Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

REGULASI AKUNTANSI KEUANGAN

Dosen Pengampu: Dr. Agus Purwanto, M.Si, Ak. CA

Disusun Oleh:
MAHASISWA KELAS KERJASAMA BPS
DESI SUKMASARI (12030119410035)
NURUL ISTIQOMAH (12030119410023)
ONE DWI ENDARNINGTYAS (12030119410024)

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan
anugerah-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Ilmu Akuntansi ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam juga tidak lupa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Makalah ini akan membahas sebuah pokok bahasan dalam teori akuntansi yaitu
mengenai Regulasi Akuntansi Keuangan. Tujuan makalah ini disusun adalah mahasiswa
mampu mencari alternatif pemecahan masalah ilmu akuntansi lebih luas dan mendalam,
melatih mahasiswa dalam berpikir aktif, aspiratif dan secara kritis.

Kami sebagai penyusun memohan maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kami membuka saran dan kritik dari berbagai pihak demi
perbaikan makalah ini. Kami sangat menghargai saran dan kritik yang dapat membangun
dalam penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak dan dapat berguna di kemudian hari. Atas perhatian dan masukannya kami
ucapkan terima kasih.

Semarang, 10 Maret 2020

PENYUSUN

2
DAFTAR ISI

MAKALAH...............................................................................................................................1

REGULASI AKUNTANSI KEUANGAN................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................................4

1.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1. PENGERTIAN REGULASI..................................................................................................5

2.2. PERSPEKTIF REGULASI AKUNTANSI...........................................................................5

2.2.1. PERSPEKTIF PASAR BEBAS.....................................................................................5

2.2.2. PERSPEKTIF PRO-REGULASI.................................................................................10

2.3. TEORI YANG MENJELASKAN REGULASI..................................................................14

2.4. LOBI DAN TEORI KELOMPOK KEPENTINGAN EKONOMI.......................................16

2.5. DAMPAK EKONOMI DAN SOSIAL DARI REGULASI AKUNTANSI..........................16

2.6. REGULASI AKUNTANSI SEBAGAI HASIL DARI PROSES POLITIK.........................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

3
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebelum skandal akuntansi (Enron, Lehman Brothers, dsb.) diketahui publik,


telah banyak seruan untuk mengurangi peraturan akuntansi yang dianggap overload.
Jika dideregulasi, apa implikasinya bagi publik. Jika dideregulasi, bagaimana insentif
atau mekanisme agar organisasi tetap menghasilkan LK yang dapat diakses publik.
Apakah mekanisme tersebut dapat memastikan sejumlah informasi andal dihasilkan dan
seberapa banyak tepatnya jumlah informasi yang optimal. Pertanyaan-pertanyaan inilah
yang menjadi isu terkait apakah regulasi dalam akuntansi keuangan dibutuhkan.
Mengapa teori regulasi perlu diteliti, perlu dipahami mengapa beberapa metode
akuntansi dijadikan regulasi sedangkan yang lainnya tidak. Dan adanya pendapat
bahwa penetapan standar akuntansi merupakan proses yang sangat politis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu regulasi ?


2. Apa saja perspektif regulasi akuntansi ?
3. Apa saja teori yang menjelaskan regulasi ?
4. Bagaimana dampak ekonomi dan sosial dari regulasi akuntansi ?
5. Apa itu lobi dan teori kelompok kepentingan ekonomi ?
6. Apakah regulasi akuntansi adalah hasil dari proses politik ?

4
PEMBAHASAN

1.3 PENGERTIAN REGULASI


Kamus Oxford mendefinisikan Regulasi dalam hal kepatuhan terhadap
peraturan atau petunjuk dari pihak berwenang. Sama halnya dalam Kamus Macquarie
yang mendefinisikan regulasi sebagai aturan perintah, tindakan, kepatuhan terhadap
pihak berwenang, petunjuk pelaksanaan atau hukum yang berlaku. Sehingga, atas dasar
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa regulasi diciptakan untuk mengendalikan
atau mengatur perilaku. Karenanya mendiskusikan regulasi dalam kaitannya dengan
akuntansi keuangan adalah mengenai peraturan yang dikembangkan oleh badan
independen berwenang yang telah diberi kekuasaan bagaimana pernyataan keuangan di
siapkan, dan tindakan badan berwenang dalam membatasi pemilihan akuntasi yang
sesuai untuk sebuah organisasi. Regulasi ini juga diharapkan untuk dijadikan dasar
untuk pemantauan dan pelaksanaan sesuai dengan persyaratan peraturan tertentu.

