Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
1. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan Kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter umum.
2. Anamnesa adalah tanya jawab baik langsung (auto) maupun tidak langsung (allo)
tentang keluhan dan riwayat penyakit dari pasien maupun keluarga pasien.
PENGERTIAN
3. Petugas poli umum adalah perawat yang bertugas di poli UMUM.
4. Berkas rekam medik dalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, anamnesa, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
penunjang kepada pasien pada sarana pelayanan Kesehatan
5. Pasien poli umum adalah pasien yang berobat di Klinik melalui Poli umum.
KEBIJAKAN
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
1. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan Kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter umum.
2. Anamnesa adalah tanya jawab baik langsung (auto) maupun tidak langsung (allo)
tentang keluhan dan riwayat penyakit dari pasien maupun keluarga pasien.
PENGERTIAN
3. Petugas poli umum adalah perawat yang bertugas di poli UMUM.
4. Berkas rekam medik dalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, anamnesa, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
penunjang kepada pasien pada sarana pelayanan Kesehatan
5. Pasien poli umum adalah pasien yang berobat di Klinik melalui Poli umum.
KEBIJAKAN
1) Petugas RM menginput dan melengkapi data pasien di aplikasi Assist.id lalu membuat
status pasien menjadi “confirmed”.
2) Petugas admin 1 menginput di antrean faskes dan memberikan nomor antrian ke
pasien.
3) Petugas mengarahkan pasien ke ruang tunggu lalu mengubah status pasien menjadi
“waiting”
4) Petugas admin 2 memanggil pasien sesuai antrean faskes.
5) Perawat umum melakukan asuhan keperawatan dan tanda-tanda vital sebelum masuk
di ruang dokter.
6) Perawat umum mengisi asuhan keperawatan dan tanda-tanda vital di aplikasi Assist.id
7) Dokter umum mengubah status pasien menjadi “Engaged”
PROSEDUR
8) Dokter kemudian melakukan Anamnesa lengkap dan Pemeriksaan fisik lalu mengisi
EMR pasien. Jika ada kondisi khusus, misalnya:
a) Jika dokter dibutuhkan pemeriksaan penunjang, maka dokter melakukan
permintaan “order” pada unit terkait.
b) Jika diperlukan tindakan medis, sebelumnya dokter melakukan “informed
consent”
c) Jika ada indikasi medis yang memerlukan penanganan lanjut, maka dokter
akan memberikan rujukan eksternal kepada pasien.
9) Setelah pemerikasan dan tindakan di lakukan perawat umum menginput prosedur
tindakan di Assist.Id
PELAYANAN DI POLI UMUM
MENCUCI TANGAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Tindakan Antisepsis dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan
PENGERTIAN
mikroorganisme pada kulit/tangan saat melakukan tindakan/pemeriksaan.
KEBIJAKAN
1.Permenkes No 5 Tahun 2014 Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
REFERENSI
2. Panduan cuci tangan pakai sabun tahun 2020 oleh Kesmas Kemenkes.
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Laboratorium
UNIT TERKAIT
4. Poli Obgyn
5. Poli KIA
6. Poli Interna
DOKUMENT TERKAIT -
MENCUCI TANGAN
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
PENGERTIAN Jahit luka/Hecting adalah suatu upaya untuk menyatukan jaringan kulit yang ruktur/robek
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjahit luka baik untuk hemostasis
TUJUAN
atau menghubungkan struktur anatomi yang terpotong atau robek.
KEBIJAKAN
1. Permenkes RI No 19 tahun 2016 tentang system penanggulangan gawat darurat
terpadu.
REFERENSI
2. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer, IDI, Edisi I
2017.
