Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia konstruktor saat ini sangat berkembang pesat, seiring

dengan berjalannya waktu. Di era globalisasi saat ini sarana dan prasarana

pendukung sangat diperlukan suatu perusahaan untuk mempercepat pemenuhan

konsumen akan target pemenuhannya. Pada satu kesempatan PT BUMIKU

mengikuti tender pembuatan jembatan timbang yang di adakan oleh PT GARAM

(Persero) dengan nominal pekerjaan sebesar Rp.710.000.000 (Tujuh Ratus Sepuluh

Juta Rupiah) dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 90 (Sembilan

Puluh) hari kalender.

Dengan keterbatasan waktu dan sumber daya yang sudah dirancang, proyek

harus di selesaiakan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan dan hasil

proyek harus sesuai dengan permintaan konsumen. Kualitas keberhasilan suatu

proyek sangat berpengarung bagi perusahaan kontraktor, jika proyek dapat di

selesaiakan sebelum atau tepat waktu akan tetapi kualitas dari proyek tersebut dirasa

oleh pemilik proyek tidak/ kurang maksimal maka akan menjadi penilaian tersendiri

oleh pihak ketiga. Hal ini akan merugikan/ menyulitkan perusahaan kontraktor untuk

mengikuti tender di pekerjaan yang lain.

Penjadwalan proyek membatu menunjukan hubungan setiap aktivitas dengan

aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan proyek, mengidentifikasi hubungan yang

harus didahulukan diantara aktivitas. Keberhasilan atau kegagalan dalam

penyelesaian proyek tergantung dari perencanaan, penjadwalan dan pengendalian


2

proyek yang dikelola secara efektif dan efisien. Namun, sering kali masih banyak

penyelesaian proyek yang tidak dikelola secara efektif dan efisien. Hal ini

mengakibatkan waktu penyelesaian proyek terlambat, biaya proyek membengkak,

dan kinerja menurun.

Keterlambatan penyelesaian proyek sangat erat hubungannya dengan biaya dan

waktu. Semakin mundur penyelesaian proyek maka biaya yang dibutuhkan semakin

besar. Oleh karena itu, peran manajemen proyek sangat penting guna meminimalkan

kegagalan dalam menyelesaikan suatu proyek.

Pelaksana proyek harus memutuskan berapa lama waktu yang dibutuhkan

untuk setiap aktivitas proyek, dan menghitung berapa banyak orang serta bahan yang

diperlukan pada tiap tahap proyek. Namun di lapangan, penyelesaian proyek masih

banyak yang mengalami keterlambatan waktu sehingga akan merugikan kedua belah

pihak.

Metode CPM merupakan alat bantu dalam merencanakan dan mengendalikan

waktu dan biaya, yaitu mengusahakan agar waktu penyelesaian suatu proyek dapat

ditekan serendah mungkin, dalam arti penyelesaian suatu pekerjaan dan biaya dapat

ditekan dengan memperhatikan kegiatan kritis. Suatu aktivitas/ kegiatan adalah kritis

jika pelaksanaan dari aktivitas itu tidak dapat ditunda, sebab jika waktu

pelaksanaannya ditunda akan berakibat memperbesar total waktu penyelesaian dari

jangka waktu yang telah di tentukan.

Berdasarkan hal – hal diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Penerapan Waktu Penyelesaian Proyek Dengan Metode CPM

(Critical Path Method) Pada (Study kasus : Pembuatan Jembatan Timbang kapasitas

60 ton di gudang PPGK milik PT GARAM (PERSERO)).


3
4

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah

sebagai berikut :

1. Berapa durasi optimal proyek pembangunan jembatan timbang kapasitas 60 ton

di gudang PPGK dengan metode CPM ?

2. Apa saja kegiatan kritis dalam pembangunan proyek pembuatan jembatan

timbang di gudang PPGK ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan permasalahan yang tersebut diatas, maka dapat

diuraikan tujuan dalam melakukan penelitian, sebagai berikut:

1. Menganalisis waktu yang optimal untuk penyelesaian proyek pembuatan

jembatan timbang kapasitas 60 ton di gudang PPGK.

2. Mengetahui kegiatan kritis dalam proyek pembanggunan proyek pembuatan

jembatan timbang di gudang PPGK.


5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis sendiri, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

manajemen operasional, khususnya mengenai penerapan metode CPM dalam

usaha pencapaian efesiensi waktu.

2. Bagi perusahaan yang ditinjau, penulis berharap bahwa perusahaan dapat

memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menyusun suatu perencanaan

proyek dengan menggunakan metode CPM.

3. Bagi almamater, diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai masukan

untuk mahasiswa Universtas 17 Agustus 1945 Surabaya.

4. Bagi pihak-pihak lain, terutama rekan-rekan mahasiswa serta para pembaca,

yang ingin mengetahui manajemen penjadwalan pembangunan proyek dengan

menggunakan metode CPM.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang penjadwalan proyek telah banyak dilakukan

sebelumnya. Penelitian sejenis telah dilakukan oleh :

Tommy Aro Telaumbanua Jantje B. Mangare dengan judul

“Perencanaan Waktu Dan Penyelesaian Proyek Toko Modisland Manado

Dengan Metode CPM dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut :

No Tidak Menggunakan CPM Menggunakan CPM Ket


1 Berfokus pada urutan Dapat diketahui jenis

pekerjaan pekerjaan yang perlu

didahulukan.

2 Durasi waktu pekerjaan 192 Durasi waktu penyelaian

hari 168 hari

3 Percepatan penyelesaian Dapat dipelajari

proyek tidak menggunakan kemungkinan percepatan

perhitungan hanya diestimasi dari salah satu atau beberapa

dengan menggunakan logika jalur kegiatan. Sehingga

yang kemungkinan menghasilkan perhitungan

keberhasilan belum tentu yang jelas.

pasti.
7

Frista Kurniasari (2016) dengan judul “ Evaluasi Pengendalian Waktu

dan Biaya Menggunakan Metode PERT (Study Kasus : Proyek

Pembangunan Gedung Ruang Kuliah IAIN Pontianak). Memperoleh hasil

sebagai berikut :

No Tidak Menggunakan CPM Menggunakan CPM Ket

1 Berfokus pada urutan Dapat diketahui jenis

pekerjaan pekerjaan yang perlu

didahulukan.

2 Proyek dapat diselesaikan Proyek dapat diselesaikan

dengan durasi 66 hari. dengan durasi 57 hari

3 Biaya pembangunan proyek Biaya pembangunan proyek

dengan waktu normal dengan waktu percepatan

Rp.23,727,909,106.08 Rp. 26,717.837,908.83

M.Imron Mas’ud, Erik Wijayanti (2017) dengan judul “ Analisis

Evaluasi Biaya Dan Penjadwalan Waktu Proyek Pengolahan Limbah PT.KI

dengan Pendekatan PERT”. Memperoleh hasil dengan menggunakan

Metode PERT proyek pengolahan limbah PT Kino Indonesian TBK. dapat

diselesaikan dalam jangka waktu 91 hari dan lintasan kritis terletak pada

kegiatan A-B-C-E-H-J-K-L dengan kemungkinan selesai paling cepat 85

hari adalah 2.5%, paling mungkin diselesaikan 91 hari adalah 95% dan

paling lambat 96 hari adalah 2.5 % hari.


8

Sri Setiawan (2015) dengan judul “ Penerapan Metode CPM dan

PERT Pada Penjadwalan Proyek Kontruksi (Study Kasus : Rehabilitasi/

Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas

Kabupaten/Kota D.I Pekan Dolok). Memperoleh hasil dengan penerapan

metode CPM dan PERT sebagai berikut :

No Tanpa Menggunakan Menggunakan CPM & Ket

CPM PERT

1 Proyek dapat Proyek dapat diselesikan

diselesaikan dengan dengan durasi 150 hari

durasi 180 hari

2 Dikerjakan sesuai dengan Dapat diketahui jenis

urutan pekerjaan yang pekerjaan yang perlu

sudah ditentukan. didahulukan dan dapat

dikerjakan secara bersamaan

3 Tidak menunjukan secara Menunjukkan hubungan/

spesifik hubungan keterkaitan pekerjaan satu

ketergantungan antara dengan yang lain sehingga

kegiatan satu dengan mudah diketahui dampak

yang lain. keterlambatan pada suatu

proyek
9

Ganesstri Padma Arianie dengan judul “Penggunaan Metode Jalur

Kritis pada Manajemen Proyek (Studi Kasus: PT. Trend Communications

International)” dapat memperoleh hasil sebagai berikut :

No Tanpa Menggunakan CPM Menggunakan CPM Ket

1 Tidak dapat diketahui Probabilitas aktivitas

kemungkinan keterlambatan dilaksanaakan sesuai

suatu proyek. dengan jumlah hari pada

critical path adalah 50%.

Terdapat probabilitas

penundaan aktivitas

sebesar 50%, yang artinya

proyek mungkin

dilaksanakan lebih dari 38

hari.

2 Biaya pembangunan proyek Menawarkan biaya

dengan waktu normal pembangunan proyek

Rp.47,525,996 dengan percepatan waktu

Rp.50,325,996

3 Tidak menunjukan secara Menunjukkan hubungan/

spesifik hubungan keterkaitan pekerjaan satu

ketergantungan antara dengan yang lain sehingga

kegiatan satu dengan yang mudah diketahui dampak

lain. keterlambatan pada suatu

proyek
10

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Manajemen

Kata “Manajemen” artinya adalah wadah untuk proses ketatalaksaan.

Apabila ditinjau lebih dalam lagi, istilah “Manajemen” adalah proses dalam

aktivitas beberapa pihak dalam melaksanakan suatu proyek.

Pengertian Manajemen menurut Soeharto (1999: 21) yang di kutip

oleh Drs. H. A. Hamdan Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjanam, S.E., M.M

dalam bukunya “Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :

“Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin

dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk

mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah di tentukan”.

