HIV/AIDS
Kelompok 2
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmatn-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL PENDERITA
HIV/AIDS”
Penulis menyadari bahwa selama penulisan studi kasus ini penulis
banyak mendapatkan banyak dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak, tidak terlepas dari bantuan tenaga, pikiran, dan dukungan moril.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
kostruktif dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan dari karya
tulis ilmiah ini. Semoga segala budi baik dari semua pihak diberkati oleh
Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya, penulis mengharpakan semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
1. Klasifikasi
2. Etiologi
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang
disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali
diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983
dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo
di Amerika Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas
kesepakatan internasional pada tahun 1986 nama firus dirubah menjadi
HIV.
3. Menifistasi Klinis
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang
ditemui pada penderita AIDS, panas lebih dari 1 bulan,Batuk-
batuk, Sariawan dan nyeri menelan,Badan menjadi kurus sekali,
Diare,Sesak napas, Pembesaran kelenjar getah bening, Kesadaran
menurun, Penurunan ketajaman penglihatan, Bercak ungu kehitaman di
kulit.Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati,
karena dapat merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di
Indonesia, misalnya gejala panas dapat disebabkan penyakit tipus atau
tuberkulosis paru. Bila terdapat beberapa gejala bersama-sama pada
seseorang dan ia mempunyai perilaku atau riwayat perilaku yang mudah
tertular AIDS, maka dianjurkan ia tes darah HIV.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada
infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 –
2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi
imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam, keringat
dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam
kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral. Dan disaat
fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi
1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat
gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic
Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa,
infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus,
mikrobakterial, atipikal.
4. Patofisiologi
Kehamilan merupakan usia yang rawan tertular HIV-AIDS. Penularan
HIV- AIDS pada wanita hamil terjadi melalui hubungan seksual dengan
suaminya yang sudah terinfeksi HIV. Pada negara berkembang istri tidak
berani mengatur kehidupan seksual suaminya di luar rumah. Kondisi ini
dipengaruhi oleh sosial dan ekonomi wanita yang masih rendah, dan isteri
sangat percaya bahwa suaminya setia, dan lagi pula masalah seksual masih
dianggap tabu untuk dibicarakan.
Virus HIV tergolong retrovirus, yang merupakan standar RNA, tunggal
terbungkus. Bila memasuki tubuh, virus akan melekat pada reseptor CD4
sel terinfeksi. Kemudian virus mempergunakan enzimreverse transcriptase,
yang mampu membentuk DNA ganda. Standar DNA ganda ini mampu
masuk sirkulasi sel menuju intinya dan bersatu dengan DNA inti sel yang
asli. DNA virus dapat membentuk RNA yang terinfeksi dan RNA yang akan
membawa tanda (berita) sehingga dapat membentuk protein.
Pertumbuhan virus HIV terbatas pada limfosit, monosit, makrofag, dan
sumber pembentuk sum-sum tulang tertentu. Secara intraseluler, virus
dapat memecah diri sehingga setelah selnya hancur dapat dikeluarkan virus
HIV baru yang akan menyerang sel lainnya. Bentuk virus HIV selalu
berubah- ubah, sesuai dengan sel yang diserangnya sehingga sulit untuk
membuat antibody atau antigen agar mampu membuat vaksinnya. Oleh
karena itu, obatnya masih sulit untuk dibuat sampai saat ini.
5. Pemeriksaan Penunjang
Tes-tes saat ini tidak membedakan antara antibody ibu/bayi, dan
bayi dapat menunjukkan tes negatif pada usia 9 sampai 15 bulan.
Penelitian mencoba mengembangkan prosedur siap pakai yang tidak mahal
untuk membedakan respons antibody bayi dan ibu.
Pemeriksaan histologis, sitologis urin , hitung darah lengkap, feces, cairan
spina, luka, sputum, dan sekresi.
Tes neurologis: EEG, MRI, CT Scan otak, EMG.
Tes lainnya: sinar X dada menyatakan perkembangan filtrasi Interstisial
dari PCV tahap lanjut atau adanya komplikasi lain; tes fungsi pulmonal
untuk deteksi awal pneumonia interstisial;Scangallium; biopsy;
branskokopi.
Tes Antibodi Tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay), untu
menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi HIV.
Western blot asay/ Indirect Fluorescent Antibody (IFA), untuk
mengenali antibodi HIV dan memastikan seropositifitas HIV.
Indirect immunoflouresence, sebagai pengganti pemerikasaan western blot
untuk memastikan seropositifitas.
Radio immuno precipitation assay, mendeteksi protein pada antibodi.
Pendeteksian HIV.
Dilakukan dengan pemeriksaan P24 antigen capture assay dengan kadar
yangsangat rendah. Bisa juga dengan pemerikasaan kultur HIV atau kultur
plasmakuantitatif untuk mengevaluasi efek anti virus, dan pemeriksaan
viremiaplasma untuk mengukur beban virus (viral burden).Antibody yang
ditimbulkan oleh infeksi HIV terjadi sejak infeksi berusia 2-3 bulan.
Antibody ini akan masuk melalui plasenta menuju janin.Infeksi langsung
pada janin mulai sejak usia
13 minggu dengan mekanisme yang tidak diketahui. Infeksi ini disebut
sebagai infeksi vertical karena berlangsungsemasih intrauterin. Cara infeksi
lainnya pada bayi adalah saat pertolongan persalinan karena melalui
jalan lahir dengan cairannya yang penuh dengan virus HIV.