1.4 PERSPEKTIF REGULASI AKUNTANSI

1.4.1 PERSPEKTIF PASAR BEBAS


Asumsi mendasar dari perspektif pasar bebas dalam regulasi akuntasi
bahwa informasi akuntansi diperlakukan seperti benda-benda lainnya, kekuatan
permintaan dan penawaran berlaku secara bebas untuk memberikan informasi
tentang entitas yang optimal.
Beberapa argumen yang mendukung pada persepktif ini, berdasarkan
karya tulis Jensen dan Meckling (1976), Watts dan Zimmerman (1978), Smith
dan Warner (1979) dan Smith dan Watts (1982) adalah bahwa dalam keadaan
tidak adanya regulasi, terdapat ekonomi sektor swasta – mendorong organisasi
untuk menyediakan informasi terpercaya tentang operasi dan kinerjanya kepada
pihak-pihak tertentu di luar organisasi, sebaliknya biaya operasi dari organisasi
akan meningkat. Yang mendasari pandangan ini, bahwa dalam keadaan tidak
adanya informasi tentang operasi, pihak-pihak lain termasuk pemilik perusahaan
yang tidak terlibat dalam manajemen organisasi akan menganggap bahwa para
manajer mungkin mengelola bisnis untuk kepentingan mereka sendiri. Daripada

5
beroperasi dengan tujuan memaksimalkan nilai organisasi, para manajer akan
diasumsikan mengelola organisasi untuk keuntungan pribadi mereka sendiri.
Lebih lanjut diasumsikan bahwa pemegang saham akan mengharapkan para
manajer untuk bertanggung jawab, tanpa adanya jaminan akan mengurangi
jumlah mereka akan membayar nilai saham. Juga dalam ekonomi berbasis
rasionalitas (kepentingan diri) pemberi pinjaman (bank dan pemegang obligasi)
mengharapkan manajer untuk bertanggung jawab atas dana pinjaman akan
berkembang tanpa adanya jaminan bahwa pemberi pinjaman akan mengenakan
biaya tinggi atas dana pinjamannya.
Dampaknya, biaya operasi organisasi-biaya modal akan meningkat dan
akan menurunkan nilai organisasi. Dalam situasi di mana manajer memiliki
kepemilikan yang besar atas saham organisasi mereka, manajer akan berusaha
untuk memaksimalkan nilai perusahaan, karena mereka akan mendapatkan
insentif yang lebih besar dari nilai investasi mereka dibanding insentif mereka
atas tanggung jawabnya sebagai manajer. Untuk mencapai nilai saham yang
maksimal, manajer akan melakukan hubungan dengan para pemegang saham
dan kreditur yang bertujuan untuk membuat komitmen yang jelas tentang
strategi manajemen. Sebagai contoh, manajemen akan membuat kesepakatan
dengan kreditur bahwa mereka akan menjaga tingkat hutang di masa yang akan
datang di bawah persentase tertentu dari total aset (semakin rendah rasio utang
terhadap aset, semakin rendah risiko bahwa organisasi akan gagal dalam
melunasi hutang kepada kreditur). Untuk melindungi aset kreditur lebih jauh,
organisasi mungkin setuju untuk memastikan bahwa keuntungan akan menutupi
beban bunga dengan jumlah kali tertentu.
Perusahaan sebaiknya memberikan intensif kepada manajer atas dasar
bonus terkait dengan keuntungan, sehingga semakin tinggi keuntungan (dalam
kepentingan pemegang saham dan kreditur) maka penghargaan yang tinggi akan
dibayarkan kepada para manajer. Kebanyakan perusahaan swasta memberikan
para manajernya (manajer senior tertentu) beberapa saham atas keuntungan
(Deegan 1997) serta terlibat dalam negosiasi dengan pemberi pinjaman.
Perusahaan yang tidak memberikan informasi atas kinerja keuangannya
akan dikenakan biaya yang tinggi terkait dengan penarikan modal, dan ini akan
merusak kepentingan keuangan dari para manajer yang memiliki saham pada

