Anda di halaman 1dari 4

www.muslim.or.

id

Pembagian Catatan Amal


muslim.or.id/7941-pembagian-catatan-amal.html

Muhaimin Ashuri December 28, 2011

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh
kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari
kiamat.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda:
َ ُ ‫ ﻳَﻘﺎ‬،‫ل ﻣﻦ ﻳﺤﺎﺳﺐ‬ َ
َ ْ‫ن اﻷ َوﻟ ُﻮ‬
‫ن‬ َ ْ‫ﺧُﺮو‬
ِ ‫ﻦ اﻵ‬
ُ ‫ﺤ‬ ُ ‫ﺔ اﻷ ُﻣﻴ‬
ْ َ ‫ﺔ وَﻧ َﺒ ِﻴﻬَﺎ؟ ﻓَﻨ‬ ُ ‫ﻦ اﻷ ُﻣ‬
َ ْ ‫ أ ﻳ‬:‫ل‬ ُ ُ َ َ ُ ْ َ ُ ‫ﻣﻢ ِ وَأو‬ ُ
َ ‫ﺧُﺮ اﻷ‬
ِ ‫ﻦآ‬
ُ ‫ﺤ‬
ْ َ‫ﻧ‬

“Kita adalah umat yang terakhir (di dunia), tapi yang pertama dihisab (di akhirat).”
Seorang sahabat bertanya, “Dimanakah umat-umat yang lainnya dan Nabi mereka?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kita adalah yang terakhir dan yang
1/4
pertama.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan-nya, no. 4280, dan dinilai shahih
oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahiihah, no. 2374)

Malaikat Pencatat Amal


Kaum muslimin rahimakumullah, Allah Ta’ala telah menugaskan para Malaikat yang
mulia untuk mengawasi dan mencatat perbuatan dan ucapan manusia. Mereka
mencatatnya dalam lembaran catatan amal yang akan dibaca oleh manusia pada hari
Kiamat kelak. Para Malaikat yang mulia ini benar-benar sangat amanah dan teliti
dalam mencatat. Mereka mencatat semua ucapan dan perbuatan manusia, secara
detail dan terperinci, baik yang zhohir maupun batin. Allah Ta’ala berfirman:

53) ‫ﺴﺘ َﻄ ٌَﺮ‬


ْ ‫ﻣ‬ َ ‫ وَﻛ ُﻞ‬52) ِ‫ﻲٍء ﻓَﻌَﻠ ُﻮْه ُ ﻓِﻲ اﻟﺰﺑ ُﺮ‬
ُ ٍ‫ﺻﻐِﻴ ْﺮٍ وَﻛ َﺒ ِﻴ ْﺮ‬ َ ‫)وَﻛ ُﻞ‬
ْ ‫ﺷ‬

“Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan (yang
ada di tangan Malaikat). Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah
tertulis.” (QS. Qomar: 52-53)

Allah Ta’ala juga berfirman:

َ ‫ﺻﻐِﻴ َْﺮة ً وَﻻ‬ َ ‫ب ﻻ َ ﻳ ُﻐَﺎد ُِر‬ ِ ‫ل ﻫَﺬ َا اﻟ ْﻜ ِﺘ َﺎ‬


ِ ‫ﻣﺎ‬ َ ‫ن ﻳ َﺎ وَﻳ ْﻠ َﺘ َﻨ َﺎ‬
َ ْ‫ﻣﻤﺎ ﻓِﻴ ْﻪِ وَﻳ َُﻘﻮْﻟ ُﻮ‬ِ ‫ﻦ‬ َ ْ ‫ﺸِﻔِﻘﻴ‬ ْ ‫ﻣ‬
ُ ‫ﻦ‬
َ ْ ‫ﻣﻴ‬
ِ ِ ‫ﺠﺮ‬ ُ ْ ‫ب ﻓَﺘ ََﺮى اﻟ‬
ْ ‫ﻤ‬ ُ ‫ﺿﻊَ اﻟ ْﻜ ِﺘ َﺎ‬
ِ ُ‫وَو‬
َ َ
49) ‫ﺣﺪ ًا‬ َ ‫ﻚأ‬ َ ‫ﻢ َرﺑ‬ُ ِ ‫ﺿًﺮا وَﻻ َ ﻳ َﻈ ْﻠ‬ ِ ‫ﺣﺎ‬ َ ‫ﻤﻠ ُﻮْا‬
ِ َ ‫ﻣﺎ ﻋ‬ َ ‫ﺟﺪ ُوْا‬ َ َ‫ﺼﺎﻫَﺎ وَو‬ َ ‫ﺣ‬ ْ ‫)ﻛ َﺒ ِﻴ َْﺮة ً إ ِﻻ أ‬