Pada hakikatnya, manajemen merupakan proses terpadu yang

melibatkan individu- individu sebagai bagian dari organisasi dalam

merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan, dan mengendalikan

berbagai aktifitas, yang diarahkan pada sasaran yang telah di tetepkan dan

berlangsung secara rterus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar

proses manajemen berjalan lancar, di perlukan sistem serta struktur

organisasi yang solid. Seluruh aktivitas organisasi harus berorientasi pada

pencapaian sasaran. Organisasi tersebut sebagai wadah untuk menuangkan

konsep, dan ide- ide manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa Manajemen

merupakan rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama

lainnya.
11

Pada prinsipnya, manajemen adalah usaha manusia untuk mencapai

tujuan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Usaha ini merupakan

bagian dari proses, Manajemen, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan

secara berurutan atau kronologis. Rangkaian kegiatan ini meliputi penetapan

tujuan (Goal Setting), perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), pelaksanaan (Actuating), dan pengawasan/ pengendalian

(Controlling).

2.2.2 Definisi Manajemen Operasional

Ilmu manajemen ini terbagi lagi menjadi bermacam-macam bidang

ilmu manjemen dimana salah satu diantarnya adalah Manajemen

Operasional.

Menurut Roger G. Schroeder (1994:4) dalam bukunya “Manajemen

Operasi (Pengambilan Keputusan Dalam Suatu Fungsi Operasi)”

dikemukakan sebagai berikut:

“Manajemen Operasi adalah kajian pengambilan keputusan dari suatu

fungsi operasi”.

Pengertian lainnya sebagaimana dikutip dari T. Hani Handoko dalam

bukunya “Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi” (1997:3)

dikatakan bahwa:

“Manajemen Operasi adalah merupakan usaha-usaha pengelolaan

secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut

faktor-faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah,

dan sebagaianya. Dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja

menjadi berbagai produk atau jasa.”


12

Sedangkan menurut Sofjan Assauri (1992:2) dalam bukunya

“Manajemen Produksi dan Operasi” adalah:

“Manajemen Operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan

mengkoordinasi penggunaan sumber daya-sumber daya yang berupa sumber

daya manusia,sumber daya alat dan sumber daya dan serta bahan, secara

efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility)

sesuatu barang atau jasa.”

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat di simpulkan bahwa

manajemen operasi merupakan proses pengelolaan secara optimal

penggunaan sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien untuk

menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang dan jasa.

2.2.3 Definisi Proyek

Proyek adalah usaha yang mempunyai awal dan akhir dan dijalankan

untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan dalam biaya, jadwal, dan

sasaran kualitas.

Pengertian Proyek menurut D.I. Cleland dan Wr. King (1987) yang di

kutip oleh Drs. H. A. Hamdan Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E.,

M.M dalam bukunya “Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :

“Proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang

dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan

tertentu”.

Pengertian Proyek menurut Schwalbe (2006:4) yang di kutip oleh Drs.

H. A. Hamdan Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam

bukunya “Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :


13

“Proyek adalah usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan

produk atau layanan yang unik. Pada umumnya proyek melibatkan beberapa

orang yang saling berhubungan aktifitasnya dan sponsor utama proyek

biasanya tertarik dalam penggunaan sumber daya yang efektif untuk

menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat waktu”.

Pengertian Proyek menurut Larson (2000: 4) yang di kutip oleh Drs.

H. A. Hamdan Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam

bukunya “Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :

“Proyek adalah kegiatan yang kompleks, tidak rutin, dan usaha satu

waktu yang di batasi oleh waktu, anggaran, sumber daya, dan spesifikasi

kinerja yang di rancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan”.

Pengertian Proyek menurut Rakos (1990: 1) yang di kutip oleh Drs. H.

A. Hamdan Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam bukunya

“Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :

“Proyek adalah aktivitas yang menghasilkan produk atau jasa. Proyek

selalu dimulai dengan adanya masalah, yaitu user mendatangi tim proyek

untuk meminta solusi menyelesaikan masalahnya”

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proyek

adalah serangkaian aktivitas temporer dalam usaha melakukan dan

mencapai tujuan.
14

2.2.4 Definisi Manajemen Proyek

Manajemen proyek dapat diartikan sebagai proses kegiatan untuk

melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian

atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai

tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula.

Menurut H. Kenzer dan H.J. Thanhain (1986) yang di kutip oleh Drs.

H. A. Hamdan Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam

bukunya “Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :

“Manajemen Proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi,

memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai

sasaran jangka pendek yang telah di tentukan”.

Menurut Schwable (2006: 9) yang di kutip oleh Drs. H. A. Hamdan

Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam bukunya

“Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :

“Manajemen Proyek merupakan aplikasi ilmu pengetahuan, skills,

tools, dan teknik untuk aktivitas suatu proyek dengan maksud memenuhi

atau melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek.

2.2.4.1 Fungsi – Fungsi Manajemen Proyek

Fungsi – fungsi manajemen proyek terdiri dari :

a) Perencanaan proyek

b) Pengorganisasian proyek
15

c) Penjadwalan proyek

d) Pengendalian proyek

2.2.4.2 Perencanaan Proyek

Perencanaan proyek (Project Plainning) meliputi penetuan terlebih

dahulu seluruh unsur yang berkaitan dengan pelakasanaan suatu proyek,

yaitu apa yang harus dilaksanakan, kegiatan apa yang harus dilaksanakan

untuk memperoleh hasil tersebut, sumberdaya- sumberdaya apa yang harus

tersedia, dan teknik- teknik apa yang harus di gunakan. Seluruh hal tersebut

dilakukan dengan tetap mempertimbangkan manfaat dan biaya. Penetuan

sasaran akan menjadi dasar bagi perencana proyek. Akhirnya termasuk

didalam perencanaan proyek adalah penentuan ukuran atau kriteria

pelaksanaan yang setidak tidaknya harus meliputi waktu dan biaya.

2.2.4.3 Pengorganisasian Proyek

Penentuan sasaran harus diikuti oleh pembentukan kelompok pekerja

yang akan bertanggung jawab atas penyelesaian proyek. Dalam hal ini harus

ditetapkan dengan jelas siapa yang harus bertanggung jawab atas

keseluruhan pekerjaan dan kepada siapa ia harus di pertanggungjawabkan.

Dengan kata lain, pengorganisasian proyek (Project Organizing) berarti

pembagian tugas dan tanggungjawab setiap orang yang terlibat dalam

proyek tersebut.

2.2.4.4 Penjadwalan Proyek


16

Penjadwalan proyek (Project Scheduling) meliputi penentuan

bebrabagai jenis dan urutan pelaksanaan, kegiatan- kegiatan yang

dibutuhkan dalam penyelesaian suatu proyek, serta waktu dimulai dan

diakhirinya setiap, dan seluruh kegiatan. Penjadwalan proyek harus

dilakukakan dengan mempertimbangkan tersedianya berbagai sumberdaya

yang dibutuhkan seperti manusia, bahan- bahan dan dana. Hal lain yang

juga harus dipertimbangkan adalah penggunaan berbagai alat penjadwalan

proyek seperti Bagan Beban Gant, jaringan proyek (project network) seperti

CPM, PERT dan GERT.

Selanjutnya penjadwalan proyek harus dilakukan dengan membentuk

suatu jaringan kegiatan yang menunjukan hubungan antara, dan urutan dari

berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan- kegiatan yang harus

mendahului atau harus mengikuti, kegiatan- kegiatan lain harus ditinjukan

dengan jelas.

2.2.4.5 Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek (Project Control) meliputi pengamatan,

pemeriksaan dan penyesuaian agar pelaksanaan seluruh kegiatan yang

dibutuhkan didalam penyelesaian suatu proyek dilakukan sesuai dengan

yang sudah di tetapkan didalam perencanaan proyek. Dengan demikian

pengendalian proyek ini juga mencangkup pelaksanaan suatu tindakan atau

penanganan khusus terutama apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan dari

rencana. Penanganan khusus ini diperlukan apabila, misal terjadi

keterlambatan didalam penyelesaian satu atau beberapa kegiatan.


17

2.2.5 Perencanaan Jaringan Kerja (Network Planning)

Salah satu teknik yang biasa digunakan dalam perencanaan dan

pengawasan proyek adalah netwok planning.

Menurut Eddy Herjanto (2003: 338) yang di kutip oleh Drs. H. A.

Hamdan Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam bukunya

“Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :

Perencanaan jaringan kerja adalah satu model yang banyak digunakan

dalam penyelenggaraan proyek, yang produknya berupa informasi mengenai

kegiatan kegiatan yang ada didalam diagram jaringan kerja yang

bersangkutan.

Menurut Ali (1992: 4) yang di kutip oleh Drs. H. A. Hamdan Dimyati,

M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam bukunya “Manajemen

Proyek” mengemukakan bahwa :

Perencanaan kerja adalah salah satu model yang digunakan dalam

penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai

kegiatan- kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang

bersangkutan. Informasi tersebut mengenai sumber daya yang digunakan

oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal

pelaksanaan.
18

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian network

planning adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang

menggambarkan hubungan kebergantungan antara setiap pekerjaan yang

digambarkan dalam diagram network.

2.2.5.1 Manfaat Network Planning dalam Manajemen Proyek

Handoko (2000: 402) mengemukakan manfaat network planning bagi

suatu proyek, antara lain :

1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks

2. Schedulling pekerjaan- pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang

praktis dan efisien.

3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang

tersedia.

4. Schedulling ulang untuk mengatasi hambatan dan keterlambatan.

5. Menetukan trade-off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan

biaya

6. Menentukan probbilitas penyelesaian suatu proyek.

Di dalam Network Planning dikenal metode yang digunakan yaitu Program

Evaluation Review and Tehnique atau PERT dan Chritical Path method

atau CPM serta Gantt char.

2.2.5.2 PERT ( Program Evaluation Review Technique )


19

Teknik penilaian dan peninjauan program (program evaluation and

review technique = PERT). PERT dirancang oleh angkatan laut amerika

serikat bekerja sama dengan Booz-Allen Hamilton dan Lockheed

Corporation. Ketiga lembaga tersebut pertama kali menggunakan PERT

didalam pembangunan proyek peluru kendali dan kapal selam polaris pada

tahun 1958.