6. Penatalaksanaan
7. Komplikasi
1. Oral
Lesi Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
Kandidiasis oral ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam
rongga mulut. Jika tidak diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni
esophagus dan lambung. Tanda dan gejala yang menyertai mencakup
keluhan menelan yang sulit dan rasa sakit di balik sternum (nyeri
retrosternal).
2. Neurologik
1) ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia
AIDS (ADC; AIDS dementia complex).
2) Manifestasi dini mencakup gangguan daya ingat, sakit
kepala, kesulitan berkonsentrasi, konfusi progresif, perlambatan
psikomotorik, apatis dan ataksia. stadium lanjut mencakup
gangguan kognitif global, kelambatan dalam respon verbal,
gangguan efektif seperti pandangan yang kosong, hiperefleksi
paraparesis spastic, psikosis, halusinasi, tremor, inkontinensia,
dan kematian.
3) Meningitis kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam,
sakit kepala, malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan
status mental dan kejang-kejang. diagnosis ditegakkan dengan
analisis cairan serebospinal.
3. Pernafasan
1) Pneumonia disebabkan o/ protozoa pneumocystis carini (paling
sering ditemukan pd AIDS) sangat jarang mempengaruhi org sehat.
Gejala: sesak nafas, batuk-batuk, nyeri dada, demam – tdk teratasi
dapat gagal nafas (hipoksemia berat, sianosis, takipnea dan
perubahan status mental).
2) TBC
4. Gastrointestinal
1) Wasting syndrome kini diikutsertakan dalam definisi kasus yang
diperbarui untuk penyakit AIDS. Kriteria diagnostiknya mencakup
penurunan BB > 10% dari BB awal, diare yang kronis selama lebih
dari 30 hari atau kelemahan yang kronis, dan demam yang
kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang dapat
menjelaskan gejala ini.
2) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora
normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
3) Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi,
obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri
abdomen, ikterik,demam atritis.
4) Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rektal, gatal-gatal dan diare.
5) Respirasi Pneumocystic Carinii. Gejala napas yang pendek, sesak
nafas (dispnea), batuk-batuk, nyeri dada, hipoksia, keletihan dan
demam akan menyertai pelbagi infeksi oportunis, seperti yang
disebabkan oleh Mycobacterium Intracellulare (MAI),
cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides.
6) Dermatologik Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan
zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan
dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder
dan sepsis. Infeksi oportunis seperti herpes zoster dan herpes
simpleks akan disertai dengan pembentukan vesikel yang nyeri dan
merusak integritas kulit. moluskum kontangiosum merupakan
infeksi virus yang ditandai oleh pembentukan plak yang disertai
deformitas.
1. Sensorik
1) Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva atau kelopak mata
:retinitis sitomegalovirus berefek kebutaan
2) Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri yang berhubungan dengan
mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi obat.
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan HIV/AIDS
1. Pengkajian
a. Identitas klien :
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit nomor register dan
diagnosa medik
b. Keluhan utama :
a. Asimtomatis
2. Stadium Klinis 2
4. Stadium klinis 4
c. Cryptococcosis ekstrapulmoner
h. Mikobakteriosis atypical
j. TB, ekstrapulmoner
k. Limfoma maligna
l. Sarcoma Kaposi
m. Ensefalopati HIV
c. Riwayat obstreti
1. Riwayat menstruasi
Fluor albus : banyak, gatal, berbau, warna hijau. Pada ibu dengan HIV
mudah terkena infeksi jamur yang bila mengenai organ genetal bisa
menyebabkan keputihan.
2. Riwayat obstetric lalu
Kehamilan yang lalu terinfeksi HIV, ibu dapat bersalin dengan SC
3. Riwayat kehamilan sekarang
Keluhan pada trimester I,II atau III pada ibu hamil dengan HIV seperti
keluhan ibu hamil normal terkadang dijumpai keluhan berdasarkan
stadium HIV / AIDS
Trimester I : chloasma gravidarum, mual dan muntah (akan hilang
pada kehamilan 12-14 minggu ) sering kencing, pusing, ngidam,
obstipasi.
Trimester II : body image dan nafsu makan bertambah
Trimester III : sering kencing, obstipasi, sesak nafas (bila tidur
terlentang) sakit punggung, edema, varises
4. Riwayat perkawinan
Hamil dengan HIV biasanya ibu atau suami menikah lebih dari satu
kali atau mempunyai banyak pasangan
5. Riwayat kesehatan ibu
Pada ibu dengan HIV biasnya penyakit yang diderita beragam, antara
lain : demam, faringitis, limfadenopati, artalgia, myalgia, letargi,
malaise, nyeri kepala, mual, muntah, diare, anoreksia, penurunan
berat badan, dapat juga menimbulkan kelainan saraf seperti
meningitis, ensefaliitis neuropati perifer dan mielopati. Gejala-gejala
dermatologi yaitu ruam makropapulereritematosa dan ulkus
makokutan
6. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit HIV dapat diturunkan oleh orang tua ataupun ditularkan oleh
suami penderita
4. Diagnosa Keperawatan
2. Dx.2:Risiko infeksi
Tujuan:setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24
jam, diharapkan klien tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil:
1. Menunjukan suhu normal dan tanda-tanda vital norma
2. Tidak menunjukan tanda-tanda inflamasi: edema, eritema,
nyeri
3. Menunjukan bunyi nafas normal, melakukan nafas dalam
untuk mencegah disfungsi dan infeksi respiratori.
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji pasien terhadap bukti adanya infeksi R/ mengawasi
kerentanan terhadap penyebaran infeksi