Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN KESEHATAN TANAMAN


PNA

ACARA IV
PENANAMAN KEDELAI

Oleh:
Khairia Galendary
A1D020182
Kelas B

Asisten Praktikum:
Rozak
Refifa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kedelai merupakan salah satu jenis tanaman polong-polongan


(golongan Leguminoceae) dan tanaman pangan. Kedelai merupakan salah satu
komoditas pangan utama setelah padi yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup
tinggi, yaitu sebagai sumber protein nabati bagi kebutuhan pangan manusia.
Kandungan protein kedelai sekitar 40%-41%, lemak 15.8%-19.3%, selebihnya
adalah karbohidrat yaitu 14.10%- 14.85%, mineral 5.25% dan air 13.75%.
Kebutuhan kedelai terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah
penduduk, peningkatan kesadaran masyarakat akan kecukupan gizi dan
perkembangan industri pakan ternak. Berdasarkan laporan dari BPS (2012),
produksi dari tanaman kedelai tahun 2009 mengalami 3013 ton, kemudian tahun
2010 mengalami penurunan sebesar 2125 ton dan selanjutnya tahun 2011 hanya
mengalami peningkatan sebesar 31 ton. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman
kedelai produksinya tidak konsisten dari tahun ke tahun. Salah satu usaha untuk
meningkatkan produksi kedelai adalah dengan pengaturan jarak tanam dan
pemupukan.
Pengaturan dari jarak tanam kedelai akan sangat menentukasn hasil dari
kedelai. Menurut Murrinie (2010), penentuan jarak tanam tergantung pada daya
tumbuh benih, kesuburan tanah, musim, dan varietas yang ditanam. Benih yang
daya tumbuhnya agak rendah, perlu ditanam dengan jarak tanam yang lebih rapat.
Pada tanah yang subur, jarak tanam yang agak renggang lebih menguntungkan.
Varietas yang banyak bercabang, jarak tanam yang lebih renggang menyebabkan
hasil lebih baik. Pada tanah yang tandus atau varietas yang batangnya tidak
bercabang lebih sesuai ditanam dengan jarak tanam agak rapat. Pertanaman pada
musim kemarau yang diperkirakan kekurangan air, perlu ditanam pada jarak tanam
lebih rapat. Jarak tanam rapat (jarak tanam 10 x 20 cm) menurunkan berat per
tanaman kedelai, namun mampu meningkatkan berat tanaman segar per petak dan
hasil biji per petak dibanding jarak tanam renggang.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:


1. Mampu memilih benih tanaman yang bermutu dan menggunakannnya.
2. Mampu melakukan perlakuan benih dengan berbagai cara (menggunakan air
hangat, biopesttisida dan pestisida sintetis).
3. Mampu melakukan penanaman benih kedelai yang telah diperlakukan, dengan
menggunakan alat tugal, dengan jarak tanam 40x 15 cm.
4. mampu melakukan pemulsaan tanaman menggunakan mulsa Jerami.
5. mampu menentukan tingkat perkecambahan di lapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai berasal dari wilayah Cina. Masyarakat Cina telah membudidayakan


