Anda di halaman 1dari 10

RESUME PRAKTIKUM EVALUASI KAIN

PENGUJIAN KIMIA

(Bundesman, Tahan Api, Tahan Luntur Warna Terhadap Pencucian,


Keringat, dan Gosokkan)

Disusun oleh

Nama : Panca Septiana Putri


Group : 2G3
NPM : 18030043
Dosen : 1. Atin S., SST, M.T.
2. Luciana, S.Teks., M.Pd.
3. Ryan R., S.ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2020
PENGUJIAN TAHAN AIR HUJAN (BUNDESMAN)

Prinsip Pengujian Tahan Air Hujan

Prinsip buundesman adalah menyiramkan air dengan tekanan tetesan air tertentu pada
permukaan kain dengan kondisi tertentu selama waktu tertentu. Diukur jumlah air yang
menembus kain dan jumlah air yang terserap kain. Kondisi pengujian yang berhubungan
dengan tekanan tetesan air, seperti besar tetesan air, jarak penyiram dari contoh uji, letak
contoh uji terhadap arah tetesan air dan waktu penyiraman berbeda antara standar satu
dengan standar lainnya.

I. Alat dan bahan bahan pegujian tahan air hujan:


Alat dan bahan :

a) Kain contoh uji ( Bentuk Lingkaran d ¿ 14,1cm )


b) Gelas ukur 100 ml
c) Beaker glas 250 ml
d) Timbangan digital
e) Bundesman rain starter

II. Persiapan Contoh Uji:


Kain dipotong lingkaran dengan diameter 14,1cm.

III. Cara Pengujian:


1. Contoh uji yang telah di potong dalam bentuk lingkarandiameter 14,1 cm.
Kita lakukan penimbangan untuk mengetahui berat awal, setelah ditimbang
kemudian data di catat.
2. Lalu mengklaribasi curah hujan sesuai standart yaitu 100 mm/ menit. Caranya
tabung tepat c sampel contoh uji kita tutup agar nanti air hujan tertampung, setelah
itu buka krannya dan jalankan pengujian tanpa sampel selama satu menit.
3. untuk melihat apakah curah hujan yang kita atur sesuai dengan standart, kemudian
mesin dinyalakan. Waktu dimulai pada saat penutup air dibuka. Setelah satu
menit kita lihat apakah air yang tertampung jumlahnya telah sesuai dengan
standart yang kita atur tadi yaitu 10mm/ menit.
4. Pasang kain pada lokasi yang akan dicurahkan air
5. Uji selama 10 menit
6. Air rembesan yang tertampung pada tabung, masukkan pada piala gelas dengan
cara dikeluarkan dari keran yang terdapat pada tabung. Ukur volume air yang
rembes.*Apabila tidak terdapat air yang rembes maka volume rembes air 0
7. Kain yang telah diuji selama 10 menit, lakukan pemerasan peras putar di mesin
cuci selama 15 detik.
8. Keluarkan. Lalu timbang untuk menghitung persentase penyerapannya.
(Menghasilkan data berat basah 11.00gram)
IV. Evaluasi
- Hitung jumlah air yang terserap contoh uji dari selisih berat contoh uji basah
dikurangi berat contoh uji kering di bagi berat contoh uji kering dinyatakan dalam
persen.
- Hitung jumlah air yang menembus contoh uji per tabung dalam militer per menit.

PENGUJIAN TAHAN API


Prinsip Pengujian Tahan Api

Prinsip uji tahan api (secara vertical) adalah membakar kain yang dijepit rangka dan
diletakkan vertikal selama waktu tertentu. Diukur waktu dari saat api diambil sampai nyala
padam, waktu dari saat padam sampai bara padam dan panjang sobekkan pada contoh uji
karena sobekkan dengan gaya tertentu.

I. Alat dan Bahan:


a. Contoh uji 32 x 7,5 cm
b. Alat penjepit contoh uji dan besi penjepit sehingga contoh uji vertikal
c. Alat uji tahan api ( Cara Vertikal )
d. Pembakar gas diameter lubang 10mm
e. Stopwatch
f. Korek Api

II. Cara Pengujian:


1. Kain dipasang pada penjepit kain sampai batas kain, tutup kain dengan penjepit dipres
dengan penjepit lagi dengan keadaan kain harus tegang

2. Nyalain dahulu api sampai setinggi 3,8 cm.

3. Lalu masukkan sampel ke dekat api.

4. Lalu kainnya menyentuh bagian api/ dibakar selama 12 detik.

5. Hitung waktu nyala yaitu lama waktu pada saat kain tebakar pertama kali dan sampai
apinya padam dikurangi 12 detik. (menghasilkan data 28 detik)
*12 detik adalah waktu pembakaran kain
6. Hitung waktu bara nya yaitu waktu dari api padam hingga bara nya mati dikurangi
waktu nyala api sampai padam.