6
organisasi tersebut. Lebih jauh, tergantung dari keterlibatan pihak-pihak dan
jenis kepemilikan aset mereka, perusahaan akan ditempatkan untuk menentukan
informasi apa yang harus disusun untuk meningkatkan kepercayaan pemangku
kepentingan eksternal (dengan demikian menurunkan biaya organisasi dalam
menarik modal. Peraturan membatasi penerapan metode akuntansi (misalnya
melarang metode penyusutan tertentu atau amortisasi yang sebelumnya telah
digunakan oleh beberapa organisasi) akan menurunkan efisiensi berdasarkan
kontrak kerjasama akan mengurangi biaya kelembagaan.
Mengingat asumsi bahwa manajer akan berperilaku untuk
kepentingannya sendiri, akan timbul juga permintaan kerjasama untuk memiliki
laporan akuntansi yang diaudit oleh pihak eksternal. Hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkan keandalan data, juga mengurangi risiko yang dirasakan dari
pemangku kepentingan eksternal, sehingga semakin mengurangi biaya modal
organisasi (Francis & Wilson, 1988; Watts & Zimmerman, 1983). Audit
laporan keuangan tersebut akan menambah pihak-pihak yang terlibat kerja sama
dalam organisasi tersebut. Bagaimanapun, dengan adanya banyak pihak yang
berbeda pendapat ini akan meningkatkan jumlah informasi akuntansi yang
optimal (dan mengurangi kebutuhan untuk regulasi).

DORONGAN PASAR

Penganut paham pasar bebas (atau anti regulasi) berdasar pada perpsektif
hubungan sektor swasta, memiliki argumen lain untuk mengurangi atau
mengeliminasi regulasi akuntansi yang berdasarkan pada bermacam insentif
yang berhubungan dengan pasar, terutama terkait dengan pasar bagi para
manajer dan pasar untuk pengambil alihan perusahaan.
‘Pasar bagi para manajer’ berpendapat, bergantung pada asumsi dari
pasar yang efisien bagi manajer dan kinerja sebelumnya akan berdampak pada
seberapa besar remunerasi (pembayaran untuk jasa) mereka di masa mendatang,
baik dari majikan mereka saat ini atau di tempat lain. Mengadopsi dari
perspektif ini, diasumsikan bahwa, meskipun tanpa adanya perilaku
pengendalian regulasi manajemen dan adanya persyaratan kontrak lainnya,
managemen terdorong untuk mengadopsi strategi untuk memaksimalkan nilai
organisasi mereka (yang memberikan pandangan positif terhadap kinerja

7
mereka sendiri) dan strategi ini termasuk memberikan jumlah informasi
akuntansi keuangan yang optimal.
Bagaimanapun pendapat ini berdasarkan asumsi bahwa pasar tenaga
kerja manajerial beroperasi secara efisien. Pendapat ini juga tidak berlaku jika
manajer yang terlibat mendekati pensiun, di mana harga pasar di masa depan
untuk layanan mereka di pasar untuk manajer mungkin tidak relevan.
Argumen 'Pasar untuk pengambilalihan perusahaan berasumsi bahwa
suatu organisasi berkinerja rendah akan diambil alih oleh entitas lain yang
kemudian akan menggantikan manajemen yang ada. Dengan anggapan,
manajer akan termotivasi untuk memaksimalkan nilai perusahaan untuk
meminimalkan kemungkinan bahwa orang luar bisa menguasai organisasi
dengan biaya rendah. Argumen 'pasar untuk pengambilalihan perusahaan dan
pasar untuk manajer mengasumsikan bahwa informasi akan dibentuk untuk
meminimalkan biaya modal organisasi dan dengan demikian meningkatkan nilai
organisasi. Oleh karena itu, pendapat ini mengasumsikan bahwa manajemen
akan tahu biaya marjinal dan manfaat marjinal yang terlibat dalam memberikan
informasi, dan sesuai dengan teori-teori ekonomi tentang produksi barang,
Manajemen akan memberikan informasi ke titik di mana biaya marjinal sama
dengan manfaat marjinal. Sedangkan pengungkapan informasi akuntansi akan
kepentingan pemegang saham, juga akan berada dalam kepentingan manajer-
akan ada keselarasan kepentingan.
Ada juga argument lain bahwa tanpa adanya regulasi, organisasi akan
tetap termotivasi untuk mengungkapkan hal baik dan buruk tentang posisi
keuangan dan kinerjanya. Perspektif seperti ini sering disebut sebagai perspektif
'pasar untuk lemon’ (Akerlof, 1970), dengan pandangan bahwa dengan tanpa
adanya keterbukaan pasar modal akan menganggap bahwa organisasi adalah
'lemon', yaitu tidak ada informasi yang dilihat dalam pandangan/ cahaya
yang sama seperti informasi yang buruk. Oleh karena itu, meskipun
perusahaan mungkin khawatir tentang pegungkapan berita buruk, tetapi pasar
mungkin membuat penilaian yang menyiratkan bahwa organisasi memiliki
berita yang sangat buruk untuk diungkapkan (kalau tidak mereka akan
mengungkapkannya).

