Anda di halaman 1dari 5

Topik

Nama
Kelas
Dosen

: Sarbanes-Oxley Act Of 2002


: Jun Sui Siahaan
: 7C (19)
: Soffan Marsus

SARBANES-OXLEY ACT OF 2002:


A Brief History and Principal Components of The Sarbanes-Oxley Act of 2002

SEJARAH MUNCULNYA SARBANES-OXLEY ACT OF 2002


Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energi. Enron merupakan
perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan
Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985 oleh Kenneth Lay.
Enron memiliki cakupan bisnis yang luas, di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp, kertas, dan
komunikasi. Sebelum mengalami kebangkrutan pada akhir tahun 2001, Enron mempekerjakan
sekitar 22.000 staf dan menjadi salah satu pemimpin dunia dalam industri listrik, gas alam,
komunikasi, pulp dan kertas
Pada akhir Tahun 2001, Enron yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Amerika Serikat
menjadi subjek pemeriksaan investigasi oleh United States Securities and Exchange Commission
(SEC) atau Komisi Sekuritas & Bursa Amerika Serikat. Investigasi tersebut menemukan
kecurangan keuangan yang sangat besar dan telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Terungkap bahwa pendapatan disajikan terlalu tinggi dan banyak kewajiban/utang perusahaan
yang tidak masuk dalam laporan keuangan. Skandal laporan keuangan Enron tersebut melibatkan
Kantor Akuntan Publik, Arthur Andersen yang diketahui tidak melaporkan dan bahkan turut
membantu kecurangan dalam laporan keuangan Enron. Skandal kecurangan laporan keuangan
tersebut tenyata diikuti oleh perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti WorIdCom, Qwest,
Tyco, HeaIthSouth, dan lain-lain yg menyebabkan kerugian bilyunan dollar bagi investor karena
runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan
masyarakat terhadap pasar saham. Untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap keandalan
(realibility) laporan keuangan, maka diterbitkanlah Sarbanes-Oxley Act of 2002.
Sarbanes-Oxley atau yang disingkat dengan SOX atau SOA adalah hukum federal Amerika
Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002 dalam Association Certified Fraud Examiner
(ACFE) Annual Fraud Conference ke-14 di Chicago. Undang-undang ini diprakarsai oleh
Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang disetujui oleh
Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum
oleh Presiden George W. Bush. Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres
Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron,
Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura
Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing,
HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan Xerox, yang juga melibatkan beberapa
KAP yang termasuk dalam the big five seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.
Sarbanes-Oxley merupakan suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya
dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities

Acts of 1933 and 1934. Oleh sebab itu suatu keharusan bagi para akuntan, auditor dan fraud
examiners untuk mempelajari undang-undang ini, dan termasuk juga Statement on Auditing
Standards (SAS) No. 99, agar mengetahui pengaruhnya bagi organisasi publik, swasta
maupun jenis organisasi yang lain serta tanggung jawab apa saja yang menjadi
kewajibannya.

Financial
Statement

Krisis Kepercayaan Investor


dan Publik

Unreliable Finacial Report

Pemerintah AS

Sarbanes-Oxley Act of 2002


&
(Public Company Accounting Oversight Board)

Reliable Finacial Report


Financial
Statement

Kepercayan Invenstor dan Publik

Gambar 1. Alur Terbitnya SOX

Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan dan
manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku bagi
perusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari
tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. SOX juga menuntut
Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan baru
untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan lagi
sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang
Sarbanes-Oxley Act terdiri dari 11 bagian atau judul (sections or titles), yaitu :
Title I
: Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB),
Title II
: Auditor Independence,
Title III
: Corporate Responsibility,
Title IV
: Enhanced Financial Disdosures,
Title V
: Analyst Conflicts of Interest,
Title VI
: Commission Resources and Authority,
Title VII
: Studies and Reports,
Title VIII
: Corporate and Criminal Fraud Accountability,
Title IX
: White-Collar Crime Penalty Enhancements,
Title X
: Corporate Tax Returns, dan
Title XI
: Corporate Fraud Accountability
KOMPONEN UTAMA SARBANES-OXLEY ACT OF 2002

Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan governance
yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi keuangan,
keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang
keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen.
Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan publik untuk membuat
suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu untuk melaporkan
terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit. Perusahaan
dapat menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFEs EthicsLine. ACFE dapat membantu
menyusun hotlines pengaduan yang akan menerima dan merahasiakan pengaduan, dan
memberikan informasi kepada perusahaan agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Sistem
hotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa aman dari
tindakan pembalasan dari yang dilaporkan.
Selain hal tersebut diatur pula mengenai hal-hal yang menjadi komponen utama dari Sarbanes
Oxley Act, antara lain sebagai berikut:
I. Membentuk badan independen untuk mengawasi audit terhadap perusahaan publik (Established
independent oversight of public company audits)
Hal ini dilakukan dengan membentuk Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB), dimana pembentukannya menghapus aturan yang telah berlaku sejak lebih dari

