Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI RUMAH SAKIT 

A. Pengertian 
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen
keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat
memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit
dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan
Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum
terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan
dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis)
dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan
dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di
antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.

Berdasarkan peraturannya, rumah sakit di kelompokkan menjadi : 


· 1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital), Dalam hal ini pelaksanaan
akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang dikembangkan oleh Financial
Accounting Standards oard-FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khusunya dalam
pernyataan (FASB Statement) no 17 tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba. 
· 2. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital), Dalam hal ini pelaksanaan
akuntansinya dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang dikembangkan oleh
Governmental Accounting Standards Board-GASB (Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan).

B. Pertanggungjawaban Pelayanan Rumah Sakit 


Pembangunan kesehatan dimasa mendatang sangat tergantung pada kemampuan
sumber daya manusia yang ada di daerah. Kecenderungan yang terjadi adalah
meningkatnya peran pihak ketiga dalam mengatur pembiayaan kesehatan melalui
sistem asuransi, baik publik maupun swasta. Keadaan ini juga akan semakin
berkembang di Indonesia dimasa yang akan datang bila perdagangan antar negara
menjadi semakin bebas. 

Sebagai bukti pertanggungjawaban unit pelayanan rumah sakit pemerintah daerah,


setiap unit rumah sakit berkewajiban memberikan laporan akhir sebagai bukti
pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan usaha selam periode pelaporan.
Laporan tersebut meliputi laporan alokasi dana, laporan pendapatan, dan laporan
pengeluaran ke pemerintah daerah setempat.

Secara lebih luas, tergantung pada sumber daya yang dipunyai, sebuah rumah sakit
dapat mempunyai siklus aktivitas sebagai berikut : 
· 1. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan kepada umum. 
· 2. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga medis, ahli dan para medis, baik yang
diselenggarakan sendiri maupun bersama dengan instansi lainnya. 
· 3. Mengadakan dan melakukan penelitian. 

C. Jenis – Jenis Rumah Sakit 


Berdasarkan Kepemilikannya Rumah Sakit dibedakan menjadi : 

1. Rumah Sakit Pemerintah 

Rumah sakit milik pemerintah ini dibedakan menjadi rumah sakit milik pemerintah
pusat yang dikenal Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dan rumah sakit milik
pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota yaitu RSUD. 

Perbedaan keduanya ada pada kepemilikan dimana RSUP merupakan milik


pemerintah pusat yang mengacu pada Departemen Kesehatan (DepKes), sedangkan
RSUD merupakan milik pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota dengan
pembinaan urusan kerumahtanggaan dari Departemen Dalam Negeri. Namun, RSUD
tetap berada di bawah koordinasi Departemen Kesehatan.

Berikut dua jenis rumah sakit milik pemerintah : 

a. Rumah sakit milik pemerintah yang tidak dipisahkan 

Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah. Contoh : RSUD
Banyumas dan RSUD Tangerang. 

b. Rumah sakit milik pemerintah yang dipisahkan 

Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah yang dipisahkan,
misalnya milik BUMN PT Aneka Tambang, PT Pelni dan beberapa perusahaan
perkebunan Karena rumah sakit tersebut merupakan bagian dari BUMN, keadaannya
sangat bergantung pada kondisi keuangan BUMN yang menjadi induknya. 
2. Rumah Sakit berbentuk Badan Layanan Umum 

BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan


pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. 

Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka


memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi
dan produktivitas dan penerapan praktik yang sehat (PP No. 23/2005 tentang
pengelolaan keuangan BLU) 

Rumah sakit berbentuk BLU antara lain, RSCM, RS Jantung Harapan Kita, RS Hasan
Sadikin Bandung, RS Makassar, RS Karyadi Semarang, RS Sanglah Denpasar, RS
Padang, RS palembang, dan RS Dr. Sadjito Yogyakarta. Sedangkan RSUD yang
sudah dialihkan menjadi BLUD antara lain RSUD Budi Asih, RSUD Tarakan , Koja,
Duren Sawit, RSUD Haji, dan RSUD Pasar Rebo

3. Rumah Sakit Swasta 

Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh perorangan atau badan hukum. Rumah sakit
swasta ada yang dimiliki oleh yayasan keagamaan dan kemanusiaan ataupun dimiliki
oleh perusahaan. 

D. Jenis-Jenis Anggaran Rumah Sakit 


1. Anggaran modal 

Adalah anggaran yang terdaftar dan tergambar dalam perencanaan penambahan


modal. Anggaran ini berisi daftar modal proyek yang diajukan selama tahun yang
akan datang. Dampak anggaran tersebut mencakup seluruh pengeluaran aktiva yang
terencana selama setahun. 

2. Anggaran kas 

Adalah anggaran yang tercatat dalam rencana penerimaan dan pengeluaran kas. 

Kas meliputi saldo tunai dan saldo rekening giro bank yang dimiliki entitas, serta
elemen-elemen lainnya yang dapat dipersamakan dengan kas. Anggaran kas sangat
terkait dengan komponen kas dari aktivitas opersai, investasi, dan pembiayaan. 
3. Anggaran pelaksanaan 

Adalah anggaran yang telah tergambar dalam perencanaan aktivitas pelaksanaan.


