Nama
Kelas
Dosen
Acts of 1933 and 1934. Oleh sebab itu suatu keharusan bagi para akuntan, auditor dan fraud
examiners untuk mempelajari undang-undang ini, dan termasuk juga Statement on Auditing
Standards (SAS) No. 99, agar mengetahui pengaruhnya bagi organisasi publik, swasta
maupun jenis organisasi yang lain serta tanggung jawab apa saja yang menjadi
kewajibannya.
Financial
Statement
Pemerintah AS
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan dan
manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku bagi
perusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari
tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. SOX juga menuntut
Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan baru
untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan lagi
sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang
Sarbanes-Oxley Act terdiri dari 11 bagian atau judul (sections or titles), yaitu :
Title I
: Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB),
Title II
: Auditor Independence,
Title III
: Corporate Responsibility,
Title IV
: Enhanced Financial Disdosures,
Title V
: Analyst Conflicts of Interest,
Title VI
: Commission Resources and Authority,
Title VII
: Studies and Reports,
Title VIII
: Corporate and Criminal Fraud Accountability,
Title IX
: White-Collar Crime Penalty Enhancements,
Title X
: Corporate Tax Returns, dan
Title XI
: Corporate Fraud Accountability
KOMPONEN UTAMA SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan governance
yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi keuangan,
keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang
keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen.
Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan publik untuk membuat
suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu untuk melaporkan
terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit. Perusahaan
dapat menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFEs EthicsLine. ACFE dapat membantu
menyusun hotlines pengaduan yang akan menerima dan merahasiakan pengaduan, dan
memberikan informasi kepada perusahaan agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Sistem
hotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa aman dari
tindakan pembalasan dari yang dilaporkan.
Selain hal tersebut diatur pula mengenai hal-hal yang menjadi komponen utama dari Sarbanes
Oxley Act, antara lain sebagai berikut:
I. Membentuk badan independen untuk mengawasi audit terhadap perusahaan publik (Established
independent oversight of public company audits)
Hal ini dilakukan dengan membentuk Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB), dimana pembentukannya menghapus aturan yang telah berlaku sejak lebih dari
standard-setting authority
II. Memperkuat komite audit dan perusahaan pemerintah (Strengthened audit committees and
corporate governance)
Mempersyaratkan komite audit, manajemen yang independen untuk semua perusahaan
publik
Mempersyaratkan komite audit independen bukan manjemen untuk bertanggungjawab
dalam rangka pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan audit eksternal dalam hal
pengendalian kualitas
Mensyaratkan Chief
perusahaannya
Melarang pegawai perusahaan atau direktur melakukan tindakan atau upaya menipu atau
menyesatkan auditor
Membuat klausul clawback provisions untuk pembayaran CEO dan CFO setelah penyajian
fraud
IV. Meningkatkan Independensi Auditor (Enhanced auditor independence)
Melarang perusahaan audit untuk menyediakan jasa non-audit kepada perusahaan yang
sedang di audit, adapun jasa dimaksud berupa:
1. bookkeeping or other services related to the accounting records or financial statements of
the audit client;
2. financial information systems design and implementation;
3. appraisal or valuation services, fairness opinions, or contribution-in-kind reports;
4. actuarial services;
5. internal audit outsourcing services;
6. management functions or human resources;
7. broker or dealer, investment adviser, or investment banking services;
8. legal services and expert services unrelated to the audit;and
9. any other service that the Board determines, by regulation, is impermissible.1
Mempersyaratkan persetujuan dari komite audit sebelum melakukan audit atau jasa non
audit
Mempersyaratkan rotasi atau pergantian lead audit partner paling lama 5 tahun sekali
KESIMPULAN
SarbanesOxley Act of 2002 merupakan produk hukum yang lahir untuk menegaskan regulasi
keuangan dan menjadi panduan yang seharusnya dilaksanakan oleh perusahaan publik dan
perusahaan akuntan publik untuk menghindari adanya konflik kepentingan yang mengakibatkan
kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Salah satu komponen utama dari SarbanesOxley
yang dapat mencegah timbulnya konflik kepentingan tersebut adalah dengan meningkatkan
independensi Auditor dengan melarang perusahaan akuntan publik (auditor) untuk menyediakan
jasa non-audit kepada perusahaan yang sedang di audit. Hal ini penting mengingat Kantor Akuntan
Publik Arthur Andersen yang terlibat dalam kasus Enron merupakan Kantor Akuntan Publik yang
bertanggungjawab atas jasa konsultasi dan audit untuk Perusahaan Enron.
REFENSI
Bratton, William W (2003). Enron, Sarbanes-Oxley and Accounting: Rules versus Principles
versus Rents. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=47324, diakses pada tanggal
22 Oktober 2015.
1 Sarbanes-Oxley Act 201(a) (2002) (amending Section 10A of the Securities Exchange Act of
1934, 15 U.S.C. 78j-1). The section goes on to require preapproval by the audit committee for
non-audit services. See id. 201(h)
Colantani,
Andrew
(2011).
Sarbanes
Oxley:
An
Antidote
To
Executive
Greed?.
and
audit
quality.
http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/The_Sarbanes-
Oxley_Act_at_10_Enhancing_the_reliability_of_financial_reporting_and_audit_quality/
$FILE/JJ0003.pdf, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
Suradi.
2011.
Artikel
Mengenal
Sarbanes
Oxley
Act
(Sox/Soa).
http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/palembang/attachments/146_ARTIKEL-SOA-WEB.pdf,
diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
Svensson, Angelica (2008). SarbanesOxley Act: What consequences have American companies
identified
after
implementation
of
Section
404
of
the
SarbanesOxley
Act?.