Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini seluruh masyarakat khususnya wirausahawan, harus memperhatikan
dan memiliki yang dinamakan sikap dan prilaku kerja prestatif dalam berbagai
lingkungan, misalnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kerja prestatif bukan hanya sikap kerja yang harus dimiliki tapi kerja
prestatif harus di tekuni dan dijalankan dengan sepenuh hati tanpa ada
keterpaksaan dari manapun, karena apabila kerja ini dilakukan dengan
keterpaksaan maka tidak akan membawa atau mendatangkan hasil yang maksimal
dan memuaskan bagi seseorang yang melaksanakannya.
Kerja prestatif adalah salah satu dari berbagai sikap yang harus dimiliki
oleh seorang warausahawan, oleh karena itu kerja prestatif jangan sampai
terlupakan oleh seorang wirausahawan yang baru mulai membangun usaha atau
yang telah lama membangun usahanya.
Seperti yang kita lihat banyak sekali wirausahawan yang melupakan kerja
prestatif sehingga mereka tidak dapat atau sangat sulit untuk memajukan
usahanya seperti yang mereka inginkan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perilaku kerja prestatif dan prinsip kerja prestatif?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan perilaku kerja prestatif dan prinsip kerja prestatif
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Pengertian Kerja Prestatif
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat Kerja Prestatif
3. Untuk mengetahui Perilaku Kerja Prestatif

1
4. Untuk mengetahui Prinsip Cara Kerja Prestatif
5. Untuk mengetahui Penerapan Sikap dan Perilaku Prestatif
6. Untuk mengetahui Kemampuan dan Komitmen Kerja Prestatif

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kerja Prestatif

Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif. Prestatif artinya


seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju (Ambition Drive). Ciri khusus
perilaku kerja prestatif adalah ingin selalu maju di segala bidang.

Wirausaha yang kerjanya secara prestatif, memiliki kegemaran dan kegilaan


pada pekerjaan usahanya atau bisnisnya. Di sini seorang wirausaha memiliki
komitmen tinggi terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya
tidak lepas dari usahanya atau bisnisnya.

2.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Prestatif

a. Tujuan Kerja Prestatif

Adapun tujuan menerapkan sikap dan perilaku kerja prestatif, yaitu:

1. Menunjukkan perhatian atas keharmonisan dalam organisasi perusahaan.

2. Menunjukkan pengertian dan kebutuhan, tujuan keinginan, dan ide-ide


usaha.

3. Meningkatkan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf dan


karyawan.

4. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif


dan inovatif.

5. Menciptakan suasana kerja sama dalam organisasi perusahaan

6. Meningkatkan keuntungan perusahaan

7. Meningkatkan efisiensi dalam bekerja

3
8. Meningkatkan motivasi dalam bekerja

9. Meningkatkan kreativitas dan inovatif

10. Mengembangkan ide-ide yang lebih produktif

11. Meningkatkan kesadaran tentang kemampuan dan kekuatan mengelola


usahanya.

12. Suatu dorongan kesadaran tentang kemampuan dan kekuatan mengelola


usahanya.

b. Manfaat Kerja Prestatif

1. Meningkatkan kelancaran proses produksi, distribusi dan konsumsi

2. Meningkatkan sikap tanggap terhadap perubahan usahanya

3. Meningkatkan prestasi kerja lebih efektif dan efisien di dalam mengelola


usahanya

4. Meningkatkan prestasi kerja lebih kreatif, inovatif dan fleksibel

5. Meningkatkan prestasi kerja secara maksimal di dalam usahanya

6. Meningkatkan kerja keras dan menemukan pemecahan masalah usahanya

7. Meningkatkan kerja dengan penuh perhatian dan tanggung jawab

8. Mendorong untuk mencapai keberhasilan di dalam usahanya

9. Meningkatkan produktivitas dalam organisasi perusahaan

10. Meningkatkan keunggulan memotivasi di dalam usahanya

11. Meningkatkan komitmen tinggi terhadap kerjanya

4
2.3 Perilaku Kerja Prestatif

Jenis dan perilaku kerja prestatif yang harus diperhatikan oleh para wirausaha
untuk mencapai keberhasilan di dalam mengelola usahanya atau bisnisnya antara
lain meliputi hal-hal berikut ini:

1. Kerja Ikhlas

Kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, dapat menghasilkan


sesuatu yang baik dan dilandasi dengan hati yang tulus. Contoh: Seorang buruh
tani yang bekerja dengan upah yang pas-pasan, namun tetap bekerja dengan baik
melaksanakan pekerjaan dengan tulus dan semata-mata merupakan pengabdian
kepada pekerjaannya yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarga.