8
Perspektif 'pasar untuk lemon' ini memberikan insentif bagi manajer
untuk memberikan informasi tanpa adanya regulasi. Kegagalan untuk
melakukannya akan berimplikasi terhadap kekayaan manajer (mungkin dalam
bentuk remunerasi yang lebih rendah saat ini dan nilai penurunan di pasar untuk
manajer ). Yaitu 'pemilik non-lemon atau manajer memiliki dorongan untuk
berkomunikasi' (Spence, 1974).
Meninjau penelitian sebelumnya, ada bukti bahwa manajer
mengungkapkan perkiraan berita baik dan buruk secara sukarela. Pendapat ini
didukung oleh penelitian empiris tersendiri yang menunjukkan bahwa ketika
perusahaan berkinerja baik manajer membuat ‘pengungkapan hal yang baik'
untuk membedakan perusahaan mereka dari perbuatan kurang baik yang mereka
lakukan, dan ketika perusahaan tidak melakukannya dengan baik manajer
membuat pengungkapan berita buruk secara konsisten dapat dengan alasan efek
reputasi.
Pendapat yang menyatakan bahwa pasar akan memberi sanksi untuk
kegagalan organisasi untuk mengungkapkan informasi (yang mungkin buruk
atau tidak) tentu saja mengasumsikan bahwa pasar tahu bahwa manajer
memiliki informasi tertentu untuk diungkapkan. Seperti yang telah terlihat
dengan banyaknya kegagalan akuntansi rupanya tak terduga dalam beberapa
tahun terakhir (seperti Enron, worlcom dan Parmalat), harapan ini tidak selalu
realistis, karena pasar tidak akan selalu tahu bahwa ada informasi yang tersedia
untuk diungkapkan. yaitu, dengan adanya informasi yang tidak sama
(ketimpangan penyampaian informasi) manajer mungkin tahu beberapa berita
buruk tetapi pasar tidak mungkin mengharapkan pengungkapan informasi pada
waktu itu.
Namun, jika kemudian terungkap kabar bahwa terdapat hal yang tidak
diungkapkan, kita mungkin bisa mengharapkan pasar untuk bereaksi (dan
dengan adanya regulasi, kita bisa berharap regulator untuk bereaksi, karena
kegagalan untuk mengungkapkan informasi secara tepat waktu mungkin cara
yang bertentangan hukum tertentu dalam yurisdiksi). juga, pada waktu tertentu,
menyembunyikan informasi (terutama yang bersifat kepemilikan) bisa untuk
kepentingan organisasi. misalnya, organisasi mungkin tidak ingin

9
mengungkapkan informasi tentang peluang pasar tertentu karena takut pesaing
menggunakan informasi tersebut.

