Anda di halaman 1dari 11

BAHAN PEMBELAJARAN

STANDAR KOMPETENSI:

1. MENGAKTUALISASIKAN SIKAP DAN PERILAKU WIRA

USAHA

KOMPETENSI DASAR :

1.2. MENERAPKAN SIKAP DAN PERILAKU KERJA PRESTATIF

Tujuan Pembelajaran

1. Memahami pengertian kerja prestatif


2. Ciri dan sifat kerja prestatif
3. Pembinaan perilaku kerja prestatif melalui latihan
4. Menerapkan sikap bekerja prestaif

1. Pengertian Perilaku Kerja Prestatif

Berbuat dan bekerja prestatif adalah merupakan modal dasar untuk keberhasilan
seorang wirausahawan. Prestatif dalam hal ini berarti seorang wirausaha selalu
berambisi ingin maju di segala bidang. Memasuki millenium ketiga yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:

1. Persaingan bebas

2. Perubahan yang semakin cepat

3. Derasnya arus infomasi yang makin mengglobal yanpa mengenal batas


Negara.

Hakekat persaingan bebas adalah persaingan disegala bidang, ada tiga


kemungkinan ialah menang, bertahan atau tergilas. Bila bangsa kita tidak siap
menghadapinya maka akan menjadi budak di Negara kita sendiri.

Orang yang mempunyai daya juang tinggi akan berpeluang dalam persaingan
dan merupakan modal utama untuk dapat menang dalam persaingan atau setidak-
tidaknya bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.

Perubahan yang semakin cepat disegala bidang terutama dalam perkembangan


ilmu pengetahuan dan teknologi dan semakin derasnya arus informasi menuntut sikap
dan perilaku kerja prestatif.
Menurut Stephen Covey dalam bukunya First Thing’s First ada empat sisi
potensial yang dimiliki manusia untuk maju yaitu:

1. Self awareness atau sikap mawas diri

2. Conscience atau mempertajam suara hati

3. Independent Will atau pandangan independent untuk bekal bertindak.

4. Creative Imagination atau berfikir mengarah ke depan untuk memecahkan masalah


dengan imajinasi serta adaptasi yang tepat

Menurut Zimmerer, karakteristik wirausahawan yang berhasil karena bekerja


secara prestatif adalah sebagai berikut:

1. Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya atau pekerjaannya.

2. Mau bertanggung jawab.

3. Mempunyai obsesi untuk mencapai prestasi tinggi dan bisa diciptakannya.

4. Toleransi untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpastian.

5. Yakin pada dirinya.

6. Kreatif dan fleksibel.

7. Ingin memperoleh balikan dengan segera. Dia mempunyai keinginan yang kuat
untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman guna memperbaiki
penampilannya.

8. Enerjik seorang wirausahawan lebih baik dibandingkan rata-rata orang lain.

9. Motivasi untuk lebih unggul.

10. Berorientasi ke masa depan.

11. Mau belajar dari kegagalan.

12. Mempunyai kemampuan memimpin.

2. Ciri dan Sifat Kerja Prestatif


Dengan berbuat dan bekerja prestatif terhadap bisnisnya, wirausahawan akan berhasil
di dalam usahanya. Untuk menjadi wirausahawan yang berhasil harus memiliki cirri-
ciri karakteristik prestatif sebagai berikut.

Ciri-ciri Prestatif Sifat-sifat Profil Wirausahawan


Percaya diri  Keyakinan

 Ketidaktergantungan

 Individualistik

 Optimisme
Berorientasi pada hasil  Kebutuhan akan prestasi

 Berorientasi pada laba

 Ketekunan dan ketabahan

 Kerja keras

 Mempunyai dorongan kuat


Pengambilan resiko  Energi dan inisiatif

 Kemampuan mengambil resiko

 Suka pada tantangan


Kepemimpinan  Betingkah laku sebagai pemimpin

 Dapat bergaul dengan orang lain

 Menanggapi saran-saran dan kritik


Keorisinilan  Inovatif

 Punya banyak sumber

 Mengetahui banyak
Berorientasi ke masa depan  Pandangan kemasa depan

 Perseptif

Perilaku kerja yang prestaif dapat di lihat dalam sikap sebagai berikut:
1. Kerja ikhlas

2. Kerja mawas diri dari rasa emosional

3. Kerja cerdas

4. Kerja keras

5. Kerja tuntas

A. Kerja Ikhlas

Arti kerja iklas adalah bekerja dengan sungguh-sungguh, dapat menghasilkan sesuatu
yang baik dilandasi dengan hati yang tulus.