2. Kerja Mawas Terhadap Emosional

Kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan tidak terpengaruh


oleh perasaan/kemarahan yang sedang melanda jiwanya. Seorang pemilik
perusahaan, di rumah mempunyai masalah dengan keluarganya. Di
perusahaannya, ada pegawainya yang melakukan kesalahan. Maka sebagai
pemimpin atau pemilik usaha harus dapat membedakan masalah pribadi dengan
masalah pekerjaan. Cara pemecahan masalahnya harus tetap rasional dan tidak
emosional.

3. Kerja Cerdas

Kerja cerdas adalah bahwa di dalam bekerja harus pandai memperhitungkan


resiko, mampu melihat peluang dan dapat mencari solusi sehingga dapat mencapai
keuntungan yang diharapkan. Perilaku/sikap cerdas dalam melakukan
pekerjaannya menggunakan teknologi yang tepat, menggunakan konsep hitung

5
menghitung, memakai atau menggunakan bahasa global, pandai berkomunikasi
dan pandai pula mengelola informasi.

4. Kerja Keras

Kerja keras adalah dalam bekerja kita harus mempunyai sifat mampu kerja
atau gila kerja untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Mereka dapat
memanfaatkan waktu yang optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal
waktu, jarak serta kesulitan yang dihadapi. Dalam bekerja mereka penuh semangat
dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.

5. Kerja Tuntas

Kerja tuntas adalah di dalam bekerja mampu mengorganisasikan bagian usaha


secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat menghasilkan usaha sampai
selesai dengan maksimal.

2.4 Prinsip Cara Kerja Prestatif

1. Prinsip Umum Cara Kerja Prestatif

Pada dasarnya penerapan kerja prestatif sulit digeneralisasikan, karena sifat


masing-masing calon wirausaha berbeda-beda. Namun, Siverman (1970) telah
membuat prinsip-prinsip cara kerja prestatif secara umum yang sangat berguna,
antara lain sebagai berikut:

a. Proses perilaku kerja prestatif bila diperkuat dengan respon yang benar

b. Terdapat banyak macam perilaku kerja prestatif yang kesemuanya


memerlukan proses dan latihan

6
c. Proses perilaku kerja prestatif bila dimengerti dan kurang berhasil jika
dilakukan dengan menghafal

d. Persepsi kerja prestatif ditentukan oleh seberapa baik dan seberapa


banyak dapat diserap dan dapat dilaksanakan

e. Kondisi motivasional dapat mempengaruhi kerja prestatif, bila pemberian


hadiah dapat memajukan peranan penting di dalam bekerja

f. Pelaksanaan dalam berbagai bidang usaha atau bisnis, akan mendorong


terciptanya perilaku kerja prestatif

2. Ciri-ciri Prinsip Kerja Prestatif

Prinsip kerja prestatif sangat tergantung pada kategori sebagai berikut:

a. Dilligence (Kerajinan, kerja keras)

b. Dedication (Pengabdian)

c. Integrity (Keutuhan, watak)

d. Responsiblenness (Rasa tanggung jawab)

e. Carefullnes (Kehati-hatian)

f. Versality (Keserbabisaan)

g. Innovativeness (Daya pembaharuan)

h. Cooperativeness (Semangat kerja sama)

i. Eageerness to learn besides skill fullness (Hasrat untuk belajar dan


kemahiran).

