Anda di halaman 1dari 14

LIDWINA LARAS CHRISTIANTY PRABA/ XI IPS 2/ 22

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Pertemuan 1

Indikator:

3.7.1 Mengidentifikasi bencana yang terjadi di sekitar kita

3.7.2 Menjelaskan konsep bencana

3.7.3 Mengklasifikasikan jenis dan karakteristik bencana

3.7.4 Menjelaskan siklus penanggulangan bencana

Nama Siswa : Lidwina


Laras
Christianty
Praba
Mata Pelajaran : Geogr
afi
Kelas : XI

Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)

a. Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas

b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa

c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas

d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah


disepakati antara guru dengan siswa.

1. Identifikasilah gambar–gambar dibawah ini, kemudian rumuskanlah


konsep bencana dengan bahasa sendiri dan tentukan penanggulangan
bencana yang tepat
a. Konsep bencana:

Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan membahayakan


kehidupan makhluk hidup di lingkungannya yang disebabkan oleh faktor alam atau
non alam dan berdampak pada kerugian harta benda, korban jiwa dan kerusakan
lingkungan.

b. Penanggulangan bencana banjir

Meminimalisir terjadinya bencana dengan melakukan perencanaan


pembangunan, sehingga tidak membangun di wilayah dengan kerawanan dan
bahaya banjir yang tinggi. menanam pohon sebagai penahan air dan menjaga
daerah resapan air. Setelah terjadinya bencana dapat dilakukan pembangunan
daerah resapan air atau tanggul di sekitar sungai.

Gempa bumi

Meminimalisir dampak bencana dapat dilakukan dengan membangun


infrastruktur dan bangunan dengan struktur bangunan yang tahan gempa.
Memberikan peringatan dini dan segera pergi ke lahan terbuka apabila terjadi
gempa. Setelah terjadinya bencana dapat dilakukan rekonstruksi bangunan
dengan struktur yang lebih kokoh.

Gunung meletus

Menyadari tanda-tanda akan terjadinya bencana, seperti kenaikan suhu, atau


perubahan tingkah laku binatang. Untuk meminimalisir korban dapat melakukan
edukasi dan sosialisasi masyarakat di wilayah rawan letusan gunung berapi agar
masyarakat menyadari potensi bencana dan dapat mempersiapkan diri ketika
terjadinya bencana. Pembangunan jalur darurat bencana juga dapat
meminimalisir adanya dampak dari bencana gunung meletus.

Kebakaran hutan:

Meminimalisir dampak bencana dapat dilakukan dengan memetakan kawasan


hutan yang rawan terbakar seperti lahan gambut dan melakukan pengawasan di
wilayah tersebut. Saat kebakaran dapat ditanggulangi dengan pemadaman api
melalui saluran di tanah atau hujan buatan. Setelah terjadinya kebakaran, dapat
dilakukan pemulihan lahan dengan penanaman kembali atau reboisasi.
2. Lengkapilah tabel tentang jenis dan karakteristik bencana di bawah ini dengan
benar!

No Jenis Bencana Karakteristik Bencana

1
2

1) BENCANA LONGSOR:
-Adanya gerakan tanah dan batuan di sebuah lereng
-Lereng curam dengan penyusun yang tidak kokoh
-Berlangsung cepat
2) BENCANA GEMPA BUMI:
-Berlangsung secara cepat
-Banyak terjadi di wilayah patahan atau pertemuan lempeng
-Dapat menimbulkan bencana sekunder
-Dapat terulang kembali
3) BENCANA GUNUNG MELETUS:
-Dapat diprediksi, tetapi tidak dapat dicegah
-Mengeluarkan material lava, batuan, pasir
-Letusan dapat berskala besar atau kecil tergantung jenis gunung
4) BENCANA BANJIR:
-Terjadi akibat hujan lebat dan kurangnya resapan air
-Membawa dan menghanyutkan material-material lainnya
-Dapat bertahan selama beberapa hari
5) BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG:
-Terjadi secara tiba-tiba dalam skala lokal
-Lebih sering terjadi pada siang hari di dataran rendah
-Berkaitan dengan tumbuhnya awan bada atau cumolonimbus