Penerapan kerja ikhlas adalah sebagai berikut:

Seorang buruh pabrik yang bekerja dengangaji yang pas-pasan meskipun sudah diatas
sedikit dari UMR, buruh tersebut tetap bekerja dengan baik, di dalam melaksanakan
pekerjaan dengan tulus, semata-mata merupakan pengabdian terhadap
pekerjaannya yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarganyadengan
harapan semoga rezeki yang diterimanya selalu mendapatkan barokah dari Tuhan
Yang Maha Esa.

B. Kerja Mawas Terhadap Emosional

Arti kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan tidak terpengaruh oleh
perasaan / kemarahan yang sedang melanda jiwanya.

Penerapan kerja dengan mawas terhadap emosional adalah sebagai berikut:

Seorang pemimpin perusahaan di rumah mempunyai masalah pribadi dengan


keluarganya yang mengakibatkan hatinya resah sering marahdengan tidak
terkendali, kemudian ditempat kerja anak buahnya juga membuat masalah yang
merugikan perusahaan, maka pimpinan perusahaan tersebut harus dapat
membedakan urusan pribadi dengan urusan perusahaan, jangan sampai kemarahan
yang dibawa dari rumah mempengaruhi kinerja di perusahaan.

C. Kerja Cerdas

Arti kerja cerdas ialah bahwa dalam bekerja pandai memeprhitungkan resiko, mampu
melihat peluang dan dapat mencari solusi sehingga dapat mencapai keuntungan.

Penerapan kerja cerdas adalah sebagai berikut:


Perilaku/sikap pekerja cerdas biasanya dalam bekerja menggunakan konsep keilmuan,
misalnya penggunaan teknologi yang tepat, menggunakan konsep hitung
menghitung (matematika), memakai/menggunakan bahasa global, pandai
bernegosiasi, berkomunikasi dan pandai pula mengelola informasi.

D. Kerja Keras

Arti kerja keras ialah bahwa di dalam bekerja mempunyai sifat mabuk kerja untuk
dapat mencapai sasaran yang ingin dicapai. Dapat memanfaatkan waktu yang
optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak dan kesulitan yang
dihadapi.

Penerapan perilaku/sikap kerja keras:

Seorang penjual kayu baker yang rumahnya dipegunungan setiap hari mereka
berangkat petang (malam). Meskipun malam hari cuaca gelap mereka membawa
obor penerang jalan, sampai di kota/pasar dengan sabar menawarkan dagangannya
sampai laku, kadangkala sampai siang dagangannya baru laku.

E. Kerja Tuntas

Arti kerja tuntas yaitu bahwa di dalam bekerja mampu mengorganisasikan bagian
usahanya secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat menghasilakn
usahanya secara maksimal.

Penerapan kerja tuntas adalah sebagai berikut:

Seorang pengusaha warung apung yang dapat mengorganisasikan usahanya dengan


baik mulai dari membuat sarana warung, alat yang dibutuhkan, proses
pembuatan/menu makanan, kemungkinan kerugian, sampai mendapatkan hasil
akhir ialah laba atau untung.

3. Pembinaan Perilaku Kerja Prestatif Melalui Latihan

Membekali karyawan dengan latihan akan sangat bermanfaat bagi perusahaan karena
karyawan akan berkembang lebih cepat dan bekerja lebih prestatif. Karyawan akan
ahli dan trampil dalam melaksanakan tugasnya serta dapat mempergunakan
pikirannya secara perstatif, efektif dan efisien.

Beberapa pendapat para ahli tentang kepentingan dan manfaat latihan yaitu:

1. D. Yoder

a. Untuk stabilitas pegawai


b. Untuk memperbaiki cara bekerja

2. D. Latenier

Pegawai lebih berkembang, lebih cekatan dan lebih baik.

3. J. Tiffen

a. Pegawai akan melaksanakan tugas dengan baik

b. Cara bekeja lebih baik

4. F.W. Taylor

a. Memilih karyawan terbaik

b. Melaksanakan pekerjaan lebih baik

Pentingnya menanamkan bekerja prestatif melalui latihan adalah sebagai


berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan bekreja secara prestatif, efektif dan efisien.


2. Untuk mengurangi pengawasan dalam bekerja
3. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
4. Untuk mengembangkan rasa kesetiakawanan
5. Untuk mengembangkan sikap para pegawai positif
6. Untuk mengembangkan dan memupuk kemampuan berprakarsa
7. Untuk mengembangkan segala daya kreativitas
8. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi

Latihan dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

1. Apprentice Training

Cara ini dapat dilaksanakan dengan mengerjakan semua tugas dengan sebaik-
baiknya.

2. On The Job Training

Cara ini dapat dilaksanakan dengan menetapkan pegawai baru untuk


memangku suatu jabatan

Latihan kewirausahaan merupakan salah satu aspek yang perlu ditangani secara
berencana dan berkelanjutan. Dengan adanya latihan dalam berwirausha,
diharapkandapat meningkatkan kepribadian, pengetahuan dan kemampuan,
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan baik.