1.4.2 PERSPEKTIF PRO-REGULASI


Salah satu argumen yang paling sederhana adalah bahwa jika seseorang
benar-benar menginginkan informasi tentang organisasi mereka akan siap untuk
membayar (mungkin dalam bentuk mengurangi tingkat keuntungan/rate of
return yang mereka inginkan), dan kekuatan penawaran dan permintaan berlaku
untuk memastikan jumlah yang optimal dari informasi yang dihasilkan.
Perspektif lain adalah bahwa jika informasi tidak dihasilkan akan ada
ketidakpastian yang lebih besar tentang kinerja entitas dan ini akan
diterjemahkan ke dalam peningkatan biaya bagi organisasi. (misalnya, dengan
tidak adanya informasi yang cukup tentang organisasi, organisasi semacam itu
akan dianggap memiliki risiko yang lebih tinggi, dan organisasi berisiko merasa
relatif lebih mahal untuk penanaman modal).
Dengan pemikiran ini, organisasi akan dipilih untuk yang memberikan
informasi yang mengurangi biaya tersebut. Namun, pendapat yang mendukung
'pasar bebas' bergantung pada pengguna yang membayar untuk barang atau jasa
yang diproduksi dan dikonsumsi. argumen tersebut tidak berlaku ketika kita
membahas konsumsi barang 'bebas' atau barang 'publik'.
Informasi akuntansi adalah barang publik - setelah tersedia, orang dapat
menggunakannya tanpa membayar dan bisa menyebarkannya kepada orang lain.
Pihak yang menggunakan barang atau jasa tanpa menimbulkan beberapa biaya
produksi yang terkait disebut sebagai 'pendompleng'. dengan adanya
pendompleng, permintaan semakin berkurang, karena orang tahu mereka dapat
memperoleh barang atau jasa tanpa membayar. Beberapa orang akan memiliki
dorongan untuk membayar barang atau jasa, karena mereka tahu bahwa mereka
sendiri mungkin bisa bertindak sebagai pendompleng gratis. Dilema ini pada
gilirannya berpendapat untuk memberikan kurangnya dorongan bagi produsen
dari barang atau jasa tertentu, yang pada gilirannya mengarah ke rendahnya
produksi informasi.
Untuk meminimalisir kekurangan produksi, regulasi didalilkan
diperlukan untuk mengurangi dampak kegagalan pasar. Namun, seperti yang
10
kita sering harapkan, ada pendapat berbeda untuk perspektif bahwa pasokan
'barang bebas' harus diatur. Beberapa ekonom berpendapat bahwa barang gratis
sering secara berlebihan sebagai akibat dari regulasi. argumen adalah bahwa
segmen masyarakat (pengguna barang jasa), mengetahui bahwa mereka tidak
harus membayar untuk barang bebas, akan melebihkan kebutuhan mereka untuk
barang atau jasa.
Akuntansi sebagian bagian dari aktivitas ekonomi banyak mengalami
regulasi,baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh profesi akuntansi sendiri.
Regulasi yangdilakukan oleh pemerintah dilakukan melalui Undang-undang,
Peraturan Pemerintah,Keputusan Menteri atau Keputusan Lembaga
Pemerintah lain yang mengaturmengenai organisasi profesi dan haknya
untuk berpraktik publik serta persyaratanpengungkapan dalam pelaporan
keuangan perusahaaan. Regulasi yang dilakukan olehprofesi akuntansi sendiri
berupa regulasi penentuan dan pemonitoran standarakuntansi dan
pengauditan (Scott, 2003:412). Informasi akuntansi adalah sebuah barang publik
dimana meskipun seberapabanyak yang mengkonsumsi informasi tetapi
barang tersebut tetap utuh. Pada awalnya pengguna informasi bisa
menggunakannya tanpa membayar dan juga dapatmemberikannya pada orang
lain. Konsumen yang menggunakan informasi tanpa membayar yang biasanya
disebut dengan “free rider” atau penikmat informasi gratissemakin banyak,
sehingga terjadilah sebuah penurunan permintaan akan informasitersebut dan
berdampak pada turunnya pula intensitas produsen informasi untuk
memproduksinya. Tanpa adanya kebijakan yang mengatur tentang informasi
yang beredar, sehingga berakibat dalam kegagalan pasar. Itulah rangkaian
awal mula regulasi dibentuk. Pengertian regulasi akuntansi merupakan
pedoman umum penyusunaninformasi yang merupakan laporan
keuangan berupan pernyataan resmi tentangmasalah akuntansi tertentu
yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlakudalam lingkungan
tertentu, biasanya berisi tentang definisi, pengukuran / penilaian, pengakuan,
dan pengungkapan elemen laporan keuangan. Sebagian besar
yangmenginginkan adanya regulasi yang mengatur informasi akuntansi adalah
pihak yang membuat informasi tersebut. Jika informasi akuntansi tidak
diregulasi maka akan terjadi asimetri informasi dimana ketimpangan akan

11
pihak yang mengetahui informasi yang lebih. Regulasi juga diperlukan dalam
rasionalisasi dan koordinasi kegiatan ekonomi sehingga untuk mengatur
perilaku atau industri dengan cara yang efisien.
Dalam dunia bisnis akuntansi regulai sangat diperlukan, tujuan
diadakannyaakuntansi regulasi pada umumnya adalah untuk memberikan
perlindungan kepadamasyarakat, konsumen agar tidak dirugikan oleh
perusahaan penyedia jasa yang bersifat monopoli atau mendekati monopoli.
Saat ini, seiring dengan perkembangan bisnis yang semakin maju akuntansi
regulasi semakin banyak dipertanyakan manfaatnya. Regulasi diperlukan
tidak hanya semata untuk melindungi kepentingan investor, tetapi pada akhirnya
juga bermanfaat bagi kepentingan manajemen pasar modal dan perekonomian
nasional. Regulasi dapat mengurangi asimetri informasi, hal ini dapat
meningkatkan kepercayaan mereka terhadap informasi perusahaan
sehingga dengan adanya regulasi mereka bersedia membeli sekuritas perusahaan
dengan harga yang tinggi.