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan
terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: ‘Aduhai celaka kami, kitab
apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia
mencatat semuanya.’ Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).
Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun.” (QS. Al-Kahfi: 49)

Lalu, apakah hikmah dicatatnya amal perbuatan manusia, padahal Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu? Salah satu hikmahnya, Wallohu Ta’ala a’lam, pencatat ini
dilakukan untuk menampakkan keadilan Allah ‘Azza wa Jalla. Karena di hari Kiamat
kelak, manusia akan disuruh membaca catatan amalnya dan menghisab dirinya,
sehingga tidak ada alasan lagi bagi orang yang bermaksiat untuk mengingkari dosa-
dosanya, karena semua telah tertulis.

Ketika Catatan Amal Dibagikan


Kaum muslimin rahimakumullah, tatkala lembaran catatan amal dibagikan, setiap
umat berlutut di atas lutut mereka dan menanti panggilan untuk menghadap Rabb
semesta alam. Allah Ta’ala berfirman:
ُ ُ
َ ْ‫ﻤﻠ ُﻮ‬
28) ‫ن‬ ْ ُ ‫ﻣﺎ ﻛ ُﻨ ْﺘ‬
َ ْ‫ﻢ ﺗ َﻌ‬ َ ‫ن‬
َ ْ‫ﺠَﺰو‬ َ ْ‫ﺔ ﻛ ُﻞ أﻣﺔٍ ﺗ ُﺪ ْﻋ َﻰ إ ِﻟ َﻰ ﻛ ِﺘ َﺎﺑ ِﻬَﺎ اﻟ ْﻴ َﻮ‬
ْ ُ‫م ﺗ‬ َ ٍ‫)وَﺗ ََﺮى ﻛ ُﻞ أﻣﺔ‬
ً َ ‫ﺟﺎﺛ ِﻴ‬

“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk
(melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang
telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jaatsiyaat: 28).

Semua berlutut menunggu dipanggil untuk menghadap Rabb semesta alam. Ketika
seorang hamba tahu bahwa dirinyalah yang dicari dengan panggilan itu, maka seruan
itu akan langsung menggetarkan hatinya. Tubuhnya gemetar dan ketakutan yang
2/4
besar langsung menyelimutinya. Berubahlah rona wajahnya dan menjadi hampalah
pikirannya. Kemudian kitab catatan amalnya dibentangkan dan dibuka di hadapannya.
Lalu dikatakan kepadanya:

14) ‫ﺴﻴ ْﺒ ًﺎ‬


ِ ‫ﺣ‬ َ ْ ‫م ﻋ َﻠ َﻴ‬
َ ‫ﻚ‬ َ ْ‫ﻚ اﻟ ْﻴ َﻮ‬
َ ‫ﺴ‬ َ َ ‫)ا ِﻗَْﺮأ ْ ﻛ ِﺘ َﺎﺑ‬
ِ ‫ﻚ ﻛ ََﻔﻰ ﺑ ِﻨ َْﻔ‬

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu.” (QS. Al-Isro’: 13-14)

Pada saat itulah semua manusia akan teringat apa yang dulu telah ia lakukan. Semua
telah tercatat dengan lengkap dan tiada kekeliruan sedikit pun.

Sebagian ulama mengatakan, “Sungguh, Allah telah berlaku adil, karena menjadikan
dirimu sebagai penghisab atas dirimu sendiri.”

