Anda di halaman 1dari 27

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2019/2020

MEKANIKA REKAYASA V

Dosen : Dr.Ir. Titik Penta A., MT

Oleh :

Melly Mulyati 0531 17 124

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
1. Konsep dasar analisis struktur, paling sedikit terdiri dari:
1.1 Jenis – jenis struktur rangka
 Struktur Rangka Batang (Trusses)
Suatu struktur dapat dikategorikan sebagai rangka batang jika semua elemen batang nya
hanya mengalami deformasi normal saja, dan semua titik kumpulnya berperilaku sendi
(tidak mampu memikul momen). Struktur ini dapat berupa rangka batang bidang atau
rangka batang ruang.

Gambar 1 Struktur rangka batang bidang. Ini menunjukkan model struktur rangka
batang bidang dimana pada setiap titik joint memiliki 2 variabel deformasi atau mampu
menerima 2 buah gaya.

Gambar 2 Deformasi normal batang. Pada elemen batang ini hanya mengalami gaya
normal dan deformasi normal saja.
Gambar 3 Struktur rangka batang ruang dengan 3 variabel deformasi pada tiap joint.
Ini menunjukan model struktur rangka batang ruang yang digambar secara perspektif.
Setiap joint pada struktur ini memiliki 3 variable deformasi atau mampu menerima 3
buah gaya.

Gambar 4 merupakan sistem sumbu deformasi.

 Struktur Balok Menerus (Beams)

Struktur ini berbentuk satu buah garis yang menerus yang bertumpu pada satu
atau beberapa titik tumpu. Pada struktur ini deformasi arah normal batang
diabaikan sehingga tumpuannya tidak boleh memiliki lebih dari satu pengekang
arah horisontal. Setiap joint memiliki dua variabel deformasi yaitu translasi
vertikal dan rotasi. Selaras dengan deformasi tersebut maka joint-jointnya dapat
menerima dua aksi saja yaitu gaya arah vertikal (sb.y) dan momen lentur (sb. z),
seperti yang terlihat pada gambar 1 Elemen batang dari struktur ini dapat
mengalami dua gaya dalam yaitu gaya lintang dan momen lentur, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 1 Struktur Balok Menerus.

Gambar 2 Perilaku Elemen Batang.


 Struktur Balok Silang
Struktur ini merupakan struktur balok yang saling bersilangan pada bidang
horisontal. Setiap joint memiliki tiga variabel deformasi atau mampu menerima
tiga buah aksi. Deformasi dan aksi yang selaras dengan nya adalah:

(1). Rotasi arah sumbu x, selaras dengan momen searah sumbu x.

(2). Rotasi arah sumbu y, selaras dengan momen searah sumbu y


(3). Translasi vertikal, selaras dengan aksi berupa gaya vertikal sumbu z.
Elemen batangnya dapat mengalami tiga buah gaya dalam yaitu; gaya lintang,
momen lentur dan momen torsi.

Gambar 1 Struktur Balok Silang. Ini menunjukkan struktur balok silang dengan
variabel aksi atau deformasi pada titik joint nya. Mx adalah momen yang
vektornya sejajar sumbu x, My adalah momen yang vektornya sejajar sumbu y
dan Vz adalah gaya vertikal sejajar sumbu z.

Gambar 2 Gaya Dalam Elemen Batang. Ini menunjukkan perilaku tiap elemen
batang dengan gaya dalam yang tergambar pada ujungnya. Pada batang searah
sumbu y terlihat bahwa Mx adalah momen torsi dan My adalah momen lentur,
sedangkan pada batang searah sumbu y terlihat bahwa Mx menjadi momen
lentur dan My adalah momen torsinya.

 Struktur Portal Bidang ( Plane Frames )

Struktur portal bidang terdiri dari gabungan batang-batang dalam satu bidang
datar. Batang- batang tersebut bertemu pada titik joint rigid yaitu joint yang
mampu memikul momen. Titik – titik titik joint tersebut memiliki tiga variable
deformasi atau dapat menerima tiga buah aksi. Deformasi serta aksinya yang
selaras itu adalah:
(1). Translasi arah sumbu x, yang selaras dengan gaya
searah sumbu x.
(2). Translasi arah sumbu y, yang selaras dengan gaya
searah sumbu y.
(3). Rotasi arah sumbu z, yang selaras dengan momen lentur arah sumbu z.

Elemen batangnya dapat mengalami tiga gaya dalam yaitu gaya normal,
gaya lintang dan momen lentur.
Vy

Gambar 1 Struktur Portal Bidang. Ini menunjukkan struktur portal bidang dengan
tiga variable aksi atau deformasi pada tiap titik kumpulnya.