Anggaran pelaksanaan terdiri dari tiga komponen : 
·  Penerimaan 
·  Biaya dan pengeluaran 
·  Pengukuran hasil

E. Struktur Dana Rumah Sakit 


· 1. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) adalah dana yang tidak dibatasi penggunaanya
pada suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya Dana Umum (General Fund) di pemerintahan
atau Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted Current Fund)dalam akuntansi universitas yang
dibentuk untuk menjalankan operasi organisasi sehari-hari. 
· 2. Dana Terikat (Restricted Fund) adalah dan ayang dibatasi penggunaannya pada suatu
tujuan tertentu yang biasanya muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan
sumbangan. Menurut sifat pembatasannya, dana ini dibedakan menjadi (1) Dana Terikat
Sementara Waktu (Temporarily Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat
sementara, dan (2) Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund), yaitu dana dengan
pembatasan yang bersifat permanen. 

Aktiva yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum, sementara satu atau lebih
dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang terikat sementara waktu dan
terikat permanen.

Dana Umum (General Funds) digunakan untuk mencatat sumber daya/dana yang
diterima dan dibelanjakan dalam menjalankan kegiatan operasional utama dari rumah
sakit. Dalam Dana mum, direksi rumah sakit dapat menetapkan pembatasan berupa
penyisihan atas sumber daya tertentu. 

Dalam hal ini, dana yang disisihkan tetap dianggap sebagai Dana Terikat namun
pencatatannya harus mencantumkan tujuan penyisihan dana tersebut. Hal ini
disebabkan oleh karena dana yang disishkan berbeda dengan dana yang dibatasi
penggunaannya. Penyisihan dana berasal dari inisiatif internal direksi rumah sakit,
sedangkan pembatasan penggunaan dana berasal dari pihak eksternal rumah sakit
yang mensponsori dana tersebut. 
 Dana Terikat 

Kelompok dana (funds groups) yang digolongkan sebagai dana terikat digunakan
untuk mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh donor atau pihak yang
mensponsori dana tersebut. Secara garis besar, seperti dijelaskan sebelumnya
kelompok Dana Terikat ini dapat dibagi menjadi dua yaitu yang pembatasannya
bersifat sementara (temporarily restricted) dan yang pembatasannya bersifat tetap
(permanently restricted).

F. Siklus Transaksi Akuntansi Rumah Sakit 


Siklus transaksi dalam rumah sakit berawal dari transaksi atau peristiwa ekonomi, jika
di dalam rumah sakit misalnya ketika ada pasien. Lalu berlanjut ke siklus pendapatan,
pengeluaran, pelayanan dan keuangan. Selanjutnya siklus pelaporan keuangan dan
berakhir di laporan keuangan. 

G. Laporan Keuangan Rumah Sakit 

1. Neraca 
Neraca Rumah Sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar, baik isi maupun proses
penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca
perusahaan yang sering kita kenal di sektor komersial. Namun demikian ada beberapa
hal yang secvara khusus perlu diperhatikan antara lain: 

a. Kas 

Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada Dana Terikat yang
tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi, misalnya kas yang terdapat pada Dana
Pembangunan dan Dana Abadi.

b. Piutang 

Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi. Dengan
demikian, dibuat penyajian tentang “penyisihan piutang tak tertagih.” 

c. Investasi 

Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai wajar
pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil dari investasi
yang tidak dibatasi harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana pada laporan
operasi rumah sakit. 

d. Aktiva Tetap 

Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam Dana Umum.
Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan pencatatan
aktivannya dalam suatu dana atau kelompok dana tertentu. 
e. Aktiva yang Disisihkan 

Klasifikasi aktiva terikat diberikan pada dana yang penggunaannya dibatasi oleh
pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut. 

f. Utang Jangka Panjang 

Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca. Hal ini berbeda kebanyakan entitas
pemerintahan yang melakukan pencatatan utang jangka panjangnya dalam suatu dana
atau kelompok dana tertentu. 

g. Saldo Dana 

Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskan, saldo dana yang dimiliki
oleh Rumah Sakit dipisahkan menjadi (1) terikat, yang dapat digunakan dengan bebas
sesuai kebijaksanaan dari rimah sakit, (2) terikat sementara waktu, yang baru dapat
digunakan ketika kriteria tertentu dari pihak sponsor terpenuhi, dan (3) terikar
permanen, yang dikelola dan hanya dapat digunakan hasilnya saja.

2. Laporan Operasi 
Untuk Rumah Sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam laporan operasi.
Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya
yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Berikut ini adalah pos-pos
yang juga perlu menjadi perhatian: 

a. Pendapatan Jasa Pasien 

Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan menggunakan tarif
standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan penyesuaian kontraktual menjadi
pendapatan bersih jasa atas pasien. 

b. Penyesuaian Kontraktual 

Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses


penggantian pembayaran medis. 

c. Pendapatan dari Kegiatan Lainnya 

Pendapatan dari kegiatan lainnya mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber


bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir. 
d. Transfer Antardana 

Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva tetap dalam dana terikay ketika
persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor/donor sudah terpenuhi. 

e. Beban Dana Umum 

Beban-beban dalam dana umum diakui secara akrual, seperti halnya pada entitas
komersial 

f. Sumbangan 

Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan berbentuk aktiva.
Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka
nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat 

3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih 


Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih, yaitu tidak
terikat, terikat sementara, dan terikat permanen 

4. Laporan Arus Kas 


Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas yang komersial.

Anda mungkin juga menyukai