Menurut Schroeder (1996: 432) yang di kutip oleh Drs. H. A. Hamdan

Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam bukunya

“Manajemen Proyek” mengemukakan bahwa :

Definisi PERT adalah metode penjadwalan proyek yang berdasarkan

jaringan yang memerlukan tiga dugaan waktu untuk setiap kegiatan :

optimis, paling mungkin dan pesimis. Dengan menggunakan tiga dugaan

waktu ini, peluang penyelesaian proyek pada tanggal yang di tetapkan dapat

dihitung, bersama dangan waktu mulai dan akhir standart untuk flap

kegiatan atau kejadian.

Maksud dari ketiga dugaan waktu tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Waktu paling singkat (Most Optimistic Time = a)

Waktu paling singkat (a) menunjukan jumlah waktu terpendek atau

masa pengerjaan tercepat didalam penyelesaian suatu pekerjaan

dengan harapan bahwa segala sesuatunya berjalan dengan sebaik-

baiknya. Peluang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam waktu

paling singkat biasanya hanya sebesar 1%.

2. Waktu paling mungkin (Most Likely Time = m)


20

Aktu paling mungkin m menunjukan taksiran terbaik atas jumlah

waktu rata- rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan. Didalam menaksir waktu paling mungkin harus dianggap

bahwa seluruh sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

satu pekerjaan akan tersedia pada waktu dan tempat dimana

sumberdaya itu dibutuhkan.

3. Waktu paling panjang ( Most Pessimistic Time = b)

Waktu paling panjang b menunjukan jumlah waktu terpanjang atau

jangka waktu terlama yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dengan mengaharpkan bahwa kesalahan apapun yang

mungkin terjadi. Peluang untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu

paling panjang biasanya hanya sebesar 1%.

Simbol-simbol kunci dalam PERT meliputi penandaan :

 Kegiatan (activity)

Aktivitas atau kegiatan adalah suatu pekerjaan atau tugas dimana

penyelesaiannya membutuhkan durasi dan sumber daya (tenaga,

peralatan, material serta biaya) tertentu.

 Peristiwa (event)

Event merupakan permulaan atau akhir dari satu atau lebih aktivitas.

Peristiwa diberi symbol lingkaran (nodes) dan nomor, dimana

nomor dimulai dari nomor kecil bagi peristiwa yang

mendahuluinya.

 Waktu kegiatan (activity time)


21

Kegiatan yang akan dilaksanakan dan berapa lama waktu

penyelesaiannya. Ada tiga estimasi waktu yang digunakan dalan

penyelesaian suatu kegiatan:

a. Waktu optimistic

Waktu kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik tanpa hambatan.

b. Waktu realistic

Waktu kegiatan yang dilaksanakan dalam kondisi normal dengan

hambatan tertentu yang dapat diterima.

c. Waktu pesimistik

Waktu kegiatan yang dilaksanakan terjadi hambatan lebih dari

semestinya.

Penggunaan bahasa atau simbol-simbol dalam PERT dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Arrow, bentuknya merupakan anak panah yang artinya aktivitas

atau kegiatan adalah suatu pekerjaan atau tugas dimana

penyelesaiannya membutuhkan durasi tertentu dan resources

(tenaga, equipment, material dan biaya) tertentu.

2. Node atau event, bentuknya merupakan lingkaran bulat yang

artinya saat peristiwa atau kejadian adalah permulaan atau akhir

dari satu atau lebih kegiatan-kegiatan.

3. Bold arrow, anak panah tebal, merupakan kegiatan di Lintasan

Kritis (chritical path). Lintasan tersebut melalui network yang

terdiri atas beberapa aktivitas yang total waktu aktivitasnya

terlama dibanding seluruh lintasan pada network. Lintasan kritis


22

merupakan lintasan yang penuh penekanan (pressing), bahaya

(dangerous) serta penuh resiko (risk). Chritical path time

merupakan waktu dari seluruh aktivitas pada lintasan kritis.

4. Dummy, bentuknya merupakan anak panah terputus-putus yang

artinya kegiatan semu atau aktivitas semu. Yang dimaksudkan

dengan aktivitas semua adalah aktivitas yang tidak memakan

waktu (durasi) dan sumber daya, sebenarnya itu bukan aktivitas

tetapi dianggap sebagai aktivitas.

5. Network, merupakan kombinasi node dan anak panah yang

menggambarkan logic (alur) dari proyek terdapat satu titik awal

dan akhir.

6. 1 = Number of Event.
1 EET
LET EET = Earliest Event Time.

LET = Latest Event Time.

Langkah-langkah pembuatan bagan PERT adalah sebagai berikut:

1. Seluruh aktifitas proyek harus diidentifikasi dengan jelas.

2. Syarat-syarat urutan seluruh aktivitas harus disebutkan.

3. Sebuah diagram yang mencerminkan hubungan urutan harus dibuat.

4. Harus diperoleh estimasi waktu untuk tiap aktivitas.

5. Network dievaluasi dengan menghitung jalur kritis dan data performa

proyek lainnya. Evaluasi tersebut menghasilkan schedule dan perencanaan

untuk pengendalian berikutnya.

6. Dengan berlalunya waktu dan pengalaman sebenarnya (actual experience)

dicatat, schedule ditinjau ulang (direvisi) dan dievaluasi ulang.

7. Sebelum menggambarkan diagram PERT perlu diingat :


23

a. Panjang, pendek maupun kemiringan anak panah sama sekali tidak

mempunyai arti, dalam pengertian letak pekerjaan, banyaknya durasi

maupun resources yang dibutuhkan.

b. Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa

yang mengikuti.

c. Aktivitas-aktivitas apa yang dapat bersama-sama.

d. Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.

e. Waktu, biaya dan resources yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.

f. Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.

g. Besar kecilnya lingkaran juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian

penting tidaknya suatu peristiwa.

Gambar di bawah mengilustrasikan aktivitas A,B,C dan D.

1 A
C
B 3 4
2

Gambar 2.1

Aktivitas A,B,C,D

 Aktivitas C tidak dapat dimulai sebelum aktifitas A & B selesai.

 Aktivitas A & B dapat di kerjakan secara bersama-sama.

A 2 C

1 4
B
D
3
24

Gambar 2.2

Aktivitas A,B,C,D

 Aktivitas A & B dapat dilaksanakan secara bersama-sama.

 Aktivitas C tergantung dari selesainya aktivitas A

 Aktivitas D tergantung dari selesainya aktivitas B

 Aktivitas C tidak tergantung dari aktivitas B

2.2.5.3 CPM ( Critical Path Method )

Menurut Schroeder (1996: 432) yang di kutip oleh Drs. H. A. Hamdan

Dimyati, M.Si. dan Kadar Nurjaman, S.E., M.M dalam bukunya “Manajemen

Proyek” mengemukakan bahwa :

CPM (Critical Path Method) adalah metode berdasarkan jaringan yang

menggunakan keseimbangan waktu-biaya linear. Setiap kegiatan dapat

diselesaikan lebih cepat dari waktu normalnya dengan cara memintas

kegiatan untuk sejumlah biaya tertentu. Dengan demikian, jika waktu

penyelesaian tidak memuaskan, beberapa kegiatan tertentu dapat di pintaskan

untuk dapat menyelesaikan proyek dengan waktu yang lebih sedikit.

Beberapa istilah yang digunakan dalam CPM menurut Handoko

(2000: 404), dalam proses identifikasi jalur kritis ada beberapa istilah atau

pengertian yang digunakan yaitu :

1. Earliest Star Time (ES)


25

Waktu paling awal (tercepat) suatu kegiatan dapat dimulai dengan

memperhatikan waktu kegiatan yang diharapkan dan persyaratan

urutan pekerjaan.
SPL
2. Lates Star Time (LS)

Waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu kegiatan tanpa

penundaan keseluruhan proyek.

3. Earliest Finish Time (EF)

Waktu paling awal kegiatan dapat diselesaikan, atau sama dengan ES

+ waktu kegiatan yang diharapkan.

4. Lates Finish Time (LF)

Waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu kegiatan tanpa

penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama dengan

LS + waktu kegiatan yang diharapkan.

Untuk lebih jelasnya, keempat ukuran waktu tersebut dapat dihitung

dengan menggunakan rumus- rumus sebagai berikut :

SPCi = MPCi + te

MPCi = Max [SPC seluruh pekerjaan prasarat i]

MPLi = SPLi – te

SPLi = Min [MPL seluruh pekerjaan penerus i]

Nama Pekerjaan

MPC
26

MPL SPC

te

Waktu penyelesaian

Gambar 2.3

Berbagai jenis waktu pada setiapa bulatan pada bagan jaringan.

2.2.5.4 Perbedaan dan Persamaan antara CPM dan PERT

Pada dasarnya CPM dan PERT adalah dua metode perencanaan dan

penjadwalan proyek yang teknik perancangan dan penggunaannya hampir

bersamaan. Perbedaan diantara keduanya hanyalah :

1. CPM menggunakan penaksiran waktu yang deterministic, sedangkan

PERT menggunakan penaksiran waktu yang probabilistic.

2. CPM dimaksudkan untuk mengendalikan baik unsur waktu maupun

unsur biaya dari suatu proyek terutama imbal tarik (trade-Off) antara

waktu dan biaya, sedangkan PERT dimaksudkan untuk menentukan

peluang (probability) dapat tidaknya suatu proyek diselesaikan dalam

suatu jangka waktu tertentu.

Persamaan antara keduanya terutama adalah bahwa keduanya

menekankan alur kritis (Critical path) dan kelenturan (Slack). Alur

kritis adalah suatu alur yang menunjukan urutan pelaksanaan berbagai

kegiatan yang penyelsaiannya tidak dapat ditunda karena penundaan


27

tersebut berakibat tertundanya pekerjaan proyek keseluruhannya.

Kelenturan menunjukan panjangan waktu penundaan atau

keterlambatan penyelesaian kegiatan yang masih dapat dianggap layak,

yaitu yang belum mengakibatkan penundaan atau keterlmbatan

penyelesaian proyek keseluruhan. Akhirnya dengan persamaan antara

keduanya CPM dan PERT sering digabungkan dalam penggunaannya

dan disebut CPM/PERT.