100 tahun yang dibuat oleh profesi auditor perusahaan publik


Melengkapi PCAOB dengan kewenangan untuk melakukan inspection, enforcement and

standard-setting authority
II. Memperkuat komite audit dan perusahaan pemerintah (Strengthened audit committees and
corporate governance)
Mempersyaratkan komite audit, manajemen yang independen untuk semua perusahaan

publik
Mempersyaratkan komite audit independen bukan manjemen untuk bertanggungjawab
dalam rangka pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan audit eksternal dalam hal

appointment, compensation and oversight


Mempersyaratkan setidaknya satu orang ahli keuangan dalam komite audit
III. Meningkatkan transparansi, akuntabilitas manajer dan perlindungan terhadap investor
(Enhanced transparency, executive accountability and investor protection)
Mempersyaratkan hasil audit perusahaan terkait beberapa informasi operasional perusahaan
pertama kali agar diungkapkan antara lain informasi berupa nama klien, upah dan prosedur

pengendalian kualitas
Mensyaratkan Chief

Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)

perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan

perusahaannya
Melarang pegawai perusahaan atau direktur melakukan tindakan atau upaya menipu atau

menyesatkan auditor
Membuat klausul clawback provisions untuk pembayaran CEO dan CFO setelah penyajian

ulang laporan keuangan


Memberikan perlindungan kepada pekerja dari perusahaan publik yang melaporkan
pelanggaran terhadap akuntansi, audit dan pengendalian internal

Mempersyaratkan manajemen untuk melakukan penilaian terhadap efektiftas pengendalian


internal yang sudah dilaksanakan atas laporan keuangannya dan auditor untuk membuktikan

sesuai dengan managements representation


Membentuk program Fair Funds pada United States Securities and Exchange
Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas & Bursa Amerika Serikat untuk menambah
jumlah dana yang tersedia untuk memberikan kompensasi kepada korban dari securities

fraud
IV. Meningkatkan Independensi Auditor (Enhanced auditor independence)
Melarang perusahaan audit untuk menyediakan jasa non-audit kepada perusahaan yang
sedang di audit, adapun jasa dimaksud berupa:
1. bookkeeping or other services related to the accounting records or financial statements of
the audit client;
2. financial information systems design and implementation;
3. appraisal or valuation services, fairness opinions, or contribution-in-kind reports;
4. actuarial services;
5. internal audit outsourcing services;
6. management functions or human resources;
7. broker or dealer, investment adviser, or investment banking services;
8. legal services and expert services unrelated to the audit;and
9. any other service that the Board determines, by regulation, is impermissible.1
Mempersyaratkan persetujuan dari komite audit sebelum melakukan audit atau jasa non

audit
Mempersyaratkan rotasi atau pergantian lead audit partner paling lama 5 tahun sekali

KESIMPULAN
SarbanesOxley Act of 2002 merupakan produk hukum yang lahir untuk menegaskan regulasi
keuangan dan menjadi panduan yang seharusnya dilaksanakan oleh perusahaan publik dan
perusahaan akuntan publik untuk menghindari adanya konflik kepentingan yang mengakibatkan
kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Salah satu komponen utama dari SarbanesOxley
yang dapat mencegah timbulnya konflik kepentingan tersebut adalah dengan meningkatkan
independensi Auditor dengan melarang perusahaan akuntan publik (auditor) untuk menyediakan
jasa non-audit kepada perusahaan yang sedang di audit. Hal ini penting mengingat Kantor Akuntan
Publik Arthur Andersen yang terlibat dalam kasus Enron merupakan Kantor Akuntan Publik yang
bertanggungjawab atas jasa konsultasi dan audit untuk Perusahaan Enron.

REFENSI
Bratton, William W (2003). Enron, Sarbanes-Oxley and Accounting: Rules versus Principles
versus Rents. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=47324, diakses pada tanggal
22 Oktober 2015.

1 Sarbanes-Oxley Act 201(a) (2002) (amending Section 10A of the Securities Exchange Act of
1934, 15 U.S.C. 78j-1). The section goes on to require preapproval by the audit committee for
non-audit services. See id. 201(h)

Colantani,

Andrew

(2011).

Sarbanes

Oxley:

An

Antidote

To

Executive

Greed?.

www.albany.edu/honorscollege/files/Colantoni_thesis.docx, diakses pada tanggal 17 Oktober


2015.
Djaddang, Syahril, dkk. Penerapan Pengendalian Intern Berbasis Sarbanes Oxley Act dan
Keandalan Pelaporan Keuangan. Universitas Pancasila Jakarta. Jakarta. 2014.
Ernst & Young LLP (2012). The Sarbanes-Oxley Act at 10 Enhancing the reliability of financial
reporting

and

audit

quality.

http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/The_Sarbanes-

Oxley_Act_at_10_Enhancing_the_reliability_of_financial_reporting_and_audit_quality/
$FILE/JJ0003.pdf, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
Suradi.

2011.

Artikel

Mengenal

Sarbanes

Oxley

Act

(Sox/Soa).

http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/palembang/attachments/146_ARTIKEL-SOA-WEB.pdf,
diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
Svensson, Angelica (2008). SarbanesOxley Act: What consequences have American companies
identified

after

implementation

of

Section

404

of

the

SarbanesOxley

Act?.

https://gupea.ub.gu.se/handle/2077/18664, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.


Welch, Megan Carol (2006). Sarbanes-Oxley Act of 2002 and Its Impact on Corporate America.
http://trace.tennessee.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=2025&context=utk_chanhonoproj, diakses
pada tanggal 22 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai