Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

“PEMBENTUKAN PRINSIP-PRINSIP DAN PENETAPAN


KEBIJAKAN AKUNTANSI”

Mata kuliah: Teori Akuntansi


Dosen Pengampu: Dr. Hajering, SE., M.Ak., CSRS., CSRA.

Disusun Oleh: Kelompok 3

MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat,

karunia, dan bimbingan-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah mengenai

Pembentukan Prinsip-Prinsip Dan Penetapan Kebijakan Akuntansi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini

masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan penulis, meskipun demikian kami berupaya untuk menyajikan

makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat

diterima dan bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca umumnya.

Makassar, 06 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. PENCARIAN PRINSIP – PRINSIP...............................................................3
B. PENETAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI....................................................14
BAB III..................................................................................................................28
PENUTUP............................................................................................................28
A. Kesimpulan.................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi merupakan acuan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.

Melalui prinsip-prinsipnya, akuntansi dapat memberikan informasi keuangan

yang diperlukan oleh berbagai pihak, baik pihak internal perusahaan seperti

pemilik perusahaan, pimpinan dan karyawan maupun pihak eksternal seperti

debitor, calon investor, pelanggan, dan pihak lain yang membutuhkan informasi

terutama informasi yang berkaitan dengan kepentingan mereka. Akuntansi juga

merupakan alat informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan

keputusan dan mengembangkan perusahaan.

Prinsip - prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), apa sebenarnya

arti istilah prinsip, dan bagaimana prinsip-prinsip ini bisa dituninkan, jika memang

demikian Bab ini mengiraikan debat-debat tersebut seperti yang telah

berkembang sepanjang 50 atau 60 tahun terakhir. Bagian pertama berhubungan

dengan bagaimana kata tersebut dipilih dan usaha selanjutnya adalah untuk

memberinya artii Bagian kedua mengembangkan suatu pendekatan pada

pembentukan teori yang menggunakan konsep postulat. Bagian ketiga beralih ke

pendekatan yang lebih baru, Sisa bab ini adalah suatu tinjauan kritis atas

kerangka dasar teroritis yang dikembangkan oleh FASB. Bab-bab selanjutnya

membahas lebih jauh perkembangan revolusioner dalam teori yang telah terjadi

dalam dua dekade terakhir.

Kebijakan akuntansi adalah batang tubuh standar akuntansi, pendapat,

penafsiran, aturan, dan regulasi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan

dalam pelaporan keuangan mereka. Kebijakan akuntansi suatu perusahaan

1
mencakup “metode-metode” untuk menerapkan prinsip-prinsip yang oleh

manajemen satuan usaha dianggap sebagai prinsip-prinsip yang paling tepat

untuk keadaan saat itu, untuk menyatakan secara wajar posisi keuangan,

perubahan dalam posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku umum dan yang karenanya telah dipakai untuk

menyusun laporan keuangan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum?

2. Bagaimana Tujuan Kebijakan Akuntansi Nasional?

3. Bagaimana Teori akuntansi dan verifikasi teori-teori melalui riset?

4.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENCARIAN PRINSIP – PRINSIP

1. Pencarian Dimulai
Kata prinsip diturunkan dari bahasa Latin yaitu principe, yang berarti
pertama dalam pengertian tingkat dasar. Karena buku teks pertama yang
dihadapi mahasiswa akuntansi sepenuhnya tepat. Apa yang kita pelajari
dalam pellajaran akuntansi pertama kali adalah prinsip – prinsipnya dalam
pengertian materi yang pertama dalam hal waktu dan yang pertama
dalam hal kesulitan. Prinsip – prinsip akuntansi mungkin menjadi
pelajaran pertama, tetapi ini bukanlah pelajaran mengenai kebenaran
mendasar dari akuntansi. Untuk mempelajari hal ini, sebagai lawan dari
pengenalan ke unsur-unsur prakteknya, seseorang harus beralih ke
pelajaran teori akuntansi.
a. Usaha – Usaha Pertama
Banyak Individu dan kelompok mulai bekerja pada tahun 1930
– an untuk menguak apa yang seharusnya mereka anggap sebagai
prinsip-prinsip akuntansi. Sebagai yang pertama keluar dari
perkumpulan, yang mungkin agakk memalikan bagi AIA adalah
American Accounting Association ( AAA ). Dibawah kepemimpinan
Professor Michigan William Paton, yang dipilih sebagai direktur
peneliti pertama dari American Accounting Association ( AAA ) pada
awal 1936, American Accounting Association ( AAA ) menerbitkan
dalam bulan Juni 1936 yang pertama dari apa yang akan menjadi seri
monograf singkat tentang prinsip-prinsip akuntansi. Edisi tahn 1936
diberi judul A Tentative Statement Of Accounting Principles Underlying
Corprate Financial Statement. Harapan yang dinyatakan adalah akan
mungkin “ untuk menyepakati suatu pondasi dari pertimbangan
mendasar yang akan cendrung menghilangkan variasi acak dalam
prosedur akuntansi yang berasal bukan dari kekhasan masing-masing
perusahaan, tetapi dari berbagai ide ahli keuangan dan eksekutif

3
perusahaan mengenai apa yang mungkin tepat, sah atau persuasive
bagi investor pada suatu waktu tertentu.
a. Sifat Prinsip – Prinsip
Gilber Byrne, dalam makalah yang mendapat penghargaan
dan berpengaruh yang mendapat penghargaan dan berpengaruh
yang disajikan pada Perayaan Ulang Tahun AIA 1937,
menekankan bahwa prinsip – prinsip adalah mendasar.
Atau,seperti yang diuraikan dalam New International Distionary
dari Webster ; Suatu kebenaran mendasar, suatu hukum atau
doktrin menyeluruh, dari padanya yang lain diturunkan,atau
kepadanya yang lain didasarkan ; suatu kebeneran umum, suatu
dalil ( proposition ) dasar atau asumsi fundamental, suatu maksim,
suatu aksioma, suatu postulat.
George May menanggapi dengan cepat pendapat Byrne
bahwa prinsip-prinsip harus merupakan kebeneran mendasar,
dengan menyanggah bahwa definisi yang lebih sesuai adalah
definisi dari kamus Oxford,yang terbaca : “ Suatu hukum atau
aturan umum yang diambil atau diakui sebagai suatu pendoman
untuk bertindak : suatu landasan pijakan atau dasar dari perilaku
atau praktik.” Contoh-contoh prinsip yang dilampirkan pada surat
May tanggal 22 September 1932,sebagai berikut :
1. Laba tidak akan diakui sebelum penjualan terjadi.
2. Semua beban seharusnya dibebankan terhadap laporan rugi
laba dan tidak terhadap laba ditahan.
3. Laba ditahan dari sutu perolehan baru, yang dihasilkan
sebelum perolehan, tidak bisa ditambahkan ke laba ditahan
pemeroleh, jadi yang harus digunakan adalah metode
pembelian,dan bukuan metode penyatuan.
4. Duviden pada saham perbendsaharaan bukanlah laba bagi
perusahaan meskipun saham perbendaharaan bisa
diperlakukan sebagai aktiva.
5. Pinjaman kepada pihak yang mempunyai hubungan khusus
seharusnya dipisahkan dari pinjaman lain.