A. ALAT DAN BAHAN
B. Persiapan Alat Steril
1. Handscoen Steril
2. Nacl
3. Lidocain
4. Nalvoeder, gunting jaringan (1) pinset anatomi (1) pinset chirrurge (1), cup
solution/ kom kecil (1), arteri klem (2), duk klem (2)
5. Duk lobang (1)
6. Nal hecting cutting dan tapper (qs)
7. Benang catgut dan side
8. Kasa steril
9. Bengkok (1)
C. Non steril
1. Plester
2. Verband Role gs
PROSEDUR 3. Gunting plester (5)
4. Lampu sorot
D. PROSEDUR TINDAKAN
1. Baca instruksi dokter tentang tindakan yang akan di lakukan
2. Perawat menyiapkan alat dan bahan.
3. Dokter menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan di
lakukan serta meminta persetujuan tindakan (infomed consent).
4. Cuci tangan 6 langkah.
5. Gunakan handscoen dan masker.
6. siapkan alat dan membawa alat ke dekat pasien.
7. Atur posisi pasien yang nyaman dan memudahkan dalam melakukan tindakan.
8. Bersihkan luka dan daerah sekitar dengan bathadine / cairan Nacl 09%.
9. Lakukan anaestesi local dengan menggunakan lidocain dan spoit yang sesuai
pada daerah sekitar luka yang akan di jahit
JAHIT LUKA
1. Poli Umum
UNIT TERKAIT 2. Ruang Tindakan
AFF HECTING
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
PENGERTIAN Aff hecting adalah pengangkatan jahitan luka yang bertujuan untuk meningkatkan proses
penyembuhan jaringan dan juga untuk mencegah infeksi. Bila luka telah kuat dan sembuh
primer, maka jahitan atau benangnya dapat di angkat.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melepas benang paska hecting sehingga
TUJUAN
luka dapat benar-benar sembuh
KEBIJAKAN
Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer,Pengurus Besar IDI,
REFERENSI
Edisi I 2017.
A. ALAT DAN BAHAN
1. Pinset sirurgis,
2. Handscoen
3. Nerbebeeken
4. Betadine
5. gunting
6. Plester / hipapic
7. Pinset anatomis
8. Kain kasa steril
B. PROSEDUR TINDAKAN
1. Baca instruksi dokter kemudian memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Meminta Persetujuan tindakan medis( infomed consent)
3. Cuci tangan 6 langkah
4. Memakai handscoen dan masker
PROSEDUR 5. Mempersiapkan alat dan membawa kedekatkan pasien
6. Atur posisi pasien sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan pasien
7. Buka set jahitan dengan tehnik steril
8. Buka balutan atau plester dengan hati-hati dan perlahan-lahan dengan
menggunakan kapas alkohol dan bethadine, perhatikan bila pasien merasa
kesakitan
9. Kaji apa luka sudah benar-benar kering
10. Mendesinfeksi daerah sekitar luka dengan menggunakan cairan Nacl 0,9%
11. Lepaskan jahitan satu persatu atau selang seling, dengan cara: jepit simpul
jahitan dengan pinset anatomis dan tarik sedikit ke atas, kemudian
menggunting benang tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau
pada sisi lain yang tidak ada simpul
12. Setelah jahitan di lepas desinfeksi di sekitar luka dengan menggunakan
bethadine
13. Tutup luka dengan menggunakan kassa steril dan di plester
14. Rapikan alat-alat setelah di gunakan.
AFF HECTING
1. Poli Umum
UNIT TERKAIT 2. Ruang Tindakan
SIRKUMSISI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian/seluruh prepusium penis dengan
tujuan tertentu
Indikasi untuk dilakukan sirkumsisi adalah :
PENGERTIAN Fimosis
Parafimosis.
Balanitis recurrent
Kondiloma akuminata
1. Sebagai acuan bagi tenaga medis dalam melakukan tindakan Sirkumsisi
2. Menjaga hygiene penis dari smegma dan sisa-sisa urine
TUJUAN
3. Menjaga terjadinya infeksi pada glands atau preputium penis (balanoposthitis)
4. Mencegah terjadinya kanker penis
KEBIJAKAN
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta : EGC.
REFERENSI
C. ALAT DAN BAHAN
Peralatan Sirkumsisi
Gunting jaringan 1 buah
Klem arteri lurus 3 buah
Klem arteri bengkok 1 buah
Pinset anatomis 1 buah
Pemegang jarum (needle holder) 1 buah
Jarum jahit kulit 1 buah
Perlengkapan Sirkumsisi
PROSEDUR Kapas
Kassa steril
Plester
Kain penutup steril yang berlubang di tengahnya (duk)
Spuit 3 ml atau 5 ml.