kedelai sejak berabad – abad tahun yang lalu. Di Cina, kedelai dianggap sebagai
salah satu dari lima macam tanaman terpenting dalam kehidupan masyarakat.
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Family : Leguminoseae
Genus : Glycine
Spessies : Glycine max. L
Kedelai yang tergolong genus Glycine mempunyai banyak spesies yang
merupakan susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang kromosom antara lain
spesies Glycine clandestina, Glycine falcata, Glycine tabacina
Rendahnya produksi kedelai dalam negeri disebabkan oleh berbagai kendala
yang berupa antara lain terbatasnya lahan untuk produksi kedelai, lahan yang ada
relatif tidak subur, teknologi budidaya kedelai yang diterapkan petani, masih sangat
sederhana, adanya gangguan penyakit seperti gangguan pathogen tular tanah, dan
irigasi dan pemupukan yang belum optimal (Sukmawati, 2013). Usaha peningkatan
produksi kedelai yang sekaligus merupakan suatu jalan untuk memenuhi kebutuhan
protein dapat dilakukan dengan usaha‐usaha seperti dengan perluasan areal
penanaman, cara bercocok tanam pemakaian kultivar unggul. Jadi dengan adanya
usaha untuk memperbaiki sistem budidaya kedelai diharapkan akan mudah untuk
meningkatkan produksinya. Adapun salah satu caranya adalah dengan
menggunakan benih yang unggul (Ibrahim et al., 2015).
Benih kedelai bermutu dan bersertifikat merupakan salah satu komponen
utama dalam peningkatan produksi kedelai. Benih dikatakan sehat kalau benih
tersebut bebas dari patogen, baik berupa bakteri, cendawan, virus maupun
nematoda (Situmeang dkk, 2014). Pemerintah telah berupaya untuk menghasilkan
benih berdaya hasil tinggi dalam rangka peningkatan produktivitas kedelai.
Pemerintah melalui Badan Litbang Pertanian hingga saat ini telah melepaskan 64
varietas benih unggul kedelai berdaya hasil tinggi dengan ukuran biji kecil sampai
dengan biji besar dengan produktivitas 1,70 – 3,25 ton/ha, berumur genjah, dan
sesuai dengan lingkungan (Irwan, 2013).
Jarak tanam yang terlalu jarang mengakibatkan besarnya proses penguapan
air dari dalam tanah, sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
Sebaliknya jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan terjadinya persaingan
tanaman dalam memperoleh air, unsur hara dan intensitas matahari. Varietas kedelai
yang berumur sedang, jarak tanam yang dianjurkan adalah 40 cm x 15 cm, dan
varietas berumur pendek, sebaiknya menggunakan jarak tanam 40 cm x 10 cm atau
30 cm x 15 cm (Marliah dkk, 2012). Waktu tanam kedelai disesuaikan dengan
kondisi lahan. Waktu tanam kedelai pada lahan kering (tegalan) dan keadaan cuaca
(iklim) yang normal dilakukan sekitar bulan Oktober-November atay Februari-
Maret. Waktu tanam kedelai pada lahan sawah bekas tanaman padi rendengan
dilakukan pada bulan April-Juni (Palawija I) sedangkan di lahan sawah bekas
tanaman padi gogo dilakukan pada bulan September-Oktober (Palawija II).
Keterlambatan tanam dapat menghadapi beberapa masalah diantaranya yaitu
adanya serangan hama atau penyakit dan kekeringan
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan yaitu: benih kedelai, biopestisida (BioP60, Bio T10,
Basu Bio), insektisida fipronil (Regent), air panas, jerami padi. Alat yang digunakan
yaitu meteran, tali rafia, tugal, ember kecil (5 liter), dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

Praktikum ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:


1. Tanam benih kedelai yang diperlakukan dengan biopestisida pada
petakan/bedengan yang telah ditentukan. Tugal tanah sedalam 4-5 cm,
kemudian masukkan benih 2-3 biji ke dalam lubang itu. Selanjutnya tutup
dengan tanah tipis-tipis.
2. Tanam pula benih kedelai yang telah diperlakukan lainnya pada petakan yang
lain, dengan cara yang sama seperti di atas.
3. Tutup petakan yang telah ditanam dengan mulsa jerami setebal sekitar 1 cm
secara merata pada petakan itu.
4. Siram benih kedelai yang baru ditanam dengan air sampai basah
IV. HASIL DAM PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 4. 1. Prosedur kerja persiapan lahan tanam kedelai


No. Nama Langkah Kerja Dokumentasi
Kegiatan
1. Persiapan alat Alat dan bahan disiapkan,
dan bahan yaitu lahan tanam, benih
kedelai, Furadan, Bio-P60,
air hangat, benih refugia,
tugal, wadah, patok, dan tali.
2. Perlakuan a. Perendaman air panas
benih - Disiapkan ±310 gram
benih.
- Benih dimasukan ke
dalam wadah.
- Ditambahkan air
hangat ke dalam
wadah berisi benih dan
didiamkan selama 30
menit
b. Perendaman dengan Bio-
P60
- Disiapkan ±310 gram
benih.
- Bio-P60 dituang ke
dalam wadah, kemudian
ditambahkan air hingga
batas garis pada wadah
dan diaduk.
- Benih dimasukan ke
dalam larutan Bio-P60
dan direndam selama 30
menit.