3. Carilah dan cocokkanlah petanyaan dan jawaban di dalam di bawah ini!

PERNYATAAN JAWABAN
1
.
Hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga a Kebakaran
menutupi .
permukaan bumi kawasan tersebut(...)
2
.
Gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan b Tornado
.
oleh macam-macam gangguan di dasar samudra (j)

Mitigasi Bencana Alam I 3


LKPD Geografi Kelas XI SMA

3
.
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan c La nina
.
tidak dapat di prediksi(g)
4
.
Turunnya hujan selama empat jam dengan intensitas d Puting beliung
.
tinggi dan terjadinya penurunan massa tanah (f)
5
.
Proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut e Banjir
.
dan arus laut yang bersifat merusak(e)
6
.
Aktivitas vulakanik yang dikenal dengan istilah f Tanah longsor
erupsi .
(i)
7
.
Putaran udara yeng bergerak cepat dan berbentuk g Gempa bumi
.
corong spiral yang berkaitan erat dengan
pertumbuhan
awan badai dengan kecepatan mulai 72 km / jam
sampai 400 km/jam (b)
8
.
Situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti h Puting beliung
.
rumah/permukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-
lain yang dilkalian api yang menimbulkan korban
dan/atau kerugian (a)
9
.
Suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka i Letusan gunung
.
laut di Kawasan Timur Ekuator di Lautan Fasifik (c) api

1
0
Angin kencang yang datang secara tiba-tiba, j Tsunami
. .
mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai
spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga
menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam
waktu singkat (3-5 menit) (d
Mitigasi Bencana Alam I 4
LKPD Geografi Kelas XI SMA

Pertemuan 2

Indikator:

3.7.5 Menganalisis persebaran wilayah bencana di Indonesia

3.7.4 Menggambarkan persebaran wilayah bencana di Indonesia

3.7.5 Menentukan daerah-daerah rawan bencana di Sumatera Barat

Nama Siswa :
Mata Pelajaran : Geogr
afi
Kelas : XI

Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)

a. Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas

b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa

c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas

d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah


disepakati antara guru dengan siswa.

1. Perhatikanlah peta indeks rawan bencana berikut!

Kelompokkan daerah-daerah yang termasuk dalam pembagian tingkat rawan


bencana!

Tingkat Rawan Tinggi Tingkat Rawan Sedang Tingkat Rawan Rendah


Aceh, dst
TINGGI: Aceh, Sumatera Utara, Riau, SUmatera Barat, Bengkulu, Jambi,
Sumatera Selatan, seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sebagian Maluku.
SEDANG: Sebagian kecil SUmatera Utara dan Riau, Sebagian Kalimantan
Barat dan Timur, Sebagian Papua
RENDAH: Sebagian besar Papua

2. Apa yang menyebabkan Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana?

Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana karena letak geologisnya yang berada di
pertemuan beberapa lempeng aktif, sehingga sangat rawan terkena bencana tektonisme dan
vulkanisme. Bentuk negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang diapit dua
samudera juga membuat iklim Indonesia bergantung pada kedua samudera tersebut.
Akibatnya, Indonesia juga sering dilanda bencana meteorologis seperti hujan ekstrim atau
angin puting beliung.

3. Bacalah artikel berikut dengan seksama, kemudian jawablah petanyaan-


pertanyaan dibawahnya!

Menilik Banjir-Longsor Sumbar, dari Masalah Drainase sampai Kerusakan


Hutan

Hujan lebat menyusul banjir melanda Sumatera Barat 21-22 Maret 2016,
menyebabkan kerusakan parah. Ribuan rumah terendam, puluhan hektar sawah
rusak, saluran irigasi dan Intake PDAM jebol dan empat orang dilaporkan
meninggal terbawa arus maupun tertimbun longsor. Ia terjadi di ketujuh
kabupaten/kota, yakni Padang, Bukittinggi, Pariaman, Padang Pariaman, Agam,
Pesisir Selatan dan Pasaman Barat.

BPBD menaksir kerugian bencana mencapai ratusan miliar rupiah, antara lain
Padang sekitar Rp45,8 miliar, Padang Pariaman (Rp25-Rp30 miliar), Pariaman
(Rp10 miliar), Pesisir Selatan (Rp5 miliar) dan Agam kerugian Rp638 juta.

“Dua daerah lain, Bukittinggi dan Pasaman Barat, masih penilaian,” kata Kepala
Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Pagar Negara.

Data BPBD Sumbar, banjir terparah lima kecamatan di Padang, yakni, Kecamatan
Koto Tangah, Kuranji, Nanggalo, Padang Barat dan Padang Utara.

Ratusan rumah warga, beberapa sekolah dan ratusan kendaraan bermotor


terendam, jembatan putus dan bantalan rel kereta api rusak sepanjang 10 meter.

Di Kota Pariaman, satu jembatan rusak berat, puluhan rumah terendam. Di


Padang Pariaman, seorang warga Rimbokalam, Nagari Anduriang, tewas
tertimbun longsor, dua menderita luka-luka dan sejumlah akses jalan lintas
Sumatera, tertimbun.

Di Bukittinggi, Kelurahan Pulai Anak Aie, ratusan rumah terendam. Ketinggian


banjir mencapai satu meter. Banjir juga menggenangi beberapa kawasan lain.

Di Kabupaten Agam, banjir melanda dua Kelurahan Gasan Kaciak, Tanjung


Mutiara dan Kampung Pisang, Ampek Nagari. Agam juga longsor menerjang tiga
nagari, Panta Kecamatan Matur, Panta Sungai Jariang, dan Nagari Malalak.

Banjir dan longsor di Pasaman, tepatnya Kelurahan Berangin, Lubuk Sikaping.


Longsor menutup badan jalan. Jalan penghubung Bukitinggi-Pasaman-Medan,
sempat lumpuh total.

Khusus Pesisir Selatan, banjir di Kanagarian Kapuh Utara, Kecamatan Koto I


Tarusan, Air Haji Barat, Kecamatan Linggo Sari Baganti dan beberapa daerah
lain.

Untuk mencegah banjir bandang, pascabanjir dan longsor Gubernur Sumbar, pada
24 Maret, mengeluarkan surat edaran kepada 19 kabupaten/kota untuk
membersihkan hulu dan daerah aliran sungai (DAS) minimal dua kali.

“Kita berupaya mengambil langkah-langkah kesiapsiagaan terutama daerah


berpotensi banjir bandang. Kami bekerjasama dengan pemda, TNI/polri dan
masyarakat,” katanya. BPBD mengimbau, masyarakat sekitar DAS, dan tebing
waspada dan memperhatikan curah hujan.

Penyebab banjir

Prof Isril Berd, Ketua Forum DAS Padang, mengatakan, topografi Padang terdiri
atas lereng bagian Bukit Barisan dengan luas 1.414,96 kilometer persegi. Dari
luas ini, hanya 30% layak huni, atau area pemukiman, selebihnya 70% perbukitan.

Kondisi topografi ini, menjadi salah satu faktor penyebab banjir. “Bentangan alam
Padang banyak landai, tempat air berkumpul atau cekungan kerendahan. Ini
tumpuan air mengalir dan sasaran banjir seperti Kuranji dan Koto Tengah,”
katanya. Total sekitar 3.600-4.000 hektar luasan rawan banjir.

Merujuk data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas


hujan 21-22 Maret lalu 370 milimeter, tergolong ekstrem, normal 1.100-1.800
meter kubik air. Kondisi itu, katanya, memaksa per satu hektar tanah menahan
3.700 meter kubik air. Bisa dikatakan melebihi daya tampung hutan. “Seluas
lapangan bola harus menampung 3.700 meter kubik air, ketika intensitas hujan
tinggi tak tertampung drainase hingga limpahan menjadi banjir. Ini diperparah
pasang laut saat itu, pasang naik, air mengalir bertemu menjadi sasaran aliran air,”
katanya.

Mitigasi Bencana Alam I 7


LKPD Geografi Kelas XI SMA

Selain itu, enam DAS terletak di Padang, menjadi salah satu pemicu. Enam DAS,
masing-masing Timbalun, Bungus, Arau, Kuranji, Air Dingin dan Kandis. DAS
ini berhulu dan bermuara di Padang, tak melintasi daerah lain.