Sungguh tepat perkataan ini. Adakah kebijaksanaan yang lebih adil selain itu?
Dikatakan kepadanya: “Silakan periksa, inilah amal perbuatanmu dan silakan engkau
hisab sendiri!” Bukankah ini kebijaksanaan yang paling adil?! Bahkan inilah
kebijaksanaan yang paling adil. Pada hari Kiamat kelak, kitab catatan amal akan
dibentangkan dan dibuka di hadapan masing-masing hamba tanpa tertutup
sedikitpun. Ia akan membacanya dan akan jelas baginyabahwa pada hari ini dan di
tempat ini, ia telah melakukan ini dan ini. Semua telah tercatat tanpa penambahan
dan pengurangan sedikit pun. Jika ia mengingkari dengan lesannya, maka lesannya
akan dikunci dan bangkitlah para saksi yang akan memberikan kesaksian atasnya.
Allah Ta’ala berfirman:
َ َ َ
65) ‫ن‬ ِ ْ ‫ﻤﺎ ﻛ َﺎﻧ ُﻮْا ﻳ َﻜ‬
َ ْ‫ﺴﺒ ُﻮ‬ ْ ُ‫ﺟﻠ ُﻬ‬
َ ِ‫ﻢ ﺑ‬ ْ َ ‫ﻢ وَﺗ‬
ُ ‫ﺸﻬَﺪ ُ أْر‬ ْ ِ‫ﻤﻨ َﺎ أﻳ ْﺪ ِﻳ ْﻬ‬ ْ ِ‫ﻢ ﻋ َﻠ َﻰ أﻓْﻮَاﻫ ِﻬ‬
ُ ‫ﻢ وَﺗ ُﻜ َﻠ‬ ُ ِ ‫ﺨﺘ‬ َ ْ‫)ا َﻟ ْﻴ َﻮ‬
ْ َ‫م ﻧ‬

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS.
Yaasiin: 65)

Cara Menerima Kitab


Setelah dihisab, setiap hamba akan diberikan bukunya masing-masing yang berisi
catatan lengkap seluruh amal perbuatan yang telah ia lakukan dalam kehidupan dunia.
Cara penyerahan buku itu berbeda-beda. Ada yang kitab amalnya diterima dengan
tangan kanannya. Mereka itulah orang yang bahagia. Ada pula yang menerima kitab
dengan tangan kirinya.

Seorang mukmin akan diberikan bukunya dari arah depan dan ia terima dengan
tangan kanannya. Ia dihisab dengan mudah dan kembali kepada kaumnya yang sama-
sama beriman di Surga dengan gembira. Allah Ta’ala berfirman:
َ ُ ‫)ﻓَﺄ َﻣﺎ ﻣ‬
9 ) ‫ﺴُﺮوًْرا‬ َ ِ‫ﺐ إ ِﻟ َﻰ أﻫْﻠ ِﻪ‬
ْ ‫ﻣ‬ ُ ِ ‫( وَﻳ َﻨ َْﻘﻠ‬8 ) ‫ﺴﻴ ًْﺮا‬
ِ َ ‫ﺴﺎﺑ ًﺎ ﻳ‬
َ ‫ﺣ‬
ِ ‫ﺐ‬
ُ ‫ﺳ‬
َ ‫ﺤﺎ‬
َ ُ‫ف ﻳ‬ َ َ‫( ﻓ‬7 ) ِ‫ﻤﻴ ْﻨ ِﻪ‬
َ ْ ‫ﺴﻮ‬ ِ َ ‫ﻪ ﺑ ِﻴ‬
ُ َ ‫ﻲ ﻛ ِﺘ َﺎﺑ‬
َ ِ ‫ﻦ أوْﺗ‬
ْ َ

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa
dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-
sama beriman) dengan gembira.” (QS. Al-Insyiqaaq: 7-9)

3/4
Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa setelah
dihisab, ia kembali kepada sesama kaum beriman di Surga dengan hati yang gembira.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa rombongan pertama yang
masuk Surga, wajah mereka seperti bulan purnama. Ini menunjukkan kegembiraan
hati mereka. Karena apabila hati gembira, maka wajah akan ceria.” (Tafsiir Juz ‘Amma,
hal. 114)

