Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Kadek Mediani

NIM : 041835631
Prodi : Manajemen

TUGAS 1
INDUSTRI BATIK RIAU

Potensi Industri Batik Riau di Kota Pekanbaru secara ekonomi cukup memberikan pendapatan
kepada Kota Pekanbaru. Industri batik Riau diharapkan dapat menopang kreatifitas kerajinan
dalam industri tekstil dan sejenisnya. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki seni dan motif
batiknya sendiri, tak terkecuali Riau yang mempunyai ciri khas “Batik Tabir Riau” meski
demikian tak banyak orang yang mengetahui keberadaan batik Riau, hal ini karena kurangnya
promosi dan pemasaran dari pengrajin batik Riau. Produksi batik yang cenderung mengikuti
selera konsumen menyebabkan Batik Riau ini memiliki motif yang beragam, sehingga menarik
untuk dilirik oleh masyarakat baik dalam kota Pekanbaru maupun luar kota Pekanbaru. Hal ini
membuat motif batik Melayu Riau menjadi unik dan berpeluang besar memperluas pemasaran
karena bisa mengikuti permintaan pasar. Akan tetapi pembuatan batik secara tradisional yang
bertopang pada pengusaha - pengusaha kecil masih dipertahankan sebagai usaha utama pada
sebagian besar masyarakat karena harga jual produksinya yang sangat tinggi, serta untuk
menjaga kelestarian budaya batik Indonesia yang bercorak budaya khas Melayu Riau.
Salah satu pengusaha batik Riau yang saat ini tengah mengembangkan usahanya adalah
Rumah Kreatif Cempaka yang berusaha untuk melakukan berbagai inovasi agar batik Riau
semakin dikenal dan diminati masyarakat luas. Inovasi yang dilakukan dimulai dari kebutuhan
pasar atau keinginan konsumen yaitu mengenai motif-motif apa saja yang disukai konsumen.
Selanjutnya, Rumah Kreatif Cempaka melakukan penelitian dan pengembangan untuk
menuangkan ide motif dari pasar tersebut kedalam gambar batik, termasuk kombinasi warna
yang sesuai. Setelah motif, warna, dan cara produksi ditetapkan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan produksi tersebut dan dijual kepada konsumen. Langkah inovasi yang dimulai
dari keinginan pasar ini dipilih agar Rumah Kreatif Cempaka mampu bersaing, tidak hanya
dengan pesaing-pesaing dari dalam negeri saja, namun juga dengan pesaing dari luar negeri
seperti Malaysia. Industri ini sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut terkait dengan
trend penggunaan batik yang semakin diminati dalam berbagai produk masa kini.

Pertanyaan:

1. Berdasarkan artikel Batik Riau diatas, jawablah pertanyaan berikut:


Jelaskan model inovasi yang manakah diterapkan Batik Riau tersebut, berdasarkan model –
model inovasi menurut Trott (2008)!

2. Menurut Schroeder (2000), terdapat tiga macam strategi yang dapat di gunakan untuk
mengenalkan produk baru ke pasar. Berdasarkan artikel Batik Riau diatas, strategi manakah
yang tepat untuk diterapkan!

Jawaban :
Berdasarkan artikel Batik Riau diatas, jawablah pertanyaan berikut:
1. Menurut saya, model inovasi yang diterapkan Batik Riau adalah model interaktif, dimana
model interaktif merupakan model yang mengembangkan model-model sebelumnya dan
merangkaikan secara bersama-sama model dorongan teknologi dan tarikan pasar. Model
ini menekankan bahwa inovasi muncul sebagai hasil interaksi pasar, dasar ilmu
pengetahuan, dan kemampuan organisasi. Aliran informasi digunakan untuk menjelaskan
bagaimana inovasi terjadi dan bagaimana inovasi dapat muncul dari berbagai macam
sudut. Model interaktif menunjukkan adanya siklus yang terus menerus dan dinamis
antara adanya kebutuhan masyarakat, penemuan ide, ilmu dan teknologi, sampai pada
terciptanya produk. Hal ini sejalan dengan bagaimana inovasi muncul dalam Batik Riau
ini, yaitu dimulai dari kebutuhan pasar atau keinginan konsumen mengenai motif-motif
apa saja yang disukai konsumen. Selanjutnya, melakukan penelitian dan pengembangan
untuk menuangkan ide motif dari pasar tersebut kedalam gambar batik, termasuk
kombinasi warna yang sesuai. Setelah motif, warna, dan cara produksi ditetapkan, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan produksi tersebut dan dijual kepada konsumen.
2. Berdasarkan artikel Batik Riau diatas, strategi yang tepat digunakan adalah strategi
Tarikan Pasar. Karena, Pandangan ini menyatakan bahwa pasar merupakan dasar untuk
menentukan produk yang harus dibuat oleh produsen dengan bantuan teknologi yang ada
saat ini. Suatu perusahaan sudah seharusnya membuat produk yang dapat dijual. Hal ini
dapat diawali dengan penentuan kebutuhan konsumen dan dilanjutkan dengan
pengorganisasian sumber daya serta proses sehingga dapat memasok produk kepada
konsumen. Artinya, pasarlah yang 'menarik' perusahaan untuk membuat produk baru.

Hal tersebut sejalan dengan strategi yang digunakan oleh Batik Riau dimana produksi
batik riau mengikuti selera konsumen menyebabkan Batik Riau ini memiliki motif yang
beragam, sehingga menarik untuk dilirik oleh masyarakat baik dalam kota Pekanbaru
maupun luar kota Pekanbaru. Hal ini membuat motif batik Melayu Riau menjadi unik dan
berpeluang besar memperluas pemasaran karena bisa mengikuti permintaan pasar.

Salah satu pengrajin Batik Riau yaitu Rumah Kreatif Cempaka berusaha untuk
melakukan berbagai inovasi agar batik Riau semakin dikenal dan diminati masyarakat
luas. Inovasi yang dilakukan dimulai dari kebutuhan pasar atau keinginan konsumen
yaitu mengenai motif-motif apa saja yang disukai konsumen. Selanjutnya, Rumah Kreatif
Cempaka melakukan penelitian dan pengembangan untuk menuangkan ide motif dari
pasar tersebut kedalam gambar batik, termasuk kombinasi warna yang sesuai. Setelah
motif, warna, dan cara produksi ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
produksi tersebut dan dijual kepada konsumen. Langkah inovasi yang dimulai dari
keinginan pasar ini dipilih agar Rumah Kreatif Cempaka mampu bersaing, tidak hanya
dengan pesaing-pesaing dari dalam negeri saja, namun juga dengan pesaing dari luar
negeri seperti Malaysia. Industri ini sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut
terkait dengan trend penggunaan batik yang semakin diminati dalam berbagai produk
masa kini.

Sumber : Pengembangan Produk/EKMA4473/Modul1-6/Edisi2

Anda mungkin juga menyukai