Anda di halaman 1dari 4

B.

Karakteristik Filsafat Pendidikan

1. karakteristik Objek studi Filsafat Pendidikan

Secara umum dapat dikatakan, bahwa objek material studi filsafat


pendidikan adalah pendidikan. Karena objek formal filsafat adaah pertanyaan atau
permasalahan mengenai objek materialnya. Maka objek formal filsafat pendidikan
adalah permasalahan atau pertanyaan mengenai pendidikan. Permasalahan atau
yang dipertanyakan oleh para filsuf mengenai pendidikan menyeluruh
(komprehensif), tetapi apa yang dipermasalahkan oleh para filsuf tersebut
hanyalah berkenan dengan hal-hal pendidikan yang bersifat mendasar saja. Sebab
itu dapat dikatakan bahwa objek formal studi filsafat pendidikan adalah
keseluruhan permasalahan atau pertanyaan mengenai pendidikan yang bersifat
mendasar. Jadi dapat disimpulkan bahwa objek studi filsafat pendidikan memiliki
karakteristik komprehensif mendasar.

2. Karakteristik Tujuan Filsafat Pendidikan

Para filsuf pada dasarnya memiliki kesamaan tujuan dalam berfilsafat


mengenai pendidikan yaitu untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori
mengenai apa pendidikan, mengapa pendidikan, kemana arah tujuan pendidikan
dan bagaimana hakikat pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut setiap filsuf
memiliki fokus tujuan yang berbeda-beda.

Terdapat berbagai jenis tujuan filsafat pendidikan, Edward J powe (1982)


mengidentifikasi dan membedakan tujuan filsafat pendidikan tersebut menjadi
empay jenis, yaitu:

1). Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat inspirational

2). Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat analytical

3). Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat presriptive

4). Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat investigations dan inquiry.


Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat inspirational adalah “to express
utopian ideals for the formal and informal education of human beings” (Edward J.
Power, 1982). Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat inspirasional tiada lain
adalah untuk mengekspresikan tentang pendidikan yang ideal atau pendidikan
yang dicita-citakan. Contoh tujuan filsafat pendidikan yang bersifat
inspirarasional antara lain sebagaimana tercemin dalam filsafat pendidikan Plato
yang termuat dalam karyanya berjudul “Republik”, dan dalam filsafat pendidikan
J.J Rousseau yang termuat dalam karyanya berjudul “Emile” mengekspresikan
tentang pendidikan yang dicita-citakan atau diidamkan dalam rangka mendidik
anak laki-laki. Rousseau mengemukakan bahwa: “Segala sesuatu yang datang dari
tangan tuhan pada awalnya adalah baik, tetapi segala sesuatu menjadi rusak
karena tangan manusia”. Jadi maksudnya anak pada awalnya adalah baik. Apabila
anak berkembang menjadi tidak baik, ha itu bukanlah karena pembawaannya,
melainkan disebabkan oleh orang tua atau masyarakatnya. Penyebab
perkembangan anak menjadi tidak baik itu antara lain karena pendidikan yang
dilaksanakan secara artifisial, pendidikan yang menyimpang karena tidak sesuai
dengan perkembangan anak, kehidupan (kebudayaan) masyarakat yang artifisial,
munafik,korup, dsb. Sehubungan dengan itu, Rousseau mengidamkan agar
pendidikan dilaksanakan secara natural. Maksudnya: pertama, bahwa pendidikan
hendaknya dilaksanakan dalam rangka mengembangkan pembawaan anak, yaitu
pembawaan baik. Kedua, pendidikan harus dilaksanakan sesuai tahap
perkembangan anak. Anak harus diperlakukian sebagai anak, janganlah anak
diperlakukan sebagai orang dewasa. Ketiga, arah dan isi pendidikan jangan
disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang ada (keadaan masyarakat yang
artifisial, penuh kemunafikan, korup, dsb). Sebaliknya arah dan isi pendidikan
adalah agar anak bisa hidup di dalam masyarakat yang tidak baik itu. Inilah yang
oleh Rousseau disebut sebagai pendidikan negatif. Keempat, pendidikan
hendaknya berlangsung dalam kehidupan dan di dalam lingkungan fisik serta
lingkungan sosial yang wajar atau tidak artifisial.

Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat analytical adalah “to discover and
interpret meaning educational discourse and practice” (Edward J. Power, 1982).
Tujuan filsafat pendidikan tiada lain untuk menemukan dan menginterprestasi
makna perkataan atau tulisan mengenai konsep pendidikan yang bersifat
analytical antara lain sebagaimana tercermin dalam filsafat pendidikan yang
dikemukakan oleh Israel Scheffler’s dalam karyanya “The language of
Education”.Edward J.Power (1982) mengemukakan: bahwa di Amerika Serikat
karya Israel Scheffler’s berjudul the language of Education” merupakan sebuah
essei filsafat pendidikan yang representative yang bertujuan analytical. Scheffler’s
menggunakan analisis linguistik untuk menemukan kejelasan idea-idea atau
konsep-konsep dalam literature pendidikan. Buku Scheffler’s merupakan bahan
pelajaran untuk melatih melakukan penilaian kritis, dan ia memperlihatkan
metode yang digunakan untuk menangkap makna tentang pendidikan yang jernih,
yang bebas dari kekacauan pemikiran dan bahasa, yang berasal dari sebuah buku
pendidikan.

Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat prescriptive adalah “to give clear
and precise directions for educational practice with a commitment to their
implementation“ (Edward J. Power, 1982). Tujuan filsafat pendidikan yang
bersifat preskriptif tiada lain untuk memberikan kejelasan kejelasan dan arah yang
tepat bagi praktek pendidikan dengan suatu komitmen untuk
mengimplimentasikannya. Tujuan filsafat pendidikan adalah memberikan
petunjuk tentang tujuan dan cara-cara pendidikan yang seharusnya untuk dapat
diimplementasikan. Contoh tujuan filsafat pendidikan yang bersifat presciptive
antara lain sebagaimana tercemin dalam filsafat pendidikan dariHerbart dalam
karyanya “The Science of Education” ;Hutchins dalam karyanya “The Higher
Learning in America”, dan Maritain dalam karyanya “Education and the
Crossroads”. Filsafat pendidikan Herbart antara lain memberikan petunjuk bahwa:
Moralitas adalah satu dan keseluruhan pekerjaan pendidikan. Adapun konsep
moralitas diterangkan dan dijelaskan oleh Etika (filsafat moral; filsafat tentang
baik-jahatnya tingkah laku manusia).

Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat Investigation dan Inquiry adalah


“to inquire into policies and practices adopted in education with a view to either
justification or reconstruction” (Edward J. Power, 1982). Dalam cuplikan tersebut
dapat dipahami bahwa tujuan filsafat pendidikan yang bersifat investigasi dan
inkuiri adalah untuk menyelidiki kebijakan-kebijakan dan prakterk-praktek
pendidikan untuk menjastifikasi atau merekonstruksikannya kembali. Contoh
tujuan filsafat pendidikan yang bersifat investigasi dan inkuiri tercermin dalam
filsafat pendidikan John Dewey dalam karyanya berjudul “Democracy and
Education” (1916).

Anda mungkin juga menyukai