Benang plain cat gut ukuran 3.0
Handscoen steril
Larutan NaCl 0,9 % atau aqua destilata
SIRKUMSISI
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
Obat-obatan Sirkumsisi
Lidokain HCL 2% (tanpa campuran adrenalin)
Pehacain (lidocaine HCl + Epinephrine)
Larutan antiseptik: larutan sublimate, povidon iodin 10%, dan alkohol 70%.
Salep antibiotik (Gentamycin 0.1% atau Oxytetracycline 3% atau Braun Prontosan
Gel)
Analgesik oral (Tablet atau Sirup)
Antibiotik oral (Tablet atau Sirup)
D. PROSUDER
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas melakukanan anamnesa singkat pada pasien (identitas, riwayat penyakit,
riwayat luka, perdarahan dan penyembuhan luka, kelainan epispadia, dan
hipospadia)
3. Petugas meminta informed consent kepada keluarga/pasien.
4. Petugas menyiapkan alat dan menempatkannya pada tempat yang mudah
dijangkau
5. Petugas meminta pasien untuk membuka celana/sarung dan menenangkan pasien
dengan sopan.
6. Petugas melakukan cuci tangan
7. Petugas mengenakan Handscoen steril
8. Petugas mendisinfeksi daerah operasi mulai preputium sampai pubis secara
sentrifugal
9. Perugas memasang duk steril
10. Petugas melakukan anestesi blok Nervus pudendus
11. Petugas melakukan anestesi infiltrasi subkutan pada korpus penis ke arah
proximal.
12. Petugas melakukan konfirmasi apakah anestesi sudah bekerja.
13. Petugas membuka preputium perlahan-lahan dan bersihkan penis dari smegma
dengan menggunakan kassa betadine sampai korona glandis terlihat
14. Kembalikan preputium pada posisi semula
15. Petugas memasang klem pada preputium di jam 11,1,dan 6
16. Petugas menggunting preputium pada jam 12 sampai corona glandis
17. Petugas melakukan jahit kendali mukosa pada jam 12
18. Jika tindakan selesai petugas menginput data dan resep di EMR
19. Pasien pulang
1. Poli Umum
UNIT TERKAIT 2. Ruang Tindakan
3. Apotik
GANTI VERBAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Mengganti verban adalah suatu tindakan untuk mengganti verban atau balutan dalam
PENGERTIAN perawatan luka untuk mencegah infeksi silang dengan cara menjaga agar luka tetap dalam
keadaan bersih.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga kebersihan luka, melindungi
TUJUAN
luka dari kontaminasi dan membantu meningkatkan proses penyembuhan luka
KEBIJAKAN
1. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer, IDI, Edisi I
2017.
REFERENSI
2. Permenkes No. 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
A. ALAT DAN BAHAN
1. Minor set lengkap steril
2. Kapas alkohol
3. Kassa steril
4. Gunting
5. Handscoon steril
6. Plester
7. NaCl 0.9 %
8. Verban gulung ( bila perlu )
9. Nierbeken
10. Betadine
B. PROSEDUR TINDAKAN
1. Memberikan penjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Menandatangani Inform consent
PROSEDUR 3. Cuci tangan 6 langkah
4. Memakai handscoen dan masker
5. Mempersiapkan alat dan membawa alat – alat ke dekat pasien
6. Atur posisi pasien dengan posisi yang nyaman
7. Buka balutan/verban yang lama ( hati-hati jangan sampai menyentuh luka)
dengan menggunakan pinset anatomis, buang balutan kedalam nierbeken
8. Jika menggunakan plester, lepaskan plester dengan cara melepas ujungnya dan
menahan kulit bawahnya. Setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan kulit
dan kearah balutan (jika masih terdapt sisa plester yang melekat di kulit dapat
di bersihkan dengan menggunakan kapas alkohol)