III. Evaluasi :
1. Waktu nyala api adalah waktu nyala api sampai padam dikurangi 12 detik (dari waktu
pembakaranya, waktu dimana apinya tepat diatas kain atau sampel)
2. Kemudian ada waktu bara adalah lama waktu bara sampai padam.
3. Panjang arang dihitung dari awal terbakar sampai berhenti terbakar.

PENGUJIAN KETAHANAN LUNTUR WARNA TERHADAP PENCUCIAN


Prinsip pengujian ketahanan luntur warna terhadap pencucian

Pengujian ini dimaksdkan ntuk menenukan tahan luntur warna terhadap pencucian yang
berulang-ulang. Berkurangnya warna dan pengaruh gosokan yang dihasilkan oleh larutan dan
gosokan.

I. Alat dan Bahan:


1. Launder O-meter, yang dilengkapi pemanas air
2. Kain contoh uji sebanyak 2 sample dengan ukuran 4x10cm
Dalam kain yang motif usahakan satu ukuran pola seluruh warna terwakili. Untuk
yang polos motifnya bisa ke arah pakan atau lusi asalkan konsisten.
Untuk kain pelapis terdiri dari bahan kapas dan poliester dengan ukuran yang sama
yaitu 4x10cm.
3. Kelereng Baja (10 buah masing-masing tabung)
4. Air sabun dengan konsetrat sabun 1 gram/ liter
5. Air 40° C
6. Gelas untuk membilas
7. Gray scale dan Staining scale

II. Persiapan Contoh Uji:


1. Siapkan kain pelapis satu dari bahan kapas dan bahan poliester dengan ukuran yang
sama dengan contoh uji.
2. untuk pemasangan contoh uji :
Simpan kain pelapis poliester dibawahnya, kemudian kain contoh uji lalu kain pelapis
kapas atau bisa sebaliknya (Lakukan hal yang sama untuk contoh uji yang kedua).
Contoh uji yang pertama, asumsikan bagian bawah adalah kain pelapis poliester, kain
contoh uji, lalu kain pelapis kapas.
Pada contoh uji yang kedua dilakukan sebaliknya, yaitu kain pelapis kapas, kain
contoh uji dan kain pelapis poliester.
(Perlu diperhatikan, untuk kain motif printing karena dibelakang hanya berwarna
putih, maka penempatan contoh uji kain pelapis jangan sampai salah)
3. Kemudian jahit pada satu sisi dengan menggunakan benang putih.

III. Cara Pengujian:


1. Masukkan kain contoh uji ke dalam tabung untuk uji ketahanan luntur warna terhadap
pencucian.
2. Siapkan larutan standar uji
3. Masukkan larutan sabun 1g/l sebanyak 150 ml setiap tabung
4. Masukkan sample yang telah dijahit ke dalam masing-masing tabung lalu masukkan
kelereng baja 10 buah untuk masing-masing tabung.
5. Atur suhu pencucian sesuai standar yaitu 40ᵒC. Waktu pencucian ada dua, yaitu 30
dan 45 menit. Pilih sesuai yang akan digunakan.
6. Tabung yang telah di isi sabun lakukan pemanasan awal. Pada saat dilakukan
pencucian, suhu larutan yang ada pada tabung telah mencapai suhu pencucian.
Dibiarkan sampai suhu tercapai.
7. Pindahkan tabung ke area pencucian, gunakan penjepit. Tutup tabung. (Pastikan
penjepit cukup kencang dan pas dengan melihat keseimbangan agar tidak terlepas
pada saat proses pencucian)
8. Lakukan pencucian, MotorTube mode ON.
9. Setelah waktu pencucian tercapai, lepaskan tabung dari mesin.
10. Lakukan pembilasan dengan air dalam dua gelas dengan suhu 40ᵒC.
11. Keluarkan sample yang telah dicuci, kemudian bilas contoh uji pada air dengan suhu
40ᵒC selama 1 menit. Lalu pindahkan pada air yang kedua dengan suhu yang sama
dan waktu yang sama. Bilas lalu keringkan.
(Untuk mempermudah pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan pengeringan
peras putar mesin cuci sekitar 15 detik. Setelah diangkat, usahakan kain pelapis tidak
bersentuhan dengan contoh uji kain untuk menghindari migrasi warna akibat
pengeringan. Caranya bisa disimpan dengan cara digantung atau bisa juga dengan
disimpan pada bidang datar yang tidak berwarna )
12. Setelah contoh uji kering, lakukan uji penilaian ketahanan luntur warna dengan
menggunakan Grey Scale dan Staining Scale.

IV. Evaluasi
Setelah kering bandingkan perubahan warna pada kain uji dengan Gray scale dan staining
scale.

PENGUJIAN TAHAN LUNTUR WARNA TERHADAP KERINGAT


Prinsip pengujian tahan luntur warna terhadap keringat

Untuk menentukan tahan luntur warna dari segala macam dan bentuk bahan tekstil
berwarna terhadap keringat.

