JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di akhir abad ke 20 sampai dengan awal abad ke 21, terjadilah suatu skandal akuntansi
terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Skandal ini melibatkan perusahaan-perusahaan
besar yang telah go publik di Amerika Serikat seperti Enron, Worldcom, Adelphia, Tyco
International, dan Peregrine System. Skandal ini yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar
bagi investor karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini
mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham nasional. Tidak hanya pasar saham
nasional USA saja yang terpengaruh, tetapi juga segera meluas ke berbagai negara lainnya
karena harga-harga saham bursa lain serta tingkat kepercayaan masyarakat pada pasar saham
global juga anjlok secara keseluruhan. Skandal-skandal ini merupakan contoh yang sangat
menyedihkan bagaimana fraud scheme berdampak sangat buruk bagi investor, pasar, pegawai,
dan masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai jawaban tuntutan publik atas terjadinya skandal perusahaan besar yang juga ternyata
melibatkan Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam kelompok Big Five seperti Arthur
Anderson, PWC, dan KPMG tersebut, disahkanlah Sarbanes-Oxley Act pada tahun 2002. Akta
(Undang-undang) ini diberi nama sesuai dengan dua pencetusnya yaitu, Paul Sarbanes (Senator
partai Demokrat dari negara bagian Maryland) dan Michael G.Oxley (Representatif partai
Republik asal negara bagian Ohio).
Undang-undang ini ditandatangani dan disahkan oleh George W. Bush pada tanggal 30 Juli
2002 dalam Ascotiation Certified Fraud Examiner (ACFE) Annual Fraud Conference ke 14 di
Chicago, Illinois. Undang-undang ini merupakan terobosan yang sangat besar bagi penilaian
corporate governance sekaligus merupakan pelengkap Securities Act of 1933 dan 1934. Undangundang ini diharapkan membawa dampak yang positif bagi Akuntan Publik Bersertifikat (CPA),
Kantor Akuntan Publik (KAP), perusahaan-perusahaan yang telah go publik, dan lain-lain.
Pada dasarnya pemerintah mengatur perusahaan melalui berbagai cara. Tujuannya adalah
agar perusahaan-perusahaan dapat bersaing secara sehat, tidak merugikan masyarakat secara
umum, dan juga tidak merusak lingkungan secara berlebihan. Secara lebih terinci, Suradi dalam
Mengenal Sarbanes Oxley Act (SOX/SOA) menyatakan bahwa tujuan pengaturan berkaitan
dengan lima hal:
1.
2.
3.
4.
5.
Adanya etika untuk mencegah dan menegakkan hukum terhadap tindakan ilegal
BAB II
ISI
A.
Sarbanes Oxley Act, biasa disebut SOX, SOA atau SarbOx, bertujuan untuk
mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaanperusahaan besar di Amerika.
SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh kongres Amerika Serikat.
Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company Accounting and Investor Protection
Act of 2002 atau undang-undang perlindungan investor dan pengaturan akuntansi perusahaan
publik yang sering kali disebut SOX atau Sarbox.
Untuk auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru dalam proses audit
perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi dan level baru dari proses pelaporan audit
pada perusahaan publik. Untuk manajemen perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan jaminan
terhadap konflik kepentingan, sertifikasi yang jelas atas penyimpanan dokumen penting,
pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan perbaikan atas kriteria pengungkapan.
Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah lanjutan dari peraturan bagi perusahaan-perusahaan
publik termasuk tanggung jawab langsung untuk memantau proses audit eksternal, persetujuan
awal atas seluruh jasa audit ataupun jasa bukan audit, revisi peraturan mengenai independensi
dan keahlian keuangan dan pengawasan, menerima dan mencari pemecahan yang mungkin atas
keluhan mengenai pelaporan keuangan perusahaan dan isu yang berasal dari hasil audit.
B.
1.
terhadap
perusahaan publik.
2.
Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam bidang
keuangan.
3.
Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan
Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)
perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan
perusahaannya.
5.
Jika diketahui mereka melakukan laporan palsu, mereka akan dipenjara selama 20 tahun
Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan konsultasi,
ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama. Hal ini untuk
menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest).
7.
Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange Commission
(Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer) Ancaman hukuman 10 tahun
penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail fraud.
8.
pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk mengetahui bagaimana saham
mereka berpengaruh terhadap keputusan.
9.
yang perlu
mendapat perhatian.