2.5 Penerapan Sikap dan Perilaku Prestatif

7
Penerapan sikap dan perilaku kerja prestatif adalah sebagai berikut :
1.      Penerapan Kesempatan Bekerja
            Penerapan kesempatan bekerja merupakan kebutuhan yang sangat
mendesak.Oleh karena itu,diperlukan berbagai kebijaksanaan yang
menyeluruh,seperti pendidikan keterampilan,pendidikan kegiatan
kerja,pembangunan industri,pembngunan prasarana,pemilihan teknologi,dan lain
sebagainya.
Agar dapat mencapai tujuan sikap bekerja prestatif para wirausaha diharapkan:
a. Aktif dan kreatif serta berpikir kritis,di sini harus menciptakan sikap
bekerja yang prestatif,sehingga bisa mengembanggakan dan memiliki daya
cipta yang positif.
b. Kebiasaan mencari kerja harus diubah dengan menciptakan pekerjaan,yaitu
selalu sibuk dan menerapkan perilaku bekerja prestatif dalam setiap
kesempatan yang ada.
c. Kebiasaan menunggu harus diubah dengan memberikan pelayanan prima
agar  prestasi kerja secara terus-menerus dicapai.
2.      Penerapan Pengembangan Bekerja
Menerapkan perilaku bekerja prestatif perlu dikembangkan dalam berbagai
bidang atau bidang tertentu,yang menjurus pada efektivitas usaha atau
bisnis.menanamkan perilaku bekerja prestatif perlu diterapkan dan
ditingkatkan,yaitu melalui       :
a.       Pengembangan diri dalam komitmen.
b.      Pembinaan dan pengembangan kerja.
c.       Bimbingan penyuluhan dan pengawasan bekerja.
d.      Memotivasi pekerja mau bekerja aktif,kreatif,dan inovatif.
            Untuk menerapkan pekerjaan tersebut,para wirausaha harus memiliki
keberanian,kepercayaan,kesempatan,dan keyakinan terhadap diri sendiri.Modal

8
tersebut harus pula disertai keyakinan,kemauan,dan keberanian yang sekaligus
merupakan kepribadian yang harus dimiliki untuk menjalankan sikap bekerja yang
produktif,yaitu       :
a.     Mau bekerja keras.
b.     Hilangkan kebodohan.
c.     Hilangkan kemiskinan.
d.    Hilangkan kemalasan.
e.     Inginkan kesejahteraan yang baik.
3.      Penerapan kompetensi dalam bekerja
            Keinginan maju dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek
kompetensi wirausaha itu sendiri.Kompetensi wirausaha tergantung dalam
kategori berikut ini :
a.     Diligence (kerajinan dan kerja keras).
b.     Dedication (pengabdian).
c.     Integrity (keutuhan,watak).
d.    Responsibleness (rasa tanggung jawab).
e.     Carefullness (kehati-hatian).
f.      Versatility (keserbabisaan).
g.     Innovativeness (daya pembaruan).
h.     Cooperativeness (semangat kerja sama).
i.    Eageerness to learn besides skill fullness (hasrat besar untuk belajar
dan   kemahiran).
            Menerapkan bekerja prestatif pada jenis pekerjaan apapun,harus mampu
bekerja keras,memiliki keberanian dan komitmen tinggi.Oleh karena itu,wirausaha
yang berpikiran ingin maju selalu memegang komitmen.Hal ini karena bagaimana
mungkin wirausaha bekerja tanpa memiliki komitmen.apabila kondisi tersebut

9
dapat dicapai maka pekerjaan kita akan efektif dan efisien,sehingga pikiran-pikiran
ingin maju dalam mengembangkan bisnis dapat berjalan dengan baik.

4.      Penerapan Motivasi dalam Bekerja


Kebutuhan-kebutuhan para pekerja yang berhubungan dengan masalah
motivasi,antara lain :
a.    Kebutuhan fisiologis,misalnya makan,minum,istirahat,tidur,dan lain
sebagainya.
b.    Kebutuhan akan rasa aman,bebas dari ancaman fisik dan psikis.
c.    Kebutuhan akan penghargaan.
d.   Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori kebutuhan tersebut pertama kali dikemukakan oleh Abraham H. Maslow
(1954),dan biasanya dikenal dengan nama teori hierarki kebutuhan
A.H,Maslow  :
a.    Bekerja yang dilakukan secara efektif dan efisien akan dirasakan lebih
nikmat dan lebih menyenangkan,daripada yang memandang bekerja itu sebagai
beban.
b.    Semangat bekerja adalah salah satu sifat kejiwaan yang sangat erat
hubungannya dengan faktor kepuasan kerja,kegairahan kerja,dan keinginan
mempertinggi hasil kerja.
c.    Pada dasarnya kepuasan kerja itu menumbuhkan semangat kerja baru
sehingga,dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja.
Manfaat wirausahawan yang berperilaku prestatif dari kaitan dengan ciri dan
watak wirausahawan,yakni meningkatkan etos kerja,di antaranya :
a.     Memberi keyakinan yang kuat dalam berusaha.
b.     Tidak menggantungkan usahanya kepada pihak atau orang lain.
c.     Optimis bahwa yang akan diusahakan berhasil.

10
d.    Menyadari arti pentingnya prestasi dan berusaha meningkatkan.
e.     Tekun dan tabah dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
f.      Tekad kerja menjadi lebih kuat.
g.     Mempunyai dorongan yang kuat dalam berusaha dan meraih keberhasilan.
h.     Menjadi lebih energik dalam berusaha.
i.       Inisiatif meningkat.
j.       Mau dan mampu mengambil resiko.
k.     Menyukai tantangan.