9. Lihat keadaan luka jika masih basah/bernanah maka bersihkan dengan
menggunakan larutan Nacl 0.9%
10.Bersihkan area luka dengan menggunakan Nacl 0,9% atau bethadine dan olesi
salep antibiotik jika di perlukan
GANTI VERBAN
1. Poli Umum
UNIT TERKAIT 2. Ruang Tindakan
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
B. PROSEDUR KERJA
A. Tahap pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien dan keluarga.
C. Tahap kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
4. Pasang perlak / pengalas di bawah daerah luka.
5. Membuka peralatan.
6. Memakai sarung tangan.
7. Basahi kasa dengan bethadin kemudian dengan menggunakan pinset
bersihkan area sekitar luka bagian luar sampai bersih dari kotoran.
(gunakan teknik memutar searah jarum jam)
8. Basahi kasa dengan cairan NaCl 0,9% kemudian dengan menggunakan
pinset bersihkan area luka bagian dalam. (gunakan teknik usapan dari
atas ke bawah)
9. Keringkan daerah luka dan Pastikan area daerah luka bersih dari kotoran.
10. Beri obat luka sesuai kebutuhan jika perlu.
11. Pasang kasa steril pada area luka sampai tepi luka.
12. Fiksasi balutan menggunakan plester atau balautan verband sesuai
kebutuhan.
13. Mengatur posisi pasien seperti semula.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Buka sarung tangan.
D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Catat tindakan.
3. Berpamitan.
1. Poli Umum
UNIT TERKAIT
2. Ruang Tindakan
DOKUMENT REKAM MEDIS
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Pemasangan infus adalah Salah satu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
PENGERTIAN cairan dan elektolit pada pasien
1. Pemasangan infus adalah Salah satu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektolit pada pasien
TUJUAN 2. Sebagai penerapan langkah-langkah untuk Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
pasien
KEBIJAKAN
1. Permenkes RI No 19 tahun 2016 tentang system penanggulangan gawat darurat
terpadu.
2. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer, IDI, Edisi I
REFERENSI
2017.
3. Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
A. ALAT DAN BAHAN
Alat steril
1. Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
2. Infus set steril
3. Jarum / wingnedle / abocath dengan nomer yang sesuai
4. Korentang dan tempatnya
5. Kom tutup berisi kapas alcohol
Alat tidak steril
1. Standart infus
2. Bidai dan pembalut jika perlu
3. Perlak dan alasnya
4. Pembendung (tourniquet)
5. Plester
6. Gunting verban
PROSEDUR 7. Bengkok
8. Sarung tangan bersih
Obat-obatan
1. Alcohol 70%
2. Cairan sesuai advis dokter, misal NaCl 0,9%, Dextrose 5% dll
B. PROSEDUR TINDAKAN
1. Baca instruksi dokter.
2. Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan
3. persetujuan tindakan medis (infomed consent)
4. Cuci tangan 6 langkah
5. Pakai handscoen dan masker
6. Siapkan alat dan bahan
7. Tentukan daerah vena yang akan digunakan.
8. Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada.
PEMASANGAN INFUS
AFF INFUS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
PENGERTIAN Tindakan Melepas Infus adalah suatu langkah tindakan melepas intravena fluid drip
TUJUAN Untuk menghentikan pemberian terapi injeksi atau cairan infus.
KEBIJAKAN
REFERENSI 1. Permenkes RI No 19 tahun 2016 tentang system penanggulangan gawat darurat
terpadu.
2. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer, IDI, Edisi I
2017.
3. Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
C. ALAT DAN BAHAN
1. Persiapan alat :
a. Baki beserta alas
b. Gunting verban
c. Plester / hansaplast
d. Kapas
e. Betadine zalf
f. Betadhine cair
g. Alkohol 70 %
h. Bengkok
i. Hanscoen
j. Perlak /alas
2. Persiapan pasien dan lingkungan
a. Tahap Pra Interaksi
Cek catatan medis dan perawatan
b. Tahap Orientasi
PROSEDUR
1) Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3) Menjelaskan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
melepas infus
c. Tahap Kerja
1) Menjaga privasi
2) Mencuci tangan
3) Membawa alat-alat ke dekat pasien.