3. Penanaman a. Perlakuan kontrol


benih - Petakan kontrol ditandai
menjadi 3 baris lurus
untuk barisan tanaman
dengan jarak 40 cm.
- Setiap baris tanaman
dibuat lubang tanam
dengan jarak 40x15 cm.
- Lubang tanam dibuat
dengan cara ditugal
hingga kedalaman 1,5-2
cm.
- Setiap lubang tanam diisi
3 benih kedelai yang
telah direndam air
hangat.
- Lubang tanam ditutup
tipis menggunakan tanah
dan dibasahi.
b. Perlakuan kimia
- Petakan untuk
perlakuan kimia
dipasangi mulsa plastik
dan dibuat lubang
dengan jarak tanam
40x15 cm.
- Lubang tanam dibuat
menggunakan tugal
hingga kedalaman 1,5-2
cm.
- Setiap lubang tanam
diisi 2 benih kedelai dan
ditambahkan sejumput
furadan.
- Lubang tanam ditutup
tipis menggunakan
tanah/media tanam.
- Bagian samping petak
yang tida tertutupi
mulsa ditanami refugia
dengan cara disebar.
c. Perlakuan hayati/organik
- Petakan hayati ditandai
menjadi 3 baris lurus
untuk barisan tanaman
dengan jarak 40 cm.
- Setiap baris tanaman
dibuat lubang tanam
dengan jarak 40x15 cm.
- Lubang tanam dibuat
dengan cara ditugal
hingga kedalaman 1,5-2
cm.
- Setiap lubang tanam diisi
2-3 benih kedelai yang
telah direndam dalam
larutan Bio-T10.
- Lubang tanam ditutup
kembali menggunakan
media tanam.
- Petakan yang telah
ditanami kemudian
ditutupi dengan mulsa
jerami.

B. Pembahasan

Pada praktikum acara ini, dilakukan penanaman yang dilakukan di lahan


exfarm Fakultas Pertanian Unsoed. Pada penanaman kacang kedelai di lahan,
terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu penyiangan lahan,
pengolahan lahan atau penyiapan lahan, dan penanaman. penyiangan atau
pembersihan daerah yang ditanami tanaman yang dibudidayakan sehingga tanaman
yang dibudidayakan mendapatkan unsur hara yang berada didalam tanah yang lebih
banyak karena tidak ada saingan untuk memperebutkan unsur hara antara tanaman
yang dibudidayakan dengan tumbuhan yang tidak dibudidayakan yang berada
didalam tanah.
Dalam budidaya tanaman kedelai, kedelai dapat ditanam pada lahan yang
memiliki syarat tumbuh yaitu Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah,
asal drainase dan aerasi tanah cukup baik. Tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol,
latosol, dan andosol. Kacang kedelai juga membutuhkan tanah yang gembur dan
agak lembab. Drainase yang kurang baik akan menyebabkan akar dan polong
busuk, sebaliknya jika terlalu kering pertumbuhan akan merana dan polong tidak
terbentuk . Nilai pH ideal bagi tanaman kedelai dan bakteri Rhizobium adalah 6,0-
6,8. Apabila pH di atas 7,0 tanaman kedelai akan mengalami klorosis sehingga
tanaman menjadi kerdil dan daunnya menguning. Sementara pada pH 5,0 kedelai
mengalami keracunan Al, Fe, dan Mn sehingga pertumbuhannya terganggu.
Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Kedelai dapat tumbuh pada daerah berhawa panas, di tempat-tempat terbuka dan
bercurah hujan 100-400 mm3 per bulan. Kedelai kebanyakan ditanam di daerah
yang terletak kurang dari 400 m dpl dan jarang sekali ditanam di daerah yang
terletak 600 m dpl. Tanaman kedelai akan tumbuh baik di daerah beriklim kering
(Siswadi, 2006). Tanaman kedelai pada fase vegetatif membutuhkan air sebanyak
9,11 mm/hari sedangkan pada fase generatif membutuhkan sebanyak 2,38 mm/hari.
Fase vegetatif dan pembentukan polong serta pengisian buah merupakan fase yang
sangat peka terhadap kekeringan.
Dalam penanaman tanaman kedelai, sebelumnya perlu dilakukan kegiatan
penyiapan lahan berupa pengolahan tanah terlebih dahulu. Pengolahan tanah harus
dilakukan bila akan menanam kedelai di lahan kering di awal musim hujan dan
pembuatan saluran drainase juga diperlukan untuk mempercepat pembuangan
kelebihan air dan untuk mencegah terjadinya peningkatan erosi akibat tindakan
pengolahan tanah. Oleh karena itu perlu di bangun penahan laju erosi air berupa
tanaman hijau penutup tanah seperti jerami padi.
Pada praktikum ini, penanaman benih dilakukan pada 3 petakan lahan dengan
perlakuan yang berda. Pada petak lahan 1, terdapat perlakuan kimia yang pada petak
lahan ini dipasangkan dengan mulsa plastik. Pemasangan mulsa dilakukan dengan
tujuan untuk menghambat tumbuhnya gulma, melindungi tanah dari erosi, menjaga
struktur tanah agar tetap baik, dan menjaga kelembaban tanah. Pada petakan lahan
ini, yaitu dilakukan dengan cara benih direndam di dalam air besih selama 30 menit.
Kemudian, benih ditanam pada lubang tanam kurang lebih 2-3 benih kedelai untuk
satu lubang. Setelah itu diberikan pestisida kimia.
Pada petakan ke 2, tidak diberi perlakuan atau control. Pada perlakuan ini
penanaman dilakukan dengan menugal terlebih dahulu untuk membuat lubang
tanam. Setelah itu, benih yang sudah direndam di air hangat selama 30 menit,
ditanam pada lubang tanam sekitar 2-3 benih per lubang tanam. Kemudian, pada
petakan lahan ke-3 yaitu perlakuan Bio-P60 dan juga diberikan mulsa Jerami. Pada
petakan lahan ke-3 dilakukan penanaman dengan cara yaitu benih direndam pada
larutan Bio-P60 selama 30 menit, kemudian ditanam pada lubang tanam yang sudah
dibuat sekitar 2-3 benih per lubang tanam. Kemudian ketika sudah ditanam pada
lubang tanam, lubang tanam ditutup dengan mulsa Jerami.
Setelah penanaman kedelai selsai, kemudian menanam refugi pada samping
petakan lahan. Tujuan dalam penanaman refugia ini, agar dapat mengendalikan
hama serangga. Sehingga dapat mengurangi intensitas atau mencegah adanya OPT.
Mulsa merupakan salah satu strategi dalam usaha meningkatkan produksi pertanian
terutama dalam budidaya tanaman pangan. Mulsa adalah material penutup tanah
dengan tujuan untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan
pertumbuhan gulma (Utama, 2013). Menurut Marliah et al., (2011) penggunaan
mulsa organik mampu mengurangi proses terjadinya evaporasi yang berlebihan dan
menjaga kelembaban tanah, sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dan air
dengan baik.
V. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu:


