Necrophilia
Necrophilia
DISUSUN OLEH
NPM : 222C0011
Prodi : Keperawatan
Semester : 2A
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
saya panjatkan atas kehadirat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam saya ucapkan semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada
kami selaku umatnya.
Adapun maksud dibuatnya makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas individu Mata
Kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan yang diampu oleh Ibu Ns. Ika Nurfajriyani,
M.Kep di ITEKES Mahardika Cirebon. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan keterbatasan yang dimiliki. Kritik serta
saran dari pembaca akan saya terima dengan sangat terbuka agar dapat digunakan untuk
memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara konvensional hubungan seksual harus dilakukan antara dua orang yang masih
hidup, jenis kelamin yang berbeda, dan dalam naungan legalitas pernikahan. Seiring
berkembangnya zaman ternyata timbul suatu kasus hubungan seksual yang terjadi di luar
norma yaitu penyimpangan seksual necrophilia. Ada 10 (sepuluh) tipe necrophilia yaitu role
players, romantic necrophile, necrophilic fantasizers, tactile necrophiles, fetihistic
necrophiles, necromutilomaniacs, opportunistic necrophiles, regular necrophiles, homicidal
necrophiles, dan exlusive necrophiles.
Perilaku memperkosa mayat dikenal dengan sebutan necrophilia. Perilaku
menyimpang dengan mendapatkan kepuasan secara seksual terhadap mayat melalui
persetubuhan. Necrophilia merupakan gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kepuasan
seksual yang dirasakan seseorang bila melakukan hubungan intim dengan orang yang sudah
meninggal. Gangguan kejiwaan ini merupakan salah satu jenis parafilia. Parafilia adalah
4
ketertarikan seksual yang tidak normal, dimana ketertarikan seksual yang dirasakan tidak
pada hubungan intim yang melibatkan organ intim seperti penis dan vagina.
Perbuatan nekrofilia dipandang sebagai perbuatan yang menyimpang sebab
bertentangan dengan norma agama, norma kesusilaan, budaya dan sosiologis yang membawa
dampak buruk bagi moralitas bangsa. Perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai
fundamental yang berlaku dalam masyarakat merupakan suatu perbuatan tidak patut dan
membawa keresahan masyarakat. Akan tetapi sampai saat ini, nekrofilia tidak diatur secara
tegas dalam hukum positif di Indonesia yang tidak terdapat ancaman hukumannya. Dengan
demikian, dibutuhkan suatu regulasi untuk mengatur nekrofilia sebagai suatu perbuatan
pidana yang dapat diancam dengan hukuman. Pembentukan undang-undang untuk mengatur
suatu perbuatan yang sebelumnya bukan suatu perbuatan pidana yang kemudian menjadi
suatu perbuatan yang dilarang dan diancam pidana disebut kriminalisasi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
seksual dengan mayat yang ia salurkan
lewat masturbasi.
d. Tactile necrophiles Orang dengan tipe ini berminat pada
mayat dengan cara menyentuh,
membelai bagian erotis mayat seperti
payudara dan organ-organ 62 seksual
lainnya. Melakukannya sedemikian rupa
demi mendapatkan kepuasan orgasme.
e. Fetishistic necrophiles Pada tipe ini seseorang akan memotong
bagian sensual tubuh mayat untuk
kemudian di simpan dan dijadikan alat
pemuas seksual. Tipe ini berbeda dengan
nomor dua. Jika di nomor dua hanya
menggunakan mayat yang dicintai, tipe
ini lebih acak.
f. Necromutilomaniacs Orang dengan tipe ini bukan sekedar
menyentuh mayat demi mendapatkan
kepuasan seksualnya, melainkan
kepuasannya didapatkan dengan cara
memutilasi mayat tersebut.
g. Opportunistic necrophiles Pada tipe ini seseorang akan merasa puas
berhubungan seksual dengan aktivitas
seksual sewajarnya, tetapi jika ada
kesempatan untuk berhubungan dengan
mayat 63 mereka akan melakukannya.