4
Apa yang dinamakan prinsip-prinsip ini bukanlah kebenaran
mendasar yang luas dari Byrne. Ini lebih dekat dengan dengan
sifat aturan-aturan May. Kenyataanya, prinsuip-prisip ini
merupakan persyaratan untuk keberadaan seluruh kumpulan asas
yang membentuk batang tubuh akuntansi.
b. Penandingan Beban dengan Pendapatan
Littleton mendefinisikan penandingan sebagai berikut :
Masalah utama akuntansi adalah mengasosiasikan,dimasa
sekarang,pendapatan yang diidentifikasikan dengan biaya
sekarang dan yang berhubungan, dan mengasosiasikan di masa
datang, pendaatan yang diidentifikasikan dengan biaya masa
datang dan yang berhubungan. Dalam memcahkan masalah ini,
mereka yang menggunakan akuntansi sebneranya,
menandingkan upaya dan pencapaian perusahaan. Beberapa
upaya adalah efektif di masa sekarang, ini diukur oleh biaya
(upaya) sekarang yang dapat dikurangkan dari
pendapatan(pencapaian). Upaya lain diharapkan efektif dimasa
datang, ini diukur oleh biaya ditangguhkan sebagai biaya dari
pendapatan dimasa yang akan datang (aktiva). Beberapa upaya
terbukti tidak efektif di masa sekarang dan dianggap tidak efektif
dimasa datang. Ini diukur oleh biaya yang harus dikurangkan
sekarang dari pendapatan sebagai kerugian yang diakui. Oleh
karena itu masalah mendasar dari kauntansi adlah memotong
arus biaya berkelanjutan dan secara benar menetapkan bagian-
bagian ke masa sekarang dan masa datang.
b. Pondasi Awal
Pernyataan sementara pada prinsip-prinsip akuntansi dari AAA
( American Accounting Association ), yang dijelaskan dalam bagian
sebelumnya, tidal tampak dalam keadaan vakum. Paton sendiri sudah
menulis suatu tesis doktoral yang dipublikasikan dengan judul
Accounting Theory tahun 1992. Buku ini radikal bahkan dari ukuran
standar sekarang. Didalamnya ia mendukung liberal yaitu, secara
ideal semua perubahan nilai yang dapat dipercaya dalam arah
apapun, dari sebab apapun seharusnya disajikan dalam akun “ di atas

5
segalanya adalah penting “, ia mengatakan “ bahwa laporan akuntansi
menyajikan suatu gambaran data kini dalam bentuk dolar aktual
seaktual tanggal lapran. “

 Postulant Paton
Menurut Paton, hanya jika “ akuntan secara jelas landasan tempat
ia berdiri” barulah dia dapat menghindari “ aplikasi yang tidak tepat
dan kesimpulan umum yang salah.” Untuk mrncapai ke arah itu ia
menyusun enam postulat dengan kekurangan-kekurangannya :
1. Keberadaan dari satuan usaha yang terisah : Diasumsikan
secara universal meskipun dalam kenyataannya hanya
merupakn kata kiasan.
2. Kelangsunan hidup satuan usaha ini : Asumsi perusahaan
bersinambung umumnya merupakn salah satu keleluasaan.
3. Persamaan Neraca : Persamaan terjadi hanya karena kita
“mengisi” perbedaan apapun yang mungkin ada dengan
meyesuaikan perkiraan modal pemilik.
4. Postulat Moneter : Ini merupak asumsi yang tidak hanya “
mengisi” perbedaan apapun yang mungkin ada dengan
menyesuaikan perkiran modal pemilik.
5. Postulat Biaya : Ini adalah asumsi yang juga tidak mendasar
bahwa “biaya memberikan nilai yang sebenarnya untuk tujuan
laporan awal.”
6. Postulat Pengakuan Laba : Ini mengasumsikan bahwa “
pendapatan bersih atau tiba-tiba muncul,sepenuhnya pada
beberapa khusus umumnya dari penjualan,” yang jelas tidak
benar.

c. Bangkitnya Investor
Pergeseran paling penting dalam pemikiran dasar akuntansi
yang muncul dari tulisan-tulisan ini dan diskusi pada akhir 1920-an
dan awal 1930-an adalah perubahan dalam tujuan akuntansi dari
menyajikan informasi ke manajemen dan kreditur menjadi menyajikan
keuangan untuk investor dan pemegang saham. Tekan untuk

6
perubahan dalam tujuuan ini muncul dari sektor keuangan dan
perdagangan saham, bukan dari akuntan.
Perubahan dalam tujuan laporan keuangan ini menyebakan :
1. Berkurangnyan penekanan pada neraca sebagai laporan nilai-
nilai.
2. Konsekuensi meningkatnya penekanan pada laporan rugi laba
dan konsep laba yang seragam.
3. Kebutuhan akan pengungkaan menyeluruh mengenai informasi
yang relevan,dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih
lengkap dan meningkatkan penggunaan catatan kaki.
4. Penekanan pada konsistensi pelaporan,khusunya sehubungan
dengan laporan rugi laba.
d. Upaya-Upaya Penting Lainnya
Pada tahun 1938, sesuai permitaan Haskins & Sells
Foundation, Professor Harvard Thomas Henry Sanders, Professor
California, Henry Rand Hatfield, dan Professor Yale Law School,
Underhill Moore mempublikasikan A Statement of Accounting
Principles, yang ditunjukan untuk “menetapkan prinsip-prinsip dan
aturan-aturan akuntansi yang mengatur apa yang seharunya tampak
di neraca dan laporan laba rugi dan dalam akun-akundaripasa hal itu
disusun.” Isi dari monograf ini memperlihatkan bahwa ini
memperlihatkan bahwa pengarang lenih memperhatikan masalah
praktik-praktik yang berlaku, yaitu praktik-praktik yang menyimpang
secara sangat radikal dalam hal-hal tertentu dari prakttik yang berlaku
dewasa ini.
2. Pencarian Dipercepat

Pencarian prinsip akuntansi luas dierbaharui segera setelah


perang. Kembali lagi AAA ( American Accounting Association ) memimpin
dengan mengeluarkan revisi prinsip-prinsip sementara 1948 yang
sekarang diberi judul Accounting Concepts and Standart. Akan
tetapi,seperti sebelumnya pendekatan mereka bersifat sepotong-
sepotong dan tidak dimaksudkan untuk meneruskan pencarian prinsip-
prinsip secara luas.

