Anda di halaman 1dari 2

AKSES PELAYANAN KESEHATAN

DEFINISI
Akses berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti jalan
masuk.kesehatan dapat diartikan sebagai suatu bentuk pelayanan kesehatan dengan
berbagai macam jenis pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Secara umum
akses dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni: akses geografis, ekonomi dan sosial. Akses
geografi dapat dideskripsikan sebagai kemudahan menjangkau pelayanan kesehatan yang
diukur dengan jarak, lama perjalanan, jenis transportasi, infrastruktur jalan. Akses
ekonomi lebih menekankan kepada kemampuan masyarakat untuk mengalokasikan
kemampuan finansialnya dalam menjangkau pelayanan kesehatan. Sedangkan akses
sosial lebih pada masalah komunikasi, budaya, keramahan dan kepuasan pelayanan
(Megatsari dkk, 2019). Beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan
akses pelayanan kesehatan yakni faktor jenis kelamin, waktu tempuh, biaya transportasi
dan lokasi tempat tinggal, perspesi masyarakat tentang kesehatan, pendidikan,
pendapatan dan pengetahuan (Maulany dkk, 2021).

DIABETES MELLITUS
DEFINISI
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang melibatkan peningkatan
kadara glukosa darah yang tidak tepat. DM sendiri memiliki beberapa kategori yakni tipe
1, tipe 2, maturity-onset diabetes of the young (MODY), diabetes gestasional, diabetes
neonatal, dan penyebab sekunder seperti endokrinopati, penggunaan steroid dan lain
sebagainya (Sapra dkk, 2022). Pada tahun 2014, 8,5% orang dewasa berusia 18 tahun ke
atas menderita diabetes. Pada tahun 2019, diabetes menjadi penyebab langsung 1,5 juta
kematian dan 48% dari seluruh kematian akibat diabetes terjadi sebelum usia 70 tahun.
460.000 kematian penyakit ginjal lainnya disebabkan oleh diabetes, dan peningkatan
glukosa darah menyebabkan sekitar 20% kematian kardiovaskular (World Health
Organization [WHO], 2022). Prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter untuk usia 15 tahun adalah 2%. Terjadi peningkatan sebesar 1,5%
dibandingkan prevalensi diabetes melitus di Indonesia tahun 2013. DKI Jakarta,
Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, dan Jawa Timur menjadi lima besar
provinsi dengan kasus diabetes melitus tertinggi di Indonesia (Kemenkes, 2020; Kamilah
dkk, 2021).

FAKTOR RESIKO
Diabetes mellitus ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor sosi
demografis yakni usia, jenis kelamin, status perkawinan, wilayah tempat tinggal serta
gaya hidup (Indrahadi dkk, 2021). Selain itu, seseorang yang menderita diabetes tipe 2
tanpa pengobatan yang terkontrol dapat memicu terjadinya komplikasi seperti
makroangiopati yang menyebabkan perubahan tekanan darah akibat komplikasi pada
pembuluh darah besar, dan hal ini disebabkan meningkatnya gula darah yang menempel
pada dinding pembuluh darah. Hal ini didukung oleh kondisi sektor kesehatan yang
kurang memadai di negara berkembang, baik dari segi sumber daya manusia maupun
fasilitasnya, sehingga diagnosis penderita diabetes tidak terkontrol dengan baik (Kamilah
dkk, 2021).
LATAR BELAKANG
Penyakit tidak menular menjadi masalah kesehatan yang menimbulkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian yang tinggi, serta menimbulkan beban pembiayaan kesehatan
yang besar. Angka penyakit tidak menular menyumbang 60% angka kematian di semua
golongan umur yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, kanker,
dan penyakit paru obstruksi kronis (Kementerian Kesehatan, 2019). Data WHO (World
Health Organization) tahun 2018 menunjukkan 73% kematian di Indonesia diakibatkan
oleh penyakit tidak menular (PTM), 35% diakibatkan oleh penyakit jantung, 12%
diakibatkan oleh kanker, dan 21% diakibatkan oleh tiga faktor yaitu kematian ibu dan
anak, penyakit menular, dan adanya permasalahan gizi (Satria, 2019).
Upaya pencegahan penyakit tidak menular dibedakan menjadi 2 yaitu faktor tidak
langsung seperti pemanfaatan pelayanan kesehatan, gaya hidup, promosi kesehatan, dan
lingkungan. Kemudian faktor kedua yaitu faktor langsung seperti pengobatan dan PHBS.
Sehubungan dengan upaya meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan dan promosi
kesehatan, pemerintah memiliki program yakni literasi kesehatan. Literasi kesehatan
dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengumpulkan, mempelajari,
menimbang, dan memanfaatkan informasi dan layanan kesehatan hingga dapat membuat
keputusan yang tepat (Schrauben dkk, 2017). Aspek informasi kesehatan meliputi
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan pelayanan kesehatan untuk
mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup seseorang (Duplaga, 2020; WHO,
2013). Literasi kesehatan juga dapat diartikan sebagai jantung kemampuan seseorang
untuk memahami, menyatukan perilaku, dan memilih pelayanan kesehatan untuk
melakukan tindakan atau upaya pencegahan suatu penyakit (Fitriani, Y dkk, 2019).
Pemanfaatan literasi kesehatan dapat meningkatkan kemampuan yang terdiri dari
pemahaman dan sikap menjaga kesehatan diri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan di Los Angeles dimana terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan
antara pasien yang mengakses literasi kesehatan dengan pasien yang tidak mengakses
literasi kesehatan (Schrauben dkk, 2017).

Megatsari, H., Laksono, A. D., Ridlo, I. A., Yoto, M., & Azizah, A. N. (2019). Perspektif
Masyarakat Tentang Akses Pelayanan Kesehatan. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 21(4). https://doi.org/10.22435/hsr.v21i4.231
Maulany, R, H., Dianingati, R, S., & Annisaa, E. (2021). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Akses Kesehatan. Indonesian Journal of Pharmacy and Natural
Product,04(02). http://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/1161/947
Sapra A, Bhandari P. Diabetes Mellitus. [Updated 2022 Jun 26]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551501/
World Health Organization [WHO]. (2022). Diabetes. Diakses 10 Desember 2022 pada :
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin Diabetes Mellitus. Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI;4. Diakses 10 Desember 2022 pada :
https://kemkes.go.id/article/view/20120100005/infodatin-tetap-produktif-cegah-dan-
atasi-diabetes-melitus-2020.html
Indrahadi, D., Wardana, A., & Pierewan, A. (2021). The prevalence of diabetes mellitus
and relationship with socioeconomic status in the Indonesian population. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, 17(3), 103-112. https://doi.org/10.22146/ijcn.55003.
Kamilah, F., & Habibie, F., Rahma, R, R., Sofyan, M., Isnaini, N, S & Nadhilah, D, N.,
& Sihaloho, E, D. (2021). Analysis of the Determinants of Diabetes Mellitus in
Indonesia: A Case Study of the 2014 Indonesian Family Life Survey. Disease Prevention
and Public Health Journal (DPPHJ). 15. 88. https://doi.org.10.12928/dpphj.v15i2.3079 .
Satria. (2019). Penguatan Literasi Kesehatan melalui Posbindu Sehati. Universitas
Gadjah Mada. https://ugm.ac.id/id/berita/18787- penguatan-literasi-kesehatanmelalui-
posbindu-sehati.

Anda mungkin juga menyukai