A. Seksi 101
Seksi 101 SOX mengatur tentang pembentukan dan administrative provisions
dari Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB memiliki 5
anggota yang menguasai keuangan (financially-literate), menjabat selama 5 tahun.
Dua anggota dari PCAOB harus CPA (Certified Public Accountant), dan sisa tiga
anggotanya tidak harus dan dapat bukan CPA.
B. Seksi 102
Seksi 102 SOX mengatur tentang pendaftaran atau registrasi dengan PCAOB.
Kantor akuntan publik (audit firms) yang terlibat dalam audit perusahaan publik
harus terdaftar dalam audit perusahaan publik harus terdaftar pada PCAOB.
C. Seksi 103
Seksi 103 SOX mengatur tentang auditing, pengendalian mutu, dan aturan,
aturan dan standar indenpendensi. PCAOB akan membuat standar auditing dan standar
atestasi yang berkaitan, standar pengendalian mutu, dan standar etik yang
digunakan kantor akuntan publik dalam penyusunan dan penerbitan laporan audit
dari emiten (issuers) sebagaimana yang disyaratkan oleh Sarbones-Oxley Act (SOX)
dan peraturan SEC. PCAOB akan memasukkan standar auditing suatu persyaratan
bahwa kantor akuntan publik harus menyusun dan memelihara kertas kerja untuk
periode paling sedikit 7 tahun.
D. Seksi 104
Seksi 104 SOX mengatur tentang inspeksi kantor akuntan publik. Inspeksi
pengendalian mutu tahunan harus dilakukan setiap tahun untuk kantor akuntan publik
yang melakukan audit lebih dari 100 emiten. Kantor akuntan publik yang lain harus
diinspeksi paling sedikit 3 tahun sekali. Inspeksi khusus dapat dilakukan berdasarkan
permintaan SEC atau PCAOB.
E. Seksi 105
Seksi 105 SOX mengatur tentang investigasi dan tindakan disipliner (disciplinary
procedings). Apabila PCAOB telah menentukan bahwa sebuah kantor akuntan publik
melakukan praktik yang melanggar Sarbanes-Oxley Act (SOX), peraturan-peraturan
PCAOB, atau peraturan pasar modal yang berkaitan dengan penerbitan laporan audit,
PCAOB dapat menjatuhkan sanksi, mencakup suspensi sementara atau pencabutan
(revocation) izin permanen atau dikeluarkan dsari asosiasi akuntan publik, denda
financial, pemberian hukuman (censure), pendidikan atau pelatihan tambahan, atau
sanksi lain yang diberikan berdasarkan peraturan PCAOB.
F. Seksi 201
Seksi 201 mengatur jasa di luar ruang lingkup praktik auditor. Adalah melanggar
hukum bagi sebuah kantor akuntan publik yang memberikan jasa non audit kepada
emiten. Jasa non-audit dapat diberikan apabila jasa tersebut disetujui terlebih dahulu oleh
komite audit. Komite audit akan mengungkapkan kepada investor dalam laporan
berkala keputusannya dalam pemberian persetujuan pendahuluan untuk jasa non-audit.
G. Seksi 203
Seksi 203 SOX mengatur rotasi partner audit. Partner yang mengepalai atau
mengkoordinasi dan partner penelaah (reviewing partner) harus dirotasikan setiap 5
tahun.
H. Seksi 204
Seksi 204 SOX mengatur tentang laporan auditor kepala komite audit. Kantor
akuntan publik harus melaporkan kepada komite audit semua:
a. Kebijakan dan praktik akuntansi kritikal yang digunakan;
b. Seluruh perlakuan alternatif dari informasi keuangan dalam prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principle/GAAP) yang telah
didiskusikan dengan manajemen.
I. Seksi 206
Seksi 206 SOX mengatur tentang benturan kepentingan (conflicts of interest)
CEO, kontroler, CFO, Chief Accounting Officer atau orang yang berada dalam posisi
ekuivalen tidak boleh dijabat oleh kantor akuntan publik perusahaan selam periode
satu tahun setelah audit (1 years period preceding audit).
J. Seksi 207
Seksi 207 SOX mengatur tentang studi keharusan rotasi akuntan publik terdaftar.
GAO akan melakukan studi atas pengaruh potensial dari mensyaratkan keharusan rotasi
dari kantor akuntan publik.