2.2.5.5 Pembentukan Jaringan

Sebuah jaringan terdiri dari serangkaian kegiatan yang

dihubungkan dengan mempertimbangkan urutan pekerjaan yang diperlukan,

sehingga juga menunjukkan kegiatan- kegiatan atau pekerjaan pekerjaan

prasyarat dan penerus bagi setiap kegiatan. Jaringan ini biasanya

digambarkan dalam satu bagan.

Pada umumnya ada dua bentuk jaringan yang menunjukan

rangkaiankegiatan yang berhubungan dan berurutan yaitu, jaringan panah

(actifity-on-arch network = AOA network) dan jaringan titik (actifity-on-

node network = AON network).

Jaringan panah atau jaringan AOA adalah jaringan dimana setiap

kegiatan ditujukan dengan sebuah panah dan setiap peristiwa ditujukkan

dengan sebuah titik atau lingkaran. Titik atau lingkaran tersebut

dihubungkan dengan tanda panah yang berarti bahwa kedua peristiwa


28

berurutan dihubungkan dengan satu panah. Panah ini menunjukan kegiatan

yang mengantarai kedua peristiwa yang bersangkutan.

Jaringan AON, pada titik atau jaringan AON, setiap kegiatan

ditunjukan dengan satu titik atau satu lingkaran sedangkan tanda panah

menunjukan hubungan- hubungan prasyarat – penerusuntuk setiap kegiatan.

Dengan lain, dua kegiatan dihubungkan oleh panah yang menujukan urutan

pelaksanaan kegiatan- kegiatan tersebut.

2.2.5.6 Gantt Chart

Gantt chart adalah suatu alat yang bernilai khusunya untuk proyek-

proyek dengan jumlah anggota tim yang sedikit, proyek mendekati

penyelesaian dan beberapa kendala proyek.

Karakteristik Gantt Chart :

1. Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah

diterapkan oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang

melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub-

sub tugas dari proyek.

2. Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semakin penting urutan

antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan kegiatan

untuk memodifikasi Gantt Chart.


29

3. Gantt Chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan saat melihat

kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu

terhadap kebutuhan.

Keuntungan menggunakan Gantt Chart :

1. Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat

sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaran proyek.

2. Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyatan kemajuan

sesungguhnya pada saat pelaporan.

3. Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.

Kelemahan Gantt Chart :

1. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu

kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak

yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal

keseluruhan proyek.

2. Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan atau pembaharuan bila

diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.

Gambar 2.4

Diagram Gantt Chart

Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5

1 Kegiatan I          
30

2 Kegiatan II          

3 Kegiatan III          

4 Kegiatan IV          

5 Finishing          

Sumber :Hary Prasetyo ( 2009 )

2.2.5.7 Pengertian Kegiatan dan Jalur Kritis

Pada hakekanya kegiatan adalah proses interaksi input yaitu sumber

daya dengan keterampilan, untuk menghasilkan output, berupa produk

tertentu. Jadi, dapat dikatakan bahwa kegiatan merupakan suatu sistem.

Hubungan antara proyek dengan kegiatan adalah kegiatan merupakan

komponen-komponen sistem yang tersusun membentuk suatu proyek, dan

merupakan turunan dari sebuah proyek, sedangkan proyek adalah hasil

integrasi beberapa kegiatan.

Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling

lama dibandingakan dengan semua lintasan lain yang mungkin. Jumlah waktu

pada lintasan kritis sama dengan umur proyek. Untuk menentukan lintasan

kritis dari jaringan kerja dapat dilakukan dengan dua cara :

a. Lintasan kritis adalah lintasan yang melalui kegiatan- kegiatan yang

mempunyai jumlah durasi terbesar.

b. Dengan menghitung kegiatan kegiatan yang mempunyai nilai total float

(penundaan) = 0

Penentuan jalur kritis akibat float (penundaan), penentuan jalur kritis

sangat penting pada pelaksanaan proyek karena pada jalur/ lintasan ini,
31

menurut Suharto (1995) terletak kegiatan kegiatan yang jika pelaksanaannya

terlambat akan menyebabkan keterlambatan pada proyek secara keseluruhan.

Syarat jalur kritis :

a. Pada kegiatan pertam, ES (earliest start) = LS (Latest Start) = 0

b. Pada kegiatan terakhir, LF (latest finish) – EF (earliest finish)

c. Float total (TF = 0).

2.2.6 Perhitungan Biaya Proyek

2.2.6.1 Biaya Proyek

Biaya proyek meliputi aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk

memastikan proyek diselesaikan sesuai dengan anggaran yang disetujui.

Manajer proyek harus memastikan bahwa proyk didefinisikan dengan baik,

memiliki perkiraan waktu dan biaya yang akurat, memiliki biaya yang realitas

pada saat persetujuan di buat.

Ada 4 (empat) aktivitas utama dalam manajemen biaya proyek :

1. Perencanaan sumber daya, memperkirakan sumber daya (manusia,

perlengkapan, atau material) serta jumlah setiap sumber daya yang harus

digunakan untuk melakukan aktivitas proyek.


32

2. Perkiraan biaya, mengembangkan pendekatan atau perkiraan biaya

sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.

3. Anggaran biaya, mengalokasikan keseluruhan perkiraan biaya pada

satuan kerja untuk membangun dasar (baseline) untuk mengatur

performa.

4. Pengendalian biaya, mengendalikan perubahan-perubahan pada anggran

proyek.

2.2.6.2 Jenis-jenis Biaya

Secara umum biaya proyek terdiri dari biaya – biaya langsung (direct costs),

biaya- biaya tak langsung (indirect costs), dan biaya- biaya denda (penalty

costs). Berikut adalah penjelasannya,

1. Biaya Langsung (direct costs)

Seluruh jenis biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan bahan –

bahan, tenaga kerja, serta biaya – biaya lain yang secara langsung dapat

dihubungkan dengan kegiatan proyek. Biaya langsung terdiri dari :

 Biaya normal adalah biaya penyelesaian kegiatan dalam waktu

normal.

 Biaya mempercepat adalah biaya penyelesaian kegiatan dalam

waktu mempercepat.

Biaya langsung = vol. Pekerjaan x unit (harga satuan pek).


33

Volume pekerjaan dihitung dengan memeriksa pada gambar bastek

(satuan : m’, m², m³, buah, dan lain-lain). Unit cost (harga satuan

pekerjaan) terdiri dari :

 Harga bahan

 Upah

 Biaya peralatan

2. Biaya Tak Langsung (indirect costs)

Biaya yang tidak sesuai secara langsung berhubungan dengan konstruksi,

tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut.

A. Biaya Overhead

Biaya untuk menjalankan usaha, misalnya : sewa kantor dan

fasilitasnya, honor pegawai kantor, ijin-ijin usaha asosiasi-asosiasi.

Overhead Proyek (di lapangan)

 Biya personil di lapangan

 Fasilitas sementara di proyek : gudang, kantor, listrik, pagar,

komunikasi, transportasi, dan lain-lain.

 Bank garansi, bunga bank ijin bangunan, pajak, dan lain-lain.

 Peralatan kecil yang habis atau terbuang setelah proyek

selesai.

 Kontrol kualitas seperti mutu beton, baja, sondir dan

sebagainya.

 Biaya-biaya pengukuran.

B. Biaya Tak Terduga (contingencies)


34

Contingencies adalah biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin

biasa terjadi mungkin tidak. Contoh: naiknya muka air tanah, banjir,

longsor, dan lain-lain. Biasanya dinyatakan dalam persen dari total

biaya. Semakin teliti kontraktor dalam memperhitungkan pelaksanaan

kontruksi, semakin kecil besarnya contingencies.

3. Biaya Denda (penalty costs)

Uang yang harus dibayarkan oleh pelaksana kepada pemilik proyek

sebagai denda atau hukuman atas keterlambatan penyelesaian proyek.


35

2.2.7 RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Penawaran yang diajukan kontraktor dalam tender pada dasarnya

adalah berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB) secara lengkap. Susunan

RAB yang disampaikan berupa suatu dokumen yang isinya secara urut dari

depan sebagai berikut :

a. Rekapitulasi

b. Rincian RAB (Bill of quality atau BOQ)

c. Analisis harga satuan pekerjaan (unit cost).

Contoh RAB

No. Nama Volume Harga satuan


Total Biaya
1 Bahan-bahan 26 m³ 2.200 79.200
2 Tenaga Kerja 90 hari 175.000 15.750.000
3 Lain-lain 15 m³ 125.000 1.875.000
Total 17.704.200

Gambar 2.5

Sumber : Drs.H.A. Hamdan Dimyati, M.Si dan Kadar Nurjanam, S.E., M.M
36

2.2.8 Mempercepat Waktu Proyek (Crasing Method)

Dalam suatu proyek yang dikehendaki selesai dalam jangka waktu

yang telah ditentukan, dapat dilakukan percepatan durasi kegiatan dengan

konsekuensi akan terjadi peningkatan biaya.

Untuk mempercepat waktu pengerjaan proyek maka diadakan

percepatan durasi kegiatan pada jalur- jalur kritis, dengan syarat bahwa

pengurangan waktu tidak akan menimbulkan jalur kritis baru. Salah satu

cara untuk mempercepat waktu pelaksanaannya dengan menambah waktu

yang diinginkan. Dengan adanya penambahan jam kerja.

Biaya total proyek merupakan penjumlahan biaya langsung dengan

biaya tidaklangsung. Biaya total proyel sangat tergantung terhadap waktu

penyelesaian proyek, semakin lama proyek selesai maka biaya yang di

keluarkan akan semakin besar. Untuk menghitung cost slope atau biaya

percepatan per periode waktu penyelesaian kegiatan digunakan persamaan

sebagai berikut :

Cost slope = Biaya cepat – Biaya normal

Waktu normal – Waktu cepat


37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Informasi yang hendak diambil dalam penelitian ini adalah

penjadwalan proyek pembuatan jembatan timbang gudang PPGK. Desain

penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, dengan

mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu menurut

keadaan real dilapangan pada saat penelitian dilakukan. Populasi dari

penelitian ini adalah proyek pembuatan jembatan timbang kapasitas 60 ton

gudang PPGK. Cara pengumpulan data menggunakan wawancara langsung

dengan Bagian Pengawas dilapangan serta mengumpulkan data yang

berkaitan dengan jalannya proyek yang sedang dilaksanakan di lokasi

Sumenep Madura.