GAGASAN INVISIBLE HAND OLEH ADAM SMITH

Dalam ekonomi, tangan tak terlihat (invisible hand) adalah metafora yang
dipakai Adam Smith untuk menyebut manfaat sosial yang tak terduga-duga berkat
tindakan individu. Frasa ini digunakan Smith dalam penjelasannya mengenai
pemerataan pendapatan (1759) dan produksi (1776). Frasa tersebut hanya muncul
sebanyak tiga kali dalam tulisan-tulisannya, namun mampu merangkum gagasannya
bahwa upaya seseorang untuk mengejar kepentingan pribadinya dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat apabila tindakan mereka secara langsung bertujuan untuk
memakmurkan masyarakat. Smith mungkin mendapatkan dua penjelasan frasa ini
dari Richard Cantillon yang mengembangkan kedua penerapannya dalam model
kekayaan terisolasi Cantillon.
Smith pertama kali memperkenalkan konsep ini dalam The Theory of Moral
Sentiments (1759) dan mengaitkannya dengan pemerataan pendapatan. Dalam
tulisannya, gagasan tentang pasar tidak dibahas, dan kata "kapitalisme" tidak pernah
digunakan. Saat ia menulis The Wealth of Nations tahun 1776, Smith telah mempelajari
model ekonomi Physiocrat Perancis selama beberapa tahun. Dalam bukunya tersebut,
tangan tak terlihat cenderung dikaitkan dengan produksi dan pemanfaatan modal untuk

12
mendukung industri domestik. "Tangan tak terlihat" hanya muncul sekali dalam The
Wealth of Nations, tepatnya di Book IV, Chapter II.
Invisible Hand atau Tangan yang Tak Terlihat merupakan gagasan yang
digunakan sebagai argumen yang mendukung pasar bebas tanpa keterlibatan peraturan,
seolah-olah dengan tangan yang tidak kelihatan, dan sumber daya produktif akan
menemukan jalan ke penggunaan yang paling produktif. Para pendukungnya pasar
bebas berikutnya tertarik pada gagasan dari 'invisible hand' untuk memperkenalkan
pendapatnya 'pasar berkuasa/market omnipotence', dengan alasan melawan keterlibatan
negara karena 'mengganggu perintah spontan dan masyarakat spontan' (Lehman, 1991).
Hal tersebut terjadi tanpa keterlibatan regulasi, sumber daya produktif sebagai akibat
dari individu mengejar kepentingan diri sendiri akan seolah-olah terjadi oleh 'tangan tak
terlihat' yang menemukan jalan ke penggunaan yang paling produktif. Beberapa penulis
berikutnya menyatakan bahwa meninggalkan kegiatan yang mengendalikan mekanisme
pasar akan benar-benar melindungi pelaku pasar. Pandangan ini mengabaikan
kegagalan pasar (seperti akses terhadap informasi) dan distribusi kekuasaan yang tidak
merata.
Adam Smith prihatin dengan masalah tertentu yang terjadi dalam situasi
monopoli di mana harga barang-barang yang dibutuhkan mungkin dikendalikan oleh
pemasok. Smith tidak menganjurkan bahwa tidak boleh ada intervensi peraturan
(regulasi). Ia menyadari masalah yang mungkin timbul dalam pasar bebas yang tidak
diatur dan meskipun jarang disebutkan oleh para pendukung 'pasar bebas', ia benar-
benar menulis tentang perlunya bagi pemerintah untuk terlibat dalam 'kepentingan
umum' untuk perlindungan lebih.
Namun, gagasan Smith tersebut telah disalah pahami sebagai sebuah risalah
yang mendukung 'pasar bebas'. Sejumlah penulis mengatakan mengapa itu salah
diartikan? Collison (2003) menyatakan bahwa dalam kepentingan bisnis yang banyak
gangguan regulasi (seperti pengenalan kontrol upah minimum, atau persyaratan
pengungkapan) dikurangi. Oleh karena itu ia memberikan pandangan bahwa banyak
bisnis menggunakan karya ekonom terkenal (seperti Adam Smith dan Milton
Friedman) sebagai bentuk 'propaganda' untuk mendukung argumen mereka untuk
mengurangi regulasi. Menurut Collison, argumen seperti yang disajikan oleh ekonom
terkenal seperti Smith dan Friedman, dan propaganda perusahaan yang digunakan
untuk menjualnya kepada public telah memberikan peringatan akan dampak negatif

13
yang bisa disebabkan oleh kepentingan ekonomi yang kuat, terutama ketika mereka tak
terkendali karena tidak adanya regulasi yang memadai atau persaingan.