K. Seksi 301
Seksi 301 SOX mengatur tentang komite audit perusahaan publik. Setiap anggota
dari komite audit harus merupakan anggota independen dari board of directors
emiten. Komite audit harus secara langsung bertanggung jawab atas penunjukan,
kompensasi, dan pengawasan dari pekerjaan kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh
emiten.
L. Seksi 302
SOXs Act 2002 seksi 302 ini merupakan dokumen penjelasan manajemen
atas internal kontrol
bertanggungjawab
yang
ada
pada
perusahaan.
Pihak manajemen
yang
keuangan perusahaan.
Dibawa ini adalah contoh pernyataan manajemen:
Kami
sudah merancang
internal
kontrol
atas
laporan
keungan
perusahaan
pihak
luar
atas keandalan
laporan
keuangan perusahaan kami, dan memberikan jaminan lebih lanjut bahwa laporan
keuangan perusahaan kami sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di
Amerika Serikat.
M. Seksi 303
Seksi 303 SOX mengatur tentang pengaruh yang tidak tepat atas pelaksanaan
audit. Adalah melanggar hukum bagi setiap pejabat atau direktur dari emiten
melakukan tindakan apapun untuk secara curabg mempengaruhi, memaksakan,
memanipulasi, atau menyesatkan siapapun auditornya yang ditunjuk dalam
pelaksanaan suatu audit dengan tujuan untuk membuat laporan keuangan secara
material menyesatkan.
N. Seksi 404
SOXs Act seksi 404 ini berisi kewajiban bagi manajemen perusahaan untuk
menilai internal control yang sudah dilaksanakan atas laporan keuangannya;
1. Perusahaan harus mengevaluasi internal kontrol atas laporan keuangannya
setiap tahun. Manajemen
harus menyimpulkan
efektifitas
dari
internal
publik
yang
disewa
dan
kontrol
atas
laporan
keuangan perusahaan.
Seksi 404
memberikan
perhatian
internal kontrol
laporan
secara
khusus
kepada
perusahaan atas
keuangannya.
Dalam
departemen
internal
menurunkan
(harassing) atau dengan cara-cara lain melakukan diskriminasi terhadap setiap pejabat,
karyawan, kontraktor, subkontraktor, atau agen, karena suatu tindakan yang sesuai
dengan hukum (lawful act) yang dilakukan oleh orang tersebut, memberikan
informasi, menyebabkan informasi diberikan, ataupun membantu dalam menyelidiki
setiap tindakan tersebut yang melanggar hukum, seperti mail, Wire, bank dan securities
fraud.
S. Seksi 906
Sarbanes Oxley Act section 906 berisi :
1. CEO dan CFO melakukan sertifikasi bahwa, laporan periodik fully complies
peraturan yang dikeluarkan oleh US SEC, informasi yang terkandung pada laporan
periodik tersebut disajikan secara wajar, dalam keseluruhan hal yang material,
terhadap kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
2. Hukuman atas penyimpangan dalam section 906 bagi individu yang secara sadar
melakukanpenyimpangan dikenakan denda sampai dengan $1 juta dan hukuman
penjara sampai dengan 10 tahun. Dan, bagi individu yang dengan sengaja dan
secara sadar melakukan penyimpangan, akan dikenakan denda sampai dengan $5
juta dan hukuman penjara sampai dengan 20 tahun.
T. Seksi 1102
Seksi 1102 SOX mengatur tentang perusakan catatan ataupun penghilangan
acara kerja (official proceeding). Setiap orang yang secara korup mengubah,
merusak (destroy/mutilate) atau menyembunyikan setiap catatan, dokumen atau objek
lain dengan maksud untuk merusak integritas objek tersebut atau ketersediaanya untuk
penggunaan dalam acara kerja pejabat atau merusak, mempengaruhi atau
menghalangi setiap acara kerja pejabat akan didenda dan/atau dipenjarakan samapai
dengan 20 tahun.
C.
SOA
dalam
Audit
Sistem
Informasi
adalah
untuk
meningkatkan
programperlindungan bagi pegawai yang menjadi pengadu atau pemberi informasi, yang
mendapatkanperlakuan buruk dari perusahaannya setelah membeberkan adanya fraud manipulasi
dan membantu investigasi seperti: dipecat, didemosikan, diskors, diancam, dilecehkan dan
berbagai perlakuan diskriminatif lainnya. Selain itu juga menuntut perusahaan untuk memahami,
mendokumentasi, dan menyempurnakan kontrol internal terkait pelaporan keuangan, dengan
terus meningkatkan akurasiproses bisnis dan informasi transaksionalnya, serta membangun
perbaikan proses secara berkelanjutan.
