan, dan kain kapas yang telah diproses pengelantangan, Natrium Hidroksida
(NaOH) 25 oBe, pembasah (Teepol), asam asetat (CH3COOH) dan air.
Peralatan yang digunakan adalah timbangan analitik, beaker glass, gelas ukur, pipet
ukur, pengaduk, bak pelarutan, baume-meter dan stopwatch. Alat uji yang digunakan untuk
kekuatan tarik adalah Electronics Strength Tester dan untuk uji daya serap adalah beaker
glass, stopwatch dan timbangan analitik (uji kapiler).
Prosedur Kerja
Persiapan bahan kain kapas
Kain kapas yang digunakan adalah kain kapas dengan kondisi yang berbeda-beda: kain
kapas grey, kain kapas hasil pemasakan, dan kain kapas hasil pengelantangan. Masing-
masing sampel kain berukuran 40 cm x 40 cm sebanyak 3 sampel.
Proses kotiksasi
Larutan kostiksasi sejumlah yang dibutuhkan ke dalam 9 buah beaker glass. Selanjutnya
kain dimasukkan pada masing-masing beaker glass. Proses dilakukan sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan (2, 4, dan 6 menit) pada suhu kamar. Setelah selesai, kain kemudian
diangkat dan dibilas menggunakan air bersih dan dilanjutkan dengan proses netralisir pada
suhu kamar selama 2 menit. Setelah selesai, kain diangkat, dikeringkan dan dilanjutkan
dengan evaluasi.
C.4 3
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
Kondisi Kain
Waktu Perendaman
(menit) Sesudah Sesudah
Grey
Pemasakan Pengelantangan
2 109,16 126,55 134,68
160
140
120
% Daya Serap
100
Grey
80
60 Sesudah Pemasakan
40 Sesudah Pengelantangan
20
0
2 menit 4 menit 6 menit
Waktu Perendaman
Gambar 1. Grafik nilai rata-rata uji daya serap kain
Nilai uji kekuatan tarik kain arah lusi ditunjukkan pada Tabel 2 dan Gambar 2, sedangkan
untuk arah pakan ditunjukkan pada Tabel 3 dan Gambar 3.
C.4 4
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
Tabel 2. Nilai rata-rata uji kekuatan tarik kain arah lusi (Newton)
Kondisi Kain
Waktu Perendaman
(menit) Sesudah Sesudah
Grey
Pemasakan Pengelantangan
2 186,64 203,34 215,02
250
200
150
Newton
Grey
Sesudah Pemasakan
100
Sesudah Pengelantangan
50
0
2 menit 4 menit 6 menit
Waktu Perendaman
Gambar 2. Grafik nilai rata-rata uji kekuatan tarik kain arah lusi
Tabel 3. Nilai rata-rata uji kekuatan tarik kain arah pakan (Newton)
Kondisi Kain
Waktu Perendaman
(menit) Sesudah Sesudah
Grey
Pemasakan Pengelantangan
2 185,3 202,56 214,07
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu proses
kostiksasi dalam kondisi kain yang berbeda terhadap nilai kekuatan tarik arah lusi dan pakan
serta daya serap pada kain hasil kostisasi kain kapas. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
C.4 5
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
penggunaan waktu proses dan kondisi kain yang berbeda diperoleh hasil kostisasi yang
berbeda.