4) Memakai hanscoen.
5) Mengajak keluarga untuk bekerjasama dengan perawat saat dilakukan
tindakan seperti : membantu memegangi anaknya (bila pasien anak ).
6) Menggunting tepat di belakang spalk satu persatu untuk mencegah
kecelakaan / lepas plester satu persatu (bila pasien anak).
7) Melepaskan plester dengan menggunakan kapas alkohol.
8) Menyiapkan kapas yang sudah diberi betadine untuk desinfektan pada
saat mencabut vena kateter.
AFF INFUS
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Spooling telinga adalah Tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan cerumen/kotoran
PENGERTIAN yang menyumbat telinga
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengambilan serumen, Untuk
TUJUAN
memberikan rasa nyaman dan pendengaran kembali normal
KEBIJAKAN
1. Penanggulangan Kegawatdaruratan sehari-hari dan bencana 2009
REFERENSI 2. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer, IDI, Edisi I
2017
PEMASANGAN EKG
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Elektrokardiogram merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui aliran listrik
PENGERTIAN jantung, yang diperiksa dengan memasang lead – lead khusus pada tubuh pasien, guna
mengetahui kelainan atau penyakit – penyakit tertentu pada jantung
Memastikan pemasangan lead EKG yang tepat pada pasien sehingga pemeriksaan EKG
TUJUAN dapat memberikan hasil yang akurat dan tepat dalam mendiagnosa penyakit pasien, yang
akan membantu dalam tata laksana lebih lanjut
KEBIJAKAN
1. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, ed. Revisi
2014.
REFERENSI
2. Permenkes no. 514 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Tingkat Pertama
PROSEDUR F. ALAT DAN BAHAN
Persiapan Alat :
1. Mesin EKG yang DIlengkapi 2 kabel :
Satu kabel untuk listrik (power)
Satu kabel untuk grount
Satu kabel untuk pasien
2. Plat electrode
Yaitu plat electrode ekstremitas diikatkan dengan ban pengikat khusus dan
electrode dada dengan balon penghisap.
3. Jelly electrode / air
4. Kertas EKG
5. Kertas tissue
G. PROSEDUR TINDAKAN
Orientasi :
1. Mengucapkan salam pada pasien.
2. Menjelaskan jenis pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan pada pasien.
3. Menjelaskan langkah dan prosedur pemeriksaan pada pasien.
4. Menanyakan kesediaan pasien.
Fase Kerja :
1. Periksa kelengkapan alat.
2. Cuci tangan.
3. Posisikan pasien pada posisi berbaring tenang di bed, tangan dan kaki
pasien tidak saling. bersentuhan denga anggota tubuh lain atau benda-benda
yang terbuat dari logam selain electrode.
4. Pastikan tidak ada alat elektronik dan logam lain yang bersentuhan dengan
pasien.
5. Bersihkan dada dan kedua tangan dan kaki pasien dengan kapas kapas
alcohol.
1.