7
a. Accounting Research Division
Pada tahun 1959, bertindak atas rekomendasi special
committee on research program, Insitut direorganisasi untuk
memajukan “ ekspresi tertulis mengenail apa yang merupakan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaki umum, sebagai pedoman untuk angota-
anggotanya dan pihak lainnya.”
Satu dari tujuan reorganisasi adalah agar dapat
menanggulangi masalah luas dari akuntansi keuangan pada empat
tingkat :
1. Pembentukan postular dasar
2. Perumusan prinsip-prinsip secara luas
3. Pengembangan atura atau pedoman lain untuk aplikasi prinsip
dalam situasi-situasi khusus
4. Penelitian

Seorang Staff penelitian akuntansi permanen direkrut untuk


melaksanakan program penelitian dengan maksud agar hasil-hasil
dari upayanya, “sebagaimana yang diambil oleh Accounting Principle
Board, seharusnya berlaku sebagai asas bagi keseluruhan batang
tubuh permyataan masa datang oleh Insitute mengenai mamsalah-
masalah akuntansi.

3. Pencarian Bergeser

William Veater menekankan bahwa tujuan-tujuan, bukan postulat-


postulat, yang merupakan blok utama dalam membangun suatu teori
akuntansi, kemudian ia juga menekankan, prinsip adalah alat agar tujuan
dapat dicapai. Hal itu akan menjadi subjek dari “konvensi”, seperti
kesepakatan untuk mebuat laporan keuangan dan untuk doctrin seperti
keinginan untuk konsistensi dalam pelaporan. Postulat dalam kerangka
dasar seperti itu hanya “pengisi” untuk menutup rantai logika yang
terputus. Ia mengatakan teori yang sempurna tidak akan ada postulat.

a. Suatu Pernyataan Teori Akuntansi Dasar

8
Vatter pada pendekatan postulate atau prinsip dinyatakan
dalam dokumen baru yang terbit dari American Accounting
Association tahun 1966, berjudul “a Statement of Basic Accounting
Theory dan dikenal dengan singkatannya, ASOBAT. Ini dimulai
dengan penegasan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi,
mengukur, dan mengkomunikasikan informasi akuntansi untuk
memungkinkan pertimbangan dan keputussan yang terinformasi oleh
pemakai informasi tersebut. ASOBAT adalah pernyataan pertama
yang menekankan bahwa kepentingan pemakai seharusnya
didahulukan dari sudut pandang dan pendapat para pakar yaitu
akuntan yang menyiapkan laporan. Untuk menentukan kepentingan
pemakai, disusun tujuan akuntansi yang diasumsikan seperti :

Tujuan 1. Membuat keputusan mengenai penggunaan


sumber daya yang terbatas, mencakup
pengidentifikasian bidang keputusan yang penting
sekali dan penentuan tujuan dan sasaran yaitu,
keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan
yang lainnya mengenai investasi
2. Secara efektif mengarahkan dan mengendalikan
sumber daya manusia dan bahan organisasi yaitu
keputusan oleh manajemen mengenai perusahaan
3. Menyelenggarakan dan melaporkan pemeliharaan
sumber daya yaitu fungsi pengurusan atau
pemeliharaan dari manajemen
4. Memudahkan pemberfungsian dan pengendalian
sosial yaitu memudahkan system kerja masyarakat
yang terorganisasi untuk kesejahteraan bagi semua
Standar 1. Relevan yaitu harus dapat dihubungkan secara
bermanfaaat dengan tindakan yang dirancang
untuk memudahkan
2. Dapat diverifikasi yaitu individu-individu yang
berkualitas yang bekerja secara independen
seharusnya memberikan hasil yang sama

9
3. Bebas dari bias yaitu standar tak boleh membantu
satu kelompok pemakai dengan mengorbankan
yang lain
4. Dapat dikuantifikasi yaitu pengukuran harus
mungkin walaupun tidak harus secara moneter
Pedoman 1. Kesesuaian dengan pemakai yang diharapkan
2. Pengungkapan hubungan-hubungan yang penting
3. Pemasukan informasi yang berhubungan dengan
lingkungan
4. Keseragaman praktik dalam dan diantara unit-unit
upaya
5. Konsitensi praktik-praktik sepanjang waktu

ASOBAT berusaha untuk mengelakan kesulitan-kesulitan


menentukan keinginan investor-investor tertentu dengan menyarankan
bahwa ketentuan informasi keuangan seharusnya terkena 4 standar atau
kriteria dan disertai 5 pedoman.

b. APB Statement No. 4

Board menetapkan tujuan akuntansi, menguraikan dan


menggambarkan konsep dasar dan prinsip akuntansi dan
mendefinisikan kata dan frase yang digunakan dalam akuntansi,
mencakup istilah menyajikan secara wajar dan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. 5 tahun kemudian, dalam menanggapi
arahan ini, Board mempublikasikan APB Statement No. 4, “Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement
of Business Enterprises ( konsep-konsep Dasar dan Prinsip-prinsip
Akuntansi yang mendasari Laporan Keuangan dari perusahaan bisnis
pernyataan ini diringkas seperti:

Tujuan
A. Umum Untuk menyediakan informasi yang dapat
dipercaya mengenai sumber daya dan
kewajiban ekonomi, dan perubahan-perubahan

10
dalam sumber daya dan kewajiban tersebut,
untuk mebantu dalam memprakirakan potensi
B. Kualitatif laba dari suatu perusahaan.
Relevan dapat dimengerti, dapat diverifikasi,
kenetralan, tepat waktu, keterbandingan,
kelengkapan.
Sifat sifat dasar Satuan usaha akuntansi, perusahaan
bersinambung, pengukuran sumber daya dan
kewajiban ekonomi, periode waktu,
pengukuran dalam satuan uang , akrual, harga
tukar, penaksiran, pertimbangan, informasi
keuangan tujuan umum, laporan keuangan
yang berhubungan secara mendasar,
substansi atas bentuk, materialitas
Unsur unsur dasar Aktiva, utang, modal pemilik, pendapatan,
beban, dan laba bersih
Prinsip-prinsip
A. Pervasif Pencatatan awal aktiva dan utang, realisasi
pendapatan, pengakuan beban, alokasi sebab
dan pengaruh, sistematis dan rasional,
B. Konvensi yang pengakuan segera, unit pengukuran
dimodifikasi Konservatif, penekanan pada laba , penerapan
C. Operasi luas pertimbangan

D. Rincian Pemilihan, analisis, pengukuran,


pengklasifikasian, pencatatan, peringkasan,
penyesuaian, pengkomunikasian
Aturan yang ditemukan dalam praktik

APB Statement No. 4 adalah suatu dokumen penting.


Sebagian besar darinya telah digabungkan dalam Kerangka Dasar
Konseptual FASB. Bagian terbesar dari apa yang tidak
digabungkan secara jelas, seperti beberapa segi akuntansi, terus

11
menggambarkan “perumusan GAAP paling otoritatif yang
tersedia”.