Penelitian ini dilakukan pada proyek “proyek pembuatan jembatan

timbang kapasitas 60 ton gudang PPGK” yang dilakukan oleh PT BUMIKU

sebagai pemenang tender. Metode analisis yang digunakan adalah metode

CPM (Critical Phat Method).

Tahapan penelitian merupakan urutan langkah- langkah yang disusun secara

sistematis dan logis berdasarkan teori yang sudah ada untuk mencapai tujuan.

Tahapan penyusunan yang dilakukan yaitu :

I. Melakukan study pusataka.

II. Pengumpulan data berupa data proyek dan data wawancara.

III. Mengolah data.

IV. Melakukan pembahasan dan kesimpulan.


38

Tahapan – tahapan metodologi diatas dapat dilihat pada gambar bagan

tahapan penelitian di bawah ini :

Mulai
---------------------------------------------------------------------------------------------

Tahap I Studi Pustaka :


Mencari Jurnal, Mencari
Referensi Teori
--------------------------------------------------------------------------------------------

Tahap II Pengumpulan Data

.
Pengumpulan Data Primer :
Pengumpulan Data Sekunder :
Data dari hasil wawancara
Laporan Mingguan, RAB, Kurva S
dengan narasumber di lapangan

-------------------------------------------------------------------------------------------

Tahap III
Mengolah Data :
1. Membuat daftar kegiatan proyek.
2. Mengurutkan kegiatan.
3. Memperkirakan waktu.
4. Menyusun jaringan kerja.
5. Menentukan waktu penyelesaian dan jalur kritis.

-------------------------------------------------------------------------------------------
Melakukan pembahasan dan kesimpulan
Tahap IV

Gambar 3.1 Diagram alur penelitian


39

3.2 Tempat dan Waktu

Tempat Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembuatan Jembatan

Timbang Kaps.60 Ton yang berada di Jln. Kiyai H. Mansyur No34, Sawah,

Kalimo’ok, Kalianget, Kabupaten Sumenep. Waktu Penelitian diadakan pada

saat proyek dilaksanakan.

1.5 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Kualitatif

Data yang dapat mencangkup hampir semua data non- numerik. Data ini

dapat menggunakan kata kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena

yang diamati, misal hasil wawancara dengan narasumber di lapangan.

b. Data Kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka atau dapat diwujudkan dalam angka

dari hasil penelitian ini misalnya data dari perhitungan waktu dan biaya

proyek pembangunan gudang baru.

3.3.2 Sumber Data

a. Data Primer

Data diperoleh secara langsung dari proyek pembangunan gudang baru

berupa wawancara langsung dengan Bagian pengawas di lapangan.

b. Data Sekunder
40

Adalah data yang didapat dari Bagian Pengawas di lapangan berupa data

RAB, laporan mingguan, kurva S dan data lainnya yang dibutuhkan

dalam penelitian.

3.3 Sampel Penelitian

3.3.2 Sampel

Sampel disini adalah proyek pembuatan jembatan timbang kapasitas

60 ton Gudang PPGK.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara research dengan

menggunakan tiga macam cara :

1 Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan melakukan sesi tanya jawab kepada

nara sumber. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi

pertanyaan –pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin- poin penting

dari masalah yang ingin digali dari narasumber.

2 Studi Dokumen

Adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam

dokumen yang di butuhkan dan berguna untuk bahan analisis.

3 Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-

kegiatan yang sedang berlangsung.


41

3.6 Definisi Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1 Definisi Variabel

Variabel konsep dalam penelitian ini variabel-variabel yang di teliti

adalah :

1. Network planning adalah sebuah jadwal kegiatan pekerjaan berbentuk

diagram network sehingga dapat diketahui pada area mana pekerjaan yang

termasuk kedalam lintasan kritis dan harus diutamakan pelaksanaannya.

2. Waktu proyek adalah suatu rencana monitoring harus merangkum masalah-

masalah yang secara aktif selalu diamati, dicatat dan dilaporkan selama

berlangsungnya pelaksanaan. Pada dicatat dan dilaporkan selama

berlangsungnya pelaksanaan. Pada umumnya ada dua alat monitoring yang

biasa digunakan dalan pelaksanaan pekerjaan yaitu : Jaringan Kerja

(network planning). Pengendalian Waktu dengan Jaringan Kerja (Network

Planning) Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan

yang menuju suatu sarana dan waktu yang terbatas. Bagi Supervisi

(pengawas) pekerjaan pertama-tama adalah memahami rencana urutan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang sudah dibuat oleh

kontraktor, sedemikian rupa sehingga proyek bisa terlaksana sesuai dengan

rancangannya (desain), dalam waktu yang telah ditetapkan, mutu sesuai

standard dan biaya yang sudah direncanakan. Pada saat pelaksanaan perlu

dilakukan pengendalian atau pengawasan terhadap pelaksanaan

pembangunan proyek tersebut, salah satu alat pengendali tersebut adalah

jaringan kerja (network planning).


42

3. Biaya dalam suatu kontrak atau surat perjanjian dimaksudkan agar

pengawas mengetahui dan mengendalikan agar biaya proyek tidak melebihi

anggaran yang sudah direncanakan.

Hal-hal yang harus diketahui oleh Pengawas adalah sebagai berikut :

1. Sumber Dana Proyek

2. Anggaran yang di butuhkan untuk pelaksanaan proyek.

3. Mengetahui dan memahami tahapan – tahapan pelaksanaan proyek.

4. Memahami kontrak yang telah di sepakati bersama.

5. Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan

(kontrak) sesuai dengan yang direncanakan.

6. Tahapan-tahapan atau angsuran setiap item pekerjaan yang ada didalam

Bill of Quantity.

3.6.2 Definisi Operasional

Berbagai macam analisa jaringan kerja, yang sangat luas pemakaiannya

adalah untuk menentukan jalur kritis salah satunya metode CPM (Critical

Phat Method).

1. CPM (Critical Phat Method).

CPM (Critical Path Method) adalah metode berdasarkan jaringan

yang menggunakan keseimbangan waktu-biaya linear. Setiap kegiatan dapat

diselesaikan lebih cepat dari waktu normalnya dengan cara memintas

kegiatan untuk sejumlah biaya tertentu. Dengan demikian, jika waktu


43

penyelesaian tidak memuaskan, beberapa kegiatan tertentu dapat di pintaskan

untuk dapat menyelesaikan proyek dengan waktu yang lebih sedikit.

i. Perhitungan EET dan LET dalam CPM

Dalam CPM (Critical Path Method) dikenal Earliest Event Time (EET)

dan Latest Even Time (LET), Total Float, Free Float, dan Float

Interferen.

a. Yang dimaksud dengan Earliest Event Time (EET) adalah peristiwa

paling awal atau waktu tercepat dari event.

b. Latest Even Time (LET) adalah peristiwa paling akhir atau waktu

paling lambat dari event.

ii. Rumus dan Prosedur Perhitungan

 Earliest Event Time (EET)

Perhitungan maju untuj menghitung Earliest Event Time (EET)

EET = (EET + d)max

Prosedur menghitung EET :

 Tentukan nomor peristiwa dari kiri ke kanan, mulai dari peristiwa

nomor 1 berturut sampai nomor maximal.

 Tentukan nilai EET untuk peristiwa nomor satu (paling kiri) sama

dengan nol.

 Dapat di hitung nilai EET berikutnya dengan rumus diatas.

 Latest Even Time (LET)


44

 Menghitung waktu mundur untuk menghitung Latest Even Time

(LET) LET = (LET + d)min

Prosedur perhitungan LET :

 Tentukan nilai LET peristiwa terakhir paling (paling kanan) sesuai

dengan EET kegiatan terakhir.

 Dapat dihitung nilai LET dari kanan ke kiri dengan rumus diatas.

 Jika terdapat lebih dari satu kegiatan (termasuk dummy), dipilih

LET paling minimum.

2. Biaya

Biaya yang di butuhkan untuk proyek pembuatan jembatan timbang

kapasitas 60 ton Gudang PPGK sesuai dengan kontrak yang telah di

sepakati bersama. Biaya tersebut adalah batas biaya untuk pelaksanaan

pembangunan proyek, dimana penggunaan dananya tidak boleh melebihi

batas maksimal yang telah di sepakati bersama.

a. Biaya langsung

Biaya langsung merupakan seluruh biaya yang berkaitan

langsung dengan fisik proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari

kegiatan yang dilakukan diproyek (dari persiapan hingga

penyelesaian) dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang

diperlukan oleh proyek tersebut.

 Biaya material
45

 Biaya tenaga kerja

 Biaya peralatan

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung merupakan seluruh biaya yang terkait

secara tidak langsung, yang dibebankan kepada proyek. Biaya ini

biasanya tarjadi diluar proyek namun harus ada dan tidak dapat

dilepaskan dari proyek tersebut.

 Biaya overhead

 Keuntungan dan profit

 Contingency

3. Waktu

Waktu disini merupakan jangka waktu berlangsungnya suatu proyek

dimana kurun waktu yang diperlukan untuk proyek pembuatan jembatan

timbang kapasitas 60 ton Gudang PPGK sesuai dengan kontrak kerja yang

telah disetujui bersama.

3.7 Proses Pengolahan Data

3.7.1 Editing

Data yang telah masuk, kemudian diperiksa untuk diperoleh data yang

dapat dipertanggungjawabkan.

3.7.2 Tabulating

Proses penggunaan atau pengelolaan data kedalam bentuk tabel.