Tipe ini ialah awal dari aktivitas
necrophilia lainnya.
h. Regular necrophiles Orang dengan tipe ini tidak menikmati
aktivitas seksual dengan yang masih
hidup, mereka lebih memilih
berhubungan seksual dengan mayat.
8
i. Homicidal necrophiles Pada tipe ini seseorang akan membunuh
terlebih dahulu untuk kemudian
melakukan hubungan seksual dengan
korbannya
j. Exlusive necrophiles Orang dengan tipe ini sama sekali tidak
mampu melakukan hubungan seksual
dengan yang masih hidup. Sebab itu
mayat adalah kebutuhan mutlak bagi
mereka untuk berhubungan seks
9
b. Mayat tidak dapat menolak, mayat juga tidak dapat tidak setuju, tidak mampu
memanipulasi, atau melecehkan si pelaku. Sehingga pelaku necrophilia memegang
kendali penuh.
c. Pelaku necrophilia tidak memahami konsekuensi dari tindakan mereka baik yang
berhubungan dengan dampak hubungan seksual ataupun pendapat masyarakat.
d. Kondisi psikologi seperti psikopati atau sosiopati, termasuk ketidakmampuan untuk
mengalami penyesalan atau perasaan empati. Pelaku necrophilia yang melakukan
pembunuhan untuk mendapatkan mayat (memutilasi atau memakan mayat setelah
hubungan seksual) kemungkinan akan menderita kondisi psikologis. Seperti juga obsesi
romantis pada pelaku necrophilia yang menyetubuhi mayat kekasihnya, mereka seolah
tengah mempertahankan hubungan dengan mayat yang dikasihinya itu.
a) Psikopatologi yang sesuai. Salah satu perawatan untuk penderita kelaianan seksual
ini adalah dengan terapi kognitif. psikoterapi baik individu maupun kelompok
adalah pilar fundamental dalam perawatan pasien-pasien ini dan biasanya bagian
dari perawatan multimodal, yang mungkin termasuk pelatihan keterampilan sosial,
administrasi obat dan perawatan hormonal.
b) Pemberian obat antiandrogenik seperti medroxyprogesterone acetate (di Amerika
Serikat) atau cyproterone acetate (di Eropa) adalah perawatan pilihan untuk
gangguan ini. Perawatan ini jangka panjang, karena pola gairah seksual yang
menyimpang dapat terjadi segera setelah kembali ke tingkat testosteron normal.
c) Administrasi dari Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) seperti fluoxetine
atau fluvoxamine.
d) Terapi kognitif yaitu penggunaan obat pengurang gairah seks.
14
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa necrophilia adalah
ketertarikan yang tidak normal sampai dilakukannya hubungan seksual dengan mayat.
Necrophilia merupakan salah satu dari tipe parafilia yaitu gangguan psikoseksual yang
melibatkan fantasi atau tindakan yang tidak biasa, aneh, dan menijijkan yang diperlukan
untuk kesenangan seksual penuh. Sebagian besar pelaku necrophilia diidentifikasi
sebagai laki-laki dimana kasus necrophilia sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu
2. SARAN
Membutuhkan perspektif hukum yang luas. Inilah yang kurang dimiliki oleh penulis
ketika menemukan, menggambarkan dan menjelaskan dasar-dasar hukum. Alhasil, topik
necrophilia perlu diperdalam untuk penelitian lebih lanjut tentang apa yang disajikan
dalam makalah ini. Untuk penelitian selanjutnya tema necrophilia perlu pendalaman
lebih dari apa yang tersaji dalam makalah ini
15
DAFTAR PUSTAKA
Jauhara, Husna; Usman, Usman; WahyudhI, Dheny. Kebijakan Hukum Pidana terhadap
Perkosaan Mayat (Necrophilia). 2021. PhD Thesis. Universitas Jambi.
Budiman, Arif. (2020) "Studi komparasi hukum pidana Indonesia dan hukum pidana Islam
tentang necrophilia."
16