4. Menerapkan Sikap Bekerja Prestatif

A. Penerapan Kesempatan Bekerja

Penerapan kesempatan bekerja merupakan kebutuhan yang tetap mendesak.


Oleh karenanya diperlukan berbagai kebijaksanaan yang menyeluruh seperti
pendidikan ketrampilan, pendidikan kegiatan kerja, pembangunan industri,
pembangunan prasarana, pemilihan teknologi dsb. Disamping itu usaha-usaha
untuk memperluas kesempatan bekerja, perlu dituangkan dalam program-
program kerja khusus secara efektif dan efisien.

Ketrampilan dan keahlian para wirausahawan perlu ditingkatkan, sehingga


pengalihan usaha atau bisnis swasta asing dapat beralih ke tangan para
wirausahawan swasta Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut sangat
diperlukan semangat kerja yang tinggi prestatif, efektif dan efisien. Agar dpat
mencapai tujuan sikap bekerja prestatif, efektif dan efisien para wirausahawan
diharapkan:

a. Aktif dan kreatif daripada berfikir keras. Disini harus menciptakan sikap
bekerja prestatif, efektif dan efisien serta mengembangkan daya cipta
yang positif.

b. Kebiasaan mencari kerja harus diubah dengan menciptakan pekerjaan yang


selalu sibuk dan menerapkan perilaku bekerja prestatif, efektif dan efisien
dalam setiap kesempatan yang ada.

B. Kepercayaan dan Keberanian Bekerja

Menerapkan perilaku bekerja prestatif, perlu dikembangkan dalam


berbagai bidang atau vak tertentu yang mengurus pada efektifitas usaha atau
bisnis. Menanamkan perilaku bekerja prestatif perlu diterapkan dan
ditingkatkan dengan jalan:

a. Pembinaan dan pengembangan bekerja.

b. Bimbingan penyuluhan dan pengawasan bekerja.

c. Memotivasi pekerja agar mau bekerja lebih aktif, kreatif dan inovatif.

Untuk menerapkan pekerjaan tersebut, para wirausahawan harus


memiliki kepercayaan, kesempatan, keberanian dan keyakinan terhadap diri
sendiri, diantaranya:
a. Percaya dan yakin pada kecerdasan sendiri.

b. Percaya dan yakin pada kecakapan yang diperoleh dari hasil pendidikan,
kursus, latihan dan pengalaman dalam bekerja.

c. Percaya dan yakin akan bisa bekerja secara kreatif, aktif dan inovatif.

d. Percaya dan yakin pada kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan


dengan baik.

Menerapkan sikap bekerja prestatif harus dijalankan dengan terarah dan


baik yaitu:

a. Bekerja merupakan kebiasaan dan pengalaman dari vak bakat sendiri.

b. Bekerja harus luwes dan menyenangkan dalam pergaulan.

Ciri-ciri sikap bekerja baik adalah sebagai berikut:

1. Dilligence ( kerajinan, kerja keras )

2. Dedication ( pengabdian)

3. Integrity ( keutuhan, watak )

4. Responsiblenness ( rasa tanggungjawab )

5. Carefullness ( kehati-hatian )

6. Versatility ( keserbabisaan )

7. Innovativeness ( daya pembaharuan )

8. Cooperativeness ( semangat kerjasama )

9. Eageerness to learn besides skill fullness ( hasrat besar untuk belajar dan
kemahiran )

C. Motivasi dalam Bekerja

Menumbuhkan dan menerapkan motivasi adalah suatu tindakan yang


penting. Sebab motivasi merupakan kunci untuk menerapkan bekerja prestatif
kepada karyawannya.
Untuk memperdalam tentang motivasi di dalam bekerja, hendaknya
seorang wirausahawan memahami hal-hal yang berkait dengan masalah
kebutuhan hidup. Abraham H Maslow (1954) dalam teori herarki kebutuhannya
mengatakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari:

a. Kebutuhan fisiologis

Misalnya makan, minum, istirahat, dsb.

b. Kebutuhan rasa aman, bebas dan ancaman fisik dan psikis

c. Kebutuhan akan penghargaan (penghargaan akan kemampuan,


kompetensi dan percaya diri)

d. Kebutuhan untuk aktualisasi diri (mengembangkan potensi-potensinya


semaksimal mungkin)

Menurut Herberg, orang yang menyukai pekerjaannya akan


mendapatkan kepuasan tersendiri. Sebaliknya pekerjaan yang kurang disenangi
akan mengurangi rasa kepuasan. Dengan adanya motivasi akan mendorong
orang untuk lebih prestatif, efektif, efisien dan produktif.