Dalam
Sarbanes-Oxley
Act
diatur
tentang
akuntansi,
pengungkapan
dan
pembaharuan governance; yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai
informasikeuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi
pejabat di bidangkeuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit
yang independen.Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:
1.
Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite audit dan pihak manajemen.
2.
Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yang
4.
Mendefinisikan jasa non-audit yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien.
5.
6.
7.
Perusahaan publik akan memiliki sistem pengendalian intern yang lebih baik, sehingga
akuntabilitas dan integritas pelaporan keuangannya lebih dapat dipercaya dan diandalkan.
2.
3.
Memiliki citra (image) yang positif di mata publik dan pemangku kepentingan lainnya.
4.
2.
3.
2.
3.
4.
5.
Etika untuk mencegah & menegakkan hukum terhadap tindakan ilegal (ethicts to deter and
D.
2.
3.
5.
Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar duniausaha untuk
E.
Sarbox berlaku untuk penerbit dari semua surat berharga atau efek-efek (securities) dalam semua
perusahaan yang diperdagangkan secara terbuka, untuk segala ukuran. Namun secara spesifik,
Sarbox berlaku bagi:
1.
Perusahaan yang surat berharganya diperdagangkan di New York Stock Exchange atau
Perusahaan dengan lebih dari 500 pemodal dan mempunyai asset $10 juta atau lebih.
3.
Perusahaan dengan lebih dari 300 pemodal, dan memenuhi syarat lain seperti penerbitan
Para pendaftar sukarela, mereka tidak wajib secara hukum, tetapi menerapkan Sarbox
secara sukarela.
5.
Perusahaan yang registerasinya masih pending. misal perusahaan yang melakukan IPO
F.
menciptakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), full disclosure, dan akuntabilitas
dalam perusahaan (Sarbanes dan Oxley, 2002). SOA khususnya Section-404 mensyaratkan adanya
laporan manajemen tahunan (annual management report) tentang pengendalian intern perusahaan atas
pelaporan keuangan dan laporan manajemen tersebutmerupakan subjek yang akan diaudit.
Pada dasarnya SOA ditujukan kepada perusahaan publik yang terdaftar dalam bursa saham.
Namun juga dapat diterapkan pada perusahaan non-publik. Karena Dalam SOA diatur tentang
akuntansi,
pengungkapan
dan
pembaharuan
governance
yang mensyaratkan
adanya
pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil
yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan kompensasi
eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen.
Perusahaan sangat perlu Sarbanes Oxley untuk menunjukkan kepada masyarakat
bahwa perusahaan tersebut tidak ada unsur fraud (manipulasi) didalamnya khususnya pada
perusahaan publik yang harus mempunyai kepercayaan terhadap masyarakat. Sarbanes Oxley Act
juga meningkatkan perlindungan bagi pegawai karena SOA mewajibkan semua perusahaan
publik untuk membuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai untuk
melaporkan terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan hotlines ini akan mendorong para pegawai
untuk melaporkan karena mereka merasa aman dari tindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan
inilah elemen penting dan kritis bagi program pencegahan fraud (manipulasi).
G.
1)
adalah dapat menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan khususnya perusahaan public jika
ternyata terdapat fraud (manipulasi) dalam perusahaan tersebut. Karena dapat mengakibatkan
hilangnya kepercayaan masyarakat dan menarik semua saham-sahamnya dan akan menyebabkan
kebangkrutan bagi perusahaan.
2)
Dalam Non-Financial
Resiko tidak compliance (mematuhi) terhadap SOA bagi perusahaan dalam hal non-
financial adalah
dapat
menyebabkan
perlakuan
buruk
bagi
pegawai
jika
terjadi
H.
International menyatakan bahwa perusahaan dengan pendapatan sebesar US$5 milyar harus
menyisihkan anggaran rata-rata sebesar US$4.7 juta untuk menerapkan pengendalian intern yang
dipersyaratkan oleh SOA, kemudian juga harus masih mengeluarkan lagi biaya tahunan sebesar
US$1.5 juta untuk menjaga kepatuhan.
2.
Memiliki dampak negatif bagi perusahaan terhadap persaingan global (it impacts
Chief Financial Officer (CFO) bertambah bebannya dan tertekan karena harus mematuhi
5.
biaya yang begitu besar sehingga untuk perusahaan ukuran kecil dan menengah enggan untuk go
publik.
Biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan SOA adalah lebih kecil dibandingkan jika tidak
menggunakannya (the cost of implementing SOA are minimal to the costs of not having it).
Misalkan terjadinya kerugian dalam saham sebesar US$7 triliun, hal ini belum terhitung
kerugian yang dialami oleh pegawai, keluarga pegawai, dan dampak ekonomi secara
keseluruhan.
2.
Pernyatahan bahwa Perubahan yang dipersyaratan untuk menerapkan SOA adalah sulit
adalah sepenuhnya salah. (the changes required to implement this law are difficult)
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh majalah Corporate Board Member menyatakan
bahwa lebih 60% dari 153 direktur berkeyakinan bahwa SOA memiliki dampak positif bagi
perusahaan mereka, dan lebih dari 70% berpendapat bahwa hukum juga memiliki dampak positif
bagi mereka.
3.
Tidak adanya data pendukung terhadap argumen bahwa penerapan SOA akan
4.
Jika satu perusahaan menerapkan SOA sebagai alasan tidak untuk go public, perusahaan
5.
Para pejabat dibidang keuangan (financial officer) yang protes tentang persyaratan dari
SOA, ada kemungkinan mereka tertekan karena sebelumnya tidak memiliki pengendalian intern.
Pada tahun 2003, sebanyak 57 perusahaan dari skala kecil hingga terbesar mengatakan
bahwa mereka memiliki kelemahan yang sangat mengkhawatirkan tentang pengendalian, setelah
para auditor yang bertugas melakukan tes terhadap pengendalian keuangan diberhentikan.
Keputusan ini diambil oleh perusahaan untuk menekan biaya.
Polemik tentang biaya dan manfaat yang diperoleh dari penerapan SOA terus akan berlanjut.
Paul Volcker dan Arthur Levitt menegaskan bahwa "meskipun diperlukan biaya dalam
meningkatkan kepatuhan, kita berkeyakinan bahwa suatu investasi dalam tata kelola perusahaan
yang baik, professional integrity, dan transaparansi akan dibayar kembali deviden yang
berbentuk meningkatnya kepercayaan dari investor, pasar yang lebih efisien, dan partisipasi
pasar yang lebih baik dimasa mendatang.
I.
cara menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan Good Corporate Governance
(GCG) merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perseroan
terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) secara konsisten.
Maksud dan tujuan penerapan Good Corporate Governance di Perusahaan adalah sebagai
berikut:
-
Surat Edaran Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Tanggal 7 Juli 2006 Nomor : SE.
57/DIRUT/0706 tentang Pelaksanaan GCG di PT Pos Indonesia (Persero).
Surat Edaran Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Tanggal 20 November 2006 Nomor :
SE. 95/DIRUT/1106 tentang Pelaksanaan Pedoman Etika Bisnis PT Pos Indonesia
(Persero).
Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Tanggal 9 September 2009 Nomor : KD.
52/DIRUT/0909 tentang Tata cara Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) di Lingkungan PT Pos Indonesia (Persero).
Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Tanggal 17 Juni 2010 Nomor : KD.
37/DIRUT/0610 tentang Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct)
Insan PT Pos Indonesia.
Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi
atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku
kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.
Tahap Persiapan
awareness building,
2)
3)
Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti
penting GCG dan komitmen bersama dalam penerapannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan
meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Bentuk kegiatan dapat dilakukan
melalui seminar, lokakarya, dan diskusi kelompok.
GCG Assessment merupakan upaya untuk mengukur atau lebih tepatnya memetakan kondisi
perusahaan dalam penetapan GCG saat ini. Langkah ini perlu guna memastikan titik awal level
penerapan GCG dan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat guna mempersiapkan
infrastruktur dan struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan GCG secara efektif. Dengan
kata lain, GCG assessment dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspekaspek apa yang perlu
mendapatkan perhatian terlebih dahulu, dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk
mewujudkannya.
GCG manual building, adalah langkah berikut setelah GCG assessment dilakukan. Berdasarkan
hasil pemetaan tingkat kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi prioritas penerapannya,
penyusunan manual atau pedoman implementasi GCG dapat disusun. Penyusunan manual dapat
dilakukan dengan bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Manual ini dapat
dibedakan antara manual untuk organ-organ perusahaan dan manual untuk keseluruhan anggota
perusahaan, mencakup berbagai aspek seperti:
Kebijakan GCG perusahaan
Pedoman GCG bagi organ-organ perusahaan
Pedoman perilaku
Audit commitee charter
Kebijakan disclosure dan transparansi
Kebijakan dan kerangka manajemen resiko
Roadmap implementasi
b.
Tahap Implementasi
Sosialisasi
Diperlukan untuk memperkenalkan kepada seluruh perusahaan berbagai aspek yang terkait
dengan implementasi GCG khususnya mengenai pedoman penerapan GCG. Upaya sosialisasi
perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu, langsung berada di bawah
pengawasan direktur utama atau salah satu direktur yang ditunjuk sebagai GCGchampion di
perusahaan.
2.
Implementasi
yaitu
kegiatan
yang
dilakukan
sejalan
dengan
pedoman
GCG
yang
ada,
berdasar roadmap yang telah disusun. Implementasi harus bersifat top down approach yang
melibatkan dewan komisaris dan direksi perusahaan. Implementasi hendaknya mencakup pula
upaya manajemen perubahan (change management) guna mengawal proses perubahan yang
ditimbulkan oleh implementasi GCG.
3.
Internalisasi
yaitu tahap jangka panjang dalam implementasi. Internalisasi mencakup upayaupaya untuk
memperkenalkan GCG di dalam seluruh proses bisnis perusahaan kerja, dan berbagai peraturan
perusahaan. Dengan upaya ini dapat dipastikan bahwa penerapan GCG bukan sekedar
dipermukaan atau sekedar suatu kepatuhan yang bersifat superficial, tetapi benarbenar tercermin
dalam seluruh aktivitas perusahaan.
J.
Hingga saat ini, komisi pasar bursa Indonesia belum mengadopsi peraturan ini untuk
diterapkan pada perusahaan yang sahamnya sudah diperdagangkan di pasar bursa dalam negeri.
Dengan mengacu kepada pengalaman Amerika Serikat di atas, apalagi mengingat keterpurukan
perekonomian Indonesia salah satunya disebabkan oleh buruknya corporate governance dan
semakin banyak perusahaan Indonesia go public di dalam maupun luar negeri, sudah seyogyanya
pihak-pihak yang berkompeten seperti DPR, Departemen Keuangan (Bapepam), dan Ikatan
Akuntan Indonesia segera membuat atau mengadopsi undang-undang dan peraturan yang serupa
dengan Sarbanes-Oxley Act.
Apabila SOA ini diadopsi di Indonesia, tentunya akan memberikan dampak positif antara
lain:
-
atas keandalan
laporan
keuangan, sehingga
Memberikan shock therapy bagi manajemen dan auditor yang nakal karena dalam
UU ini diatur mengenai sanksi yang diberikan atas kenakalan mereka.
Namun, tentu saja hal itu bukan perkara mudah. Dibutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang besar
termasuk sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki integritas yang tinggi. Selain itu
perlu dipertimbangkan apakah sebanding antara manfaat dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Untuk beberapa bagian, Indonesia sebenarnya sudah membuat aturan yang terdapat
dalam SOX, antara lain:
a.
Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti
di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan.
3)
4)
Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan
Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan
BUMN No. PER-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 tentang Komte Audit Bagi Badan
Usaha Milik Negara.
b.
tersebut merupakan bagian dari Bapepam ataukah badan yang terpisah. Karena pada dasarnya
Bapepam telah menjalankan fungsi dan tugas PCAOB.
Dalam
RUU
Akuntan
menyelenggarakan fungsi
Publik
Regulasi
disebutkan
Profesi
Akuntan
bahwa
Publik
Departemen
dan
Keuangan
berwenang
untuk
menyelenggarakan:
1)
Perizinan;
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Penyusunan, penetapan & pemberlakuan standar akuntansi keuangan dan standar teknis
9)
keuangan tidak berdasarkan bukti audit yang sah, relevan, dan cukup. Meskipun RUU ini banyak
mendapat tanggapan negatif, namun diharapkan dapat meminimalisir peluang profesi akuntan
melakukan tindakan kecurangan dalam pelaksaan audit.
c.
diatur dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) laporan audit atas laporan
keuangan yang diterbitkan tidak hanya laporan opini atas laporan keuangan, melainkan juga
laporan atas pengendalian intern dan laporan atas kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan. Dan, ketiganya diterbitkan dengan satu perikatan, yaitu audit.
Bapepam-LK pada tahun 2007 telah mengkaji kemungkinan mewajibkan audit terhadap
sistem pengendalian internal di perusahaan publik untuk meningkatkan akuntabilitas laporan
keuangannya beserta manfaat dan biayanya. Mengingat pentingnya implementasi SOA dalam
rangka mencegah praktik kecurangan
pelaporan keuangan di perusahaan publik, maka sudah saatnya Bapepam-LK mengadopsi
salah satu ketentuan dalam SOA tersebut yaitu pemberlakuan audit pengendalian internal pada
perusahaan yang telah go publik. Semoga implementasi GCG melalui SOA di perusahaan publik
di Indonesia dapat segera terwujud, sehingga fraudulent financial reporting dapat dicegah atau
dihindari.
Di Indonesia, praktek pemeriksaan internal kontrol dengan metodologi SOX 404 ini sudah
dilakukan, namun hanya oleh segelintir perusahaan yang umumnya adalah perusahaan
multinasional yang sahamnya diperdagangkan di pasar bursa AS dan yang beroperasi di
Indonesia. Hanya sedikit jumlah orang yang mengetahui bagaimana pemeriksaan dan penilaian
internal kontrol atas laporan keuangan menurut metodologi SOX 404 ini.
d.
Prinsip GCG
Surat
Keputusan
Menteri
BUMN
Nomor
KEP-117/M-MBU/2002
secara
resmi
seperti Australia, Inggris, Belanda, dan Jerman yang memilih sistem sukarela (voluntary
system) yang merupakan terjemahan dari prinsip "setuju atau menjelaskan kenapa tidak setuju";
di Inggris prinsip ini dikenal dengan "comply or explain", sedangkan orang Australia
menyebutnya dengan "if not, why not" (Miko: 2006). Mandatory system merupakan prinsip yang
mulai diberlakukan di Amerika setelah tragedi runtuhnya perusahan-perusahaan raksasa.
K.
Auditor
Walaupun selama ini sudah diatur tentang independensi akuntan publik tetapi dalam undangundang ini diperketat lagi kewajiban mempertahankan independensi akuntan dan membentuk
Dewan Pengawas Akuntan Publik. Undang-undang ini melarang pemberian jasa non-audit
diluar jasa perpajakan dan juga mencantumkan adanya kewajiban untuk melakukan tugas bergilir
terhadappelaksana dan penanggung jawab audit.
3)
Perluasan Pengungkapan
Dalam undang-undang ini ada beberapa hal yang wajib diungkapkan, antara lain: penilaian
setiaptahun oleh manajemen dan auditor terhadap sistem pengawasan internal, kewajiban
untukmenyajikan laporan proforma, pelaporan transaksi saham internal dalam jangka waktu dua
hari, pengungkapan semua pembiayaan yang bersifat off-balance sheet dan pembiayaan yang
bersifatkontingensi (seperti pada industri perbankan), dan beberapa informasi tertentu yang
dianggap penting harus di laporkan secara real time.
4)
Analis Saham
Analis saham harus mendapatkan pengungkapan terhadap informasi yang berkenaan dengan
kemungkinan adanya konflik kepentingan (conflict of interest)
5)
Pengendalian dan pengontrolan terhadap manajemen perusahan tidak hanya dilakukan oleh
komite audit tapi juga harus sejalan dengan regulasi dan pengontrolan yang dilakukan oleh
pemerintah. Selain itu, daya pikir kritis terhadap kondisi sebuah perusahaan yang sudah dianggap
baik haruslah ditingkatkan. Inspeksi keuangan pada sebuah perusahaan harus dilakukan secara
berkala agar pendeteksian kecurangan bisa ditemukan lebih awal. Pembuatan regulasi dan sanksi
luar biasa dalam pengendalian moral hazard harus dilakukan agar tidak terjadi suatu kegagalan
sistemik yang akan mengakibatkan semua instrument pengendalian baik regulasi pemerintah,
kode etik perusahaan, maupun nilai-nilai/budaya dalam perusahaaan harus kembali diperbaiki
lagi dari awal.
L.
Keputusan
Mentri
Keuangan
(KMK)
Tgl
30
Sept
2002,
Februari
Menteri
Keuangan
No.
Keputusan
Menteri
BUMN
Tgl
31
Juli
2002, nomor:
KEP-117/M-
2002, nomor: KEP-20/PM/2002. tentang Independensi Akuntan yang memberikan jasa audit di
Pasar Modal
4.
