Anda di halaman 1dari 4

Burden of Disease?

Burden of Disease adalah usaha sistematik dan ilmiah untuk

mengukur besarnya perbandingan health loss dari semua macam penyakit mayor untuk

masyarakat semua umur, jenis kelamin dan kondisi geografis dari waktu ke waktu. Burden of

Disease (BoD) sudah dipakai di banyak negara dan di dunia, BoD serta Universal Health Care

sangat berhubungan.

Burden of Diseases (BoD) pertama kali diperkenalkan oleh Institute for Health Metrics

and Evaluation (IHME) pada 1990. Institusi ini berkedudukan di Seattle, Amerika Serikat.

Pembicara merupakan salah satu anggota dewan IHME. Pada 1997, konsep Disability-Adjusted

Life Year (DALY) diperkenalkan sebagai suatu tolok ukur yang bisa digunakan untuk

menggambarkan status kesehatan. Prinsipnya, semakin besar DALY maka semakin buruk status

kesehatannya.

Awalnya hanya 107 penyakit yang termasuk di dalam studi GBD, kemudian seiring

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan maka pada2016 terdapat 333 penyakit

yang termasuk ke dalam studi ini di lebih dari 135 negara di seluruh dunia. Indonesia termasuk

salah satu dari 2500 kolaborator yang ada di seluruh dunia. BOD sangat bermanfaat untuk

perencanaan kesehatan, diantaranya untuk: identifikasi kebutuhan; menentukan skala prioritas;

menentukan besaran investasi yang diperlukan; evaluasi dampak kebijakan kesehatan; dan untuk

menilai akses kesehatan perorangan dan indeks kualitas.

DALY atau Disability-Adjusted Life Year, yaitu angka kematian yang disebabkan karena

disabilitas, kematian premature, penyakit yang melumpuhkan dan road injury. Tingginya angka

DALY dalam masyarakat menunjukkan kualitas kesehatan yang tidak baik. Global Burden of

Disease (GBD) dapat dimanfaatkan untuk mengurangi DALY, dengan digunakan sebagai

identifikasi kebutuhan, penetapan prioritas seperti dalam pembangunan infrastruktur, SDM, obat-
obatan, dan laboratorium GBD pada tahun 2016 sudah menjadi sub-national dalam tujuh negara

dan bercita-cita untuk mencakup kesehatan universal.

GBD telah memberikan banyak manfaat bagi Indonesia, khususnya terkait perencanaan

program kesehatan. Terjadi perubahan yang besar terkait BoD di Indonesia selama 10 tahun pada

periode 2005 hingga 2016. Penyebab utama kematian di Indonesia akibat diabetes meningkat

hingga 21%. Kontributor utama untuk DALY dari diabetes meningkat tajam dari ranking 9 ke 6

dengan proporsi peningkatan sebesar 62,6%. Jika kita hubungkan dengan program JKN

khususnya asuransi kesehatan sosial (BPJS Kesehatan), maka BoD ini sejalan dengan beban

pembiayaan BPJS Kesehatan yang sangat besar akibat 4 penyakit katastropik (Jantung, Kanker,

Gagal ginjal dan Stroke). Diabetes merupakan pintu masuk dari 4 penyakit katastropik ini.
Studi perhitungan beban penyakit dunia (Global Burden of Diseases/GBD) dilakukan

sejak tahun 1990, diperlukan untuk perumusan kebijakan kesehatan yang ditujukan kepada

pengambil keputusan. DALYs adalah penjumlahan dari kematian prematur (Year of life lost due

to prematur death/YLLs) dan tahun hidup dengan kondisi disabilitas (Years lived with

disabilty/YLDs). Sebagai dasar perhitungan beban penyakit diperlukan data prevalensi penyakit

dan penyebab kematian (medical cause of death) berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin.

Untuk menghitung beban penyakit diperlukan berbagai data, utamanya Beban Penyakit (DALYs

Loss) di Indonesia (Tati Suryati) 129 data penyakit dan penyebab kematian serta data struktur

penduduk. Seringkali jika akan menghitung beban penyakit sub-nasional, terkendala dengan

masalah ketersediaan data yang valid. Suatu kasus penyakit dikatakan memiliki beban yang

tinggi jika penyakit tersebut menyebabkan kematian penderitanya di usia muda, dan juga

kehilangan waktu produktifnya akibat ketidakmampuan (disabilitas). Satu DALYs loss berarti

kehilangan satu tahun sehat/tahun produktif. Semakin tinggi DALYs loss menunjukkan beban

penyakit yang tinggi (prioritas masalah) yang terjadi pada penduduk di wilayah tersebut. Untuk

dapat melakukan perhitungan estimasi kesenjangan ini diperlukan dua komponen yaitu; tahun

hidup yang hilang karena kematian dini dan tahun hidup dengan kondisi cacat/ketidakmampuan

(disabilitas). Untuk memperkirakan derajat ketidakmampuan sebagai dampak dari

penyakit/cedera, maka dibuat bobot ketidakmampuan berdasarkan persepsi individu yang terjadi

di kehidupan masyarakat, mulai dari kerusakan gigi sampai kondisi shizofrenia (IHME 2013).

WHO membangun International Classification of Fungtioning, Disability and Health (ICF)

sebagai sarana untuk dapat menyeragamkan kode kelainan fungsi tubuh dan disabilitas yang

berhubungan dengan kondisi kesehatan. Dalam ICF disabilitas merupakan istilah umum untuk

kecacatan, keterbatasan aktivitas dan keterbatasan berpartisipasi (sosial). Hal tersebut


menunjukkan aspek negatif dari interaksi antara individu (dengan kondisi kesehatan) dan faktor-

faktor kontekstual individu (dengan lingkungan & faktor perorangan) (ICF-WHO 2001, Suryati

T.2013). Analisis ini menggunakan data sekunder dari berbagai sumber data yang ada di

Indonesia serta sumber data Institute of Health Metric and Evaluation tahun 2015, dengan

analisis beban penyakit di masyarakat (Burden of Diseases/BOD). BOD menghasilkan prediksi

angka mortalitas dan morbiditas berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin, sehingga

pengukurannya menunjukkan gambaran tingkat keparahan kondisi kesehatan suatu komunitas

yang dapat dibandingkan dari waktu ke waktu. Oleh karenanya WHO menetapkan metode

DALYs sebagai penentu prioritas masalah kesehatan di dunia.

Anda mungkin juga menyukai