Secara ringkas, Statement No. 4 bukan teori praktik


akuntansi ataupun pernyataan jelas dari prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Menurut kata-kata profesor California,
George Staubus, peryataan ini adalah seperangkat tujuan
akuntansi keuangan yang baik disejajarkan dengan suatu
seperangkat prinsip yang secara jelas tidak mencukupi untuk apa
yang dibutuhkan guna memenuhi tujuan.

c. Kerangka dasar konseptual

Komite menyimpulkan bahwa salah satu alasan kesulitan yang


dihadapi akuntan dalam menetapkan prinsip-prinsip akuntansi adalah
bahwa :

Kata “prinsip” merupakan istilah yang agak megah dalam


akuntansi. Saya pikir kita mengetahui apa prinsip-prinsip dalam ilmu-
ilmu alam. Akan tetapi susunan akuntansi murni buatan manusia.
Tidak ada satu cara yang benar dalam pencatatan…. Tidak ada
satupun yang diturunkan dari pencarian kedalam kebenaran
fundamental daripada keputusan untuk mengemudi disebelah kanan
jalan di Amerika Serikat atau disebelah kiri di Inggris. Ini hanyalah
suatu cara menyenangkan untuk melakukan sesuatu. Dan ini benar
untuk banyak peraturan yang harus dikeluarkan oleh suatu badan
seperti FASB.

Oleh karena itu, komite mengusulkan agar istilah prinsip


digantikan dengan istilah standar, yang didefinisikan sebagai
pemecahan masalah-masalah akuntansi keuangan. Beberapa pihak
menyamakan Kerangka Dasar Konseptual dengan suatu undang-
undang, seperti Undang-Undang Amerika Serikat. Analog ini
menyatakan suatu maksud untuk selanjutnya menbentuk tujuan dan
kebijakan luas yang mempunyai persetujuan umum di antara hamper
semua pihak yang berkepentingan.

12
d. Pencarian dengan melihat kebelakang
Dalam praktiknya, semua arti istilah GAAP adalah aturan-aturan
yang telah diberi sanksi melalui Aturan 203 dari AICPA. Dengan kata lain,
GAAP, tidak lain hanyalah praktik akuntansi dengan kewenangan yang
kuat. Ini adalah definisi procedural bukan semantic. Suatu teori akuntansi
dasar yang diterima secara universal tidak ada pada saat ini. Pernyataan
ini mencoba untuk menjelaskan mengapa masyarakat akuntansi tidak
dapat mencapai kesepakatan teoritis.
1) Teori Akuntansi Rumit
Kerumitan analisis ini menyebabkan ketidaksetujuan yang
berkepanjangan pada tujuam-tujuan akuntansi yang tepat dan sifat
lingkungan akonomi tempat ia bekerja. Pada mulanya, akuntansi di
Amerika Serikat memusatkan perhatian pada kreditur, kemudian ia
mengasumsikan peran kepengurusan bagi investor, dan sekarang
lebih mencoba untuk memberikan informasi bagi keputusan investasi.
Setiap perubahan tujuan berarti perubahan dalam prinsip.
2) Akuntansi Mempunyai Konsekuensi Ekonomi
Penyebab kedua dari kesulitan yang dihadapi akuntan dalam
mencapai prinsip mendasar mungkin berasal dengan kenyataan
bahwa akuntansi adalah suatu disiplin pragmatic. Pendekatan
postulat/prinsip cenderung memusatkan pada akuntansi sebagai
sitem teoritis seperti matematika, dengan mengabaikan, atau
setidaknya merendahkan, peran pemakai, yaitu aspek pragmatic dari
subjeknya. Dalam istilah teori informasi, pendekatan postulat/prinsip
cenderung lebih menganalisis sinyal daripada sifat penerima atau
pengiriman sinyal.
Secara khusus, pendekatan, pendekatan itu mengabaikan
konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari informasi terhadap individu
dan organisasi. System akuntansi tidak murni berstruktur abstrak,
begitupun perdebatan tentang aturan-aturan akuntansi tidak murni
teoritis dalam arti tanpa kepentingan praktis.

13
Dalam dunia dimana aturan keuangan dianggap mempunyai
konsekuensi-konsekuensi ekonomi, wajar orang mengharapkan
bahwa perdebatan tentang aturan-aturan ini diungkapkan dalam
istilah ekonomi bukan istilah teoritis, dan secar khusus bukan istilah
global.
3) Kebenaran atau konsekuensi ?
FASB berargumen bahwa standar-standar akuntansi
seharusnya diukur tidak oleh pengaruh langsungnya pada individu,
tetapi dalam pengertian nilai bagi masyarakat secara keseluruhan
untuk mempunyai system informasi keuangan yang dapat diandalkan.
Ide ini diyakinkan kembali akhir akhir ini ketika FASB menanggapi
kritik atas persyaratan amortisasi goodwill untuk tujuan pelaporan
keuangan di Amerika Serikat sementara itu bukan suatu persyaratan
universal di seluruh dunia.
FASB dan pendahulunya telah berbelok arah ke konsekuensi-
konsekuensi ekonomi pada beberapa kejadian, namun sama
benarnya bahwa ini bukan kebijaksanaan FASB. Seperti yang
dikemukakan dalam kasus deskripsi istilah nertralitas, informasi
akuntansi tidak dapat menghindarkan pengaruhnya pada perilaku,
ataupun tidak mempengaruhi. Tetapi, tetapi informasi akuntansi harus
melaporkan aktivitas ekonomi setepat mungkin, tanpa mewarnai citra
yang dikomunikasikan untuk tujuan mempengaruhi perilaku dalam
beberapa arah tertentu.
Secara singkat, akuntansi bukan latihan mekanis atau
serangkaian aturan yang dapat diterapkan oleh computer. Ia merupakan
ilmu sosial yang terbaik. Beberapa akan berkata ini masih termasuk seni.
Ia mensyaratkan, dan akan terus mensyratkan, pertimbangan
professional yang bertanggung jawab.

B. PENETAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi adalah batang tubuh standar akuntansi,


pendapat, penafsiran, aturan, dan regulasi yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan dalam melaporkan keuangan mereka. Kebijakan

14
akuntansi suatu perusahaan mencakup “metode-metode untuk
mennerapkan prinsip- prinsip oleh manajemen satuan usaha dianggap
sebagai prinsip-prinsip yang paling tepat untuk keadaan saat itu, untuk
menyatakan secara wajar posisi keuangan, perubahan dalam posisi
keuangan, dan hasil operasi sesuai prinsip-prinsip yang berlaku secara
umum yang karenanya telah dipakai untuk menyusun laporan keuangan
tersebut.