2003, nomor: KEP-40/PM/2003. tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
5.
BAB III
PENUTUP
A. Rekomendasi
Perusahaan perlu menerapkan SOA sebagai langkah untuk mencegah perusahaan tersebut
bertindak curang (fraud) dan lebih terbuka terhadap lingkungan sekitar perusahaan tersebut serta
meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu, dengan adanya SOA akan membuat persaingan
antar-perusahaan menjadi lebih sehat.
B. Kesimpulan
Sarbanes Oxley Act bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal
akuntansi dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar di Amerika. Secara umum SOA
mengatur tentang Akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan governance, yang mensyaratkan
adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasilhasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan komite
audit yang independen, pembatasan kompensasi eksekutif dan lain-lain. Sehingga pada intinya
SOA memberikan persyaratan bagi sebuah perusahaan terhadap pengendalian internalnya.
Perdebatan mengenai untung rugi penerapan SOA masih terus terjadi. Para
pendukungnya merasa bahwa aturan ini diperlukan dan memegang peranan penting untuk
mengembalikan kepercayaan publik terhadap pasar modal nasional dengan antara lain
memperkuat pengawasan akuntansi perusahaan. Sementara para penentangnya berkilah
bahwa SOA tidak diperlukan dan campur tangan pemerintah dalam manajemen perusahaan
menempatkan perusahaan-perusahaan pada kerugian kompetitif terhadap perusahaan asing.
Manfaat dari undang-undang semacam Sarbanes-Oxley dalam jangka panjang tidak dapat
disangkal. Peningkatan transparansi dan pengaturan industri audit yang mendorong efektifitas
dan independensi auditor diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan
investor terhadap pasar modal. Kendala-kendala, terutama dalam jangka pendek pasti akan ada
dan perubahan cara untuk mempertemukan permintaan dan penawaran jasa audit pasti akan
membutuhkan pengorbanan baik dari sisi klien maupun auditor. Namun, demi manfaat jangka
panjang dan menguatnya pasar modal dan perekonomian Indonesia, penerapan undang-undang
semacam Sarbanes-Oxley tersebut sangat patut untuk dipertimbangkan. Komponen-komponen
pokok dari undang-undang tersebut secara integratif harus ada dalam semua undang-undang dan
peraturan-peraturan yang relevan seperti undang-undang akuntan, undang-undang pasar modal,
peraturan Bapepam dsb. Kajian mengenai penyesuaian yang perlu dilakukan agar undangundang tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia harus dilakukan dengan tetap menjaga agar
tujuan-tujuan pokok dari undang-undang tersebut dapat tercapai. Dengan melihat kepada
pengalaman di AS, kita menyadari bahwa penyusunan undang-undang dan perturan-peraturan
tersebut dan pengimplementasiannya adalah pekerjaan yang tidak mudah dan berat namun kita
juga sadar bahwa ini harus segera dipikirkan dan ditangani secara serius.
C.
DAFTAR PUSTAKA
http://dito-gudboy.blogspot.com/2010/03/sarbanes-oxley-act.html
http://www.scribd.com/doc/31300664/Penerapan-Sarbanes-Oxley-di-Indonesia
http://www.scribd.com/doc/86749658/PENDAHULUAN-PKMGT
http://www.scribd.com/doc/29602286/7/Pengertian-Sarbanes-Oxley-Act-of-2002
http://princesdavinaquu.blogspot.com/2010/11/sarbanes-oxley-act-and-impact-to.html
http://wawannurjuniawan.blogspot.com/2011/11/tugas-34-sox-sarbanes-oxley-act-dan.html
http://zaharast91.blogspot.com/2012/10/sarbaness-oxley-act.html
http://www.scribd.com/doc/31300664/Penerapan-Sarbanes-Oxley-di-Indonesia
http://rebellion-rudi.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-tujuan-sarbanes-oxley.html
http://www.syamatahari.com/2008/06/sarbanes-oxley-act-2002.html
http://zakiyudin-ikhtar.blogspot.com/2012/08/sarbanes-oxley-act-2002.html
http://www.docstoc.com/docs/90578238/PENERAPAN-SARBANES-OXLEY-UNTUKMENJADI-GOOD-CORPORATE-GOVERNANCE-PADA-PT-TELEKOMUNIKASIINDONESIA-TB#
http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/palembang/attachments/146_ARTIKEL-SOA-WEB.pdf
http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=9913&type=2#.UWeNG8Vvq_J