46

3.7.3 Verifikasi

Proses pemeriksaan, penyeleksian dan pembuangan data-data yang

tidak diperlukan dalam analisis. Tahap verifikasi yaitu tahap membandingkan

antara data penelitian dengan menggunakan yang didapat dari teori- teori.

3.8 Metode Analisis Data

 Metode yang di gunakan untuk menganalisi yaitu teknik analisis

network planning dengan pendekatan CPM (Critical Phat Method).

 Menetapkan Jalur kritis

Lintasan kritis adalah lintasan sepanjang diagram jaringan yang

mempunyai waktu terpanjang (durasi proyek) atau lintasan yang

melalui kegiatan- kegiatan yang tidak mempunyai float (waktu jeda).

3.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara research dengan

menggunakan dua macam cara :

3.9.1 Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu pengumpulan data dari literatur-literatur yang ada di

perpustakaan atau sumber ahli lain.

3.9.2 Studi lapangan (Field Research)

Yaitu mengumpulkan data dari hasil pengamatan secara langsung ke

lokasi penelitian. Dalam hal ini data diperoleh dari cara sebagai berikut:
47

a. Wawancara

Yaitu menggunakan pertanyaan terstruktur (kuisioner) dan Tanya

jawab langsung pada objek penelitian proyek pembuatan jembatan timbang

kapasitas 60 ton Gudang PPGK.

b. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-

kegiatan yang ada pada proyek pembuatan jembatan timbang kapasitas 60 ton

Gudang PPGK.

3.10 Kerangka Konseptual

Permintaan Konsumen

Perencanaan Kerja Network


dan biaya

- Jenis pekerjaan

- Urutan pekerjaan

Pelaksanaan proyek Penjadwalan

Pengendalian (pengawasan) proyek

Keterangan:
48

Setelah perusahaan mengetahui besar kecilnya permintaan konsumen

perusahaan harus membuat perencanaan mengenai pekerjaan yang akan

dilakukan dimana dalam perencanaan harus mencakup :

1. Jenis pekerjaan yang akan dilakukakan

2. Urutan kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan

3. Perkiraan waktu untuk menyelesaikan kegiatan

Dengan hal tersebut perusahaan dapat membuat diagram network.

Dalam analisa network dapat ditemukan penjadwalan kegiatan pelaksanaan

proyek. Penjadwalan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses

pelaksanaan proyek. Dengan penjadwalan dan pelaksanaan dapat dilakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan proyek. Pengawasan digunakan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan proses pelaksanaan dilakukan tepat pada

waktunya.
49

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam dunia industri di perlukan sarana dan prasana yang memadai

untuk kegiatan operasional perusahaan. Salah satu sarana dan prasaran yang

diperlukan dalam perusahaan adalah jembatan timbang, dari jembatan

timbang dapat diketahui berat kendaraan beserta muatannya.

Dari jembatan timbang perusahaan dapat melakukan pengawasan

terhadap keluar masuknya truk beserta muatannya. Pengawasan ini dilakukan

untuk meminimalisir hal hal yang tidak diinginkan, dengan maksud

memperketat/ memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan. Setiap

jembatan timbang mempunyai kapasitas berbeda- beda hal ini di sesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan.

Salahsatu perusahaan yang menggunakan jembatan timbang adalah

PT.GARAM (PERSERO) yang bergerak dalam produksi garam industry

ataupun olahan, dimana jenis muatan tersebut merupakan jenis produk yang

sulit untuk dihitung satu persatu sehingga harus dihitung secara massal.

Sesuai kebutuhan, perusahaan akan membuat jembatan timbang kapasitas 60

Ton ukuran 10 Meter x 3 Meter dengan pertimbangan pengeluaran garam

dapat di timbang 100% dengan truk fuso. Hal ini akan mempercepat

pengeluaran dan pemasukan garam ke dalam gudang maupun ke gudang

customer yang biasa menggunakan truk kecil dapat menggunakan truk besar.
50

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam pengerjaan proyek jembatan timbang dibutuhkan keakuratan

dalam perencanaannya, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan

keterlambatan dalam pengerjaannya. Perencanaan ini adalah sebagai langkah

awal dari pencapaian tujuan yang memberikan arah dan kejelasan tujuan.

Mengidentifikasi kegiatan yang memungkinkan memiliki durasi waktu

terlama adalah salah satu upaya mencegah keterlambatan dalam

pembangunan proyek, tujuannya untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-

kegiatan yang tingkat kepekaan tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan

sehingga setiap saat dapat ditentukan tingkat prioritasnya.

4.2.1 Perencanaan Waktu Proyek

Dalam proses pengerjaan pembangunan proyek jembatan timbang,

kontraktor berpedoman pada perencanaan yang telah disusun berdasarkan

urutan kegiatan-kegiatan. Berdasarkan surat perjanjian yang telah disepekati

bahwa waktu penyelesaian proyek jembatan timbang adalah 90 hari

kalender. Oleh karena itu dalam menentukan waktu tiap kegiatan

perencanaan dibuat berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan

sebelumnya. Untuk lebih memudahkan dalam melihat semua kegiatan yang

ada, serta waktu yang telah ditentukan dibuat suatu tabel dan waktu

penyelesaian.
51

Tabel 4.1

Jenis kegiatan dan durasi waktu penyelesaian

N DURASI
URAIAN
O (Hari))
I PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI  
1 Pekerjaan pembongkaran pondasi jembatan timbang lama 4
2 Pekerjaan galian tanah 4
3 Urugan tanah kembali 4
4 Pekerjaan pasang batu belah 6
5 Pek beton bertulang untuk pondasi dan opritan 7
6 Pekerjaan besi plat flendes 400 x 300 tebal 20 mm 7
II PEKERJAAN STELL PLAT JEMBATAN  
1 Stell plat jembatan timbang 5
2 Plat jembatan tebal 12 mm 6
3 Moer baut 5/8" dan angker diameter 20 mm (Include upah) 3
4 Pengecatan dengan cat sinkromite 3
III PEKERJAAN ATAP JEMBATAN TIMBANG  
1 Pek. Beton pondasi setempat 5
2 Pekerjaan kontrusi baja 6
3 Pemasangan besi beton 12 mm untuk angin- angin 3
4 Pemasangan atap galvalum 5
IV PEKERJAAN REHAB RUMAH OPERATOR  
1 Pengecatan atap rumah operator 3
2 Pengecatan kusen dan daun pintu jendela 3
3 Pekerjaan pemasangan daun pintu double triplek 1
4 Pekerjaan pemasangan kunci tanam pada pintu 2
5 Pemasangan plafon calsiboard rangka galvalum 3
6 Pemasangan keramik 40 x40 3
7 Pengecatan tembok bangunan 3
V EQUIPMENT ELEKTRONIK  
1 Pengadaan Laptop 1
2 Pengadaan printer HP Ix 310 1
Loadcell zemix type BM 14G 6 unit untuk jembatan timbang kaps 60 ton +
3 juntion box + instalasi, setting dan saftwer + wighing indicator GSC + tera 2
meterologi (Include upah pemasangan)
  Total 90
52

4.2.2 Data Biaya Proyek

Penulis mendapatkan informasi data- data yang di butuhkan untuk

memperlancar proses penelitian. salah satu data yang di dapat oleh penulis

adalah data biaya proyek yang diperoleh dari kontraktor Pembuatan

Jembatan Timbang Kapasitas 60 Ton dengan catatan nominal biaya tidak di

perbolehkan sama persis dengan data aslinya karena hal tersebut merupakan

data rahasia perusahaan yang tidak boleh dipublikasikan. Sehingga penulis

mendapatkan informasi data biaya proyek pembuatan jembatan timbang

yang sudah diedit oleh perusahaan. Data tersebut di dibagi atas biaya

langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya langsung

Biaya langsung adalah seluruh jenis biaya yang dibutuhkan untuk

pengadaan bahan – bahan, tenaga kerja, serta biaya – biaya lain yang

secara langsung berhubungan dengan pelaksanaan proyek di lapangan.

Biaya langsung dapat di perkirakan jumlahnya dengan menghitung

volume pekerjaan dan biaya proyek berdasarkan harga satuan pekerjaan.

Berikut adalah uraian biaya proyek beserta simbol aktivitas dan upah

tenaga kerja yang akan di gunakan dalam pelaksanaan proyek pembuatan

jembatan timbang kapasitas 60 Ton.


53

Tabel 4.2

Biaya Bahan Untuk Setiap Pekerjaan


SIMBOL
NO URAIAN AKTIVITA BIAYA PROYEK
S
I PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI    
1 Pekerjaan pembongkaran pondasi jembatan timbang lama A 3.300.000
2 Pekerjaan galian tanah B 4.000.000
3 Urugan tanah kembali C 300.000
4 Pekerjaan pasang batu belah D 10.000.000
5 Pek beton bertulang untuk pondasi dan opritan E 150.400.000
6 Pekerjaan besi plat flendes 400 x 300 tebal 20 mm F 3.000.000
II PEKERJAAN STELL PLAT JEMBATAN    
1 Stell plat jembatan timbang G 250.500.000
2 Plat jembatan tebal 12 mm H 70.000.000
3 Moer baut 5/8" dan angker diameter 20 mm (Include upah) I 3.000.000
4 Pengecatan dengan cat sinkromite J 20.000.000
III PEKERJAAN ATAP JEMBATAN TIMBANG    
1 Pek. Beton pondasi setempat K 4.000.000
2 Pekerjaan kontrusi baja L 65.500.000
3 Pemasangan besi beton 12 mm untuk angin- angina M 2.000.000
4 Pemasangan atap galvalum N 9.000.000
IV PEKERJAAN REHAB RUMAH OPERATOR    
1 Pengecatan atap rumah operator O 4.000.000
2 Pengecatan kusen dan daun pintu jendela P 500.000
3 Pekerjaan pemasangan daun pintu double triplek Q 300.000
4 Pekerjaan pemasangan kunci tanam pada pintu R 300.000
5 Pemasangan plafon calsiboard rangka galvalum S 3.400.000
6 Pemasangan keramik 40 x40 T 400.000
7 Pengecatan tembok bangunan U 500.000
V EQUIPMENT ELEKTRONIK    
1 Pengadaan Laptop V 7.000.000
2 Pengadaan printer HP Ix 310 W 6.000.000
Loadcell zemix type BM 14G 6 unit untuk jembatan timbang
kaps 60 ton + juntion box + instalasi, setting dan saftwer +
3 X 3.500.000
wighing indicator GSC + tera meterologi (Include upah
pemasangan)
  Total 620.900.000
54

Tabel 4.3

Daftar Tenaga Kerja dan Upah Harian

Jumlah Jam Hari


No Jenis Harga/Orang Jumlah Kerja Total Upah
Orang Kerja
(Hari)
1 Pekerja Terampil 4 8 Jam Rp 115.000 Rp 460.000 90 Rp 41.400.000
Pekerja Tak
2 3 8 Jam Rp 90.000 Rp 270.000 90
Terampil Rp 24.300.000
3 Mandor 1 8 Jam Rp 145.000 Rp 145.000 90 Rp 13.050.000
  Total Upah Keseluruhan Rp 78.750.000

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pekerja dalam

proyek Pembangunan Jembatan Timbang Kapasitas 60 Ton adalah

sebanyak 8 orang, yaitu 4 (Empat) orang pekerja terampil, 3 (Tiga) orang

pekerja tidak terampil dan 1 (Satu) mandor.