1. Alternatif – Alternatif
Adalah manfaat untuk mengetahui sejak awal berbagai cara
penetapan kebijakan akuntansi selama ini, misalnya SEC dan FASB
merupakan regulator-regulator utama di Amerikat dan organisasi-
organisasi lain seperti Government Accounting Standards Board,
Railway Accounting Standards Board, United Nations Centre for
Transnational Corporations, Federal Government Procurement and
Taxation Departments, National Association of Accountas yang
masing-masing mempunyai peran, struktur, dan filosofi yang berbeda
mengenai pembuatan kebijakan akuntansi.
a. Pembuatan Kebijakan pada Tingkatan Perusahaan
Menurut George O. May setiap korporasi bebas untuk
memilih metode akuntansinya sendiri di dalam batas-batas yang
sangat luas, tetapi diharuskan untuk mengungkapkan metode-
metode yang dipakai serta konsistensi penerapannya dari tahun
ke tahun. Dalam batas-batas yang cukup luas, bagi investor
relative tidak penting aturan atau konvensi apa yang sebenarnya
dianut oleh suatu korporasi dalam melaporkan penghasilannya
jika ia tahu metode apa yang diikuti dan merasa yakin metode itu
diikuti secara konsisten dari tahun ke tahun. Namun dalam hal ini
harus ditetapkan dengan mengharuskan korporasi untuk
mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.
Pertama, korporasi public harus diwajibkan untuk mengungkapkan
suatu pernyataan yang rinci mengenai metode akuntansi yang
digunakan. Kedua, korporasi harus menegaskan bahwa mereka

15
telah mengikuti metode-metode itu secara konsisten. Ketiga,
auditor harus menegaskan bahwa korporasi mengikuti metode-
metode akuntansi yang mereka ungkapkan sendiri itu. Jadi
keputusan kebijakan akuntansi diserahkan kepada masing-masing
kebijaksanaan perusahaan itu sendiri namun harga bagi
kebebasan ini adalah pengungkapan penuh yang akan melindungi
pengungkapan ini adalah suatu penerimaan yang universal atas
prinsip-prinsip umum tertentu.
b. Pembuatan Kebijakan di atas Tingkatan Perusahaan
Usulan-usulan May terbunuh oleh runtuhnya
perekonomian setelah kehancuran pasar saham. Pada tahun
1933, masyarakat membutuhkan obat yang lebih kuat daripada
sekedar pengungkapan. Hasilnya adalah dua peraturan utama
yang mempengaruhi akuntansi, Truth-in-Securities Act tahun 1933
dan Securities Exchange Act tahun 1934 serta dibentuknya
Securities and Exchange Commission pada tanggal 26 Juni 1934,
dengan keyakinan bahwa pengawasan atas lembaga-lembaga
keuangan akan menghasilkan pasar modal yang lebih efisien
dengan memberikan lebih banyak keyakinan pada para investor
bahwa mereka akan mendapatkan seluruh informasi. mereka juga
berharap mendorong dekembangkannya alat-alat analisis yang
lebih baik dan tanggung jawab yang lebih besar di pihak analis
professional. SEC mendelegasikan sebagian besar penetapan
standarnya pada sektor swasta, pada awalnya Committee on
Accounting Procedures, lalu Accounting Principle Board, dan
sekarang Financial Accounting Standards Board.
Walaupun demikian, mendelegasikan tidak berarti menarik
diri, karena sepanjang hidupnya SEC membuat pengaruhnya
pada akuntansi begitu terasa. SEC melakukannya terutama
melaui komentar-komentar atas draft-draft APB Opinion dan FASB
Statement serta persetujuan pada draft-draft opinion dan
Statement sebelum dipublikasikan. Akan tetapi SEC juga
mempunyai pengaruh langsung melalui penerbitan Regulation S-
X, Accounting Series Release (ASR) yang diterbitakan SEC atau

16
Chief Accountant SEC, dan keputusan-keputusan resmi lainnya.
dalam beberapa kasus SEC menyatakan suatu Opinion atau
Statement tidak berlaku dan mengancam akan bertindak sendiri
jika perlu. Misalnya, APB pernah mempertimbangkan akan
menyatakan suatu pendapat mengenai klasifikasi suatu pajak
penghasilan yang ditangguhkan yang berhubungan dengan
piutang cicilan, tetapi untuk menghormati industry eceran APB
belum memutuskan apakah akan mengharuskan klasifikasi yang
seragam dalam kasus ini. Atas petisi Arthur Andersen & Co., SEC
mendahului dan menerbitkan ASR 102, yang menetapkan bahwa
pajak penghasilan yang ditangguhkan harus diklasifikasikan
secara konsisten dengan klasifikasi piutang terkait. Manual
Cohen, ketua SEC saat itu, kemudian berkomentar bahwa “suatu
pernyataan pendapat yang formal oleh SEC tampaknya
diperlukan, dan kami merasa berkewajiban untuk mengeluarkan
pendapat itu…. Saya tidak percaya bahwa kami perlu sering
menggunkan cara itu-walaupun pilihan itu selalu terbuka bagi
kami.”
Sebagi ilustrasi lain yang menggambarkan pengaruhnya,
SEC mangambil posisi terdepan dalam menentang penaikan
(write up) nilai aktiva. Posisi ini merupakan salah satu alasan
kuatnya dukungan bagi dasar harga perolehan dalam akuntansi di
Amerika Serikat. Sebagai akibat dari posisi ini, APB sampai
frustasi dalam upaya menerbitkan suatu pendapat mengenai
pegakuan keuntungan dan kerugian portofolio dari pemilikan
sekuritas yang dapat diperdagangkan. Posisi SEC ini dapat
dihubungkan sebagian dengan oposisi yang kuat dari industry
asuransi, tetapi juga sejalan dengan posisi yang sudah lama
dipegang SEC yang menentang penggunaan nilai wajar.
SEC bahkan telah menerbitkan tafsiran APB Opinion. Pada
tahun 1973, misalnya, SEC menerbitkan ASR 146 sebagai
penafsiran APB 16. Tindakan ini tidak hanya ditentang oleh
AcSEC AICPA, tetapi menyababkan salah satu kantor akuntan
besar mengajukan tuntutan terhadap SEC dengan alasan bahwa :

17
1) Masalah ini seharusnya ditangani oleh FASB karena SEC
tidak boleh menafsirkan suatu ketentuan yang belum diterima
oleh SEC.
2) Jika SEC merupakan bahan pertimbangan, SEC seharusnya
tidak dapat membatalkan ketentuan FASB dengan suatu dekrit
administrarif
3) SEC seharusnya diwajibkan untuk mengikuti prosedur
pertimbangan, termasuk draft eksposur dan dengan pendapat.
Keluhan kantor CPA ini menyatakan bahwa SEC telah
melanggar Administrative Procedures Act dengan tidak membuat
pemberitahuan kepada masyarakat dan mengizinkan diadakannya
dengar pendapat atau komentar sebelum menerbitkan suatu
terbitan. Kasus ini kalah dan SEC terus menggunkan kekuatannya
yang besar untk mempengaruhi akuntansi.
SEC pernah membatalkan ketentuan-ketentuan FASB
dalam kesempatan-kesempatan tertentu dan mengambil inisiatif
dalam kesempatan-kesempatan lain. Misalnya. Tahun1978 SEC
menerbitkan ASR 253 dan 258, yang menetapkan suatu bentuk
akuntansi biaya penuh bagi produsen minyak dan gas sebagai
alternative yang diterima selain metode upaya berhasil (successful
efforts). Sebelumnya FASB mengharuskan digunakannya metode
upaya berhasil (SFAS 19). Tetapi, sebagai akibat dari tindakan
SEC, FASB menerbitkan SFAS 25 pada tahun 1979, yang
menangguhkan keharusan digunakannya akuntansi upaya
berhasil.
Professor Charles Horngern dari Stanford menyamakan
hubungan antara SEC dengan para kauntan public dengan
hubungan antara manajemen puncak dan manajemen yang lebih
rendah. Walaupun SEC, dengan kekuasaan untuk menentukan
prinsip akuntansim, sudah mendelegasikan tugasnya melalui
prinsip desentralisasi kepada CAP, dan kemudian kepada APB
dan FASB, sebagai manajemen puncak, SEC mempertahankan
kekuasaanya untuk menetapkan batasan-batasan dan
melaksanakan hak veto. John Burton, yang pernah menjadi