PERILAKU KERJA PRESTATIF – Selalu Perspektif


Posted by Teddy Wirawan Trunodipo pada Agustus 10, 2009
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih
optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan
penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki
persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka
ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23).

Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang
sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus
tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang
jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada.
Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

Menurut Stephen Covey dalam bukunya “ first things first “ ada empat sisi potensi yang dimiliki
manusia untuk maju yaitu:

1. self awarness atau sikap mawas diri;

2. conscience atau mempertajam suara hati;

3. independent will atau pandangan mandiri untuk bekal bertindak

4. creative imagination atau berpikir mengarah ke hal yang baik dan benar serta adaptasi yang
tepat.

Perilaku kerja prestatif dapat dilihat dalam sikap-sikap berikut :

1. Kerja ikhlas. Kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh dan menghasilkan
sesuatu yang baik serta dilandasi dengan hati yang tulus. Contoh yang dapat dilihat adalah
seseorang buruh pabrik yang bekerja dengan gaji pas pasan namun tetap bekerja dengan baik
melaksanakan pekerjaan dengan tulus dan semata-mata merupakan pengabdian kepada
pekerjannya yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarga.

2. Kerja mawas diri. Terhadap emosional kerja, mawas diri terhadap emosional adalah bekerja
dengan tidak terpengaruh oleh perasaan kemarahan yang sedang melanda jiwanya. Contoh yang
dapat dilihat adalah seorang pemimpin perusahaan, apabila di rumah mempunyai masalah
pribadi dengan keluarganya maka di tempat kerja apabila ada masalah dengan bawahannya yang
telah membuat masalah yang merugikan perusahaan sebagai pimpinan yang bijaksana maka
pimpinan tersebut harus dapat menguasai emosionalnya agar dapat membedakan urusan pribadi
dengan urusan perusahaan dalam memecahkan masalahnya sehingga tetap tercipta logika berfikir
yang tetap rasional dan tidak emosional.

3. Kerja cerdas. Perilaku kerja cerdas ialah bahwa di dalam bekerja harus pandai
memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang, dan dapat mencari solusi persoalan yang ada
dengan tepat dan benar sehingga dapat mencapai keuntungan yang diharapkan . Contoh dari
perlaku kerja cerdas dalaha perulaku sikap pekerja cerdas dalam melakukan setiap pekerjaannya
menggunakan teknologi yang tepat menggunakan konsep hitung-menghitung rumus matematika,
memakai prosedur yang benar, meggunakan bahasa yang mudah dipahami, pandai bernegosiasi,
berkomuikasi dan pandai pula mengelola informasi. Sebagai seorang wirausahan harus bisa
mengutarakan pendapat, pikiran, ide, dan perasaanya melalui ucapan, kata-kata yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah bahasa yang enak didengar dan mudah dicerna sehingga materi yang
telah diucapkan dapat dimengerti oleh lawan bicaranya.

4. Kerja keras. Arti kerja keras adalah bahwa dalam bekerja kita harus mempunyai sifat mampu
kerja atau gila kerja untuk mencapai sasaran yang ingin di capai. Wirausahawan dapat
memanfaatkan waktu yang optimal sehingga semua itu dapat berarti. Mereka dapat
memanfaatkan waktu yang optimal sehingga kadang – kadang tidak mengenal waktu, jarak serta
kesulitan yang dihadapi.Dalam bekerja mereka penuh semangat dan berusaha kerja keras untuk
meraih hasil yang baik dan maksimal. Contoh dari materi ini adalah Seorang penjual sayur –
mayur yang menjual hasil kebunnya sendiri,setiap hari mereka berangkat pagi – pagi
buta.meskipun cuaca masih gelap,kadang – kadang mereka membawa obor penerang
jalan.sesampainya dikota atau dipasar dengan sabar mereka menawarkan daganganya sampai
laku. Bahkan kadang – kadang sampai siang daganganya baru laku. Demikian seriap hari
pekerjaan itu ditekuninya, namun mereka sangat bangga apabila memperoleh hasil untuk
menghidupi keluarganya.

5. Kerja tuntas. Yang dimaksud dengan kerja tuntas yaitu bahwa di dalam bekerja kita mampu
mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari awal sampai akhir untuk menghasilkan
usaha sampai selesai dengan maksimal. Contoh dari kerja tuntas adalah seorang pengusaha kecil
yang membuka usaha warung misalnya,bekerja dengan mulai mengorganisasikan usahanya
dengan baik.Mulai dari membuat sarana warung, alat yang dibubuhkan, perlengkapan
warung,mengisi barang dagangan, sampai memprediksi kemungkinan kerugian dan keuntungan,
sehingga pekerjaan yang direncanakan bisa betul –betul tuntas dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai