KELOMPOK I
ANGGOTA :
RAHINI ( A0D021105 )
RISMA AMALIA (
IRGI SOFIYAN (
ROCKY PRATAMA
ROY MARDIANSYAH
WISTIA PARDIANA
WULANDA ASHARI
UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit No. 62, Gomong, Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmatnya dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Adapun tema dari tugas ini adalah “ SARBANES
OXLEY, PENGENDALIAN INTERN, AKUTANSI KAS KESIL, REKENING BANK
DAN SURAT BERHARGA”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarya kepada
dosen mata kuliah AKUTANSI yang telah memberikan tugas kepada kami.
Saya jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik bagi studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga tugas ini dapat berguna bagi kami
pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sarbanes oxley ?
2. Apa yang dimaksud dengan pengendalian intern ?
3. Bagaimana prosedur pengendalian kas terhadap penerimaan dan pengeluaran
4. Apa yang dimaksud dengan reknsiliasi Bank ?
5. Apa saja komponen yang ada dalam kas kecil dan surat berharga ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sarbanes oxley
2. Untuk mengetahui tentang pengendalian intern
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengendalian kas terhadap penerimaan
dan pengeluaran kas
4. Untuk mengetahui hal-hal mengenai rekonsiliasi bank
5. Untuk mengetahui berbagai jenis surat berharga dan kasa kecil
BAB II
PEMBAHASAN
Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat SOx atau SOA adalah hukum federal
Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. Undang-undang ini
diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael
Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan
suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush. Undang-
undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap
berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco International,
Adelphia, Peregrine Systems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems,
Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing,
HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan Xerox, yang juga melibatkan
beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen,
KPMG dan PWC.
Secara umum SOX’s Act terdiri dari tiga bagian penting yang harus
diperhatikan oleh manajemen perusahaan publik, yaitu: Seksi 404, 906, dan 302.
Peraturan ini sudah mulai dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan publik
di AS sejak dikeluarkannya peraturan tersebut, Juli 2002, namun yang menjadi
penekanan adalah seksi 302 dan seksi 404.
Seksi 404 berisi peraturan yang mewajibkan manajemen untuk menilai
internal kontrol yang sudah dilaksanakan atas laporan keuangannya serta
pengesahan dari auditor eksternal. Seksi 906 berisi peraturan yang mewajibkan
manajemen perusahaan secara periodik untuk melaporkan segala sesuatu
menyangkut informasi keuangan yang juga tunduk kepada peraturan bursa saham,
serta menyatakan dengan benar kondisi laporan keuangan dan hasil operasi
perusahaan. SOX’s act seksi 302 berisi peraturan yang hampir sama dengan seksi 906,
tetapi seksi 302 berisi tambahan atas pengungkapan yang berhubungan dengan
pengungkapan internal kontrol dan prsodurnya, serta internal kontrol dan
penipuan/kecurangan.
Berikut ini dijelaskan beberapa bagian(section) dari Sarbanes-Oxley Act
yang perlu mendapat perhatian.
1. Seksi 101
Seksi 101 SOX mengatur tentang pembentukan dan ”administrative
provisions” dari Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB
memiliki 5 anggota yang menguasai keuangan (financially-literate), menjabat
selama 5 tahun. Dua anggota dari PCAOB harus CPA (Certified Public
Accountant), dan sisa tiga anggotanya tidak harus dan dapat bukan CPA.
2. Seksi 102
Seksi 102 SOX mengatur tentang pendaftaran atau registrasi dengan
PCAOB. Kantor akuntan publik (audit firms) yang terlibat dalam audit
perusahaan publik harus terdaftar dalam audit perusahaan publik harus terdaftar
pada PCAOB.
3. Seksi 103
Seksi 103 SOX mengatur tentang auditing, pengendalian mutu, dan
aturan, aturan dan standar indenpendensi. PCAOB akan membuat standar auditing
dan standar atestasi yang berkaitan, standar pengendalian mutu, dan standar
etik yang digunakan kantor akuntan publik dalam penyusunan dan penerbitan
laporan audit dari emiten (issuers) sebagaimana yang disyaratkan oleh Sarbones-
Oxley Act (SOX) dan peraturan SEC. PCAOB akan memasukkan standar
auditing suatu persyaratan bahwa kantor akuntan publik harus menyusun dan
memelihara kertas kerja untuk periode paling sedikit 7 tahun.
4. Seksi 104
Seksi 104 SOX mengatur tentang inspeksi kantor akuntan publik. Inspeksi
pengendalian mutu tahunan harus dilakukan setiap tahun untuk kantor akuntan
publik yang melakukan audit lebih dari 100 emiten. Kantor akuntan publik yang
lain harus diinspeksi paling sedikit 3 tahun sekali. Inspeksi khusus dapat dilakukan
berdasarkan permintaan SEC atau PCAOB.
5. Seksi 105
Seksi 105 SOX mengatur tentang investigasi dan tindakan disipliner
(disciplinary procedings). Apabila PCAOB telah menentukan bahwa sebuah
kantor akuntan publik melakukan praktik yang melanggar Sarbanes-Oxley Act
(SOX), peraturan-peraturan PCAOB, atau peraturan pasar modal yang berkaitan
dengan penerbitan laporan audit, PCAOB dapat menjatuhkan sanksi, mencakup
suspensi sementara atau pencabutan (revocation) izin permanen atau
dikeluarkan dsari asosiasi akuntan publik, denda financial, pemberian hukuman
(censure), pendidikan atau pelatihan tambahan, atau sanksi lain yang diberikan
berdasarkan peraturan PCAOB.
6. Seksi 201
Seksi 201 mengatur jasa di luar ruang lingkup praktik auditor. Adalah
melanggar hukum bagi sebuah kantor akuntan publik yang memberikan jasa non
audit kepada emiten. Jasa non-audit dapat diberikan apabila jasa tersebut disetujui
terlebih dahulu oleh komite audit. Komite audit akan mengungkapkan kepada
investor dalam laporan berkala keputusannya dalam pemberian persetujuan
pendahuluan untuk jasa non-audit.
7. Seksi 203
Seksi 203 SOX mengatur rotasi partner audit. Partner yang mengepalai atau
mengkoordinasi dan partner penelaah (reviewing partner) harus dirotasikan setiap
5 tahun.
8. Seksi 204
Seksi 204 SOX mengatur tentang laporan auditor kepala komite audit.
Kantor akuntan publik harus melaporkan kepada komite audit semua:
a. Kebijakan dan praktik akuntansi kritikal yang digunakan;
b. Seluruh perlakuan alternatif dari informasi keuangan dalam prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principle/GAAP)
yang telah didiskusikan dengan manajemen.
9. Seksi 206
Seksi 206 SOX mengatur tentang benturan kepentingan (conflicts of
interest) CEO, kontroler, CFO, Chief Accounting Officer atau orang yang berada
dalam posisi ekuivalen tidak boleh dijabat oleh kantor akuntan publik
perusahaan selam periode satu tahun setelah audit (1 years period preceding
audit).
10. Seksi 207
Seksi 207 SOX mengatur tentang studi keharusan rotasi akuntan publik
terdaftar. GAO akan melakukan studi atas pengaruh potensial dari mensyaratkan
keharusan rotasi dari kantor akuntan publik.
11. Seksi 301
Seksi 301 SOX mengatur tentang komite audit perusahaan publik. Setiap
anggota dari komite audit harus merupakan anggota independen dari board of
directors emiten. Komite audit harus secara langsung bertanggung jawab atas
penunjukan, kompensasi, dan pengawasan dari pekerjaan kantor akuntan publik
yang ditunjuk oleh emiten.
12. Seksi 302
SOX’s Act 2002 seksi 302 ini merupakan dokumen penjelasan manajemen
atas internal kontrol yang ada pada perusahaan. Pihak manajemen
yang bertanggungjawab dalam pengungkapan ini adalah direktur utama dan
direktur keuangan perusahaan.
\Dibawah ini adalah contoh pernyataan manajemen:
“Kami sudah merancang internal kontrol atas laporan keungan perusahaan
kami,dan kami sudah memantau pelaksanaan internal kontrol tersebut,
dengan tujuan untuk menyediakan jaminan kepada pihak luar atas keandalan
laporan keuangan perusahaan kami, dan memberikan jaminan lebih lanjut
bahwa laporan keuangan perusahaan kami sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum di Amerika Serikat”.