Adapun orang-orang kafir dan orang-orang munafiq, mereka akan menerima kitabnya
dengan tangan kirinya. Allah Ta’ala berfirman:
َ َ ‫( وﻟ‬25) ‫ل ﻳﺎ ﻟ َﻴﺘﻨ ِﻲ ﻟ َﻢ أ ُوت ﻛﺘﺎﺑﻴﻪ‬ ُ ‫وأ َﻣﺎ ﻣ‬
ِ َ ‫ ( ﻳ َﺎ ﻟ َﻴ ْﺘ َﻬَﺎ ﻛ َﺎﻧ‬26) ‫ﻪ‬
‫ﺖ‬ ْ َ ‫ﺴﺎﺑ ِﻴ‬ َ ‫ﺣ‬
ِ ‫ﻣﺎ‬َ ِ‫ﻢ أد ْر‬ ْ َ ْ َِ َِ َ ْ ْ َ ْ َ ُ ْ‫ﻤﺎﻟ ِﻪِ ﻓَﻴ َُﻘﻮ‬
َ ‫ﺸ‬
ِ ِ‫ﻪ ﺑ‬
ُ َ ‫ﻲ ﻛ ِﺘ َﺎﺑ‬
َ ِ ‫ﻦ أ وﺗ‬
ْ َ َ
29) ‫ﻪ‬ ‫ﻴ‬ِ ‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬َ ‫ﻄ‬ ْ ‫ﻠ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻨ‬َ ‫ﻋ‬ َ
‫ﻚ‬ َ ‫ﻠ‬َ ‫ﻫ‬ ( 28 ) ‫ﻪ‬ ‫ﻴ‬ِ ‫ﻟ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻨ‬َ ‫ﻋ‬ ‫ﻰ‬ ‫ﻨ‬ ْ ‫ﻏ‬َ ‫( ﻣﺎ أ‬27) ‫ﺔ‬
َ ‫ﻴ‬ ‫ﺿ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻘ‬
َ ْ ‫ﻟ‬ ‫ا‬)
ْ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ِ

“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:
“Aduhai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak
mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan
segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang pula
kekuasaanku daripadaku.” (QS. Al-Haqqoh: 25-29)

Kitab catatan amal mereka diberikan dari arah belakang punggung mereka. Allah
Ta’ala berfirman:
ُ ‫)وأ َﻣﺎ ﻣ‬
11) ‫ف ﻳ َﺪ ْﻋ ُﻮ ﺛ ُﺒ ُﻮًْرا‬ َ َ‫( ﻓ‬10) ِ‫ﻪ وََراَء ﻇ َﻬْﺮِه‬
َ ْ ‫ﺴﻮ‬ ُ َ ‫ﻲ ﻛ ِﺘ َﺎﺑ‬
َ ِ ‫ﻦ أ وﺗ‬
ْ َ َ

“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak:
“Celakalah aku.” (QS. Al-Insyiqaaq: 10)

Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa mereka


menerima kitab dengan tangan kiri kemudian tangannya memelintir ke belakang
sebagai isyarat bahwa mereka telah dulu di dunia telah mencampakkan aturan-aturan
al-Qur’an ke belakang punggung mereka. Mereka telah berpaling dari al-Qur’an, tidak
mempedulikannya, tidak mengacuhkannya, dan merasa tidak ada masalah bila
menyelisinya. Lalu Allah Ta’ala berfirman: “…maka dia akan berteriak: “Celakalah aku…”
yakni ia berteriak menyesali dirinya. Akan tetapi penyesalan tidaklah berguna lagi pada
hari itu, karena habis sudah waktu untuk beramal. Waktu untuk beramal adalah di
dunia, sedangkan di akherat tidak ada lagi amal, yang ada hanyalah pembalasan.
(Tafsiir Juz ‘Amma, hal. 114)

Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar Allah berkenan memaafkan kesalahan-
kesalahan kita dan memberikan ampunan-Nya kepada kita. Aamiin.

Penulis: dr. Muhaimin Ashuri


Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar, MA
Artikel www.muslim.or.id

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan
klik disini. Jazakallahu khaira

4/4

Anda mungkin juga menyukai