2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung meliputi biaya-biaya yang harus dikeluarkan,

yang tidak dapat di bebankan langsung kepada masing-masing pekerjaan

agar dapat terlaksana pembangunan proyek. Biaya-biaya tersebut antara

lain:

Tabel 4.4

Daftar Biaya Tidak Langsung

Hari
N Kerja Biaya/
Jenis Total Upah
o (Hari Hari
)
Biaya Pemakaian
1 90 Rp76,666
Listrik Rp6,900,000
55

2 Biaya Transportasi 90 Rp38,333 Rp3,450,000


  Total Upah Keseluruhan Rp10,350,000
4.3 Analisis Data
Untuk menyusun suatu gambar diagram Network Planning terlebih

dahulu harus disusun urutan-urutan dan hubungan ketergantungan dari setiap

kegiatan yang diperlukan dalam pembangunan proyek, sedangkan langkah-

langkah dalam pembuatan Network Planning meliputi :

4.3.1 Memperinci Proyek dalam Kegiatan-kegiatan

Langkah pertama dalam menyusun Network Plannig adalah

memperinci proyek dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan ini

dilakukan berdasarkan pengalaman dan data atau informasi masa

lalu atau sumber lain. Adapun rincian kegiatan-kegiatannya seperti

pada tabel dibawah ini.


56

Tabel 4.5

Perincian Kegiatan Proyek

SIMBOL
NO URAIAN
AKTIVITAS
I PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI  
1 Pekerjaan pembongkaran pondasi jembatan timbang lama A
2 Pekerjaan galian tanah B
3 Urugan tanah kembali C
4 Pekerjaan pasang batu belah 15/20 1 Pc : 4 Ps tebal 5 D
5 Pek beton bertulang untuk pondasi dan opritan E
6 Pekerjaan besi plat flendes 400 x 300 tebal 20 mm F
II PEKERJAAN STELL PLAT JEMBATAN  
1 Stell plat jembatan timbang G
2 Plat jembatan tebal 12 mm H
3 Moer baut 5/8" dan angker diameter 20 mm (Include upah) I
4 Pengecatan dengan cat sinkromite J
III PEKERJAAN ATAP JEMBATAN TIMBANG  
1 Pek. Beton pondasi setempat K
2 Pekerjaan kontrusi baja L
3 Pemasangan besi beton 12 mm untuk angin- angin M
4 Pemasangan atap galvalum Kr 35 N
IV PEKERJAAN REHAB RUMAH OPERATOR  
1 Pengecatan atap rumah operator dengan cat genteng expres O
2 Pengecatan kusen dan daun pintu jendela P
3 Pekerjaan pemasangan daun pintu double triplek Q
4 Pekerjaan pemasangan kunci tanam pada pintu R
Pemasangan plafon calsiboard rangka galvalum (include
5 penutup plavon calsiboard dan plamir sambungan plafon dan S
upah pemasangan)
6 Pemasangan keramik 40 x40 T
7 Pengecatan tembok bangunan U
V EQUIPMENT ELEKTRONIK  
Laptop (core i3 4170 - LCD 19.5"), DDR3 2 GB, HDD 500 GB
1 V
sata, DVD RW
2 Pengadaan printer HP Ix 310 W
Loadcell zemix type BM 14G 6 unit untuk jembatan timbang
kaps 60 ton + juntion box + instalasi, setting dan saftwer +
3 X
wighing indicator GSC + tera meterologi (Include upah
pemasangan)
57

4.3.2 Data Kegiatan

Setelah memperinci kegiatan proyek yang terdiri atas kegiatan-

kegiatan maka ditentukan data kegiatan proyek diantaranya adalah

lama kegiatan dalam pelaksanaan proyek yang dinyatakan dalam

satuan hari.
58

Tabel 4.6

Perincian Kegiatan yang Disertai Waktu

SIMBOL DURASI
NO URAIAN
AKTIVITAS (Hari))
I PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI    
1 Pekerjaan pembongkaran pondasi jembatan timbang lama A 4
2 Pekerjaan galian tanah B 4
3 Urugan tanah kembali C 4
4 Pekerjaan pasang batu belah 15/20 1 Pc : 4 Ps tebal 5 D 6
5 Pek beton bertulang untuk pondasi dan opritan E 7
6 Pekerjaan besi plat flendes 400 x 300 tebal 20 mm F 7
II PEKERJAAN STELL PLAT JEMBATAN    
1 Stell plat jembatan timbang G 5
2 Plat jembatan tebal 12 mm H 6
3 Moer baut 5/8" dan angker diameter 20 mm (Include upah) I 3
4 Pengecatan dengan cat sinkromite J 3
III PEKERJAAN ATAP JEMBATAN TIMBANG    
1 Pek. Beton pondasi setempat K 5
2 Pekerjaan kontrusi baja L 6
3 Pemasangan besi beton 12 mm untuk angin- angin M 3
4 Pemasangan atap galvalum Kr 35 N 5
IV PEKERJAAN REHAB RUMAH OPERATOR    
1 Pengecatan atap rumah operator dengan cat genteng expres O 3
2 Pengecatan kusen dan daun pintu jendela P 3
3 Pekerjaan pemasangan daun pintu double triplek Q 1
4 Pekerjaan pemasangan kunci tanam pada pintu R 2
Pemasangan plafon calsiboard rangka galvalum (include
5 penutup plavon calsiboard dan plamir sambungan plafon dan S 3
upah pemasangan)
6 Pemasangan keramik 40 x40 T 3
7 Pengecatan tembok bangunan U 3
V EQUIPMENT ELEKTRONIK    
Laptop (core i3 4170 - LCD 19.5"), DDR3 2 GB, HDD 500 GB sata,
1 V 1
DVD RW
2 Pengadaan printer HP Ix 310 W 1
Loadcell zemix type BM 14G 6 unit untuk jembatan timbang
kaps 60 ton + juntion box + instalasi, setting dan saftwer +
3 X 2
wighing indicator GSC + tera meterologi (Include upah
pemasangan)
59

4.3.3 Menyusun Hubungan Antar Kegiatan-kegiatan

Setelah mengadakan langkah pertama, langkah selanjutnya adalah

menyusun tabel hubungan antar kegiatan. Dalam Network Planning

hubungan antar suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya merupakan

dasar pembuatan Network Planning. Tujuan dari penentuan hubungan

antar kegiatan ini adalah untuk mengetahui urutan-urutan kegiatan

dari awal dimulai nya suatu proyek hingga selesai secara keseluruhan.

Dalam metode Network Planning ada beberapa kemungkinan

yang dapat terjadi pada suatu kegiatan, yaitu :

1. Suatu kegiatan hanya dapat dikerjajakan bersamaan dengan

kegiatan lainnya

2. Suatu kegiatan hanya dapat dikerjakan setelah pekerjaan lainnya

sudah selesai terlebih dahulu ( kegiatan yang mendahului ).


60

Tabel 4.7
Hubungan Keterkaitan Antar Kegiatan Proyek
N SIMBOL AKTIVITAS DURASI
URAIAN
O AKTIVITAS PENDAHULU (Hari))
I PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI      
Pekerjaan pembongkaran pondasi jembatan timbang
1 A - 4
lama
2 Pekerjaan galian tanah B A 4
3 Urugan tanah kembali C B 4
4 Pekerjaan pasang batu belah 15/20 1 Pc : 4 Ps tebal 5 D C 6
5 Pek beton bertulang untuk pondasi dan opritan E C 7
6 Pekerjaan besi plat flendes 400 x 300 tebal 20 mm F D 7
II PEKERJAAN STELL PLAT JEMBATAN    
1 Stell plat jembatan timbang G E 5
2 Plat jembatan tebal 12 mm H F,G 6
Moer baut 5/8" dan angker diameter 20 mm (Include
3 I H 3
upah)
4 Pengecatan dengan cat sinkromite J I 3
III PEKERJAAN ATAP JEMBATAN TIMBANG    
1 Pek. Beton pondasi setempat K I 5
2 Pekerjaan kontrusi baja L J,K 6
3 Pemasangan besi beton 12 mm untuk angin- angina M L 3
4 Pemasangan atap galvalum Kr 35 N L 5
IV PEKERJAAN REHAB RUMAH OPERATOR    
Pengecatan atap rumah operator dengan cat genteng
1 O N 3
expres
2 Pengecatan kusen dan daun pintu jendela P M 3
3 Pekerjaan pemasangan daun pintu double triplek Q P 1
4 Pekerjaan pemasangan kunci tanam pada pintu R O 2
Pemasangan plafon calsiboard rangka galvalum (include
5 penutup plavon calsiboard dan plamir sambungan plafon S Q,R 3
dan upah pemasangan)
6 Pemasangan keramik 40 x40 T S 3
7 Pengecatan tembok bangunan U T 3
V EQUIPMENT ELEKTRONIK    
Laptop (core i3 4170 - LCD 19.5"), DDR3 2 GB, HDD
1 V T 1
500 GB sata, DVD RW
2 Pengadaan printer HP Ix 310 W U,V 1
Loadcell zemix type BM 14G 6 unit untuk jembatan
timbang kaps 60 ton + juntion box + instalasi, setting
3 X W 2
dan saftwer + wighing indicator GSC + tera meterologi
(Include upah pemasangan)
4.3.4 Menggambar Diagram Network Planning
61