13. Seksi 303
Seksi 303 SOX mengatur tentang pengaruh yang tidak tepat atas
pelaksanaan audit. Adalah melanggar hukum bagi setiap pejabat atau direktur dari
emiten melakukan tindakan apapun untuk secara curabg mempengaruhi,
memaksakan, memanipulasi, atau menyesatkan siapapun auditornya yang ditunjuk
dalam pelaksanaan suatu audit dengan tujuan untuk membuat laporan keuangan
secara material menyesatkan.
14. Seksi 404
SOX’s Act seksi 404 ini berisi kewajiban bagi manajemen perusahaan
untuk menilai internal control yang sudah dilaksanakan atas laporan keuangannya;
1. Perusahaan harus mengevaluasi internal kontrol atas laporan
keuangannya setiap tahun. Manajemen harus menyimpulkan efektifitas
dari internal kontrol setiap akhir tahun. Pihak yang bertanggungjawab
untuk mengevaluasi internal kontrol perusahaan adalah departemen internal
control/audit
2. Akuntan publik yang
disewa perusahaan harus
menegaskan dan melaporkan
hasil evaluasi atas internal kontrol
atas laporan keuangan
perusahaan.
1. Dalam Financial
Resiko tidak complience (mematuhi) terhadap SOA bagi perusahaan
dalam hal financial adalah dapat menyebabkan kebangkrutan bagi
perusahaan khususnya perusahaan publik jika ternyata terdapat fraud
(manipulasi) dalam perusahaan tersebut. Karena dapat mengakibatkan
hilangnya kepercayaan masyarakat dan menarik semua saham-sahamnya dan
akan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan.
2. Dalam Non-Financial
Resiko tidak complience (mematuhi) terhadap SOA bagi
perusahaan dalam hal non-financial adalah dapat menyebabkan
perlakuan buruk bagi pegawai jika terjadi pengakuan/membeberkan
dan memberi informasi jika terjadi fraud (manipulasi) dan membantu
investigasi di dalam perusahaan. seperti dipecat, didemosikan,
dilecehkan dan berbagai perlakuan diskrimatif lainnya.
Keterbatasan SOA
2. PENGENDALIAN INTERN
A. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol
intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya
manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu
organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern
merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber
daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi
penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud
(seperti mesindan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak
kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Pengertian Pengendalian Internal Menurut Ahli :
1. Horngren (2009:390)
Pengendalian internal adalah semua rencana dan tindakan dalam
organisasional yang dirancang untuk mengamankan aktiva, mendorong
karyawan agar mengikuti kebijakan perusahaan, memastikan catatan akuntansi
yang tepat, dan meningkatkan efisiensi operasional.
2. Hery (2016:159)
Pengendalian internal adalah sebuah kesatuan perangkat kebijakan dan
prosedur yang dibuat untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari
penyalahgunaan, menjamin informasi akuntansi yang akurat, serta untuk
memastikan bahwa semua peraturan dan undang-undang dan kebijakan
manajemen telah dipatuhi oleh seluruh karyawan.
3. Dasaratha, V. Rama-Frederick, L. Jones (2008:132)
Pengendalian internal adalah suatu proses kebijakan perusahaan yang
dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel-personel
lainnya. Hal ini dibuat untuk memastikan kepastian terkait beberapa
pencapaian meliputi, efektivitas dan efisiensi operasional, keakuratan laporan
keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.
4. IAPI (2011:319.2) dalam Thorman Lumbanraja
Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, serta personel lainnya untuk meyakinkan beberapa
pencapaian meliputi, keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi
operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
5. Mulyadi (2013:163)
Pengendalian internal adalah struktur organisasi, metode, dan ukuran-
ukuran yang telah dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan sebuah
perusahaan yang tugasnya meliputi, mengecek ketepatan laporan keuangan,
mendorong efisiensi operasional, dan mendorong karyawan untuk mematuhi
kebijakan manajemen yang ada.
4. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan
kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern
dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan
dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan
dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang
diberikan oleh sistem akuntansi.
5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting
dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring
diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin
ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada
perusahaan.
1. Pengendalian Preventif
Pengendalian ini digunakan untuk mencegah kesalahan yang terjadi.
Dalam hal ini secara otomatis akan dilakukan pengecekan yang dirancang
untuk mencegah penyalahgunaan.
2. Pengendalian Detektif
Pengendalian ini digunakan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan
yang terjadi dalam memasukkan data.