PEMASANGAN EKG
Terminasi
2. Informasikan hasil perekaman pada pasien.
3. Beri reinforcement terhadap sikap kooperatif.
4. Beritahukan / diskusikan rencana tindak lanjut pada pasien.
5. Ucapkan salam penutup terhadap pasien.
1. Poli Umum
UNIT TERKAIT
2. Ruangan Tindakan
DOKUMENT TERKAIT Rekam Medis
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
PENGERTIAN Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih
dengan tujuan mengeluarkan urin
1. Untuk mengeluarkan urin sehingga menghilangkan ketidaknyamanan karena
distensi kandung kemih
2. Mendapatkan urine steril intuk specimen
TUJUAN 3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksanaan pasien yang menderita inkompeten kandung kemih. - Mengatasi
obstruksi aliran urine
5. Mengatasi retensi perkemihan
KEBIJAKAN
REFERENSI Permenkes No 5 Tahun 2014
PROSEDUR H. ALAT DAN BAHAN
1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
2. Kom
3. Kateter sesuai ukuran
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tangan bersih
6. Cairan antiseptic
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. Jelly atau pelumas
9. Urine bag
10. Plaster
11. Gunting verban atau plaster
12. Selimut
13. Tirai/sampiran
14. Perlak dan pengalas
15. Bengkok/nierbekken
16. Tempat specimen (jika perlu)
I. PROSEDUR TINDAKAN
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien mengenai prosedur, tujuan
dan indikasi tindakan, meminta persetujuan pasien dan keluarga
2. Menyiapkan peralatan disamping penderita memasang perlak dan menutup
pinggang dan bagian tungkai atas pasien dengan selimut lalu sisihkan selimut
hingga yang terpajan hanya area perineal.
3. Mengatur posisi pasien (pasien laki-laki kedua kaki diluruskan ke bawah, pasien
perempuan diatur dalam posisi litotomi).
4. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien.
5. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
6. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan bersih
7. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic.
1. Poli Umum
UNIT TERKAIT
2. Ruangan Tindakan
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Perawatan pelepasan kateter (Aff Kateter) adalah melakukan tindakan perawatan
PENGERTIAN
melepaskan kateter uretra dari kandung kemih
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Persiapan Alat dan Bahan :
A. Pinset
B. Kasa
C. Sarung tangan
D. Spoit 10
E. Bengkok
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
3. Langkah – langkah :
a. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan keluarga
dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis (informed consent).
b. Petugas menggunakan handscoon.
c. Petugas mengatur posisi pasien dengan posisi dorcal recumbent dan
melepaskan pakaian bawah pasien.
d. Petugas melepaskan plester dan membersihkan sisa plester.
e. Petugas melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Syok Anafilaktik adalah suatu proses hipersensitivitas yang diperantarai oleh
immunoglobulin E (hipersensitifitas tipe I) yang di tandai dengan curah jantung dan
tekanan arteri yang menurun hebat.
PENGERTIAN
Syok Anafilaktik adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
hipotensi,tacycardia, kulit yang dingin, pucat basah, hiperventilasi,perubahan status
mental, penurunan produksi urineyang disebabkan reaksi anafilaktik.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Dokter dan Perawat dalam
TUJUAN
menanggulangi terjadinya kegawatdaruratan medic karena syok anafilaktik
KEBIJAKAN
3. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, ed. Revisi
2014.
REFERENSI
4. Permenkes no. 514 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Tingkat Pertama
J. ALAT DAN BAHAN
a. Tabung Oksigen
b. Nasal canule / masker oksigen
c. Sarung Tangan
d. Spuit 3cc
e. Spuit 5cc
f. Infus Set Macro
g. Abocath yang sesuai
h. Adrenaline ampul
i. Difenhidramin ampul
j. Dexamethasone ampul
k. Aminofilin ampul
PROSEDUR l. Ringer Laktat/Nacl Piggy Bag
K. PROSEDUR TINDAKAN
1. Petugas menghentikan pemberian obat penyebab reaksi anafilaktik
2. Petugas membaringkan pasien dengan tungkai lebih tinggi dari kepala
3. Petugas memberikan injeksi Adrenalin 1:1000 (1mg/ml) perlahan-lahan secara IM pada
lengen atas/paha
Dosis Dewasa : 0.3-0.5 ml
Dosis Anak : 0.01 ml/kg BB
Dosis ini dapat diulang dengan jarak waktu 5 menit sampai simptom hilang atau
sampai dosis maksimal 5 ml
4. Petugas memasang perangkat infus IV, mempertahankan volume darah dengan larutan
NaCl fisiologis.
PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK
3. Poli Umum
UNIT TERKAIT
4. Ruangan Tindakan
EKSTRAKSI KUKU
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Ekstraksi kuku adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menarik dan mengangkat kuku
PENGERTIAN
dilanjutkan dengan reseksi ringan jaringan granulasi di sekitarnya.
KEBIJAKAN
5. Penanggulangan Kegawatdaruratan sehari-hari dan bencana 2009
REFERENSI 6. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer, IDI, Edisi I
2017.