I. Alat dan Bahan:


1. AATCC Perspiration Tester
2. Alat pemeras mangel
3. Gelas Piala 500ml
4. Gray Scale dan Staining Scale
5. Papan akrilik
6. Oven dengan pengatur suhu
7. Larutan asam
8. Larutan basa

II. Persiapan Contoh Uji:


1. Siapkan sample kain dengan ukuran 4x10cm.
(Untuk sample kain celup bisa ke arah lusi atau pakan dan untuk sample
yang memiliki motif warna usahakan dalam satu pola semua warna terwakili
dan dalam proporsi yang sama.)
2. Siapkan kain pelapis dengan ukuran yang sama yang terdiri dari kain pelapis
poliester dan kain pelapis kapas.
3. Contoh uji yang pertama, asumsikan bagian bawah adalah kain pelapis
poliester, kain contoh uji, lalu kain pelapis kapas.
Pada contoh uji yang kedua dilakukan sebaliknya, yaitu kain pelapis kapas,
kain contoh uji dan kain pelapis poliester.
(Perlu diperhatikan, untuk kain motif printing karena dibelakang hanya
berwarna putih, maka penempatan contoh uji kain pelapis jangan sampai
salah)
4. Kemudian jahit pada salah satu sisi dengan menggunakan benang berwarna
putih.

III. Cara Pengujian :


1. Simpan contoh uji pada wadah. Untuk contoh uji asam, rendam dengan
larutan keringat buatan yang bersifat asam selama 30 menit.
(Usahakan contoh uji terendam semuanya selama 30 menit. Untuk interval
15 menit bisa dibalik agar merata untuk sisi yang atas)
2. Lakukan hal yang sama untuk contoh uji keringat basa pada wadah yang
berbeda.
(Usahakan contoh uji terendam selama 30 menit dan bolak balik kain secara
interval secara 30 menit agar merata)
3. Keluarkan contoh uji asam dan simpan di atas papan akrilik kemudian peras
lalu ditimpa.
4. Siapkan papan akrilik 21 buah. Simpan pada Perspiration Tester. Beri
penekanan dengan beban berat 5kg yang akan menghasilkan tekanan 12,5
kilo pascal. Kemudian kencangkan alat. (Waktu tidak ditentukan).
5. Lakukan hal yang sama untuk contoh uji basa.
6. Setelahnya, masukkan contoh uji, diamkan dengan suhu yang telah diatur
selama ±4 jam. Lalu keluarkan. (Sebelum memasukkan contoh uji ke dalam
oven, pastikan oven sudah berada pada suhu yang sesuai dengan standar
yaitu 37ᵒC ±2)
7. Keringkan contoh uji dengan cara menggantung agar kain pelapis dan kain
contoh uji terpisah lalu dijepit. Atau dengan cara simpan pada bidang datar.
(Lakukan masing-masing untuk contoh uji asam dan basa)
8. lakukan penilaian ketahan luntur warna dengan menggunakan Gray Scale
dan Staining Scale.

IV. Evaluasi
Setelah kering bandingkan perubahan warna pada kain uji dengan Gray scale dan
staining scale.

PENGUJIAN TAHAN LUNTUR WARNA TERHADAP GOSOKAN


Prinsip pengujian tahan luntur warna terhadap gosokkan

Untuk menguji penodaan dari bahan berwarna pada kain lain, yang disebabkan karena
gosokkan dan dipakai untuk bahan tekstil berwarna dari segala macam serat, baik dalam
bentttuk kain maupun benang.

I. Alat dan Bahan:


1. Crock Meter
2. Kertas saring
3. Kain kapas
4. Cawan berisi air suling
5. Kain contoh uji yang sudah dipotong.

II. Cara Pengujian:


1. Pasang kain contoh uji pada penjepitnya. (Pastikan contoh uji terpasang dengan kuat)
2. Pasangkan kain kapas pada crock meter dengan meggunakan cincin. (Pastikan skala
terbaca dimulai dari 0)
3. Lakukan gosokkan sebanyak 10x gosokkan maju mundur atau jumlahnya 20x
gosokkan. (Agar kain tidak lepas atau bergeser, tahan kain contoh uji dengan tangan
agar tidak lepas).
4. Setelah 20 x gosokkan lepas kain pelapis kapas, lalu bandingkan dengan standar uji
standing scale.
5. Untuk gosokkan basah, ambil cawan berisi air suling, kemudian basahi kain kapas.
(Untuk mendapatkan kelembapan yang sesuai, keringkan kapas menggunakan kertas
isap sampai mendapatkan kelembapan sekitar 65 ±5% terhadap berat kain contoh uji)
6. Pasang kapas pada crock meter dengan menggunakan cincin dan lakukan uji gosok
pada kain contoh uji yang berbeda.
7. Lakukan gosokkan sebanyak 10x gosokkan maju mundur atau jumlahnya 20x
gosokkan
8. Lepas kain pelapis kapas, lalu bandingkan dengan standar uji standing scale.

III. EVALUASI
a. Standar cara uji yang dipakai
b. Nilai penodaan warna

Anda mungkin juga menyukai