3. Pengendalian Korektif
Pengendalian ini digunakan untuk memberikan informasi kepada pihak
manajemen untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi. Pengendalian ini
dirancang untuk mengoreksi kesalahan yang terdeteksi.
1. Pengendalian Umum
Pengendalian ini digunakan untuk memproses semua aktivitas yang
berhubungan dengan data di dalam komputer. Hal-hal yang diproses
meliputi, pemisahan tanggung jawab dan pengolahan data.
2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian ini digunakan untuk mengawasi jalannya transaksi dan
penggunaan program di aplikasi-aplikasi komputer. Pengendalian ini
bertujuan untuk menjaga setiap transaksi harus selalu dicatat, mendapat
otorisasi, diproses, dan dilaporkan dengan baik.
Kas adalah alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat umum dan oleh
sebab itu merupakan dasar-landasan yang kuat untuk dipakai sebagai alat
pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi di dalam perusahaan.
Ada dua kriteria agar alat pembayaran dapat diklasifikasikan sebagai kas :
1. Harus dapat diterima umum sebagai alat pembayaran atau diterima oleh
bank sebagai simpanan sebesar nilai nominalnya.
2. Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan sehari-hari
Kas meliputi uang tunai dan instrumen atau alat-alat pembayaran yang
diterima oleh umum, baik yang ada di dalam perusahaan maupun yang disimpan
di bank (uang tunai kertas dan logam, cek, wesel cek, rekening bank yang
berbentuk tabungan dan giro)
PENGAWASAN KAS
Sistem pengawasan intern suatu perusahaan berbeda dengan
perusahaan lain karena bentuk dan jenis perusahaan bermacam-macam. Tetapi
ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk
mengadakan pengawasan terhadap kas sebagai berikut:
a. Penerimaan uang
Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:
1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas
dari setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.
2. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan
kas.
3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.
GAMBAR 1.4 – Pengendalian Kas Terhadap Penerimaan Kas
b. Pengeluaran uang
3. Beban Bank
Rekonsiliasi juga dilakukan ketika beban yang dicatat oleh bank terhadap
saldo nasabah untuk pos-pos seperti biaya pelayanan, penulisan cek, dan lain-lain
yang mungkin tidak disadari nasabah.
1. Dapat mencegah terjadinya penyelewengan dana pada kedua belah pihak, seperti
adanya transaksi fiktif yang tidak pernah dilakukan pihak perusahaan maupun
bank dan memastikan bahwa pembayaran telah di proses dan kas telah disetorkan
ke bank.
2. Jasa Giro
Biasanya hal ini akan dialami oleh suatu perusahaan yang memiliki
perhitungan bunga, tetapi perusahaan belum mencatatnya, sehingga terjadi
perbedaan angka.Bunga yang dimaksud sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
bank.
3. Cek Beredar
Tidak dapat dipungkiri, saat terjadi salah pengelolaan, biasanya cek
perusahaan bisa beredar atau outstanding cheque.Cek sudah dikeluarkan oleh
perusahaan, namun pemilik cek tersebut belum menguangkannya ke bank.hal ini
pun akan membuat perbedaan angka antara perhitungan perusahaan dan
perhitungan pihak bank.
4. Cek Kosong
Kasus ini adalah kebalikan dari kasus cek beredar, di mana perusahaan
telah mencatatnya sebagai pengeluaran cek, namun pihak bank belum
mencairkannya dikarenakan adanya kekurangan setoran uang dari perusahaan.
5. Piutang Wessel
Rekonsiliasi dilakukan untuk menyelesaikan kesalahpahaman antara kedua
belah pihak, sehingga bisa dinyatakan piutang wesel.Maksudnya, pihak bank
sudah mencatat sebagai penerimaan, namun perusahaan belum mencatatnya.
Saldo rekening Bank ARTHA di Buku Besar PT MARTECH pada tanggal 31 Juli 2006.
Namun, saldo menurut rekening koran bank pada tanggal tersebut sebesar Rp207.000.Setelah
dilakukan pemeriksaan, perbedaan itu disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Biaya administrasi bank pada bulan Juli 2006 sebesar Rp2.800 yang muncul di
rekening koran bank belum dicatat oleh perusahaan karena nota debitnya belum
sampai.