 Struktur Portal Ruang ( Space Frames )

Struktur rangka yang paling kompleks adalah struktur portal ruang. Struktur ini
memiliki variable deformasi / aksi yang jauh lebih banyak dari struktur lainnya,
sehingga lebih sulit menganalisanya karena memerlukan perhitungan yang jauh
lebih banyak. Namun dengan adanya komputer, perhitungan itu dapat dipermudah
dengan membuat program komputernya. Setiap joint pada struktur ini memiliki 6
variable deformasi, atau mampu menerima 6 buah aksi seperti yang terlihat pada
gambar 1 yaitu :

a. Translasi arah x, y, dan z yang selaras dengan gaya arah x, y, dan z

b. Rotasi arah x, y, dan, z yang selaras dengan momen arah x, y, dan z

My
Vz
Mz
Vy

Vx Mx
Vy
M
Vz
My

Vx
My
M
Vz z
Mz
Vy M
x

Gambar 1 Struktur Portal Bidang. Gambar 2 Gaya Dalam Elemen Batang.

Perilaku elemen batangnya adalah setiap elemen batang dapat menerima 6 buah
gaya dalam seperti pada gambar 1 yaitu :

a. Tiga buah gaya yaitu; gaya normal searah sumbu batang dan dua gaya lintang
yang tegak lurus sumbu batang.

b. Tiga buah momen yaitu; momen torsi searah sumbu batang dan dua momen
lentur yang tegak lurus sumbu batang.

Vektor dengan satu panah menyatakan gaya dan vektor dengan dua panah
menyatakan vektor momen.

1.2 Jenis - Jenis Perletakan dan /atau Joint.


 Perletakan Sendi
Perletakan Sendi atau engsel adalah merupakan salah satu tempat untuk bertumpunya
sebatang balok. Tumpuan Sendi dapat menahan gaya tekan, tarik dari berbagai arah
vertikal dan horizontal, gaya tekan dan tarik ini tetap akan melalui pusat sendi. Tumpuan
sendi tidak dapat menahan momen atau meneruskan momen. Gaya Reaksi sendi ini dapat
diproyeksikan pada arah vertikal dan horizontal.

 Perletakan Roll

Jenis tumpuan ini bebas berotasi dan bertranslasi sepanjang permukaan rol ini berada.
tumpuan rol hanya mampu menyalurkan gaya vertical yang memiliki arah tegak lurus
terhadap bidang permukaan. Atau dalam bahasa sederhananya, Rol hanya mampu
melakukan perlawanan gaya vertical (Rv), dan tidak melakukan perlawanan gaya
horizontal dan momen. Tumpuan rol hanya dapat menerima gaya tegak lurus, dan tidak
mampu menahan momen. Dengan demikian tumpuan rol hanya dapat menahan satu gaya
reaksi yang tegak lurus dengan RV. Tumpuan rol hanya dapat menerima gaya tekan yang
tegak lurus pada bidang perletakan rol, jadi tumpuan rol ini hanya dapat membuat gaya
reaksi yang tegak lurus pada bidang perletakan rol.

 Perletakan Jepit

Tumpuan jenis ini dapat menahan gaya dalam arah vertikal (Rv), horizontal (Rh), serta
momen (Mx). Jenis tumpuan jepit tidak mengalami rotasi dan translasi, sehingga sering
disebut tumpuan kaku (rigid). Tumpuan jepit dapat menahan gaya ke segala arah dan dapat
menahan momen. Dengan demikian tumpuan jepit mempunyai tiga reaksi yaitu reaksi
vertikal RV, reaksi horisontal RH dan reaksi momen RM.
Pada struktur bidang/dua dimensi (2D) dengan perilaku titik simpul yang kaku sempurna
(jepit), umumnya akan terjadi perpindahan berupa translasi (linear) dan rotasi (anguler) di
titik-titik diskrit. Perpindahan yang berupa translasi selalu dapat dinyatakan dalam dua
komponen yang saling tegak lurus, sedangkan komponen rotasi dinyatakan oleh satu
komponen anguler. Dengan demikian pada satu titik simpul (nodal) secara lengkap akan
terjadi tiga komponen perpindahan. Untuk struktur ruang/tiga dimensi (3D) dengan titik
simpul kaku sempurna (jepit), pada umumnya secara lengkap akan ada enam buah
komponen perpindahan di setiap nodal, yang berupa tiga komponen translasi dan tiga
komponen rotasi. Pada bangunan rangka batang dengan perilaku sambungan sendi, maka
dengan sendirinya komponen perpindahan rotasi tidak akan muncul. Selengkapnya derajat
kebebasan pergerakan awal (initial degree of freedom) untuk satu buah titik simpul pada
berbagai jenis struktur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Derajat Kebebasan Berbagai Jenis Struktur

Jenis Struktur Komponen Perpindahan Degree of FreedoM


Setiap nodal

Plane Truss 2
(2D)