18
akuntan kepada SEC, tidak setuju dengan Horngren dan
berpendapat bahwa kedua organisasi itu “bekerja sebagai sekutu
dan bahwa kepentingan terbaik kami terpenuhi dalam atmosfer
yang tidak saling mengejutkan. Ia yakin bahwa SEC tidak
menganggap dirinya berada dalam posisi yang memiliki
wewenang absolute sementara FASB bekerja untuk SEC.”
Bukti adanya rasa persekutuan antara SEC dan FASB ini
diperlihatkan ketika pada tahun 1976 SEC mengambil inisiatif
untuk mengharuskan diungkapkannya informasi biaya
penggantian tertentu (ASR 190) tetapi menghapuskan persyaratan
ini pada tahun 1979 (ASR 271) ketika FASB menerbitkan SFAS 33
Pelaporan Keuangan Dan Perubahan Harga. Indikasi lain bahwa
SEC memang inovatif dan kooperatif pada tahun 1970-an dan
1980-an adalah kecenderungan kearah yang mengharuskan data
lunak (informasi yang tidak dapat diaudit dengan cara tradisional),
seperti informasi biaya kini, informasi mengenai cadangan minyak
dan gas, data informasi interim, dan usulan informasi ramalan.
Data lunak diterbitkan dengan ketentuan “safe Harbor” yang
melindungi akuntan, sebuah contoh semacam itu ditemukan
dalam ASR 203 yang berhubungan dengan informasi biaya kini
yang diharuskan oleh ASR 190. Waktulah yang akan menunjukan
apakah sikap kooperatif ini akan berlanjut.
c. Pembandingan Internasional
Kebijakan akuntansi ditetapkan pada tingkatan
Internasional melalui Internasional Accounting Standards
Committee (IASC). Badan ini dibentuk pada tahun 1973 oleh para
wakil badan-badan profesional dari sebagian besar negara
berkembang dan sejak itu terus tumbuh hingga benar-benar
mewakili seluruh masyarakat internasional. Kepatuhan kepada
standar-standar IASC terbatas pada diterimanya standar-standar
itu, secara sukarela, oleh masyarakat akuntansi profesional yang
mewakili di IASC serta oleh organisasi dan badan pemerinta lain
di dalam negara yang diwakili. FASB, karena independen
terhadap AICPA, bukanlah anggota IASC dan karenanya tidak

19
berkewajiban untuk mnyelaraskan standar-standarnya dengan
standar IASC. Walaupun demikian, FASB tetap berhubungan erat
dengan IASC.

d. Iktisar Alternatif-alternatif
Banyak sistem alternatif yang ada baik di dalam satu
negara maupun diantara negaara-negara yang berbeda
mengindikasi bahwaa tidak ada satu solusi yang baik mengenai
bagaimana cara terbaik untuk menetapkan kebijakan akuntansi.
Terdapat empat sistem dasar yang ada di dunia : regulasi oleh
pemerintah, oleh badan pemerintah, oleh badan-badan swasta,
dan oleh perusahaan-perusahaan sendiri. Yang pertama dapat
digambarkan sebagai sistem dari atas ke bawah (top down); yang
terakhir sistem dari bawah ke atas (bottom up). Dua yang di
tengah merupakan kompromi anatara kedua ekstrim ini.
Campuran dari keempatan sistem ini juga ada.
2. Konsekuensi Sosial Dan Ekonomi Kebijakan Akuntansi
Semua keputusan yang menyangkut kebijakan akuntanssi
pasti mempunyai konsekuensi ekonomi. Jika tidak ada konsekuensi
ekonomi, tidak ada perlunya keputusan kebijakan itu. Konsekuensi
yang diinginkan meliputi perbaikan informasi yang tersedia bagi
investor dan pemakai lain, sehingga memungkinkan dihasilkannya
keputusan ekonomi yang lebih baik atau turunnya biaya pengumpulan
informasi bagi pemakai. Melalui pasar sekuritas keputusan yang lebih
baik seharusnya menghasilkan alokasi sumber daya yang lebih dekat
dengan tingkat optimum dan adanya peluang untuk memperbaiki
pilihan-pilihan portofolio.
a. Pemakai Yang Terkena Dampak Kebijakan
Sebagian kebijakan ini dapat mengubah kekayaaan ekonomi ata
arus kas pemakai secara langsung. Kebujakan lainnya mungkin

20
mempengaruhi perilaku individu seperti pelangan, pegawai, dan
masyarakat umum terhadap perusahaan.

PERAGA 8-2 Konsekuensi-konsekuensi ekonomi

Pemakai Konsekuensi Ekonomi

Investor dan Kreditor  Keputusan keuangan


 Biaya pengumpulan dan analisis
informasi keuangan
 Biaya penyusunan dan nantinya,
mungkin, revisi kontrak yang
didasarkan pada angka-angka
akuntansi

Korporasi  Biaya penerbitan laporan-laporan


keuangan
 Perubahan harga saham
perusahaan melalui informasi baru
atau perbedaan volatilitas angka
penghasilan

Manajemen  Perilaku manajemen

Nasional  Alokasi sumber daya

Lain-lain  Kebijakan komisi regulator


 Persepsi masyarakat mengenai
perusahaan

Kebijakan yang lainnya lagi, yang dianggap mempengaruhi


tujuan-tujuan nasional, mungkin menarik perhatian kongres atau
badan-badan administratif. Praga 8-2 mengikhtisarkan pemakai-
pemakai yang terkena dampak serta beberapa dampak kebijakan
akuntansi. Sebagai konsekuensi bersifat langsung dan jelas. Yang
lainnya lebih tidak langsung dan akibatnya kurang jelas. Misalnya,
fakta bahwa banyak kontrak, hubungan entitas, dan perjanjian legal
dalam kesepakatan kredit sering kali di tanyatakan dalam angka

21
akuntansi atau rasio laporan keuangan mempunyai arti bahwa
perubahan kebijakan akuntansi akan mempengaruhi arti angka dan
rasio ini.
Akuntansi positif, yang dibahas secara lebih mendalam dalam
bagian mengenai pelaporan keuangan korporasi dalam bab 7,
berupaya membentuk suatu kerangka dasar teoritis di mana
konsekuensi-konsekuensi ini dapat ditelaah secara lebih teliti. Salah
saatu argumentasi menyatakan bahwa preferensi para manajer
terhadap kebijakan akuntansi tertentu mungkin disebabkan oleh cara
mereka melihat pengaruh kebijakan itu pada kepentingan sendiri.
Kompensasi dan bonus manajemen seringkali didasarkan pada
angka-angka akuntansi yang dilaporkan, seperti penghasilan bersih
korporasi. Perubahan kebijakan yang memang diinginkan mungkin
mempunyai efek samping terjadinya perubahan yang tidak diantisipasi
dalam kompensasi mereka dan karenanya menyebabkan transfer
kekayaan yang tidak dikehendaki.
Dengan adanya konsekuensi-konsekuensi ekonomi yang
mengalir dari kebijakan akuntansi, tidaklah mengejutkan bahwa
penetapan standar disertai oleh kontroversi. Untuk pendekatan atas
ke bawah untuk menetapkan kebijakan akuntansi, keberadaan
konsekuensi ekonomi ini dapat menimbulkan masalah yang berat.
Pembuat kebijakan, seperti FASB, mungkin ingin memperhitungkan
keinginan semua konstituen mereka dan pengaruh kebijakan pada
mereka.
3. Regulasi Akuntansi : Pro dan Kontra
Regulasi kebijakan akuntansi merupakan topik yang paling panas
diperdebatkan. Tak ada bukti empiris yang dihasilkan dalam tahun
1934 bahwa regulasi akuntansi oleh SEC akan mencapai sasaran
yang ditetapkan, hanya sedikit bukti yang terkumpul. Erdapat bukti
bahwa KOngres dalam menciptakan SEC mengira bahwa akuntansi
adalah auditing, pendeteksian kecurangan. Catatan historis
menunjukkan kekhawatiran yang sebenarnya adalah kecurangan
keuangan.

22
a. Kegagalan Pasar
Argumentasi ekonomi yang klasik untuk untuk regulasi
adalah bahwa pasar dalam beberapa hal telah gagal. Dalam
akuntansi, regulasi dianggap perlu karena pasar telah gagal untuk
menghasilkan jumlah informasi yang secara sosial optimal. Oleh
karena itu regulasi penting diperlukan untuk melindungi
“kepentingan masyarakat”.
Argumentasi klasik untuk regulasi oleh pemerintah, dan
argumentasi yang meyebabkan dibentuknya Federal Trade
Commission pada tahun 1914, menyangkut monopoli. Tidak
adanya kompetisi yang terjadi bila ada monopoli mengakibatkan
mereka menetapkan harga yang tinggi untuk barang mereka.
Lebih umumnya, suatu asimetri informasi dikatakan terjadi bila
satu pihak dalam satu transaksi memiliki lebih banyak informasi
daripada yang lainnya. Suatu kegagalan pasar diramalkan
sebagai suatu yang tak terhindarkan.
Barang Publik dan Free Rider. Argumentasi kedua untuk
regulasi oleh pemerintah adalah adanya barang publik, yakni
barang yang dapat dinikmati seseorang tanpa mempengaruhi
kenikmatan orang lain. Contoh : pertahanan nasional. Barang
publik biasanya dikelola pemerintah.
Informasi Akuntansi dianggap sebagai barang publik
karena penggunaannya oleh investor tidak menghalangi informasi
ini digunakan oleh yang lainnya. Jika ada yang mencoba untuk
membuat investor membayar untuk laporan keuangan itu, ia harus
berhadapan dengan masalah yang disebut free rider yaitu individu
yang menikmati manfaat itu tanpas membayar.
Daya Banding dan Kredibilitas. Tidak adaya daya
banding merupakan argumentasi ketiga yang kadang digunakan
untuk mendukung regulasi. Daya banding antarperusahaan
seringkali dianggap perlu untuk memudahkan pembuatan prediksi
dan keputusan keuangan untuk menghindari kegagalan pasar.
Keseragaman juga diyakini meningkatkan kredibilitas
laporan keungan. Hal ini umumnya disertai ernyataan bahwa

23
tersedianya banyak alternative memungkinkan perusahaan
melaporkan kinerja keuangan mereka sebaik-baiknya dengan
menggunakan akuntansi kreatif.

b. Regulasi: Penyembuh atau Kutukan?


Regulasi dibentuk dalam keadaan krisis, para regulator
diperangkap oleh yang diatur, dan regulator seharusnya reaktif
bukan proaktif.
Orientasi pada Krisis. Para ahli menyatakan bahwa awal
regulasi terjadi sebagai reaksi atas suatu krisis yang tak dapat
diidentifikasi. Setiap krisis biasanya diikuti oleh banyak tuduh-
menuduh. Persepsinya adalah seringkali yang menderita dalam
menghadapi krisis adalah “orang kecil”. Mereka yang mendapat
laba, seringkali dicurigai telah menciptakan badai itu untuk
kepentingan mereka sendiri. Hasilnya adalah tuntutan kepada
pemerintah untuk melindungi investor kecil. Sealu saja,
tanggapannya berupa reulasi pemerintah, yang melangkah masuk
untuk melindungi “kepentingan masyarakat”.
Capture Theory. Dilema yang dihadapi badan regulator
adalah bahwa mereka diharuskan untuk memenuhi anggaran ini
tiap tahunnya. Sayangnya, politik internal badan regulator itu
jarang yang memperbolehka badan itu menghindari regulasi pada
titik tersebut. Oleh karena itu, regulasi cenderung
mengembangkan momentumnya sendiri.
Reaksioner. Para kritikus juga menjelaskan bahwa
regulasi lebih bersifat reaktif daripada proaktif, maksudnya,
regulator selalu berperang dalam oertempuran yang terakhir.
c. Kesimpulan
Kesimpulan harus diambil dengan hati-hati karena riset
masih terus berlanjut secara aktif dalam bidang regulasi.
Walaupun demikian tampaknyahasil akhirnya akan campur aduk,

24
dehingga kemenangan tidak akan memihak ada siapapun. Banyak
amanjemen yangtampaknya mau dandapat membuat kebijakan
akuntansi mereka sendiriyang meyediakan pengungkapan penuh
kepada pemakai mengenai alasan yang mendasari pilihan
mereka. Sebagian menajemen lebih enggan utntuk
mengungkapkan informasi semacam itu dan tampaknya
mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari setiap
fleksibilitas yang mereka peroleh. Hasil dari situasi semacam itu
adalah akan adanya beberapa regulasi, tetapi tidak banyak.
4. Mengelola Kebijakan Akuntansi
Apa yang bisa kita simpulkan tentang penerapan standar
akuntansi? Pertama, harus diakui bahwa informasi akuntansi
hanyalah salah stu sumber informasi keuangan bagi individu dan
pasar. Kebijakan akuntansi harus memperhitungkan sumber alternatif
ini dan mengijinkan sumber nonakuntansi menyediakan informasi jika
hal itu lebih efisiendan biayanya lebih rendah bagi perusahaan dan
investor bila digunakan.
Kedua, sudah jelas bahwa kebijakan akuntansi tidak dapat
dibatasi pada penentuan metode pengukuran, aturan pengungkapan,
serta bentuk penyajian karena adanya konsekuensi ekonomi dan
sosial yang berkatian dengan keputusan alternatif.
Ketiga, kebijakan akuntansi tidak dapat dibatasi pada kelompok
tertentu, seperti preferensi manajemen, akuntan, individu, atau pasar,
atau kepentingan kelompok khusus lain dalam masyarakat. Walaupun
mungkin skar, suatu kebjakan akuntansi nasional
harusmemperhitungkan kesejahteraan sosial yang lebih luas.
a. Pemerintahan oleh Rakyat
Setiap saran agar Kongres megatur standar akuntansi tabpa
kecuali membunyikan bel alarm di antara para akuntan yang
berpraktik di Amerika Serikat. Akan tetapi, di sebgian negara di
dunia, standar akuntansi ditetapkan oleh undang-undang dan,
karenanya, merupakan tanggungjawab langsung pemerintah.
Pemberlakuan standar-standar yang tidak berkaitan dengan
manajemen secara implisit mendistribusikan kembali kekayaan itu