1.5 TEORI YANG MENJELASKAN REGULASI


Setelah membahas argumen yang sejalan dan yang bertentangan dengan
regulasi, sekarang akan dipertimbangkan sejumlah teori yang menjelaskan mengapa
regulasi ditetapkan, dan mendiskusikan dimana pemegang saham/pemangku
kepentingan mengharapkan  manfaat dari adanya regulasi. Teori berikut membantu
pemahaman tentang mengapa, dalam situasi tertentu, keputusan dibuat untuk
pembaruan undang-undang.
1. Teori Kepentingan Umum (Public Interest Theory)
Menurut Posner (1974), teori kepentingan umum 'berpegang pada regulasi
itu untuk menanggapi permintaan masyarakat untuk memperbaiki praktik pasar
yang tidak efisien atau tidak adil'. Dengan kata lain, regulasi awalnya disiapkan
untuk menguntungkan masyarakat secara keseluruhan (bukan kepentingan tertentu)
dan badan pengawas dianggap sebagai penengah netral yang mewakili kepentingan
masyarakat di mana ia beroperasi (bukan untuk kepentingan pribadi dari regulator).
Diberlakukannya undang-undang ini dianggap tindakan penyeimbangan antara
manfaat sosial dan biaya sosial dari peraturan tersebut. Menerapkan pendapat ini
dengan akuntansi keuangan dan menerima keberadaan ekonomi kapitalis,
masyarakat membutuhkan keyakinan bahwa pasar modal efisien secara langsung
(atau mengalokasikan) sumber daya untuk aset produktif, dan regulasi dianggap
menjadi alat untuk menciptakan kepercayaan tersebut. Teori kepentingan publik
didasari pada asumsi bahwa pasar ekonomi merupakan subjek dari beberapa pasar
yang tidak sempurna atau terjadi kegagalan transaksi, jika tetap dibiarkan akan
mengakibatkan inefisiensi dan ketidakpatutan outcome (pengeluaran biaya dan
penghasilan). Ini juga berdasarkan asumsi berikut :
a. Kepentingan dari konsumen diterjemahkan dalam tindakan legislatif lewat
operasi dari market place internal
b. Ada agen-agen (politisi pengusaha dan kelompok kepentingan publik) yang
akan dapat mencari peraturan dengan mengatasnamakan untuk kepentingan
publik. Agen-agen ini mungkin saja akan berusaha untuk memenuhi
kepentingannya sendiri bukan memenuhi kepentingan publik.
14
c. Pemerintah tidak mempunyai peran yang independen untuk menjalankan
peraturan pemerintah

2. Teori Capture
Peneliti yang menganut teori capture biasanya akan berpendapat bahwa,
meskipun regulasi mungkin diperkenalkan dengan tujuan melindungi ‘kepentingan
publik' (sebagaimana didalilkan dalam teori kepentingan umum secara singkat
dijelaskan di atas), tujuan yang baik ini akhirnya tidak akan tercapai. Hal tersebut
disebabkan karena dalam proses memperkenalkan regulasi, organisasi yang tunduk
pada peraturan pada akhirnya akan datang untuk mengawasi regulator. Industri
diatur agar berusaha untuk mendapatkan pengawasan dari badan pengawas, karena
mereka tahu bahwa keputusan yang dibuat oleh regulator berpotensi akan memiliki
dampak yang signifikan terhadap industri mereka.  Pihak yang diatur atau industri
akan berusaha untuk mengambil alih (capture) regulator dengan tujuan untuk
memastikan bahwa peraturan kemudian dirilis oleh regulator (pasca-capture) akan
menguntungkan untuk industri mereka.
Jelas terdapat manfaat ekonomi bagi industri jika mampu 'meng-capture'
badan yang mengatur hal itu. Menurut Mitnick (1980), setidaknya ada lima cara di
mana entitas diatur atau industri akan dapat menangkap badan regulator, antara
lain:
1. Capture dikatakan terjadi jika kepentingan diatur untuk mengendalikan
regulasi (regulator) dan lembaga yang diatur (agen regulator) ;
2. Atau jika pihak diatur berhasil mengkoordinasikan kegiatan badan regulator
dengan mereka, sehingga kepentingan pribadi mereka terpenuhi;
3. Atau jika pihak diatur berhasil menetralisir atau menjamin non-kinerja (atau
kinerja cukup) oleh badan pengatur;
4. Atau jika dalam proses interaksi dengan pihak regulator diatur berhasil
(bahkan mungkin tidak sengaja) dalam melakukan kerja sama dengan
regulator dalam melihat sesuatu dari perspektif mereka sendiri dan dengan
demikian memberi mereka peraturan yang mereka inginkan;
5. Atau jika, cukup kebebasan dari keinginan formal maupun sadar baik regulator
maupun pihak diatur.

15
KECAMAN TERHADAP TEORI CAPTURE
Kecaman terhadap Teori Capture menjelaskan bahwa, tidak ada penjelasan
yang menunjukkan bahwa regulasi industry tidak hanya mengatur kepentingan
kelompok, dimana yang mampu mempengaruhi regulator (pembuat standar
akuntasi) . Hal tersebut ditunjukkan bahwa, teori capture mampu memberikan
kepuasan terhadap kepentingan pribadi serta tidak ada penjelasan mengapa regulasi
industry tidak dapat mencegah pembentukan regulasi agensi. Sehingga, apapun
jenis kelompok atau organisasi tersebut dapat melaksanakan regulasi.