Space Truss
(3D) 3

Balok
(aksial diabaikan) 2

Plane Frame 3
(2D)

Space Frame 6
(3D)

2. Di dalam Analisis Struktur Metode Matrik terdapat Metode gaya/ Fleksibilitas dan Metode gaya/
Kekakuan. Berikut penjelasan dan perbedaan dari metode tersebut :
a.) Metode Kekakuan (Stiffness Method/ Displacement Method)
Pada metode ini displacements, translasi dan rotasi merupakan variabel utama yang tidak
diketahui, dan dicari terlebih dahulu. Respon struktur lainnya, yaitu reaksi tumpuan dan gaya-
gaya dalam (gaya aksial, momen lentur, momen torsi, dan gaya geser) akan diselesaikan
kemudian. Secara berurutan, persamaan - persamaan yang digunakan dalam formulasi adalah
persamaan aksi-deformasi, persamaan keseimbangan, dan persamaan kompatibilitas.

b.) Metode Fleksibilitas (Flexibility Method / Force Method)


Pada metode ini gaya (reaksi tumpuan ataupun gaya - gaya dalam) merupakan variabel utama
yang tidak diketahui, dan dicari lebih dahulu. Sedangkan displacement dapat diperoleh pada
tahap berikutnya berdasarkan gaya-gaya yang telah diperoleh dari step sebelumnya. Secara
berurutan, persamaan yang digunakan dalam formulasi adalah persamaan aksi - deformasi,
persamaan kompatibilitas, dan persamaan keseimbangan.

Perbedaan Metode Fleksibilitas dan Metode Kekakuan


Metode Fleksibilitas Metode kekakuan

Dasar Prinsip Gaya Maya Prinsip Perpindahan Maya


(beban satuan) (perpindahan satuan)

Persamaan Dasar Keseimbangan Gaya Kompatibilitas Perpindahan

Constraint/Persamaan Kompatibilitas Keseimbangan

Tambahan
Unknown Gaya Kelebihan Perpindahan

Derajat Ketentuan Statik Kinematik


(jumlah gaya kelebihan) (jumlah perpindahan)

Derajat Ketidaktentuan

 Derajat Ketidaktentuan Kinematis (DKK)


adalah jumlah displacement (translasi dan rotasi) yang belum diketahui besarnya pada
ujung-ujung batang.

 Derajat Ketidaktentuan Statis (DKS)


adalah jumlah gaya redudant (gaya kelebihan) pada struktur agar dapat diselesaikan
dengan pers.kesetimbangan.

3. Analasisi Struktur dengan menggunakan Metode Kekakuan


Metode Kekakuan Dengan metode kekakuan (stiffness method) ini sebenarnya dicari
hubungan gaya dengan perpindahan, yang secara matematis dapat dinyatakan :
{F} = [K].{D}
di mana {F} menyatakan gaya-gaya yang timbul pada titik-titik diskrit akibat terjadinya
perpindahan {D} pada titik-titik tersebut. Tentu saja gaya {F} merupakan gaya yang
berhubungan (corresponding) dengan perpindahan {D}. Sedangkan [K] menyatakan kekakuan
dari struktur.
Metode kekakuan ini juga disebut metode perpindahan (displacement method), karena analisis
dimulai dengan menghitung perpindahan yang terjadi pada titik-titik diskrit. Secara garis besar
metode kekakuan didasarkan pada tiga langkah utama yang merupakan prinsip dasar analisis
struktur yaitu :
(a). Keselarasan Deformasi (compatibility); yaitu kriteria yang mengatur hubungan dari
komponen perpindahan satu dengan yang lainnya, sedemikian hingga kontinuitas
perpindahan terjamin di seluruh ataupun sebagian struktur. Dengan itu diperoleh suatu
medan perpindahan yang secara kinematis memungkinkan (kinematically admissible).
Tinjauan keselarasan deformasi ini didasarkan atas konsep geometri. Sebagai contoh, pada
tumpuan jepit tidak akan terjadi rotasi dan translasi pada ujung batang. Contoh lain, dapat
disebutkan bahwa rotasi dan translasi harus sama pada semua ujung batang yang bertemu
pada satu titik simpul, di mana batang-batang dihubungkan secara kaku.
(b). Persamaan Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship); yaitu mencari
mencari besarnya gaya-gaya dalam yang timbul sebagai akibat terjadinya
perpindahan/deformasi pada elemen-elemen struktur tersebut.
(c). Keseimbangan (equilibrium) sebagai langkah terakhir yang menyatakan hubungan antara
gaya-gaya luar yang bekerja di titik diskrit dengan gaya-gaya dalam, atau mencari berapa
besar gaya luar di ujung elemen yang tepat diimbangi oleh gaya-gaya dalam elemen di
titik-titik diskrit.

