Tugas Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nurtika Afriani Bahri Rompi
Tugas Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nurtika Afriani Bahri Rompi
DI SUSUN OLEH:
NIM: 20144010025
SEMESTER/KELAS: 4/A
TERNATE
2021/2022
TOPIK III (GENDER)
Jawaban:
Jawaban:
Jenis kelamin adalah perbedaan biologis laki-laki dan perempuan yang berkaitan dengan
alat dan fungsi reproduksinya. Laki-laki memiliki penis, testis, jakun dan sperma,
sedangkan perempuan memiliki rahim, indung telur dan payudara.Sedangkan Gender
adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dibangun secara sosial dan
kultural yang berkaitan dengan peran, perilaku, dan sifat yang dianggap layak bagi laki-
laki dan perempuan yang dapat dipertukarkan.
Jawaban:
Jawaban:
Kebijakan negara adalah keputusan yang diambil oleh negara melalui perangkat
legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam rangka memenuhi hak konstitusi warga negara
berdasarkan UUD 1945, undang-undang dan peraturan lainnya. Salah satu contoh
kebijakan Negara yang dibuat oleh eksekutif adalah Instruksi Presiden No.9 Tahun 2000
tentang pengarusutamaan gender pada semua sektor pembangunan.
Jawaban:
a. Kesenjangan gender adalah perbedaan kondisi dan capaian pada aspek-aspek hak-
hak dasar warga negara seperti kesehatan, pendidikan, perekonomian dan politik.
c. Kesetaraan gender adalah perlakuan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam
kondisi yang sama di dalam memperoleh kesempatan, keterlibatan atau partisipasi
dan pengambilan keputusan serta keterjangkauan manfaat pembangunan dan
kesejahteraan.
TOPIK IV (PENYAKIT TIDAK MENULAR
Jawaban:
PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit
kronis degenerative antara lain: Penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus (DM), kanker,
penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), gangguan akibat kecelakaan dan kekerasan, dll.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia.Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan
penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat
merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan. Hal ini menjadi tantangan yang
harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia (Warganegara & Nur,
2016).
Jawaban:
Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan
Penyakit Tidak Menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi antara
lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demogrfi, teknologi,
ekonomi dan sosial budaya. Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan
meningkatnya faktor risiko yang meliputi meningkatnya tekanan darah, gula darah,
indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan
merokok serta alcohol (Amiruddin, 2019).
Jawaban:
2. Stroke
Stroke adalah penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu(Bustan, 2007)
3. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu
periode (Irianto, 2014).
4. Kanker
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang
bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain
dalam tubuh penderita (Kemenkes RI, 2014).
5. Diabetes Mellitus
Diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan
oleh peningkatan kadar gula (glukosa) akibat kekurangan ataupun resistensi insulin
(Bustan, 2007). Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya (Henderina, 2010).
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah keadaan progresif lambat yang
ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli, Macnee, Agusti &
Anzueto, 2014).
b) Asma Bronkial
Asma bronkial adalah kelainan inflamasi kronis saluran nafas dimana berbagai sel
memainkan perannya khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit.
Jawaban:
Jawaban:
Faktor risiko PTM adalah kondisi yang dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang
atau kelompok tertentu. Faktor risiko PTM dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Faktor risiko tidak dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin dan keturunan
(genetik).
2) Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain:
a) Faktor risiko perilaku: merokok, diet rendah serat, konsumsi garam
berlebih, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol dan stress.
b) Faktor risiko lingkungan: polusi udara, jalan raya dan kendaraan yang tidak
layak jalan, infrastruktur yang tidak mendukung untuk pengendalian PTM
serta stres sosial.
c) Faktor risiko fisiologis: obesitas, gangguan metabolisme kolesterol dan
tekanan darah tinggi (Kemenkes RI, 2014).