1.6 LOBI DAN TEORI KELOMPOK KEPENTINGAN EKONOMI


Teori kelompok kepentingan ekonomi mengamsumsikan bahwa suatu
kelompok/organisasi akan dibentuk untuk melindungi kepentingan tertentu. Suatu
kelompok/organisasi yang dianggap tidak sesuai atau bertentangan dengan organisasi
yang lain, makan kelompok yang berbeda tersebut akan melobi pemerintah untuk
dimasukkan ke dalam peraturan pemerintah, dimana hanya akan menguntungkan
kelompok itu sendiri. Sebagai contoh : konsumen melobi pemerintah untuk
perlindungan harga atau produsen melobi pemerintah untuk perlindungan tarif. Pada
Teori ini, dimana regulator dianggap bukan penengah yang netral namuan dipandang
sebagai kepentingan sendiri. Ditunjukkan bahwa peraturan itu sendiri menggolongkan
kelompok-kelompok yang termotivasi untuk mempertahankan posisi kekuasannya
(dengan menerapkan beberapa strategi) dalam komunitas tertentu.

1.7 DAMPAK EKONOMI DAN SOSIAL DARI REGULASI AKUNTANSI


Apakah regulasi akuntansi dapat dan memiliki dampak ekonomi dan sosial bagi
kepentingan “preparer” atau “user” nya. Beberapa orang berpendapat bahwa regulasi
akuntansi hanya mengenai transaksi dan peristiwa ekonomi yang mendasari
direfleksikan dalam laporan keuangan, tanpa melihat dampak pada sifat/bentuk realitas
ekonomi yang mendasarinya, padahal banyak bukti bahwa regulasi akuntansi memiliki
konsekuensi ekonomi dan sosial bagi banyak organisasi dan masyarakat.
Contoh kasus IASB Deal terkait IFRS 2 (Share Options), IFRS 2 di Australia
diadopsi menjadi AASB 2 yaitu Standar akuntansi di Australia terkait “Share-based
payment”. Berisi regulasi tentang memberikan bonus tahunan kepada manajer berupa
pembagian saham (share-options). Dampak positifnya adalah tidak merugikan

16
perusahaan, dan jumlah uangnya lebih rendah dibanding membayar berupa uang, dan
Memotivasi manajer untuk menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan
shareholders. Terdapat konsekuensi negatif ekonomi dan sosial secara tidak langsung
bagi banyak orang yaitu mengurangi nilai investasi dari shareholder yang ada,
mengurangi motivasi eksekutif karena saham dibagi untuk banyak pegawai, perusahaan
akan diminta mengenali biaya opsi saham yang berpotensi besar tiap tahun, karena tiap
orang akan berpikir bahwa ini adalah paket bonus dan gaji dari perusahaan.

1.8 REGULASI AKUNTANSI SEBAGAI HASIL DARI PROSES POLITIK


Standar-setter mendorong pihak yang terkena dampak untuk memberikan
masukan pada draf standar yang diusulkan. Seperti yang diungkapkan oleh Collet (1995
p.27) : Anggapan bahwa pihak yang terpengaruh yaitu Penyedia Laporan ditekankan
agar mereka benar-benar mampu dalam memutuskan bahwa dalam sebuah standar, dan
bukan hanya pengguna dependen yang menganggap bahwa penerapan standar telah
mencukupi / memenuhi. Jika standar-setter memberikan pertimbangan untuk melihat
masukan, standar akuntansi dan laporan keuangan merupakan hasil dari berbagai
pertimbangan sosial dan lingkungan, dimana :
a. Terikat dengan nilai-nilai, norma-norma dan harapan masyarakat di mana standar
dikembangkan
b. Yang dipertanyakan, apakah akuntansi keuangan dapat mengklaim untuk menjadi
netral dan obyektif
Pengguna mungkin tidak menyadari bahwa laporan keuangan merupakan hasil
dari berbagai tekanan politik. Disini, Auditor pun mampu untuk mengatakan bahwa
Penyedia laporan melakukannya dengan Jujur, namun untuk “Kebenaran” ialah suatu
konsep yang sulit untuk dijelaskan. Sehingga, mengapa dalam yuridiksi diputuskan
bahwa laporan keuangan harus memenuhi syarat yang disesuaikan dengan aturan
akuntansi yang relevan (standar akuntansi).

DAFTAR PUSTAKA

Deegan, Craig (2007). Financial Accounting Theory, ed-2, Australia: Mc Graw Hill.

17

Anda mungkin juga menyukai