L. ALAT DAN BAHAN
1. Klem/forceps
2. Gunting kecil tajam
3. Near Beken (Bengkok)
4. Kasa Steril
5. Cairan Bethadine / povidon iodine 10%
6. Spuit 1 cc
7. Lidocain
8. Sarung tangan Steril
9. Verban Gulung
10. Plester
11. Salep antibiotic
M. PROSEDUR TINDAKAN
1. Baca Instruksi Dokter
2. Memberikan penjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
PROSEDUR
3. Persetujuan tindakan medis( infomed consent)
4. Cuci tangan 7 langkah dan Atur posisi pasien
5. Memakai handscoen dan masker
6. Menyiapkan alat dan membawa alat ke dekat pasien
7. Desinfeksi daerah kuku yang akan dicabut/ekstraksi dengan menggunakan
cairan bethadine.
8. Melakukan anastesi lokal bagian kuku yang akandiekstraksi dengan
menggunakan lidokain.
9. Pastikan pasien sudah merasa baal (Mati rasa) pada daerah kuku yang telah
disuntikan lidokain.
10.Angkat kuku dengan menggunakan klem dari tepi kiri ke kanan atau arah
sebaliknya.
11.Bersihkan bagian atas jari yang kukunya telah diangkat, perlahan-lahan dengan
menggunakan kassa steril.
EKSTRAKSI KUKU
5. Poli Umum
UNIT TERKAIT
6. Ruangan Tindakan
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
PENGERTIAN benda yangmenghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat
membakar(misalnya : asam kuat dan basa kuat)
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengobatan luka bakar,
TUJUAN Mencegah masuknya kuman-kuman dan kotoran kedalam luka, Mengurangi rasa sakit dan
Mencegah komplikasi serta mempercepat proses penyembuhan
KEBIJAKAN
7. Permenkes RI No 19 tahun 2016 tentang system penanggulangan gawat darurat
terpadu.
REFERENSI
8. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer, IDI, Edisi I
2017.
N. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT STERIL :
Pinset anatomi
Pinset chirurge
Gunting
Bengkok
PROSEDUR
Kom kecil
Kassa
Kapas
Handscone
Spuit
2. ALAT NON STERIL :
Gunting balutan
Plester
SSD (silver sulfa diacin)
Verban
Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine, alkohol, savlon)
Obat luka sesuai kebutuhan
Tempat sampah
Nacl
O. PROSEDUR TINDAKAN
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Persetujuan Tindakan
3. Dekatkan alat alat ke pasien
4. Cuci Tangan
5. Atur Posisi Pasien
6. Pakai handscoon
7. Kaji kondisi luka pasien
7. Poli Umum
UNIT TERKAIT
8. Ruangan Tindakan
IRIGASI MATA
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing
PENGERTIAN dari mata. Irigasi mata diberikan untuk mengeluarkan sekret atau kotoran dan benda asing
dan zat kimia dari mata.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengambilan benda asing,
TUJUAN
Untuk memberikan rasa nyaman dan penglihatan kembali normal
KEBIJAKAN
9. Penanggulangan Kegawat daruratan sehari-hari dan bencana 2009
REFERENSI 10. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer, IDI, Edisi I
2017.
P. ALAT DAN BAHAN
a. Larutan irigasi yang diresepkan (untuk bilasan kimia : air hangat
b. Kom steril untuk larutan
c. Neirbacken , handuk, bola kapas
d. Spoit dengan penetes mata
Q. PROSEDUR TINDAKAN
a. Baca instruksi dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Jelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
c. Persetujuan tindakan medis (infomed concent)
d. Cuci tangan 7 langkah
e. Memakai handscoen dan masker
f. Persiapkan alat dan bahan
g. Periksa mata pasien dan melihat karakteristik sekret/benda asing
h. Atur posisi pasien
PROSEDUR i. bila pasien diduduk, mangkuk dapat dipegang oleh pasien. Bila pasien
berbaring, letakkan mangkuk di dekat pasien sehingga dapat menampung
cairan dan sekret.