25
dari manajemen. Dalam tradisi demokasi, adalah peran
pemerintah, yang telah dipilih untuk rakyat, oleh rkyat, untuk
mendistribusikan kembali kekayaan sesuai dengan suara
mayoritas rakyat. Para akuntan tidak mempunyai hak
kosntitusional untuk memperbesar kekayaan sebagian orang
dengan mengorbankan sebagian lainnya. Oleh karena itu
konsekuensi ekonomi menghasilkan, keharusan untuk
mengalihkan penetapan standar dalam akuntansi kepada
pemerintah.
Pendelegasian Wewenang untuk Bertindak. Regulasi oleh
pemerintah, apakah langsung atau tidak langsung, juga tidak
mesti membahas pendistribusian kekayaan di setiap titik.
Sebaliknya oemerintah dapat memberikan mandat politik kepda
badan-badan yang agaknya mewakili keinginan rakyat.
b. Peranan FASB
Peranan regulator seperti FASB jadi lebih jelas. Pertama,
merka harus enyusun kebijakan yang dapat diterima oleh semua
pihak. Daam banyak kasus, organisasi itu hanya ingin tahu
bagaimana mempertanggungjawabkan suatu transaksi. Tidak ada
sengketa yang timbul. Kedua, FASB harus mengetahui keinginan
masyarakat agar dapat menyatukan diri dnegan kepentingan
masyarakat. Tugas FASB untuk membujuk berbagai konstituennya
untuk menerima kebijakan yang menyangkut kepentingan
masyarakat tersebut.
Politik versus Prinsip. Perdebatan mengenai standar
akuntansi seringkali diletakkan dalam pengertian politik versus
prinsip. Komentar anggota FASB David Mosso menyiratkan
bahwa pendekatan politik secara diametris bertentangan dengan
pendekatan teknis. Tetapi apa yang dinyatakan dalam bab ini
adalah bahwa yang satu mendukung yang lain. Memang benar
melaksanakan riset da membuat aturan tentang pengukuran
merupakan peranan FASB. Tetapi peranan ini diserahkan kepada
FASB oleh proses politik.

26
Pencarian Konsensus. Kunci keberhasilan FASB adalah
kemampuannya membentuk konsensus.
Kebutuhan akan konsensus ini sudah dihargai sejak awal.
Hal itu jelas terlihat dari pilihan frasa prisip akuntansi yang berlaku
umum. Yang kurang jelas adalah oleh sipaa prinsip harus diterima.
Dasar pemikirannya adalah menetapkan suatu konsensus dngan
meletakkan suatu fondasi intelektual untuk menjadi dasar bagi
masing-masing perusahaan dalam membentuk praktik
merekasendiri, dengan disertai oleh pengungkapan kebijakan
mereka secara lengkap

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Semua laporan keuangan auditan harus sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Tetapi, prinsip-prinsip itu sangan sulit

ditetapkan. Fenomena ini dapat dihubungkan dengan rumitnya

penyusunan teori mengenai pelaporan keuangan, dan kenyataan bahwa

akuntansi mempunyai konsekuensi-konsekuensi ekonomi bagi pemakai-

pemakai nya yaitu beberapa akan beruntung ataupun akan rugi secara

keuangan apabila suatu standar baru diumumkan. Akibatnya, pilihan

standar-standar dan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan untuk

membenarkan hal itu juga merupakan pilihan politis selain pilihan teknis.

2. Tujuan kebijakan akuntansi nasional ialah mepersempit bidang

perbedaan diantara perusahaan dalam hal pengungkapan, pengukuran,

dan metode penyajian informasi. Keuangan dalam laporan keuangan dan

terbitan keuangan serta mengubah kuantitas dan kualitas informasi dalam

terbitan keuangan yang dipublikasikan. Oleh karena itu, dampak

kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh FASB, SEC, dan badan-badan

lain adalah membatasi jumlah pilihan dan kebebasan yang tersedia bagi

masing-masing perusahaan dalam laporan dan terbitan keuangan

mereka.

3. Teori akuntansi dan verifikasi teori-teori melalui riset memang

memberikan beberapa panduan. Akan tetapi, tidak ada teori akuntansi

atau metode riset yang dapat memberikan bukti yang konklusif bahwa

satu alternatif tuggal secara social lebih baik daripada semua alternatif

28
lainnya. Selain teori-teori akuntansi, para oembuat kebijakan harus

memperhitungkan konsekuensi social, ekonomi, dan politik dari

keputusan mereka. Teori akuntansi dan riset akuntansi karenanya dapat

membantu dalan pembuatan kebijakan, tetapi hanya salah satu dari

sekian banyaknya pertimbangan ekonomi dan sosial

29
DAFTAR PUSTAKA

Hendriksen, Eldon S dan Michael F. Van Breda. Teori Akunting.


Tangerang: Interaksara.

Bennett, Simon, et al. (2006). Object Oriented Systems Analysis and


Design Using UML. 3rd Edition. McGraw-Hill, New York.

Hendriksen, E. S., dan M. Breda. 1992. Accounting Theory. 5 th Edition.


USA:
Richard D Irwin Inc.

Hidayanti dan Sunyoto. 2012. Pentingnya Pengungkapan (Disclosure)


Laporan Keuangan Dalam Meminimalisasi Asimetri Informasi.
Jurnal WIGA Vol. 2 No. 2, September 2012 ISSN NO 2088-
0944

Machfoedz, Mas’ud. 1996. Akuntansi Manajemen, Perencanaan dan


Pembuatan
Keputusan Jangka Pendek. Buku 1. Edisi 5. Yogyakata: BPFE

Rahmah dan sembiring .2014. Suatu Tinjauan Teori Keagenan:Asimetri


Informasi Dalam Praktik Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi
Universitas Ahmad Yani. Proceedings SNEB 2014. Hal 5-11

Scott, William R. 2015. Financial Accounting Theory, Third Edition,


Prentice Hall, Toronto, Canada.

Schipper, Khaterine and Linda Vincent. 2003. Earnings Quality. Accounting


Horizons, Vol.17. Supplemen

30

Anda mungkin juga menyukai