2.6 Kemampuan dan Komitmen Kerja Prestatif


Menurut Casson,yang dikutip oleh Yuyun wirasasmita (1993:3),dalam
melakukan kerja prestatif,ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang
wirausaha,yaitu :
1. Self knowledge (pengetahuan tentang usaha).
2. Imagination (imajinasi).
3. Practical knowledge (pengetahuan praktis tentang teknis,desain,proses
pembukuan,administrasi,dan pemasaran).
4. Search skill (kemampuan untuk berkreasi).
5. Foreight (berpandangan jauh ke depan).
6. Computational skill (kemampuan untuk berhitung dan memprediksi
keadaan di masa yang akan datang).
7. Communication skill (kemampuan untuk berkomunikasi,bergaul dengan
orang lain).
Seorang wirausahawan yang memiliki komitmen tinggi di dalam
usahanya,harus memiliki sikap sebagai berikut.
1. Pantang menyerah terhadap keadaan atau situasi apapun.

11
2. Memiliki semangat dan tahan uji dari setiap tantangan penderitaan lahir
maupun batin.
3. Memiliki kesabaran dan ketabahan dalam berusaha.
4. Selalu bekerja,berjuang,dan berkorban.
Dari penjelasan uraian materi di atas,dapat diambil kesimpulan pentingnya
tentang komitmen tinggi bagi seorang wirausahawan,yaitu :
1. Bisa mendapatkan hasil maksimal dengan sumber daya yang minimal.
2. Dapat menggunakan sumber daya secara efisien.
3. Menerapkan dan meningkatkan,serta memajukan perusahaannya.
4. Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha.
5. Meningkatkan kepercayaan dalam berwirausahawan.
6. Meningkatkan etos semangat kerja bagi pribadinya dan karyawannya

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam dunia wirausaha ada satu sifat yang sangat
penting untuk kita tanamkan dalam diri kita, yaitu sifat kerja prestatif. Selain
manajemen yang baik dalam uatu wirausaha, sifat prestatif yang merupakan sikap
selalu ingin berambisi maju dalam usaha ini, juga berperan sangat vital dalam
perkembangan wirauaha.
Dalam prestatif itu terdapat banyak manfaat seperti timbulnya rasa timbal
balik antar sesama dan juga mendorong seseorang untuk selalu kreatif dan
berinovasi dan tidak takut gagal dalam berusaha.
Prinsip kerja prestetif juga bergantung dari kerajinan,kerja keras,
keutuhan watak, kehati-hatian, keserbabisaan,daya pembaharuan, semangat kerja
sama, hasrat untuk belajar dan kemahiran.
Dalam prestatif juga terdapat sikap dan perilaku seperti sifat ikhlas, kerja
mawas terhadap emosional, kerja keras, kerja tuntas, dan kerja cerdas. Perilaku
tersebut sangat penting dalam prestatif ini. Prestatif ini memberikan manfaat
sangat besar dalam hasil di wirausaha yang kita jalankan.
3.2 Saran
Sebagai generasi muda, ada baiknya kita tidak terpaku pada orientasi
untuk bekerja di perusahaan atau tempat kerja lainnya, karena bidang wirausaha
juga sangat besar peluang untuk kita sukses. Wirausaha juga memberikan
pengalaman dan manfaat yang sangat penting dalam perkembangan diri di dunia
pekerjaan khususnya.

13
Maka dari itu, sebaiknya kita juga mencoba berwirausaha meskipun dalam
skala kecil. Karena jika kita berwirausaha, kita juga semakin meningkatkan sikap
prestatif yang mana sikap tersebut, sangat penting kita terapkan dalam dunia
pekerja
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kitapunya.net/2015/09/pengertian-perilaku-kerja-prestatif.html
http://dkarnindotaokainoi.blogspot.co.id/2013/11/kewirausahaan-perilaku-kerja-
prestatif.html
https://teddywirawan.wordpress.com/2009/08/10/perilaku-kerja-prestatif-
%E2%80%93-selalu-perspektif/
http://witartobrebes.blogspot.com/2012/08/menerapkan-sikap-dan-perilaku-
kerja_2.html
http://jeffryzakaria.blogspot.co.id/2014/10/perilaku-kerja-prestatif-dalam.html
http://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-prestatif.html

14

Anda mungkin juga menyukai