2. 5 lembar cek berjumlah Rp40.750 yang telah dibayarkan kepada para pemasok
(supplier) untuk melunasi utang ternyata masih belum diuangkan.
3. Cek yang ditarik oleh PT AYU sebesar Rp15.000 telah salah dibukukan oleh bank ke
dalam rekening PT MARTECH.
4. Kiriman uang dari langganan melalui transfer bank sebesar Rp3.950 untuk pelunasan
utangnya belum dicatat dalam pembukuan perusahaan.
Pertanyaan:
Bagaimana rekonsiliasi bank yang harus dibuat untuk PT MARTECH pada tanggal 31
Juli 2006? Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan!enunjukkan jumlah sebesar
Rp185.500.
Ada beberapa tujuan kas kecil adalah untuk beberapa berikut di antaranya:
Menghindari cara pembayaran yang tidak ekonomis juga tidak praktis atas
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan mendadak.
Bukti-bukti penggunaan dana kas kecil dikumpulkan oleh pengelola kas kecil.
Pengisian dana kas kecil dilakukan dengan penarikan cek yang sama
jumlahnya dengan dana kas kecil yang telah digunakan sehingga jumlah dana
petty cash kembali kepada jumlah yang ditetapkan semula.
Pembentukan dana kas kecil di mana pemegang kas nanti diberi sejumlah
uang tunai yang nantinya untuk pembayaran atas pengeluaran yang
diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan dalam waktu tertentu.
Setelah dana kas kecil habis/hampir habis, kasir membentuk kembali dana
kas kecil, mengisinya sebesar jumlah nominal pengeluaran yang terjadi.
Pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil di catat di debit dalam
akun kas kecil.
Bukti pengeluaran kas kecil dicatat dalam buku jurnal kas kecil dengan
mendebit akun-akun yang terkait dengan penggunaan kredit akun kas
kecil.
2. Cek
Cek adalah dokumen yang dipakai untuk memerintahkan bank
melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau badan yang namanya
tercantum pada cek atau pembawa cek.
b. Pemilikanya di lakukan dengan maksud untuk di jual kembali dalam waktu dekat.
apabila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan umum perusahaan .
1. Saham
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan
kepemilikan atau penyertaan modal investor di dalam suatu perusahaan.
Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti dia
telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah
saham yang dibeli.Saham merupakan surat berharga yang dikeluarkan
sebuah perusahaan dalam rangka menambah modal perusahaan tersebut.
Jika sebuah perusahaan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat
luas atau kepada publik maka perusahaan tersebut dikatakan go public
2. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit
obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki
kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi
pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut.
Karakteristik Obligasi
Sebagai surat utang, obligasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu
sebagai berikut:
3. Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
investor, khususnya investor kecil dan investor yang tidak memiliki
banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi
mereka.Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang
terbatas.
Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi
oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit
melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang
dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan
uang tunai atas redemption tersebut.
Risiko Wanprestas
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sarbanes-Oxley Act (SOA) merupakan sebuah produk hukum (Undang-
Undang) di Amerika Serikat (AS) yang mengatur tentang akuntabilitas, praktik
akuntansi dan keterbukaan informasi, termasuk tata cara pengelolaan data di
perusahaan publik. Namun di Indonesia baru sebagian kecil yang baru menerapkan
aturan tersebut.
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi,
dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan
mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang
berwujud (seperti mesindan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak
kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Kas adalah alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat umum dan oleh sebab
itu merupakan dasar-landasan yang kuat untuk dipakai sebagai alat pengukur terhadap
semua kegiatan ekonomi di dalam perusahaan.
Rekonsiliasi bank didefinisikan sebagai proses penyesuaian informasi catatan
kas menurut sebuah perusahaan dan juga menurut bank. Rekonsiliasi bank juga
diartikan sebagai kegiatan merinci adanya perbedaan terhadap catatan transaksi milik
bank sebagai pengelola transaksi serta catatan yang dimiliki oleh perusahaan dengan
pihak bank berupa rekening koran atau biasa disebut Bank Statement.
B. SARAN
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dsri
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu kami harapkan diberikan
saran ataupun tanggapannya agar kami bisa membuiat makalah lebih baik lagi, dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/
pengendalian-internal/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#Jenis_Pengendalian_Internal
https://www.finansialku.com/rekonsiliasi-bank/