Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI TEKSTIL

PENGUJIAN KAIN SECARA KIMIA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Kain

Disusun oleh ;

Nama : Mira Nur Latifah


NPM : 20440028
Program Studi : Produksi Garmen Kons. Fashion Design
Group : 2G6
Dosen : Wine Regyandhea, S.ST., M.Ds.
Asisten Dosen : Saifurrohman, S.S.T.
Engkon
POLITEKNIK STTT BANDUNG
2022

BAB I
PENGUJIAN KESTABILAN DIMENSI BAHAN TEKSTIL PADA PROSES
PENCUCIAN DAN PENGERINGAN

I. Maksud dan Tujuan

 Maksud
Untuk mengetahui cara pengujian perubahan dimensi kain pada proses
pencucian dan pengeringan
 Tujuan
tujuan untuk mengetahui perubahan dimensi yang terjadi pada kain atau
pakaian setelah dilakukan proses pengeringan dan pencucian.

II. Teori Dasar

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan perubahan dimensi dari kain


tenun, kain rajut maupun pakaian jadi, apabila kain mengallami proses pencucian
dan pengeringan.Dalam pengujian stabilitas ini dipergunakan empat cara pencucian
yang bervariasi dari kondisi pencucian yang paling berat sampai yang paling ringan
dan dimaksudkan untuk mencakup semua kondisi pencucian baik pencucian secara
komersil maupun pencucian secara manual. Pengeringan dilakukan dengan lima
macam cara pengeringan yang mencakup semua pengeringan baik pengeringan
secara komersil maupun pengeringan dalam rumah tangga.

Prinsip Pengujiannnya adalah contoh uji diberi tanda lalu di cuci kedalam
mesin dan dikeringkan sesuai dengan cara yang akan dipakai. Jarak tanda pada
contoh uji menurut arah lusi dan pakan (jeratan dan jajaran untuk kain rajut) sebelum
dan sesudah pencucian diukur.

III. Alat Dan Bahan


 Mesin cuci
 Pengering putar
 Deterjen tanpa pemutih optic yang sesuai dengan standar ECE
 Natrium perborate tetrahidrat
 Kain pemberat
 Pengeringan listrik tekanan datar (heated bed press)
 Alat bantu pengering tetes dan pengering gantung
 Rak pengering kasa
 Mistar atau alat ukur baja tahan karat
 Pena denga tinta yang tidak hilang atau luntur
 Meja datar untuk membentangkan contoh uji
 Gunting

IV. Cara Kerja

a. Contoh uji disiapkan dengan ukuran sekurang-kurangnya 50 cm x 50 cm


b. Kain contoh uji dibentangkan pada meja datar tanpa tekanan atau tegangan
dan bebas dari kerutan. Membuat 3 tanda masing – masing sejajar dengan
arah lusi dan pakan.
c. Memilih salah satu cara kerja pencucian yang akan digunakan;
d. Kain contoh uji yang telah dipersiapkan dimasukkan ke dalam mesin cuci
dan ditambahkan kain pemberat sampai total berat kering sesuai dengan
persyaratan yang dibutuhkan. Menambahkan deterjen 1-3 g/l dengan
perkiraan ketebalan buih tidak lebih dari 3 cm pada waktu mesin
berputar. Kesadahan air tidak melampaui 5 ppm. Bila digunakan;
e. Setelah pemerasan putar terakhir selesai,contoh uji dipindahkan
dengan hati-hati, dan dikeringkan dengan salah satu cara pengeringan;
f. Bila contoh uji akan dikeringkan dengan cara pengeringan tetes, mesin
dihentikan tepat sebelum pemerasan putar terakhit. Kain contoh uji
dipindahkan dengan hati-hati, kemudian dikeringkan dengan cara
pengeringan tetes;
g. Kain contoh uji yang telah selesai dicuci dikondisikan dan dikeringkan
dalam ruang standar sampai mencapai keseimbangan lembab;
h. Jarak-jarak yang ditandai diukur kembali dan dicatat hasilnya sebagai
panjang dan lebar akhir.

V. Data Percobaan

V.1. Perubahan Dimensi Kain Tenun

No Lusi Pakan

Awal (cm ) Akhir (cm) Awal (cm) Akhir (cm)

1.

2.

3.
BAB II
PENGUJIAN DAYA SERAP KAIN CARA TETES
(SNI ISO 08-0279-1989)

I. Maksud dan Tujuan


 Maksud
Melakuakan pengujian daya serap kain pada kain tidak berbulu (kain
Rajut)
 Tujuan
Untuk mengetahui kempampuan kain dalam menyerap air pada waktu
yang tertentu.

II. Teori Dasar


Standar ini meliputi cara uji daya serap bahan tekstil. Daya serap adalah
satu faktor yang menentukan kegunaan kain untuk tujuan tertentu. Sebagian
besar kain memiliki permukaan yang lembut dan rata namun untuk keperluan
tertentu dibutuhkan kain yang memiliki permukaan berbulu. Akibat dari
perbedaan permukaan tersebut dibutuhkan dua pengujian daya serap yang
berbeda.
Prinsip pengujian kain yang tidak berbulu atau kain rajut dilakuakan
dengan meneteskan setetes air dari ketinggian tertentu ke permukaan kain.
Waktu yang diperlukan oleh air untuk menghilang diukur dan dicatat sebagai
waktu basah.

III. Alat dan Bahan


 Alat
1. Simpai bordir dengan diameter 150 mm atau lebih
2. Buret, dengan 15-25 tetesan air tiap miliiter
3. Stopwatch
 Bahan
1. Sepotong kain yang cukup untuk dipasang rata pada simpai bordir.
2. Air suling

IV. Langkah Kerja


1. Kain dipasang pada simpai bordir sehingga permukaan kain bebas
dari kerutan-kerutan tetapi tanpa mengubah struktur kain;
2. Simpai bordir tersebut diletakkan dibawah buret dengan jarak 10 ± 1
mm dari ujung buret. Air diteteskan setets demi setetes pada
permukaan kain;
3. Mengukur waktu yang diperlukan hingga pantulan cahaya tetesan
hilang menggunakan stopwatch. Ketika tetesan air hilang seluruhnya
dan meninggalkan bulatan basah yang suram. Saat itu stopwatch
dihentikan dan waktu yang berlangsung dicatat. Jika waktu basah
melebihi 60 detik, pengukuran waktu dihentikan dan waktu basah
dilaporkan 60 + detik;
4. Pengujian dilakukan 5 kali.

V. Data Percobaan

Anda mungkin juga menyukai