Setelah mengetahui kegiatan pendahulu dari setiap kegiatan

yang terdapat dalam pembangunan proyek dan waktu pelaksanaan dari

setiap kegiatan telah ditentukan dapat dilihat pada tabel 4.4, maka dapat

dibuat diagram jaringan kerja sebagai berikut :

Gambar 4.1

Network Planning Proyek Pembuatan Jembatan Timbang Kapasitas

60 Ton

D (6) F (7) J (3) M (3) P (3) Q (1)

A (4) B (4) C (4) H (6) I (3) L (6) S (3)

E (7) G (5) K (5) N (5) O (3) R (2)

U (3)

T (3) W (1) X (2)

V (1)

4.3.5 Analisis Metode Critical Path Method

Langkah–langkah pembuatan Critical Path Method (CPM) menurut

Mahendra (2004: 94), yaitu sebagai berikut :

1. Membuat daftar jenis–jenis pekerjaan.

2. Membuat daftar perkiraan waktu/durasi pada tiap item pekerjaan.


62

3. Membuat urutan dari masing – masing kegiatan atau pekerjaan dan

ketergantungannya antar masing – masing kegiatan/ pekerjaan yang

bersangkutan.

4. Rangkaikan satu jaringan kerja satu dengan yang lain berdasarkan

kegiatan mana yang harus mendahului dan mana yang merupakan

lanjutan dari kegiatan sebelumnya (Lihat Gambar 4.1)

5. Analisa waktu dengan menggunakan metode CPM (EF, LS dan Float

Time).

6. Mengidentifikasi jalur kritis.

7. Gambar Network Planning.

4.3.6 Perhitungan Maju (Forward Pass)

Mencari waktu selesai paling awal (EF/ Earliest Finish Time) pada

aktivitas A (Item Pekerjaan 1 ke item Pekerjaan 2), dan B (Item

Pekerjaan 2 ke Item Pekerjaan 3), C (Item Pekerjaan 3 ke Item

Pekerjaan 4 dan 5) dan D (Item Pekerjaan 4 ke Item Pekerjaan 8) dan

seterusnya sesuai ketergantungan dan kelanjutan setiap kegiatan.

Rumus : EF = ES + D (Durasi kegiatan pekerjaan)

Contoh :

Aktivitas A : EF = 0 + 4 = 4

Aktivitas B : EF = 4 + 4 = 8

Aktivitas C : EF = 8 + 4= 12

Aktivitas D : EF = 12 + 6 = 18

4.3.7 Perhitungan Mundur (Backward Pass)


63

Mencari waktu paling akhir (LS / Latest Start Time) pada kegiatan P, 0,

N dan M.

Rumus : ES = LF – D (Durasi kegiatan pekerjaan)

Contoh :

Aktivitas X : LS = 67 – 2 = 65

Aktivitas W : LS = 65 – 1 = 64

Aktivitas U : LS = 64 – 3 = 61

Aktivitas V : LS = 64 – 1 = 63

4.3.8 Identifikasi Jalur Kritis

Dari urutan rumus diatas, jalur dan kegiatan kritis (Kegiatan yang tidak

dapat ditunda pekerjaannya) terdapat beberapa hal sebagai berikut :

 Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama ES = LS

 Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama EF = LF

 Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu

selesai paling akhir dengan waktu mulai paling awal LF – ES =

Dari hasil perhitungan untuk masing – masing kegiatan pada gambar

4.1 dapat dilihat kegiatan – kegiatan yang termasuk dalam lintasan

kritis dan non kritis adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2

Tampilan lintasan Kritis dengan Metode CPM


64

12 D 18 18 F 25
12 6 18 18 7 25

0 A 4 4 B 8 8 C 12 25 H 31 31 I 34
0 4 4 4 4 8 8 4 12 25 6 31 31 3 34

12 E 19 19 G 24
13 7 20 20 5 25

34 J 37 45 M 48 48 P 51 51 Q 52
36 3 39 48 3 51 51 3 54 54 1 55

 31 I 34 39 L 45 55 S 58 58 T 61
31 3 34 39 6 45 55 3 58 58 3 61

34 K 39 45 N 50 50 O 53 53 R 55
34 5 39 45 5 50 50 3 53 53 2 55

61 U 64 
61 3 64

58 T 61  64 W 65 65 X 67
58 3 61 64 1 65 65 2 67 

61 V 62
63 1 64
65

4.3.5 Menghitung Biaya Proyek

Table 4.8

Perhitungan Biaya Pekerja

Jumlah Jam Hari


No Jenis Harga/Orang Jumlah Kerja Total Upah
Orang Kerja
(Hari)
1 Pekerja Terampil 4 8 Jam Rp 115.000 Rp 460.000 90 Rp 41.400.000
Pekerja Tak
2 3 8 Jam Rp 90.000 Rp 270.000 90
Terampil Rp 24.300.000
3 Mandor 1 8 Jam Rp 145.000 Rp 145.000 90 Rp 13.050.000
  Total Upah Keseluruhan Rp 78.750.000

 Dari data diatas dapat di hitung biaya tenaga kerja sebesar Rp.875.000

(Delapan Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)/ hari dengan rincian

sebagai berikut :

 Total Upah : Masa Kerja = Upah Perhari

Rp.78.750.000 : 90 Hari Kalender = Rp. 875.000

 Biaya bahan setiap pekerjaan Rp.620.900.000

 Biaya pekerja Rp. 78.750.000

 Biaya tidak langsung Rp. 10.350.000 +

Total biaya proyek Rp.710.000.000

Dari perhitungan di atas diketahui total biaya proyek selama waktu

normal (90 hari) adalah Rp.710.000.000 (Tujuh Ratus Sepuluh Juta

Rupiah).
66

 Menghitung biaya berdasarkan efisiensi waktu

90 hari – 67 hari = 23 hari

Jadi perhitungan biaya proyek tersebut adalah :

Rp. 875.000 x 23 hari = Rp. 20.125.000

Rp. 710.000.000 – Rp. 20.125.000 = Rp. 689.875.000

Dengan demikian dapat diketahui bahwa proyek pembuatan jembatan

timbang kapasitas 60 Ton dapat diselesaikan dalam waktu 67 hari kalender

dengan biaya sebesar Rp.689.875.000 dari waktu yang telah ditentukan oleh

PT BUMIKU yaitu 90 hari kalender dengan biaya sebesar Rp.710.000.000.

Hal ini akan mengefisiensi waktu selama 23 hari dan biaya sebesar

Rp.20.125.000, jika dilaksanakan dengan waktu normal berdasarkan Metode

CPM (Critical Path Method).

4.4 Hasil Pembahasan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap proyek pembuatan

jembatan timbang kapasitas 60 Ton di Sumenep Madura, maka didapat

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis metode CPM pada Proyek Pembangunan Jembatan

Timbang Kapasitas 60 Ton mendapatkan item pekerjaan kritis yaitu :

a Pekerjaan pembongkaran pondasi jembatan timbang lama (A)

b Pekerjaan galian tanah (B)

c Pekerjaan urugan kembali (C)


67

d Pekerjaan pasang batu belah 15/ 20 1 Pc : 4 Ps tebal 5 (D)

e Pekerjaan besi plat flendes 400 x 300 tebal 20 mm (F)

f Pekerjaan plat jembatan timbang tebal 12 mm (H)

g Pekerjaan pemasangan moerbaut 5/8” dan angker diameter 20 mm

(include upah) (I)

h Pekerjaan beton pondasi setempat (K)

i Pekerjaan kontruksi baja (L)

j Pekerjaan pemasangan atap galvalum kr 35 (N)

k Pekerjaan pemasangan kunci tanam pada pintu (R)

l Pekerjaan Pemasangan plafon calsiboard rangka galvalum (include

penutup plavon calsiboard dan plamir sambungan plafon dan upah

pemasangan) (S)

m Pekerjaan pemasangan kramik 40 x 40 (T)

n Pekerjaan pengecatan tembok bangunan (U)

o Pekerjaan pengadaan printer HP lx 310 (W)

p Pekerjaan Loadcell zemix type BM 14G 6 unit untuk jembatan

timbang kaps 60 ton + juntion box + instalasi, setting dan saftwer +

wighing indicator GSC + tera meterologi (Include upah

pemasangan) (X)

Aktivitas pada jalur tersebut diatas tidak boleh terlambat atau

ditunda waktu penyelesaiannya karena tidak memiliki tenggang

waktu (Float Time).Hal ini akan mengakibatkan keterlambatan

pada waktu total penyelesaian proyek yang akan merugikan kedua

pihak yaitu kontraktor dan pemilik proyek.


68

2. Dengan menerapkan metode CPM pada proyek pembangunan jembatan

timbang kapasitas 60 ton mendapatkan waktu penyelesaian proyek 67

hari. Jika dibandingkan antara hasil perhitungan yang dilakukan oleh PT.

BUMIKU membutuhkan waktu 90 hari, hal ini akan mengefisiensi waktu

penyelesaian proyek selama 23 hari.

3. Biaya yang di butuhkan PT BUMIKU untuk menyelesaikan proyek dengan

kurun waktu 90 hari kalender sebesar Rp.710.000.000,sedangkan waktu dan

biaya yang dibutuhkan apabila menggunakan Metode CPM (Critical Path

Method) dengan kurun waktu penyelesaian selama 67 hari kelender sebesar

Rp.689.875.000. Dari segi biaya penyelesaian proyek tersebut terdapat

penghematan biaya sebesar Rp.20.125.000.

Anda mungkin juga menyukai