Catatan : dalam metode kekakuan ini analisis struktur dimulai dengan penghitungan besaran
perpindahan, dilanjutkan dengan mencari hubungan antara perpindahan dengan gaya dalam
yang terjadi pada titik diskrit, maka akan sangat menguntungkan metode ini digunakan untuk
menganalisis suatu struktur di mana nilai derajat ketidak-tentuan kinematisnya (berhubungan
erat dengan derajat kebebasan atau degree of freedom) adalah lebih kecil dari derajat
ketidaktentuan statisnya. Dengan demikian struktur-struktur statis tak tentu yang sering
dijumpai pada kasus nyata di lapangan, akan lebih menguntungkan bila dianalisis dengan
metode kekakuan ini, karena umumnya struktur-struktur ini memiliki derajat ketidak-tentuan
statis yang besar.

Tahapan-tahapan perhitungan dalam analisis struktur dengan metode matrix kekakuan sebagai
berikut :
(a). Tentukan model diskritisasi struktur yang akan digunakan untuk mempresentasikan
struktur dalam analisis. Tetapkan jumlah elemen, titik simpul serta derajat kebebasan aktif
(atau yang perlu diaktifkan untuk kekangan) struktur.
(b). Tetapkan jenis elemen yang perlu digunakan serta yang mampu memodelkan medan
perpindahan struktur.
(c). Untuk masing-masing elemen, susun matrix kekakuan dalam tata sumbu lokal [ki], vektor
beban ekivalen pada titik diskrit [fi], matrix transformasi [Ti] serta vektor tujuan {Ds}.
(d). Rotasikan matrix kekakuan dan vektor beban ekivalen ke tata sumbu global. [Ki] = [Ti]
T[ki][Ti] {Fi e } = [Ti] T{fi}.
(e). Rakitkan matrix kekakuan dan vektor beban ekivalen serta beban titik simpul ke dalam
persamaan keseimbangan global, dengan rumus : [Ks] = Σ[Ti] T[ki][Ti] {Fs} = {Fs j } +
Σ[Ti] T{fi}.
(f). Berdasarkan hasil tahapan (e), sistem persamaan keseimbangan dalam tata sumbu global
dapat dinyatakan dalam : [Ks]{Ds} = {Fs}.
(g). Jika terdapat kekakuan, modifikasikan Persamaan Keseimbangan sesuai dengan kondisi
batas yang ada, sehingga diperoleh : [Ks 1]{Ds} = {Fs 1} di mana [Ks 1] dan {Ds}
merupakan matrix kekakuan dan vektor beban dalam tata sumbu global yang termodifikasi
akibat adanya syarat pengekangan.
(h). Selesaikan Persamaan untuk mendapatkan {Ds}, yang merupakan vektor perpindahan
global yang memenuhi syarat keseimbangan struktur dan syarat kekangan (jika ada). (i).
Dengan telah diketahuinya medan perpindahan {Ds}, maka perpindahan setiap elemen
dalam tata sumbu lokal dapat dihitung dengan : {di} = [Ti]{Di}.
(i). Dengan telah diketahuinya medan perpindahan {Ds}, maka perpindahan setiap elemen
dalam tata sumbu lokal dapat dihitung dengan : {di} = [Ti]{Di} serta gaya dalam masing-
masing elemen {fi} = [ki]{di} - {fi 0} (2.7) di mana {fi 0} merupakan vektor beban
ekivalen di titik nodal.
dari urutan perhitungan di atas, analisis dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahap utama, yaitu :
(a). Tahap data masukan dan pemodelan struktur.
(b). Tahap perakitan matrix kekakuan dan vektor gaya luar struktur dalam tingkat elemen.
(c). Tahap solusi untuk memperoleh vektor perpindahan.
(d). Tahap penghitungan gaya dalam elemen dan pencatatan data keluaran (output).
Diagram alir perhitungan Balok dengan menggunakan Metode Kekakuan
Diagram alir perhitungan Portal Bidang dengan menggunakan Metode Kekakuan
Diagram alir perhitungan Rangka Batang Bidang dengan menggunakan Metode Kekakuan
Daftar Pustaka

http://sipilcenter.blogspot.com/2018/08/macam-macam-tumpuan-dalam-mekanika.html

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/9a50ed6ea191d67e4cd036e6e656b3a6.pdf

https://pdfslide.net/documents/perbedaan-metode-fleksibilitas-dan-metode-kekakuan.html

file:///C:/Users/USER/Downloads/9_16_2013_1_3_Metode_Kekakuan.pdf

http://sayyidal-amin.blogspot.com/2012/04/pengantar-analisa-struktur-metode.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/modul-mekanika-teknik-iv-bab-2email.pdf

Anda mungkin juga menyukai