1. Dalam budidaya tanaman kedelai, kedelai dapat ditanam pada lahan yang
memiliki syarat tumbuh yaitu Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis
tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik. Tanah yang cocok yaitu
alluvial, regosol, latosol, dan andosol. Kacang kedelai juga membutuhkan
tanah yang gembur dan agak lembab.
2. Dalam penanaman tanaman kedelai, sebelumnya perlu dilakukan kegiatan
penyiapan lahan berupa pengolahan tanah terlebih dahulu. Pengolahan tanah
harus dilakukan bila akan menanam kedelai di lahan kering di awal musim
hujan dan pembuatan saluran drainase juga diperlukan untuk mempercepat
pembuangan kelebihan air dan untuk mencegah terjadinya peningkatan erosi
akibat tindakan pengolahan tanah.
3. Pemasangan mulsa dilakukan dengan tujuan untuk menghambat tumbuhnya
gulma, melindungi tanah dari erosi, menjaga struktur tanah agar tetap baik, dan
menjaga kelembaban tanah.
4. Menurut Marliah et al., (2011) penggunaan mulsa organik mampu mengurangi
proses terjadinya evaporasi yang berlebihan dan menjaga kelembaban tanah,
sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dan air dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, N., Syamsuddin, dan A. Marliah. 2014. Pengaruh Pu[uk Organik dan
Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.)
Merril). Floratek, 9(1): 53-62
Marliah, A., Nurhayati dan D. Suliwati. 2011. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik
dan Jenis Mulsa Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine
Max (L.) Merrill). J. Floratek. Vol. 6 (2) : 192-201.
Utama, H. U. 2013. Pengaruh Lama Penggunaan Mulsa dan Pupuk Kandang pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) varietas Potre
Koneng. J. Produksi Tanaman. Vol. 1 (4): 1-7.
Irwan. 2013. Faktor Penentu dan Keputusan Petani dalam Memilih Varietas Benih
Kedelai di Kabupaten Pidie. Agrisep, 14(1): 10-19.

Anda mungkin juga menyukai