Dengan kondisi ini, banyak hal mungkin terjadi di Padang, terkait hujan dan
banjir. Kalau hujan hulu perbukitan, air cepat mengalir ke Padang.

“Jika curah hujan tinggi di lereng, banjir dan longsor sulit dielakkan, contoh
longsor di Airdingin.”

Faktor penyebab lain, hutan di perbukitan tak lagi berkualitas. Dia mengatakan,
banyak hutan gundul karena penebangan, alihfungsi menjadi pertanian atau bekas
longsor perbukitan menjadi pemicu banjir dan longsor.

“Hutan makin berkurang karena penebangan tak terkontrol. Apalagi penebangan


di lereng, sangat berbahaya,” katanya.

Sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/04/04/menilik-banjir-longsor-sumbar-
dari-masalah-drainase-sampai-kerusakan-hutan/

a. Mengapa Sumatera Barat rawan mengalami bencana banjir dan longsor?


JAWAB: Karena topografi Sumatera Barat yang berupa lereng. Banjir rawan terjadi di bagian bawah
lereng yang landai, sedangkan longsor terjadi akibat kurangnya kekuatan material penyusun lereng.
Kurangnya lahan hutan akibat penebangan menambah kerawanan bencana longsor
b. Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bencana alam,
baik yang bersifat klimatologis, geologis, maupun biologis yang terjadi di
Sumatera Barat?
JAWAB: Dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dengan sosialisasi dengan pemerintah
daerah, atau TNI dan Polri, sehingga masyarakat dapat mengurangi dampak bencana terutama korban
bencana dengan melakukan langkah evakuasi.
c. Menurutmu, sudah efektifkah langkah pencegahan dan penanggulangan
bencana yang dilakukan selama ini? Mengapa demikian?
JAWAB: Belum, banyaknya korban yang terjadi akibat bencana menunjukkan bahwa upaya
penanggulangan ini masih belum efektif. Upaya penanggulangan yang banyak dilakukan pemerintah
adalah penanggulangan saat bencana, sehingga masih menimbulkan banyak kerugian. Masyarakat
juga belum memiliki kapasitas yang cukup untuk menghadapi bencana, sehingga perlu diadakannya
pelatihan dan pembentukan organisasi tanggap bencana di masyarakat untuk meminimalisir adanya
korban.
d. Sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia, apa yang dapat kamu lakukan
untuk mencegah bencana alam terjadi di lingkunganmu?
JAWAB: Yang dapat saya lakukan adalah dengan memahami terjadinya suatu bencana
saya dapat memperingatkan orang-orang di sekitar saya apabila terdapat tanda-tanda
bencana. Selain itu saya juga dapat mencegah terjadinya bencana dengan menjaga dan
tidak merusak lingkungaan==n
Pertemuan 3

Indikator:

3.7.5 Menjelaskan lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangan


bencana alam

3.7.6 Menjelaskan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana alam di


Indonesia

Nama Siswa :
Mata Pelajaran : Geogr
afi
Kelas : XI

Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)

a. Baca secara cermat bahan ajar sebelum siswa mengerjakan tugas

b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa

c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas

d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah


disepakati antara guru dengan siswa!

1. Lengkapilah tabel lembaga dan tugasnya terkait dengan kebencanaan berikut ini!

No Logo Nama Lembaga Tugas


1.

4
1. BNPB: Badan Nasional Penanggulangan Bencana bertugas untuk memberikan pedoman
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan keadaan darurat
bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara, dan menyampaikan informasi
kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat
2. SAR: Badan SAR Nasional bertugas untuk pencarian, pertolongan serta evakuasi masyarakat
terdampak bencana, secara cepat, efektif dan efisien.
3. BMKG: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika bertugas untuk melaksanakan tugas di
bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika dan menyampaikan peringatan
bencana yang berkaitan dengan faktor meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
4. TARUNA SIAGA BENCANA INDONESIA: Taruna Siaga Bencana Indonesia bertugas
membantu pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan penanggulangan bencana
baik pada saat pra bencana, saat tanggap darurat maupun saat pasca bencana serta tugas –
tugas penanganan permasalahan sosial lainnya yang terkait dengan penanggulangan bencana.

Anda mungkin juga menyukai