j. Perawat berdiri di depan pasien,Bersihkan kelopak mata dengan teliti
untuk mengangkat debu, sekresi, dan keropeng (memegang kelopak
dengan ibu jari dan satu jari tangan).
k. Bilas mata dengan lembut, mengarahkan cairan menjauhi hidung dan
kornea.
l. Keringkan pipi dan mata dengan kapas
m. Rapikan pasien dan alat yang digunakan
n. Buka handscoen dan masker
o. cuci tangan 7 langkah
p. Pendokumentasian dan catat tindakan yang telah dilakukan
INSISI ABSES
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Insisi abses adalah tindakan melukai kulit dengan cara mengiris pada daerah abses untuk
PENGERTIAN
mengeluarkan pus yang ada didalamnya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengeluarkan pus pada daerah kulit
TUJUAN
yang terdapat abses
KEBIJAKAN
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
PENGERTIAN Pemberian oksigenasi adalah membantu memenuhi kebutuhan oksigen kepada pasien
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
KEBIJAKAN
9. Poli Umum
UNIT TERKAIT
10. Ruangan Tindakan
INJEKSI IM (INTRAMUSCULAR)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Injeksi intramuscular adalah Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung
PENGERTIAN kedalam otot (muskulus).
KEBIJAKAN
Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer,Pengurus Besar IDI,
REFERENSI
Edisi I 2017
PROSEDUR A. ALAT DAN BAHAN
1. Kapas Steril.
2. Bak Injeksi.
3. Spuit sesuai kebutuhan
4. Sarung Tangan.
5. Alkohol 70%.
6. Pengalas.
7. Bengkok.
8. Alat tulis.
9. Buku Injeksi.
10. Jam tangan dengan detikan.
11. Menyiapkan obat yang diberikan (Obat injeksi)
B. PROSEDUR TINDAKAN
1. Baca instruksi dokter
2. Jelaskan pada pasien dan keluarga tantang tindaakan yang akan di lakukan
3. Cuci tangan 7 langkah.
4. Memakai handscoen dan masker
5. Dekatkan alat kepasien dan atur posisi pasien
6. Bebaskan daerah yang disuntik dari pakaian.
a. Ambil obat dalam tempatnya dengan spoit sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obatnya berbentuk serbuk, dilarutkan terlebih dahulu
dengan pelarut (aquades steril).
7. Pasang sebuah perlak/pengalas dibawah lengan/daerah yang akan dilakukan
penyuntikan.
8. Membuka handscoen dan masker Mencuci tangan 7 langkah
9. Mendokumentasikan dan catat hasil kegiatan yang telah di lakukan
10.Lakukan pengikatan dengan torniquet pada bagian atas daerah yang dapat
dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau
membendung di atas vena yang dapat dilakukan penyuntikan.
11.Ambil spoit yang berisi obat.
INJEKSI IM (INTRAMUSCULAR)
INJEKSI IV (INTRAVENA)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
PENGERTIAN pembuluh darah vena menggunakan jarum suntik.
TUJUAN Sebagai acuan penarapan langkah-langkah untuk pemberian obat melalui intravena
KEBIJAKAN
Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer,Pengurus Besar IDI,
REFERENSI Edisi I 2017
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :
Direktur Klinik Dian
SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
(dr. Dian Sulistya Ningrum)
Pemberian obat secara subcutan adalah memasukkan obat kedalam bagian bawah kulit.
PENGERTIAN Lokasi yg dianjurkan untuk suntikan ini merupakan lengan bagian atas, kaki bagian atas &
daerah di sekitar pusar
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan injeksi SC (subcutan)
TUJUAN
KEBIJAKAN
Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer,Pengurus Besar IDI,
REFERENSI Edisi I 2017
SOP (Standar
Operasional Prosedur)
17. Lepas handscoen dan masker
18. Cuci tangan 7 langkah
19. Dokumentasi dan catat hasil kegiatan yang di lakukan
15. Poli Umum
UNIT TERKAIT
16. Ruangan Tindakan