Daya serap kain
Hasil pengujian daya serap kain yang tercantum pada Tabel 1. Analisa data
menggunakan Anova ganda menunjukkan bahwa variasi waktu proses kostiksasi dan kondisi
kain berpengaruh terhadap daya serap kain yang dihasilkan. Pada kostiksasi dengan waktu
proses selama 6 menit pada seluruh kondisi kain yang berbeda diperoleh nilai daya serap
tertinggi yaitu pada kain grey 112,44 %, kain sesudah pemasakan 131,71 %, dan kain
sesudah pengelantangan sebesar 151,66 %. Semakin lama waktu proses kostiksasi diperoleh
kain dengan daya serap yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin lama waktu
kostisasi, penggelembungan serat kapas menjadi semakin maksimal sehingga pori-pori serat
semakin terbuka (Soenarto, 2008). Selain itu semakin lama waktu kostiksasi, serat kapas akan
mengalami perubahan penampang membujur yang sebelumnya berbentuk seperti pita
terpuntir (Noerati, Ichwan, and Sumihartati, 2013; Soeprijono, 1974) menjadi berkurang atau
hilang puntirannya sehingga penampang melintang serat mengalami perubahan dari
berbentuk menjadi lebih bulat. Perubahan fisik pada serat setelah kostiksasi ini
menyebabkan peningkatan daya serap pada serat/kain (Chatib 1980; Karmyan and Harlison
1978; Soeparman 1974).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kostiksasi adalah: waktu proses,
konsentrasi NaOH, suhu larutan, kualitas bahan dan jenis anyaman (Hendrodyantopo, 1998;
Hitariyat, 2005; Karmyan dan Harlison, 1978; Wedyatmo n.d.). Ternyata selain itu semua
kondisi kain juga mempengaruhi hasil kostiksasi pada kain kapas. Kain yang proses
kostiksasinya dilakukan setelah pengelantangan memiliki nilai daya serap yang paling besar.
Ini disebabkan kain sudah dalam kondisi bersih dan tidak ada kotoran dalam seperti lemak,
minyak, protein, dan mineral, maupun kotoran luar seperti sisa tanaman dan oli pada kapas
(Zyahri 2013) yang menghalangi proses penyerapan larutan kostiksasi ke dalam serat
sehingga proses kostiksasi dapat berlangsung dengan baik dan mendapatkan hasil yang
optimal.
C.4 6
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
mengakibatkan kekuatan tarik kain menjadi meningkat, baik arah lusi maupun arah pakan
sehingga kain menjadi lebih kuat. Kondisi kain juga mempengaruhi nilai kekuatan tarik kain.
Kain yang proses kostiksasinya dilakukan setelah pengelantangan diperoleh kekuatan tarik
yang paling besar. Ini disebabkan kain sudah dalam kondisi bersih dan tidak ada kotoran
alam: lemak, minyak, protein, mineral maupun kotoran luar: sisa tanaman dan oli pada kapas
yang menghalangi proses penyerapan larutan kostiksasi ke dalam serat sehingga proses
kostiksasi dapat berlangsung dengan baik dan mendapatkan kekuatan tarik yang optimal.
Saran
Pada penelitian berikutnya, faktor yang perlu diteliti adalah variasi suhu dan konstruksi
kain yang dikostiksasi.
KONTRIBUSI PENULIS
Semua penulis memiliki konstribusi yang sama dalam penelitian dan penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariansyah, Anas. 2018. Pengaruh Penggunaan Konsentrasi NaOH dan Waktu Perendaman pada Proses
Kostiksasi. Surakarta : Akademi Teknologi Warga.
Astutik, Nindra Qurnia. 2010. Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Waktu Proses Pengkostikan pada Kain
Kapas dengan Sistem Exhaust. Surakarta : Akademi Teknologi Warga.
Chatib, Winarni. 1980. Teori Penyempurnaan Tekstil 2 dan 3. Bandung : Institut Teknologi Tekstil
Hendrodyantopo, S. 1998. Teknologi Penyempurnaan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil
Hitariyat, Susyami. 2005. Praktek Teknologi Penyempurnaan Kimia. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil
Karmyan, Sri Kustini dan Harlison Ernie. 1978. Teori Penyempurnaan Tekstil. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Noerati, Gunawan, Ichwan, M., dan Sumihartati, A. 2013. Teknologi Tekstil. Bandung: Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Soeparman, dkk. 1974. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Soenarto. 2008. Teknik Pencelupan dan Pencapan Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direkorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
C.4 7
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
C.4 8
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
C.4 9
Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik
Membangun Industri Kerajinan dan Batik yang Tangguh di Masa Pandemi
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2021 eISSN 2715-7814
C.4 10